[GMNI] informasi FORUM PANGGUNG TERBUKA (FPT) Universitas Jember

sapto raharjanto sapto.id at plasa.com
Sun Dec 5 19:27:09 CET 2004


KETIKA EKSISTENSI NUSANTARA TERKOYAK SEPARATISME
	Apabila kita berbicara masalah persatuan dan kesatuan 
yang selalu didengung-dengungkan oleh pemerintah baik itu 
pada masa orde lama, orde baru, maupun masa reformasi 
kini, maka akan ada suatu hal yang agak menggelitik kita 
yaitu apakah bisa suatu persatuan dan kesatuan dibangun 
diatas ketidak adilan atau bisakah persatuan dan kesatuan 
bangsa diwujudkan dengan menggunakan kekerasan Sebagai 
jalan didalam penyelesaian suatu konflik?
apabila kita 
Sebagai bangsa yang mengaku beradab serta bercita-cita 
untuk mewujudkan suatu tataran masyarakat yang berkeadilan 
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia serta menjunjung 
tinggi prinsip-prinsip demokrasi dan kemanusiaan tetap 
saja menggunakan cara-cara barbarian didalam menyelesaikan 
suatu konflik maka yang akan terjadi ialah bukan suatu 
persatuan dan kesatuan bangsa tetapi ialah perpecahan dan 
kehancuran bangsa Indonesia
.
	Masih sangat segar didalam ingatan kita, bagaimana usaha 
saudara-saudara kita di tanah rencong Aceh, papua barat, 
Maluku untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik 
Indonesia baik dengan cara diplomasi maupun dengan cara 
kekerasan dengan organisasi-organisasi yang oleh 
pemerintah disebut dengan istilah gerakan separatis apakah 
itu GAM, OPM, RMS, yang harus berhadapan dengan 
pemuda-pemuda Indonesia sendiri yang bergabung didalam TNI 
maupun POLRI, padahal pada hakekatnya mereka adalah satu 
saudara yang terlahir di tanah pertiwi yang sama yaitu 
Indonesia.
	Apabila kita sedikit melakukan perenungan mengenai akar 
dari munculnya gerakan separatisme biasanya muncul dari 
ketidakpuasan suatu kelompok etnis terhadap perlakuan 
politik, ekonomi, sosial serta pelanggaran HAM. Selain 
itu, tidak adanya proses demokrasi juga memperparah 
konflik. serta kurangnya proses komunikasi politik yang 
saling menguntungkan kedua belah pihak baik pusat maupun 
daerah adalah juga merupakan hal yang memicu munculnya 
gerakan-gerakan separatis
Selain hal diatas ada juga indikasi bahwasanya konflik 
separatisme ini memang sengaja diciptakan oleh pihak-pihak 
yang diuntungkan oleh konflik tersebut (pertarungan elite 
kekuasaan) baik itu pemerintah maupun golongan 
separatis?..Seperti penandatanganan tender untuk 
penambahan anggaran bagi perlengkapan kemiliteran. Atau 
bahkan situasi konflik separatisme justru membuat 
kesejahteraan ekonomi para pejabat apakah itu sipil maupun 
militer baik dari pihak pemerintah maupun kelompok 
separatis meningkat secara drastis karena dalam masa-masa 
konflik otomatis akan mengucur dana yang besar bagi 
pembiayaan pembelian perlengkapan militer
 maupun 
pemberian gaji serta bonus yang besar bagi para 
perwira-perwira, baik yang berasal dari pemerintah maupun 
para petinggi-petinggi angkatan perang kelompok 
separatis
sehingga yang terjadi kemudian ialah keengganan 
dari kedua belah pihak untuk duduk bersama didalam meja 
perundingan dan bisa bersama-sama mencari akar
utama dari munculnya konflik tersebut untuk kemudian 
bersama-sama mencari jalan keluar yang damai
..
apapun yang menjadi akar dari munculnya separatisme, yang 
patut kita jadikan bahan perenungan ialah bahwasannya 
didalam segala bentuk konflik apapun, rakyat kecil ialah 
korban yang paling menderita dari munculnya konflik 
tersebut,
salah satu cerminan penderitaan rakyat kecil 
yang tak berdosa ini dapat kita tangkap dari ungkapan 
Beatriks Koibur, tokoh perempuan Papua yang mengatakan, 
“selama 41 tahun kami melahirkan di depan laras senjata 
dan sudah cukup kami melahirkan anak-anak terbaik kami 
untuk dibunuh, diculik, dll, sejak integrasi hingga saat 
ini. Untuk masa mendatang, kami tidak mau lagi melahirkan 
anak-anak terbaik papua untuk dibunuh terus, tapi mereka 
adalah anak-anak terbaik yang membawa perdamaian dan 
kebahagian bagi keluarga, dan tanah Papua. Sudah kering 
air mata kami perempuan papua menangisi putra-putri 
terbaik kami yang dibunuh. Kedepan kami ingin airmata yang 
mengalir adalah airmata kebahagiaan, sukacita, dan damai” 
.(dikutip dari Elsham News Service (ENS)tanggal 23 Juni 
2004).
Dari Uraian yang coba kita jabarkan diatas, maka akan 
terlintas sebuah pertanyaan besar,..apakah sebenarnya akar 
permasalahan konflik separatisme yang ada di negara kita, 
baik itu di Aceh, Papua, Maluku maupun daerah lain di 
Indonesia,
apakah faktor ketidakpuasan yang bersumber dari 
kesewenang-wenangan dan ketidak adilan
???
ataukah memang 
ada kepentingan-kepentingan lain yang terselubung dibalik 
konflik separatisme tersebut
???
serta bagaimanakah 
sebenarnya solusi yang terbaik bagi penyelesaian konflik 
separatisme di negara kita
apakah dengan menggunakan 
pendekatan persuasif dengan mengedepankan dialog,
ataukah 
dengan menggunakan pendekatan-pendekatan kultural untuk 
bisa mencari solusi yang menguntungkan kedua belah 
pihak
???
, ataukah tetap menggunakan cara-cara represif 
yang menomorduakan kemanusiaan
???
untuk itu kami 
mengundang kawan-kawan, saudara-saudara, sahabat-sahabat 
didalam diskusi rutin FORUM PANGGUNG TERBUKA yang akan 
dilaksanakan pada hari Rabu, Tanggal 8 Desember 2004 PUKUL 
19.00 wib, bertempat di Panggung Terbuka Fakultas Sastra 
Universitas Jember









========================================================================================

Manfaatkan layanan TelkomNet @ Premium melalui kartu prabayar I-VAS untuk meningkatkan
kecepatan browing anda hingga 10x lipat. Informasi lebih lanjut www.plasa.com atau call 147.

======================================================================================== 


More information about the GMNI mailing list