<DIV>
<P class=MsoNormal style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt; COLOR: red; TEXT-ALIGN: justify; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt"><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial"><STRONG>1. Tentang sipil dan militer<?xml:namespace prefix = o ns = "urn:schemas-microsoft-com:office:office" /><o:p></o:p></STRONG></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt 18pt; TEXT-ALIGN: justify"><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial">Bukankah semua teori dan sejarah demokrasi adalah sejarah dan teori kedaulatan rakyat (baca: kedaulatan sipil). Bukankah sejarah revolusi demokrasi dimulai oleh kaum sipil monarchomacen yang berpuncak pada glorious revolution 1668 yang memaksa Inggris merubah monarki absolutnya berkonstitusi. Fenomena Inggris itu </SPAN><?xml:namespace prefix = st1 ns = "urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" /><st1:State><st1:place><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial">kan</SPAN></st1:place></st1:State><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial"> yang kemudian diteorikan Locke dalam <I style="mso-bidi-font-style: normal">Two Treatiest</I> dan aku menyebutnya “setengah kedaulatan rakyat”, karena eksekutif masih ditangan raja. Kemudian revolusi Perancis 1772 menyempurnakannya sehingga berkedaulatan rakyat penuh. Rousseau menteorikannya secara jeli dalam <I
style="mso-bidi-font-style: normal">du social contract</I>. Lalu menjelang abad 19 lahirlah teori James Mill (1920) yang membangun teori baru tentang demokrasi perwakilan (demokrasi tidak langsung). Perwakilan yg dimaksud pun berasal dari rakyat, bukan tentara.<o:p></o:p></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt 18pt; TEXT-ALIGN: justify"><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial"><o:p> </o:p></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt 18pt; TEXT-ALIGN: justify"><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial">Berikutnya,<SPAN style="mso-spacerun: yes"> </SPAN>Schumpeter juga mencoba membangun definisi lain tentang demokrasi dimana parameter demokrasi tidak lagi diukur dari masalah normatif (aturan-aturan ataupun lembaga-lembaga demokrasi), tetapi dari proses demokratisasi itu sendiri. Teori Schumpeter inilah yang kemudian mendominasi banyak metode penelitian<SPAN style="mso-spacerun: yes"> </SPAN></SPAN><st1:City><st1:place><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial">Huntington</SPAN></st1:place></st1:City><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial"> tentang perkembangan demokrasi negara-negara dunia ketiga, yang bukunya sedang <I style="mso-bidi-font-style: normal">booming </I>di Indonesia. Sementara Dahl masih sibuk mencari rumusan-rumusan baru tentang kaidah mayoritas dan minoritas dalam sistem demokrasi. Amartya Zen (peraih nobel 1998)
sendiri juga<SPAN style="mso-spacerun: yes"> </SPAN>lagi asyik menolak demokratisasi negara dunia ketiga yang diidentikkan dengan westernisasi.<o:p></o:p></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt 18pt; TEXT-ALIGN: justify"><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial"><o:p> </o:p></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt 18pt; TEXT-ALIGN: justify"><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial">Dari seluruh perkembangan sejarah demokrasi itu,<SPAN style="mso-spacerun: yes"> </SPAN>aku tidak melihat signifikasi peran militer dalam proses demokrasi yang berlangsung dari abad ke abad. Jika kita mengingat sejarah militer tentunya kita akan mengingat sejarah perang sejak abad pertengahan. Beberapa machiavellian masih meyakini bahwa militer masih menjadi alat efektif untuk membangun sebuah negara yang kuat. Bahkan para machiavellian juga meyakini sistem militer adalah sistem terbaik dalam pemerintahan untuk menciptakan stabilitas dan rasa aman (sorry ini gak ada hubungannya dengan slogan “aman” SBY).<o:p></o:p></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt 18pt; TEXT-ALIGN: justify"><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial"><o:p> </o:p></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt 18pt; TEXT-ALIGN: justify"><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial">Jadi bisa dipertegas disini bahwa antara sistem demokrasi dan sistem militer adalah dua kutub yang memang bertolak belakang, sehingga tanpa didikotomikan pun sudah bersifat dikotomis dengan sendirinya. Menghapus dikotomi itu tentu tidak mungkin, tetapi mensinergikan dikotomi itu sangat mungkin dengan cara memaksa keduanya menempati ruang dan peran yang sesuai dengan tanggungjawab dan profesionalitasnya. Bukankah itu alasan yang membuat kita menolak tentara berpolitik ketika masih aktif di GmnI dulu? Karena memang itu bukan porsi dan profesi tentara. Apalagi dari sejarahnya militer dibentuk bukan sebagai subyek, tetapi obyek. Kaum Machiavellian pun juga mengakui hal ini bahwa tentara hanyalah alat negara <I style="mso-bidi-font-style: normal">(state equipment)</I>. Tugas militer sudah jelas, berperang, sesuai dengan sistemnya yang serba komando.
<o:p></o:p></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt 18pt; TEXT-ALIGN: justify"><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial"><o:p> </o:p></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt 18pt; TEXT-ALIGN: justify"><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial">Sehingga jika ingin jadi pemimpin di negara penganut sistem demokrasi jangan masuk Akademi militer, salah ruang, karena sistem komando berdikotomi dengan demokrasi. <SPAN style="COLOR: red">(Tolong salahkan premis ini jika salah)</SPAN>.<o:p></o:p></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt 18pt; TEXT-ALIGN: justify"><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial"><o:p> </o:p></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt; COLOR: red; TEXT-ALIGN: justify; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt"><B style="mso-bidi-font-weight: normal"><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial">2. State dan Market<o:p></o:p></SPAN></B></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt 18pt; TEXT-ALIGN: justify"><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial">Pertanyaan Didonk tentang kenapa GmnI tidak meresonansi <I style="mso-bidi-font-style: normal">state n’ market </I>kuanggap bukan pertanyaan karena sejak KLB 2001 sampai </SPAN><st1:City><st1:place><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial">Medan</SPAN></st1:place></st1:City><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial"> kita masih <I style="mso-bidi-font-style: normal">concern </I>dalam pergerakan itu. Hasil-hasil rumusan dlm pertemuan2 nasional kurun waktu itu bukankah banyak menghasilkan draft2 strategi penguatan sosial politik, ekonomi dan budaya </SPAN><st1:country-region><st1:place><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial">Indonesia</SPAN></st1:place></st1:country-region><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial"> dalam melawan hegemoni kapitalisme negara maju yang menciptakan neoliberalisme di
</SPAN><st1:country-region><st1:place><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial">Indonesia</SPAN></st1:place></st1:country-region><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial">? Bukankah garis “oposisi permaen” yang dicetuskan di </SPAN><st1:City><st1:place><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial">Bandung</SPAN></st1:place></st1:City><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial"> adalah respon kita terhadap TNC-MNC yang melakukan <I style="mso-bidi-font-style: normal">silent takeover</I> terhadap peran negara?<o:p></o:p></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt 18pt; TEXT-ALIGN: justify"><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial"></SPAN> </P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt 18pt; TEXT-ALIGN: justify"><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial">Jika saat ini banyak kawan2 berbicara tentang persoalan militer dan militerisme, bukan berarti kita meninggalkan taktik strategi kita terhadap kapitalisme global itu </SPAN><st1:State><st1:place><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial">kan</SPAN></st1:place></st1:State><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial">? Tapi untuk meyakinkannya biar kawan2 cabang, Korda dan Presidium saja yang menjawabnya, karena akupun sudah tidak di struktural GmnI lagi.<o:p></o:p></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt 18pt; TEXT-ALIGN: justify"><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial"><o:p> </o:p></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt; COLOR: red; TEXT-ALIGN: justify; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt"><B style="mso-bidi-font-weight: normal"><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial"></SPAN></B> </P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt; COLOR: red; TEXT-ALIGN: justify; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt"><B style="mso-bidi-font-weight: normal"><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial">3. Tetang isu titipan<o:p></o:p></SPAN></B></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt 18pt; TEXT-ALIGN: justify"><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial">Tentang apakah isu militer yang diangkat GmnI sebagai kepentingan privat kader2 GmnI jujur aku gak tau, tapi semoga itu tidak benar. Semoga isu militer itu benar2 murni sikap GmnI dalam menghadapi proses demokrasi dan demokratisasi di </SPAN><st1:country-region><st1:place><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial">Indonesia</SPAN></st1:place></st1:country-region><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial">.<o:p></o:p></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt 18pt; TEXT-ALIGN: justify"><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial"><o:p> </o:p></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN: 0cm 0cm 0pt 18pt; TEXT-ALIGN: justify"><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial"><o:p></o:p></SPAN><SPAN style="FONT-SIZE: 11pt; FONT-FAMILY: Arial">Terima kasih.<IMG src="http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/mesg/tsmileys2/03.gif"></SPAN></P></DIV><p>
<hr size=1>Do you Yahoo!?<br>
<a href="http://advision.webevents.yahoo.com/yahoo/votelifeengine/">Vote for the stars of Yahoo!'s next ad campaign!</a>