[GMNI] memahami (scr singkat) post marxisme

didonk gmni@polarhome.com
Fri Jul 26 19:48:03 2002


Pengantar redaksi "Wahana" :

Bersama ini kami sajikan untuk pembaca di manapun berada , tulisan khusus
saudara kita Dr Darsono Prawironegoro, seorang dosen dan pengamat masalah
ekonomi dan politik di Jakarta  dengan judul Post Marxisme. Tulisan ini
diakui bersumber dari tulisan James Petras yang pernah dimuat di jaringan
internet. Wahana pernah menyiarkannya. Cuma Dr Darsono berhasil mengemasnya
dengan cara lebih popular dan mengingat relevansinya  dengan perkembangan
Indonesia dewasa ini. Kepada media massa yang ingin mengutip dan
menyiarkannya dipersilahkan, Kepada para pembaca yang mau menanggapinya,
silahlan, dan kami akan menyiarkannya juga,
Untuk selanjutnya Dr Darsono juga bersedia untuk menulis terus di "Wahana".
Kami sampaikan terima kasih kepada Dr. Darsono , dan terima kasih pula
kepada para pembaca yang tergerak hatinya untuk menanggapinya. Mungkin
momentnya tepat utk merenungkan kembali Trisakti Kemerdekaannya Bung Karno
dalam rangka menyambut hari jadi kemerdekaan RI 17 agustus 2002 mendatang.
Tim Hasta Wahana, Hardoyo, (koordinator).




Post Marxisme

Post Marxisme adalah ideology kaum intelektual bekas kaum Marxist yang ingin
memperbaiki nasib rakyat jelata melalui program pembangunan yang
dilaksanakan oleh pemerintahan borjuis. Post Marxisme berlawanan dengan
Marxisme (ideology kaum buruh yang ingin memperbaiki nsibnya melalui suatu
revolusi social). Dua ideology itu memiliki sejarah yang berbeda.

Ideology Marxisme lahir dari kesadaran kaum buruh untuk mengubah nasibnya
dari penindasan dan penghisapan kaum kapitalis melalui revolusi social.
Marxisme merupakan senjata idiil kaum buruh dan buruh menjadi senjata
materiil Marxisme. Di atas kemenangan revolusi social itu didirikan
pemerintahan diktatur proletariat  yang mempunyai tugas utama memperbaiki
nasib kaum buruh dan kaum miskin lainnya. Sedangkan ideology Post Marxisme ,
lahir dari : (1) bekas kaum Marxist yang mengritik beberapa point teori Marx
antara lain teori revolusi  dan teori Negara Diktatur Proletariat, (2)
kekosongan posisi social pada saat perjuangan kelas pekerja (kaum kiri)
mengalami kemunduran, dan (3) perkembangan kaum Neo Liberalisme dan tesis
globalisme.

Kemunduran pergerakan kaum kiri atau kelas pekerja dihampir pelosok dunia
diisi oleh kaum intelektual post-marxisme , kaum intelektual burjuis, kaum
kapitalis internasional ,kaum religius konservatif, kaum kapitalis
komprador, dan kaum kapitalis birokrat. Kaum kaum inilah kemudian membangun
kerjasama untuk menggusur pergerakan kaum kiri. Yang disebut kiri adalah
kaum yang ingin mengubah nasibnya dengan kekuatan sendiri; kaum ini terdiri
dari kaum sosialis, kaum nasionalis  progresif, kaum religus progresif, kaum
buruh, kaum tani dan kaum intelektual progresif. Mereka ingin memperbaiki
nasib rakyat jelata (kaum miskin) melalui perubahan sistem politik, social
dan ekonomi dengan kekuatan sendiri, bukan dengan bantuan / pinjaman asing
seperti IMF dan Bank Dunia. Jika ada bantuan / pinjaman asing, sifatnya
hanya sebagai pelengkap, bukan menentukan strategi, kebijakan dan program
kerja ekonomi dan politik.

Terdapat perbedaan yang mendasar antara ideology Neo Liberalisme dengan Post
Marxisme, walaupun mereka bisa bekerja sama secara harmonis. Ideologi Neo
Liberalisme dibangun oleh Lembaga Keuangan Internasional (Intenational
Monetary Fund atau IMF , Bank Dunia dan sejenisnya) untuk (1) melawan
ideology Marxisme , dan (2) membantu pembangunan ekonomi di negara negara
sedang berkembang atau NSB dengan pinjaman luar negeri. Aktivitas kaum Neo
Liberalisme adalah melalui Non Government Organization atau NGO ( di
Indonesia disebut Lembaga SwadayaMasyarakat atau LSM) yang dibiayai oleh
negara negara industri maju seperti Kanada, Amerika Serikat , Jepang,
Jerman, Italia, Perancis, Inggris dan kawan kawannya melalui Lembaga
Keuangan Internasional seperti IMF, Bank Dunia dan sejenisnya.
Sedangkan ideology Post Marxisme dibangun oleh kaum intelektual bekas
Marxist yang tidak setuju dengan konsep revolusi dan diktatur proletariat,
mereka ingin memperbaiki nasib rakyat jelata (rakyat miskin) dengan bantuan
lembaga keuangan internasional (IMF, Bank Dunia dan sejenisnya). Kedua badan
ini persepsinya hampir sama.

Diduga NGO dan LSM merupakan kepanjangan tangan kaum Neo Liberal yang
mempunyai tugas utama adalah: (1) riset social di NDB ; dan (2) bantuan
kemanusiaan di NSB. Riset social yang dilakukan adalah untuk mengetahui: (1)
perkembangan pergerakan rakyat miskin, dan (2) pola pikir dan pola perilaku
kaum intelektual , kaum birokrat, dan kaum
religius. Informasi ini disajikan kepada patronnya (induknya yang memberi
pembiayaan) untuk dijadikan alat pengambilan keputusan untuk merekayasa
sistem ekonomi dan sistem politik di NSB. Sedangkan bantuan kemansiaan yang
dilakukan adalah untuk meredam agar rakyat miskin tidak menjadi revolusioner
atau agar rakyat miskin di NSB menerima TAKDIR SOSIAL. Kaum Neo Liberalisme
makin cepat memberi bantuan kemanusiaan yang berupa sandang, pangan dan
pengobatan.

        Beda Marxisme dengan Post Marxisme
----------------------------------------------------------------------------
------------
         Marxisme                                              Post Marxisme
_____________________________________________________________________

Ingin mewujudkan masyrakat                           Ingin mewujudan
masyarakat Sosialis.
Sosialisme                                                          Borjuis
(Negara Kesejahteraan)

Berbicara ttg teori kelas sosial                           Berbicara ttg
lapisan social berdasar
Berdasar penguasaan alat produksi                    budaya (adat istiadat)

Negara Diktatur Proletariat sebagai alat         Negara "Civil Society"
sebagai alat
untuk kesejahteraan social.                               demokrasi yang
ideal dan peningkatan

kesejahteraan social.

Perubahan politik harus melalui perju-              Perjuangan politik
melalui kerjasama
angan kelas (revolusi) melawan kaum               Lembaga Swadaya Masyarakat
, LSM,
kapitalis  internasional, kapitalis kom-               dng Non Government
Organization,
prador, kapitalis birokrat, feodal, dan                 NGO, milik kaum
kapitalis asing
kaum penghisap dan penindas lainnya.              (Multi National
Corporation MNC).

Perencanaan ekonomi terpusat                           Tidak ada perencanaan
ekonomi, eko-
(sentralisasi)                                                        nomi
diserahkan pasar dengan penga-

turan yang terbatas untuk memudah-

kan pertukaran.

Revolusi rakyat jalan satu satunya                     Pemilihan Umum jalan
satu satunya
Menuju Demokrasi Rakyat.                               menuju  Demokrasi.

Solidaritas kelas alat utama untuk                     Solidaritas lintas
LSM dan NGO alat
Perbaikan social  ekonomi, kemanu-                utama untuk perbaikan
social ekonomi,
Siaan, dan keadilan.                                          kemanusiaan ,
dan keadilan.

Perjuangan kelas untuk mewujudkan             Kerjasama  dengan MNC & IMF
dan
kegiatan  ekonomi dan politik mandiri          Bank Dunia untuk meningkatkan
penda-
yg  dapat meningkatkan pendapatan               patan nasional yang
dampaknya menjadi
nasional.                                                          KULI  nya
bangsa bangsa

Anti imperialisme untuk hidup mandiri         Kerjasama   dengan
imperialisme  untuk
yang  mampu mencipta modal, ilmu,             dapat bantuan modal, ilmu,
teknologi
teknologi, dan ketrampilan sendiri.                dan  ketrampilam.

Organisasi politik dan massa harus                 Organisasi politik dan
massa harus be-
mengorganissi rkyat miskin  untuk                  kerjasama dengan pihak
asing untuk
memperbaiki  nasibnya.                                   memperoleh dana
pembangunan.




Sebagian besar dunia dewasa ini secara ekonomi dan politik dikuasai oleh
kaum neo liberalisme berdasar konsep globalisme, yaitu kegiatan ekonomi yang
tidak mengenal batas batas negara, modal dan teknologi bebas masuk keluar
suatu negara tanpa hambatan oleh penguasa politik.
Negara harus bersifat pasif terhadap kegiatan ekonomi, ia hanya berfungsi
sebagai penarik pajak, penjaga dan pelayan lalu lintas modal yang beroperasi
di negaranya. Peranan suatu negara harus tunduk kepada kegiatan ekonomi
global. Dalam kondisi yang demikian. Pemilik modal besar dan pemilik
teknologi canggih akan mengusai kegiatan ekonomi. Pemilik modal kecil dan
pemilik teknologi sederhana terutama di negeri negeri sedang berkembang akan
terpinggirkan, atau harus bersedia menjadi bawahan dari pemilik modal besar
dan pemilik teknologi canggih. Kondisi yang demikian ini lazim disebut
penghisapan bangsa oleh bangsa (l'exploitation de l'homne par homne), atau
proses
Suatu bangsa (bangsa bangsa yang sedang berkembang)menjadi "koelie" atau
kulinya bangsa bangsa yang telah maju, yang memiliki modal besar dan
teknologi canggih.

Kaum Post Marxisme menangkap kesempatan ini. Mereka mengritik marxisme bahwa
marxisme harus disesuaikan dengan kondisi objektif perkembangan kapitalisme
global yang dikumandangkan oleh kaum neo liberalisme. Kaum marxis harus
berhenti bicara soal perjuangan kelas dan revolusi. Mereka harus merevisi
marxisme, disesuaikan dengan perkembangan kapitalisme global yang ingin
menanamkan modalnya di seluruh dunia tanpa hambatan. Negara harus bersedia
bekerjasama dengan kaum kapitalis global, agar rakyatnya dapat dimakmurkan.
Konsep yang demikian membingungkan rakyat jelata hampir di seluruh dunia.
Karena konsep tersebut nampaknya lebih mudah dijalankan, karena tidak perlu
harus mengorganisir rakyat tertindas untuk melakukan revolusi. Dengan
terciptanya kerjasama antara kaum post marxisme dengan kaum neo liberalisme
, dunia lebih mudah dikuasai kaum kapitalis global dan dapat melemahkan
gerakan revolusioner hampir di seluruh dunia.

Rakyat negeri negeri sedang berkembang harus sadar bahwa kemakmuran yang
diciptakan oleh kapitalisme  global itu adalah kemakmuran yang semu dan
sangat sementara. Karena kemakmuran atas dasar tetesan keuntungan kaum
kapitalis global melalui para kompradornya dan para kapitalis birokrat yang
membantu kelancaran kegiatan operasinya. Tujuan pokok kaum kapitalis global
adalah mendapatkan bahan mentah dan pasar untuk industrinya, bukan
menciptakan kemakmuran bagi rakyat. Untuk mewujudkan tujuan itu menggunakan
strategi globalisasi yang dikumandangkan oleh neo liberalisme dibantu oleh
post marxisme.

Jakarta, perenungan menjelang 17 Agustus 2002,

Dr. Darsono Prawironegoro.
Pengamat Ekonomi dan Politik.