[GMNI] Laptop Imam Samudra ''Dikloning''

panca gmni@polarhome.com
Thu Dec 19 23:36:04 2002


Laptop Imam Samudra ''Dikloning''

Setelah Tim Investigasi Gabungan Polri-AFP (Australian Federal Police)
membeberkan ''Dokumen Solo'', Kamis (19/12) kemarin giliran laptop Imam
Samudra dibuka polisi. Ada dugaan, dalam laptop tersebut tersimpan sejumlah
data tentang aktivitas dan jaringan kelompok ini. Apa saja isinya dan
mengapa harus ''dikloning'' segala?

KETUA Tim Investigasi Gabungan Polri-AFP Irjen Pol. Drs. Made Mangku Pastika
menyatakan, laptop tersangka teroris itu telah dibuka. Adapun teknik membuka
laptop itu, dengan cara kloning. Dengan alat tertentu, komputer jinjing yang
selalu dibawa Imam Samudra itu dibuat duplikasinya (kloning). Kegunaan
kloning, agar laptop yang kini menjadi barang bukti tetap utuh dan bisa
dipertanggungjawabkan secara hukum.

Pastika mengatakan, membuka laptop itu tidak sembarangan. Polri menyertakan
seorang ahli yaitu AKBP Brata Mandala, Kasuddit Penyidik Cyber Crime Mabes
Polri. Seorang ahli dari Jaksa Agung juga dilibatkan. Tak hanya itu, Imam
Samudra dan pengacaranya juga ikut serta melihat ''prosesi'' pembukaan itu.
Tak cukup dengan sejumlah orang itu, Tim Investigasi juga menyertakan dua
orang ahli dari AFP. ''Kita ingin tahu apa isinya,'' katanya.

Laptop itu akan diperiksa secara intensif. Saat ini laptop itu dikloning
menjadi tiga. Masing-masing untuk penyidik, pengacara dan AFP. Pastika juga
menegaskan kepada mereka yang memeriksa, ''Silakan buka dan cek apa
adanya.'' Juru Bicara Tim Investigasi Brigjen Pol. Edward Aritonang
menambahkan, dokumen yang sudah dihapus bisa dimunculkan kembali. ''Itu
kerjaan tim ahli.''
Laptop itu telah diakui oleh Imam Samudra sebagai miliknya. Tentu saja
dokumen-dokumen yang ada di dalamnya adalah milik commander bom Bali ini.
''Kalau ada dokumen setelah 5 November 2002, jelas bukan punya dia,'' kata
Aritonang.

Masih Dicari
Tim Investigasi Gabungan Polri-AFP (Australian Federal Police) telah
mengetahui sejumlah tersangka ada hubungannya dengan Jamaah Islamiah (JI).
Namun, hingga kemarin Tim Investigasi belum berani menyimpulkan keterlibatan
JI dalam pengeboman yang menewaskan 185 orang itu. ''Kami akan terus
mengejar hubungan itu,'' kata Edward Aritonang. Ia menjelaskan, dari
''Dokumen Solo'' telah ditemukan buku-buku tentang JI. Begitu juga Mukhlas
alias Ali Gufron juga diketahui sebagai orang yang berpengaruh di JI Asia
Tenggara. Tak hanya itu, Ali Gufron juga disebut-sebut sebagai pengganti
Hambali. ''Tetapi ya... seperti tadi, kami belum pada kesimpulan tentang
keterlibatan JI dalam pengeboman Bali. Kami sedang mengejar ke arah itu dan
mencari hubungannya.''

Mengenai pemeriksaan Amrozy dikaitkan dengan ditemukannya bahan peledak di
dekat rumahnya, Pastika juga mengungkapkan, sebelum kejadian ledakan bom,
Amrozy sempat menghubungi beberapa nomor telepon. Salah satu nomor telepon
itu ada di Malaysia. Tim Investigasi pun melakukan pemeriksaan. Mereka
bekerja sama dengan polisi Malaysia untuk melacak nomor telepon itu.
Pemilik nomor telepon itu pun diinterogasi. Pastika sendiri tidak menyebut
nama orang itu. Ternyata orang tersebut adalah anggota Jamaah Islamiyah.
Dari orang itu diketahui adanya bahan peledak yang disimpan di Lamongan.
Amrozy pun mengakui barang kepunyaannya itu. Dia bilang bahan tersebut akan
dikirim ke Ambon. Berhubung situasi Ambon pasca-Deklarasi Malino II sudah
aman, barang tersebut dititipkan kepada Asykuri.
Asykuri ternyata pergi ke Malaysia dan potasium klorat itu dititipkan kepada
Badri. Ketika ditanya keberadaan Asykuri, Pastika mengatakan, ''Kalau dia
memang terlibat, akan kita ekstradisi.'' Indonesia dan Malaysia memang telah
menandatangani perjanjian ekstradisi.

Amrozy juga mengakui barang itu disimpan untuk persiapan kalau ada order.
Saat Imam minta dibelikan bahan peledak, dia langsung membelikan. Katanya,
kalau diberikan miliknya tentu tidak akan dibayar. Sambil tersenyum, Pastika
berseloroh, ''Amrozy itu penuh perhitungan ekonomi.'' (Bali Post, Jumat, 20
Desember 2002) (047/wah)