[GMNI] [Nasional] AMZORI: Beli Satu Ton Bahan Bom

gmni@polarhome.com gmni@polarhome.com
Fri Nov 8 02:48:02 2002


-----------------------------------------------------------------------
Mailing List "NASIONAL"
Diskusi bebas untuk semua orang yang mempunyai perhatian terhadap
Kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
-----------------------------------------------------------------------
BERSATU KITA TEGUH, BERCERAI KITA RUNTUH
-----------------------------------------------------------------------

Jawapost

Jumat, 08 Nov 2002 
Beli Satu Ton Bahan Bom 

SURABAYA - Posisi Amrozi, salah satu tersangka kasus bom Bali, tampaknya, makin
sulit. Berdasar hasil penyidikan Polda Jatim, kemarin ditemukan fakta bahwa
Amrozi pernah membeli bahan kimia yang bisa digunakan sebagai bahan peledak di
Surabaya. Jumlahnya tidak tanggung-tanggung. Total satu ton.

Fakta baru ini terungkap setelah pemeriksaan terhadap pemilik dan karyawan dua
toko, Tidar Kimia dan Aneka Kimia. Pemilik dan karyawan dua toko ini diperiksa
karena ditemukan nota pembelian bahan-bahan kimia atas nama Amrozi. Pemeriksaan
itu berlangsung mulai Rabu sore sampai kemarin. 

Sumber tepercaya Jawa Pos di Mapolda Jatim mengungkapkan bahwa saksi-saksi yang
telah diperiksa membenarkan bahwa Amrozi pernah datang ke Tidar Kimia, di Jalan
Tidar, Surabaya. Di toko inilah, dia membeli bahan-bahan kimia. "Jumlah totalnya
memang mencapai satu ton. Semua bahan itu berkaitan dengan handak (bahan
peledak, Red)," tuturnya.

Seperti diketahui, terkait tertangkapnya Amrozi, pemilik terakhir mobil L 300
yang meledak di Legian, Kuta, Bali, petugas Polda Jatim akhirnya memeriksa
pemilik dan karyawan dua toko kimia tersebut. Ini terkait informasi yang
mengatakan bahwa Amrozi sering membeli bahan kimia di Tidar Kimia. 

Lantas, polisi memeriksa pemilik Tidar Kimia, Silvester Tendean. Selain itu,
enam karyawan toko itu dimintai keterangan hingga pukul 17.00. Mereka adalah
Asmuri, Muslih, Fauzi, Amir, Supomo, dan Budi. Dari Aneka Kimia, polisi
memeriksa Herlina, pemilik toko yang berdiri sejak hampir lima tahun lalu itu. 

Pihak Tidar Kimia diperiksa khusus di ruang reserse ekonomi. Pihak Aneka Kimia
dimintai keterangan di ruang reserse umum. Pemeriksaan Herlina yang didampingi
pengacara Sudiman Sidabukke SH sempat dipindah di ruang unit harda (harta
benda). 

Pemeriksaan terhadap dua pemilik toko itu memang saling terkait. Bukan karena
Amrozi pernah datang ke kedua toko itu, tapi karena bahan-bahan Tidar Kimia
selama ini disuplai Aneka Kimia. Dari pemeriksaan para saksi, diketahui Amrozi
selama ini cuma beli dari Tidar Kimia. "Langganan Amrozi cuma Tidar Kimia. Aneka
Kimia juga dimintai keterangan karena toko ini sering menyuplai barang," tutur
sumber tersebut. 

Hal itu dibenarkan Sudiman Sidabukke SH, kuasa hukum Herlina. Kepada Jawa Pos
setelah mendampingi kliennya itu, Sudiman mengatakan bahwa Herlina cuma dimintai
keterangan sebagai saksi karena sering menyuplai barang ke Tidar Kimia. "Amrozi
tidak pernah datang ke toko klien saya," kata Sudiman. 

Ditambahkan, dalam pemeriksaan itu, kliennya disodori sekitar 20 pertanyaan..
Apa saja materi pertanyaan itu? "Macam-macam pertanyaannya, tapi tidak terlepas
dari keterkaitan antara Toko Aneka Kimia dan Tidar Kimia," terangnya.. 

Diakui, dari beberapa pertanyaan itu, ada pertanyaan penyidik yang mengarah ke
jenis apa saja bahan kimia yang disuplai Toko Aneka Kimia ke Tidar Kimia. Apa
saja bahan kimia itu? Sudiman mengaku tidak hafal. Namun, dia memperkirakan, ada
sekitar 15 jenis bahan kimia. "Saya tidak hafal istilah kimia. Yang saya ingat
cuma potas atau sulfat gitu. Saya tidak tahu persis," jelas pengacara vokal itu. 

Pengamatan Jawa Pos, polisi tampaknya memang lebih memfokuskan penyidikan ke
Toko Tidar Kimia. Karena itulah, tidak heran kalau pemilik dan karyawan toko
tersebut sempat dua kali diboyong ke Mapolda Jatim untuk menjalani pemeriksaan. 

Pertama, mereka diangkut Rabu sore. Setelah dimintai keterangan hampir empat
jam, polisi lantas memulangkannya kembali. Kemarin mereka dimintai keterangan
lagi. Sama seperti proses pemeriksaan sebelumnya, pemeriksaan tersebut sangat
tertutup. 

Para karyawan Tidar Kimia tampak letih setelah secara maraton dimintai
keterangan. "Kebetulan saya capek sekali. Selain itu, saya kan puasa," kata
Asmuri kepada Jawa Pos. 

Apa saja materi pertanyaan itu? "Banyak. Ya, terkait dengan seringnya orang yang
katanya dicurigai itu," tambahnya. 

Yang menarik, para karyawan yang sering berhadapan langsung dengan pembeli itu
juga sempat disodori foto Amrozi oleh polisi. Mereka disuruh mengingat-ingat,
apakah sosok pria dalam foto itu pernah datang ke tokonya atau tidak.. "Memang
dia pernah, berapa kali saya lupa. Tapi, apa saja barangnya dan berapa
jumlahnya, saya lupa," ucap Asmuri. 

Berdasarkan keterangan pihak Tidar Kimia itu, polisi cukup kaget karena tahu
bahwa total bahan kimia yang dibeli Amrozi mencapai satu ton. Sumber Jawa Pos
menambahkan, tuduhan itu bukan isapan jempol. Terdapat sekian banyak bukti nota
pembelian yang kini diamankan polisi. Nota terakhir kali tertanggal 2 Oktober
2002. 

Sumber tadi menjelaskan, dari sekian jenis bahan kimia yang dibeli Amrozi, di
antaranya termasuk handak (bahan peledak). Yaitu, potasium klorat, belerang, dan
aluminium powder (bronze). Pertanyaannya, mungkinkah ketiga bahan kimia tersebut
bisa dibuat bom dengan daya ledak tinggi (high explosive)? 

Seorang pakar bahan peledak dari laboratorium forensik Mabes Polri yang
dihubungi Jawa Pos tadi malam menjelaskan, mungkin saja potasium klorat berdaya
ledak tinggi. Syaratnya, jumlahnya banyak. "Bisa saja itu. Apalagi kalau
ditengarai Amrozi mempunyai satu ton, oh itu sangat mungkin," tuturnya. 

Dikatakannya, komentar-komentar pakar handak yang selama ini diekspos media
massa dinilai kurang tepat. Misalnya, jenis C4 dan segala macamnya. "Saya justru
sepakat dengan pernyataan polisi federal Australia bahwa yang meledak di Legian
itu cuma potasium klorat, tapi jumlahnya 500 kilogram. Saya masih ingat
pernyataan resmi yang dilansir media itu," tutur pakar tersebut. 

Ditambahkan, bila jenis kimia itu dimasukkan ke sebuah tempat tertutup, daya
ledaknya bisa sangat besar. "Ya, seperti dimasukkannya bahan itu ke dalam mobil
L 300. Itu sangat kuat daya ledaknya atau yang dikenal dengan proses defladasi,"
tutur pakar forensik itu. 

Ketika dikonfirmasi tentang pembelian bahan bom oleh Amrozi, Jubir Tim
Investigasi Bom Bali Brigjen Edward Aritonang tampak kaget. "Dari mana Anda
dapat informasi tersebut. Yang jelas, tim investigasi belum memeriksa Amrozi
sampai ke materi sejauh itu," tuturnya kepada Jawa Pos tadi malam.

Sementara itu, pejabat teras Polda Jatim enggan berkomentar soal itu, termasuk
Kabag Reserse Ekonomi Polda Jatim AKBP Conny T.R. Dia hanya menjawab singkat
ketika dikonfirmasi masalah tersebut. "Saya tidak tahu," ujarnya. (sup/naz)

-------------------------------------------------------------
Info & Arsip Milis Nasional: http://www.munindo.brd.de/milis/
Nasional Subscribers: http://mail2.factsoft.de/mailman/roster/national
Netetiket: http://www.munindo.brd.de/milis/netetiket.html
Nasional-m: http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-m/
Nasional-a:  http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-a/
Nasional-e:  http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-e/
------------------Mailing List Nasional------------------