<DIV><!--StartFragment -->
<DIV class=Section1>
<P align=center class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: center"><U><SPAN lang=IN style="FONT-SIZE: 14pt">Antara <B>Mahasiswa-Pemuda</B>, <B>Tentara</B> dan <B>Para Elit</B>.<?xml:namespace prefix = o /><o:p></o:p></SPAN></U></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify"> </P>
<P align=right class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.5in; TEXT-ALIGN: right; TEXT-INDENT: 20.1pt"><I><SPAN lang=IN style="FONT-SIZE: 9pt">HOS Cokroaminoto mendirikan Syarikat Islam ketika berusia 29 tahun. KH Mas Mansyur, mendirikan Tasfirul Afkar ketika berusia 18 tahun dan juga mendirikan Nahdatul Waton pada usia 20 tahun, kemudian masuk<SPAN> </SPAN>dan membina Muhammadiyah pada usia 26 tahun. Soekarno ketika mendirikan PNI masih berusia 27 tahun. Muh Hatta ketika bersama-sama dengan Ahmad Seobardjo serta Nasir Pamuntjak ketika mewakili delegasi Indonesia dalam Kongres Menentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial di Belgia<SPAN> </SPAN>rata-rata masih berusia 25 tahun</SPAN></I><SPAN lang=IN>.</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 0.25in"> </P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 0.25in"><SPAN lang=IN>Sejarah “Kemerdakaan” Indonesia tahun 1945 tidak bisa dilepaskan dari Kongres Pemuda tahun 1928. Pada Kongres tersebut pemuda Indonesia mendeklarasikan sebuah sumpah yang disebut Sumpah Pemuda. Para pemuda ini lah yang kemudian hari turut serta secara aktif menentukan perjalanan sejarah kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. </SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 0.25in"><SPAN lang=IN>Di era 1966, juga kembali pemuda mengambil peran dalam penggulingan Soekarno. Meski pada saat itu sangat santer campur tangan AS terlibat dalam proses tersebut, tetap saja peran penting mahasiswa dan pemuda tidak bisa dilepaskan begitu saja. Pada saat itu, tokoh yang muncul adalah <U>Akbar Tanjung, Siswono Yudhohusod</U>o maupun <U>Fahmi Idri</U>s.</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 0.25in"><SPAN lang=IN>Di era 1974, kembali pemuda dan mahasiswa menunjukkan peran pentingnya. Tahun 1974 ditandai dengan aksi penolakan mahasiswa terhadap modal asing. Aksi dilakukan disaat kedatangan PM Jepang ke Indonesia. Pada saat itu, tokoh pemuda yang muncul adalah <U>Hariman Siregar</U>. Saat ini Hariman dikenal sebagai tokoh yang bermain di dalam Aliansi Penyelamat Indonesia (API),<SPAN> </SPAN>yang merupakan <I>underbow</I> Wiranto untuk kemenangan Wiranto sebagai Capres 2004.</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 0.25in"><SPAN lang=IN>Demikian juga dengan di tahun 1978, semua orang tidak bisa membantah peran signifikan pemuda dan mahasiswa dalam menunjukkan perlawanan kepada rezim penguasa. Pada tahun 78 tersebut, tokoh pemuda yang muncul antara lain Heri Akhmadi, Indro Cahyono, Wimar Witoelar dll. Saat ini<SPAN> </SPAN><U>Heri Akhmadi</U> adalah tokoh sentral PDI-P, <U>Indro Cahyono</U> menjadi Sekjen Depnakertrans, sedang <U>Wimar Witolear</U> sempat menjadi juru bicara Presiden di masa Gus Dur.</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 0.25in"><SPAN lang=IN>Hal yang sama juga terjadi pada peristiwa 1989, ketika terjadi penangkapan beberapa aktivis mahasiswa melalui pembelaan kasus tanah di Jawa Barat. Beberapa tokoh yang muncul antara lain <U>Syahganda</U>,<SPAN> </SPAN><U>Fajrul Rahman</U> dll. Saat ini Syahganda adalah caleg tidak jadi dari Partai Merdeka (Partainya Adi Sasono), sedangkan Fajrul Rahman adalah Ketua GPS (Gerakan Pemuda Sosialis).</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 0.25in"><SPAN lang=IN>Di era 1998-an, penggulingan Soeharto, Habibie serta Gus Dur pun tidak bisa terlepas dari peran penting Mahasiswa-Pemuda di dalamnya. Mahasiswa-Pemuda turut terlibat secara aktif dan heroik.<SPAN> </SPAN>Beberapa tokoh pemuda dan mahasiswa yang muncul antara lain: <U>Widi</U>, <U>Sarbini</U>, <U>Rama Pratama</U>, <U>Denda Alamsyah</U> dll. Saat ini Widi adalah peneliti di LSI (Lembaga Survey Indonesia-sebuah lembaga survey bentukan Amerika untuk pemenangan SBY sebagai Presiden), Rama Pratama saat ini menjadi anggota DPR dari PKS sedangkan Denda Alamsyah mendirikan Barisan Oposisi Muda (BOM) dan juga ikut dalam API (Aliansi Penyelamat Indonesia) cabang Bandung. </SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 0.25in"><SPAN lang=IN>Namun perlu dicatat, seperti<SPAN> </SPAN>juga di tahun 1965, peran pemuda-mahasiswa di tahun 1998 hanyalah menjadi bagian kecil dari kepentingan besar yang memanfaatkan Mahasiswa-Pemuda tersebut. Melalui “gosokan” para elit (sipil-tentara) yang dicukongi oleh Amerika, maka dimanfaatkanlah Mahasiswa-Pemuda.<SPAN> </SPAN>Mahasiswa-Pemuda yang “BESAR” ini hanya dipakai untuk mengganti <I>person</I><SPAN> </SPAN>seorang Kepala Negara saja, tidak lebih. Energi yang begitu besar dengan mengorbankan tenaga hingga nyawa tersebut hanyalah untuk mengganti 1 orang Presiden saja. Setelah itu Mahasiswa-Pemuda dikembalikan ke “kandang” masing-masing. Ia hanyalah alat yang dikeluarkan dari “kandang” jika dibutuhkan saja oleh elit. Dan efek perubahan yang dibawa oleh pengorbanan nyawa tersebut tidak signifikan hingga sekarang. Hanya Presiden yang berganti,
namun kedaulatan rakyat tidak berubah.</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 0.25in"><SPAN lang=IN>Kalau diselidiki lebih teliti, mengapa perjuangan PEMUDA-MAHASISWA dari tahun 1965 hingga tahun 1998 tidak juga membawa perbaikan bagi Indonesia. Korupsi tidak juga terselesaikan, koruptor tetap juga jalan-jalan bebas merdeka, kapitalisme merajalela menjelang globalisasi total, kemiskinan struktural masih sangat terasa, pemerintahan tidak juga berpihak kepada rakyat. Padahal beberapa tokoh (dan tentunya masih banyak tokoh) mahasiswa-pemuda yang telah ikut di pemerintahan maupun legislatif, baik di level daerah maupun level nasional. Tapi toh, pemerintah tetap saja asing bagi rakyat dan rakyat juga asing bagi pemerintah. Tetap saja rakyat tidak berdaulat. Rakyat hanya sepertinya berdaulat sekali dalam 5 tahun yakni ketika pemilu. Itu pun hanya sepertinya berdaulat, tidak berdaulat dalam artinya sebenarnya, malahan rakyat bisa dikatakan dimanfaatkan dan diberi
janji-janji. Tetap saja terjadi penggusuran, tetap saja pendidikan menjadi semakin mahal, tetap saja BUMN malah dijadikan miliki asing. Mengapa hal itu bisa tetap terjadi???? Jawabnya adalah karena SISTEMNYA TIDAK BERUBAH. Meskipun orang berganti, jika sistemnya (sistem TATA-NEGARA) masih seperti saat ini maka tidak mungkin akan ada perubahan fundamental di Indonesia. </SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 0.25in"><SPAN lang=IN>Ketika Trias Politica masih menjadi Konsep Politik yang diterapkan dengan sentralistik dan re-sentralistik (baca : Otonomi Daerah), maka rakyat tidak akan pernah berdaulat. <U>Yang berdaulat tetap saja partai dan birokrat pejabat</U>. Coba renungkan kembali : YANG BERDAULAT SAAT INI ADALAH PARTAI DAN BIROKRAT!! Di belakang itu, YANG LEBIH BERDAULAT LAGI ADALAH PARA CUKONG KAPITALIS YANG MENYUAP PARA ORANG PARTAI DAN BIROKRAT. Rakyat tidak bisa mengontrol pemerintah maupun partai apalagi mengontrol para cukong tukang-suap itu. Sistem tidak terkontrol oleh rakyat inilah yang membuat siapa saja orang yang di dalam sistem akan cenderung untuk terlibat dalam irama sistem yang korup. </SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 0.25in"><SPAN lang=IN>Maka dari itu, jawaban bagi perbaikan Indonesia adalah PERUBAHAN SISTEM. Tidak perlu lagi kita mengikuti logika kepartaian sentralistik itu. Campakkan logika kepartaian itu ke tong sampah. Hanya orang BODOH saja yang masih berharap perbaikan nasib rakyat Indonesia dengan mekanisme politik melalui pemilu kepartaian seperti sekarang ini. Hanya orang BODOH yang masih berharap kepada sistem KEPARTAIAN?? Kalau orangnya CERDAS, dan JUJUR terhadap perbaikan nasib rakyat, mestilah ia meninggalkan konsep Partai dan Pemilu 5 tahun sekali itu. </SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 0.25in"><SPAN lang=IN>Dan untuk melakukan perubahan itu, <B>tidak boleh lagi diserahkan kepada para elit</B>, harus mahasiswa dan pemuda yang tampil di depan. <B>Wajib hukumnya PEMUDA dan MAHASISWA yang berada paling depan</B>. Lapis ke-2 nya dalah <B>TENTARA RAKYAT</B>. Pasangan inilah (PEMUDA-MAHASISWA & TENTARA RAKYAT) yang akan membawa perbaikan Indonesia. Mahasiswa-Pemuda mewakili moralitas dan intelektualitas bangsa, sedangkan Tentara Rakyat mewakili <B>jaminan keamanan</B> bagi perubahan fundamental yang dilakukan MAHASISWA-PEMUDA. Sebagai informasi, dari informan terpercaya, dikabarkan bahwa sebagian besar personel-personel aktif, para Jendral TNI khususnya AD masih merupakan pejuang patriotik.<SPAN> </SPAN>Mereka sangat anti terhadap intimidasi asing, anti Dwi-Fungsi ABRI, dan sudah sangat GERAM dengan keadaan sekarang. Untuk melakukan pengecekan, silahkan hubungi
<B>Barisan Nasional (Barnas)</B>, karena mereka paham benar kondisi internal TNI saat ini. Bahkan beberapa Jenderal TNI ini dengan LANTANG berani berseberangan dengan para senior mereka yang menjadi capres, seperti Wiranto, apalagi kepada SBY yang telah menjadi antek-antek Amerika itu.<B> TNI</B>, khususnya AD sangat berbeda dengan <B>Polri</B>, yang dari atas sampai bawah, mayoritas, telah melacurkan diri kepada Amerika dan Australia. Saat ini saja di Bali, pasca-Bom Bali, Polri berhasil ditekan Australia untuk menyetujui diadakannya Kantor Polisi Federal Australia.</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 0.25in"><SPAN lang=IN>Langkah yang sudah cukup maju telah dilakukan oleh kelompok yang dipimpin seorang Profesor Ekonomi, yang juga tokoh ekonomi kerakyatan dari Universitas Indonesia. Meski banyak cacat dalam pengertian akan konsep, strategi dan taktik yang dimiliki oleh kelompok ini, keberanian melangkah yang telah diambil oleh mereka patut untuk diacungkan jempol. Mereka telah melakukan Deklarasi<SPAN> </SPAN>Revolusi Sistemik di Gedung Juang ‘45 pada <B>21 Juli 2004 </B>kemarin.</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 0.25in"><SPAN lang=IN>Saat ini pun usaha penggulingan Pemerintahan mencapai titik yang sangat tepat untuk dilakukan kembali, dan giliran pemerintahan hasil pemilu yang harus disingkirkan. Ntah itu SBY, maupun Megawati. Mahasiswa pun tidak boleh hanya berperan sekedar menjadi pembuka jalan saja. Sebaiknya hal itu dilakukan sebelum Pemilu Presiden Putaran II pada Sepetember 2004. Mengapa demikian?? Karena kemungkina besar yang menang adalah SBY, kaki tangan Amerika yang memang sudah dipersiapkan sejak 2 tahun lalu (sejak Partai Demokrat dan LSI berdiri) untuk menguasai Indonesia. SBY saat ini dalam operasi pemenangannya didukung dengan sangat kuat oleh CIA dan Pentagon. Banyak sekali CIA dan Pentagon berseliweran di Jakarta. Mereka menguasai beberapa kelompok mahasiswa, basis preman, basis pesantren serta Metro TV dan juga SCTV (Kedua Stasiun TV dengan saham mayoritas di tangan Hary
Tanoesudibyo, bos-nya Bhakti Investama). Apakah sanggup mahasiswa-pemuda menghadapi preman? Apakah sanggup Mahasiswa-Pemuda melawan CIA dan Pentagon ataupun Yakuza serta MI6? Jelas tidak!! <B>Maka dari itu dibutuhkan Tentara Rakyat untuk melindungi Mahasiswa-Pemuda</B>.</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 0.25in"><SPAN lang=IN>Hal di atas bukan berarti kalau Megawati yang menang tidak menjadi masalah. Tetap saja bermasalah, namun porsi dukungan AS kepada Megawati lebih kecil daripada kepada SBY.</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 0.25in"><B><SPAN lang=IN>Mahasiswa-Pemuda’04</SPAN></B><SPAN lang=IN> seharusnya mau belajar dari masa lalu sehingga tidak perlu mengulangi kembali kegagalan mahasiswa-pemuda’98 yang menyerahkan “tongkat estafet” reformasi kepada kaum elit-feodal (Gus Dur, Amin Rais, Sri Sultan HB X, Megawati). Hal itu menunjukkan ketidakpercayaan diri dari pemuda-mahasiswa Indonesia. Hal ini sangat berbeda dengan yang terjadi di tahun 1928 ketika terjadi Kongres Pemuda dan Sumpah Pemdua tersebut. Pada tahun 1928, mahasiswa-pemuda tampil dengan percaya diri. Mereka merasa posisi mereka memang strategis dalam perbaikan nasib bangsa dan mereka harus tampil di depan, tidak membebek kepada para elit feodal bangsa. Kegagalan Mahasiswa-Pemuda’98 adalah ketika menyerahkan keputusan kepada para elit.<SPAN> </SPAN>Sedangkan Kegagalan Mahasiswa-Pemuda ’66 adalah ketika mereka masuk ke dalam Pemerintahan,
namun tidak mengganti Sistem Tata-Negara Indonesia. Mahasiswa-Pemuda tidak boleh lagi mengulangi kegagalan ’98 maupun’66 tersebut. Maka dari itu <B>Mahasiswa-Pemuda’04</B> haruslah ikut menentukan proses perubahan secara langsung. <B>Mahasiswa-Pemuda’04</B> harus MENGAMBIL ALIH pemerintahan dan secepatnya <B><U>MEROMBAK SISTEM TATA-NEGARA</U></B> Indonesia. </SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 0.25in"><SPAN lang=IN>Kepartaian sebagai salah satu sistem pendukung Pemilu adalah alat untuk kembali menegakkan sentralisasi bagi kekuasaan, khususnya kekuasaan Pusat (Jakarta). Coba bandingkan jumlah orang yang berpartai dengan jumlah orang yang tidak berpartai! Jelas jawabannya adalah lebih banyak jumlah orang yang tidak berpartai. Lalu mengapa pula harus partai menentukan segalanya?? Yang sedikit menentukan yang banyak! Bagaimana yang sedikit (partai) ini mampu untuk memahami yang banyak (non-partai)? Bagaimana pula yang sedikit (partai) ini mampu untuk memperjuangkan kepentingan yang banyak (non-partai), sedangkan<SPAN> </SPAN>dia tidak memahami kehendak yang banyak. Bodoh sekali kita jika masih mengikuti logika demokrasi Barat yang seperti ini. </SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 0.25in"><SPAN lang=IN>Kita harus ganti sistem-nya! Kita ganti sistem politik kita kepada sistem yang lebih sesuai dengan kondisi sosiologis-geografis-demografis Indonesia. Trias Politica harus diganti!! Wajib Hukumnya itu!! </SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 0.25in"><SPAN lang=IN>Saat ini adalah saat yang tepat untuk bergerak. Revolusi Sistem adalah jalannya. Penggulingan Hasil Pemilu adalah pintu masuknya. Problem-nya adalah : </SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.75in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><B><SPAN lang=IN>1.<SPAN> </SPAN>Mahasiswa-Pemuda’04 harus mengambil peran apa pada Pasca-Penggulingan Hasil Pemilu?</SPAN></B></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.75in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><B><SPAN lang=IN>2.<SPAN> </SPAN>Mahasiswa-Pemuda’04 akan bergandengan dengan siapa pada pasca-penggulingan</SPAN></B><SPAN lang=IN> tersebut? dan, </SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.75in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><B><SPAN lang=IN>3.<SPAN> </SPAN>Bagaimana Mahasiswa-Pemuda’04 bisa melakukan lobby dan diterima sampai kepada tingkat Internasional</SPAN></B><SPAN lang=IN> (Amerika, PBB, ASEAN dll)? Hal ini semua harus mampu dibuat jelas oleh Mahasiswa-Pemuda Indonesia!</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 0.25in"> </P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 0.25in"><SPAN lang=IN>Beberapa hal lain yang layak untuk dipertimbangkan antara lain :</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.5in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><B><SPAN lang=IN>(1)<SPAN> </SPAN>Seandainy<I>a</I></SPAN></B><I><SPAN lang=IN> tanpa MAHASISWA-PEMUDA’04 bisakah para elit (sipil) itu menggusur Pemerintahan?<o:p></o:p></SPAN></I></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify"><SPAN lang=IN><SPAN> </SPAN>- jika mereka bisa : jalan sajalah sendiri; </SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify"><SPAN lang=IN><SPAN> </SPAN>- mahasiswa-pemuda’04 akan jalan sendiri tanpa mereka.</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify"> </P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.5in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><B><SPAN lang=IN>(2)<SPAN> </SPAN>Seandainya</SPAN></B><SPAN lang=IN> MAHASISWA-PEMUDA ’04<SPAN> </SPAN>tidak turut dalam usaha menggusur pemerintahan ini : <I>apakah tentara/TNI<SPAN> </SPAN>mampu menggulingkan pemerintahana?</I></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>jawabannya : MAMPU</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN><I>pertanyaannya : mengapa tidak mereka lakukan? <o:p></o:p></I></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>Jawabannya adalah : TNI takut “dijewer” oleh si Amerika. Sebab jika TNI melakukan kudeta, maka bagi Amerika itu bisa dianggap fasis-militeristis-otoriter;<SPAN> </SPAN>Maka, untuk “melunakkan” agar berpura-pura tidak fasis dipakailah label mahasiswa-pemuda. Bukan elit.</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>Begitu kan?!</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 99pt; TEXT-ALIGN: justify"> </P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.5in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><B><SPAN lang=IN>(3)<SPAN> </SPAN>Seandainya</SPAN></B><SPAN lang=IN> tentara tidak turut : <I>bisakah MAHASISWA-PEMUDA ’04<SPAN> </SPAN>dan elit, atau salah satu dari mereka, menggusur pemerintahan?</I></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>jawabannya : tidak bisa!; </SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>jujur sajalah.</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 99pt; TEXT-ALIGN: justify"> </P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.5in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><B><SPAN lang=IN>(4)<SPAN> </SPAN>Seandainya</SPAN></B><SPAN lang=IN> tentara/TNI bersama elit saja yang menggusur pemerintahan: <I>bisakah?</I></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>jawabannya : bisa, tapi dengan syarat TNI mau, </SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN><I>mengapa TNI tidak mau?</I> Tentu ada jawabannya! (lihat butir 2 di atas)</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 99pt; TEXT-ALIGN: justify"> </P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.5in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><B><SPAN lang=IN>(5)<SPAN> </SPAN>Seandainya</SPAN></B><SPAN lang=IN><SPAN> </SPAN><B><U>tentara/TNI bersama MAHASISWA-PEMUDA’04 saja</U></B> <I>bisakah menggusur pemerintahan?</I></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>jawabannya : BISA</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN><I>apakah tentara OK dengan “style” ini ?<o:p></o:p></I></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>jawabannya : 60 % ok</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN><I>karena apa?;</I> karena “label” mahasiswa itu dibutuhkan. Itu penting di mata Amerika. Terus terang sajalah! Dengan kata lain AMERIKA-pun menginginkan peran mahasiswa-pemuda untuk ikut serta.</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 99pt; TEXT-ALIGN: justify"> </P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.5in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><B><SPAN lang=IN>(6)<SPAN> </SPAN>Seandainya</SPAN></B><SPAN lang=IN> pemerintahan telah tergusur nantinya : <I>siapa yang akan mengambil alih pemerintahan?</I> (i) tentara-kah?; (ii) mahasiswa-kah?;<SPAN> </SPAN>(iii) elit (sipil)-kah?; (iv) Presidium sipil-militer (versi militer) tanpa mahasiswa-kah?; (v) Presidium <B>Mahasiswa-Pemuda’2004 -Elit (Sipil)-Tentara (versi Mahasiswa-Pemuda) -kah</B>?</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.25in; TEXT-ALIGN: justify"> </P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.5in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><I><SPAN lang=IN>(7)<SPAN> </SPAN><B>Mengapa</B> mahasiswa-pemuda lebih LAYAK<SPAN> </SPAN>daripada elit politik maupun elit partai?</SPAN></I></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>jawabannya : karena mahasiswa masih “lugu” dari KKN, sedangkan elit pada dasarnya sudah 75% terkontaminasi dengan rezim-KKN; sudah “mengenyam nikmat”-nya duit. Singkatnya, mahasiswa jauh lebih ber-MORAL. Selain itu masih ada segelintir kaum teknokrat pintar negeri ini yang tidak doyan duit yang akan bekerjasama dengan Mahasiswa-Pemuda.</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN><I>Benar tidak?<o:p></o:p></I></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 99pt; TEXT-ALIGN: justify"> </P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.5in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><I><SPAN lang=IN>(8)<SPAN> </SPAN><B>Bisakah </B>elit “berkolaborasi” dengan tentara?</SPAN></I></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>jawabannya : BISA</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>tapi <I>bisakah tentara “mengandalkan” kolaborasi dengan elit itu saja lalu mengambilalih kekuasaan?</I></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>jawabannya terlalu berbahaya bagi TNI; sebab : berapa persen elit yang “busuk” dan berapa persen elit yang “bersih” bisa dihitung! Permasalahan pelanggaran HAM dan pemberantasan KKN saja tidak bisa dituntaskan.</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN><I>Apa artinya itu?<o:p></o:p></I></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>Tentara kurang percaya kepada elit-sipil itu!</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 99pt; TEXT-ALIGN: justify"> </P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.5in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>(9)<SPAN> </SPAN>Bukan soal menjatuhkan dan menyusun pemerintahan-sementara pasca-penggulingan pemerintahan yang menjadi masalah bagi tentara. Hal itu sangatlah gampang bagi tentara yang bersenjata itu. Tapi “prosesnya” yang penting! <B>Prosesnya harus “cantik”.</B> Kecantikan itu ada pada <B>“nama” <SPAN style="TEXT-TRANSFORM: uppercase">mahasiswa-pemuda</SPAN></B>. Tidak adalah sosok secantik mahasiswa-pemuda dan tidak adalah nama seharum nama mahasiswa-pemuda. Dibandingkan dengan kelompok-kelompok lain, bukankah begitu?</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 99pt; TEXT-ALIGN: justify"> </P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 1in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><I><SPAN lang=IN>(a)<SPAN> </SPAN>Adakah nama-nama seperti Jendral Wiranto (dan jendral-jendral lain) dan para<SPAN> </SPAN>elit-spil seperti GusDur, Nurcholish Madjid, Amin Rais dll itu lebih “harum” dari </SPAN></I><B><SPAN lang=IN style="TEXT-TRANSFORM: uppercase">mahasiswa</SPAN></B><SPAN lang=IN>?</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>tanpa mahasiswa<SPAN> </SPAN>semua akan menjadi ibarat sayur kurang garam;</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>mahasiswa mestinya tahu betul hal itu.</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 1in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><I><SPAN lang=IN>(b)<SPAN> </SPAN>Bisakah elit menggerakkan “massa” petani-buruh-nelayan-preman-pemulung dsb?<o:p></o:p></SPAN></I></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>jawabannya : BISA</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>tetapi akan “cukupkah” itu untuk<SPAN> </SPAN>suatu “legitimasi”?</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>jawabannya : TIDAK. Karena tidak ada MAHSISWA.</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 1in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><I><SPAN lang=IN><SPAN> </SPAN>(c)<SPAN> </SPAN>apakah elit mau hanya main dengan KAMMI thok</SPAN></I><SPAN lang=IN>?</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>jawabannya : KAMMI belum tentu mau; sebab bagi mereka : apa sih kekuatan elit itu. Elit-sipil tidak terlalu dianggap oleh mereka.</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN><I>Apa buktinya?<o:p></o:p></I></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>Buktinya: <B>Soeripto “Bos-nya KAMMI</B>” itu main-main dengan jendral-jendral TNI melulu; dengan Wiranto, Mukhdi, Hendropriono, dll. Kapan Soeripto serius main dengan elit politik? Tidak pernah !</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 99pt; TEXT-ALIGN: justify"> </P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.5in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><I><SPAN lang=IN>(10)<SPAN> </SPAN><B>Apakah</B> TNI mampu “melepaskan diri” dari Amerika?<o:p></o:p></SPAN></I></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>jawabannya : TIDAK.</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN><I>apakah TNI “berani” main-main dengan Islam?<o:p></o:p></I></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>jawabannya : TIDAK. </SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>(lihat saja kasus Ba’asyir!;<SPAN> </SPAN><I>pesanan siapa itu?</I>)</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>Jawabannya : tentu Amerika!</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN><I>Apakah Amerika akan “senang” jika TNI “main” dengan mahasiswa “sekuler”?<o:p></o:p></I></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>Jawabannya : SENANG!</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN><I>Terus bagaimana dengan TNI?<o:p></o:p></I></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>Tentu TNI akan ikut kehendak Amerika...</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 99pt; TEXT-ALIGN: justify"> </P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.5in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><I><SPAN lang=IN>(11)<SPAN> </SPAN><B>Apakah</B> elit-sipil mampu “sendirian” menundukkan TNI?<o:p></o:p></SPAN></I></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>jawabannya : TIDAK!</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 99pt; TEXT-ALIGN: justify"> </P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.5in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><I><SPAN lang=IN>(12)<SPAN> </SPAN><B>Bagaimana</B> Amerika menilai elit-elit sipil Indonesia?<o:p></o:p></SPAN></I></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>jawabannya : tidak ada apa-apanya...</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 99pt; TEXT-ALIGN: justify"> </P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.5in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><I><SPAN lang=IN>(13)<SPAN> </SPAN><B>Bagaimana</B> Amerika melihat TNI?<o:p></o:p></SPAN></I></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>jawabannya : <B>yang TERKUAT di Indonesia</B>! (ini sudah segala-galanya; tidak usah diomongkan lagi)</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 99pt; TEXT-ALIGN: justify"> </P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.5in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><I><SPAN lang=IN>(14)<SPAN> </SPAN>Jadi : dimana “posisi” MAHASISWA?<o:p></o:p></SPAN></I></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>jawabannya : DIBUTUHKAN, baik oleh TNI maupun elit.</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 99pt; TEXT-ALIGN: justify"> </P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 49.65pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -28.35pt"><SPAN lang=IN>(15)<SPAN> </SPAN>Dengan posisi tersebut : apakah bijaksana “meminorkan” peranan MAHASISWA-PEMUDA? Mengapa tidak justru “ditegakkan” di tengah agar kelompok-kelompok dapat berhimpun serta menyusun strategi?</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN><I>apa yang mesti ditegakkan lebih dulu?<o:p></o:p></I></SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>Jawabannya : </SPAN><B><SPAN lang=IN style="FONT-SIZE: 14pt">Presidium Mahasiswa dan Pemuda</SPAN></B></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 117pt; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: -0.25in"><SPAN lang=IN>-<SPAN> </SPAN>Terserah kepada TNI dan “sebagian” elit yang masih “berhubungan” dengan mahasiswa apakah mau mendukung atau tidak! Yang pasti Mahasiswa dan KAUM MUDA (baik yang “Islam” maupun yang “sekuler”) akan JALAN TERUS!</SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.5in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 20.15pt"> </P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.5in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 20.15pt"><B><SPAN lang=IN>Mahasiswa-Pemuda’04</SPAN></B><SPAN lang=IN> tidak perlu ragu dengan langkah ini. Sejarah bangsa ini telah mengajarkan kepada kita semua bahwa <B><SPAN style="TEXT-TRANSFORM: uppercase">kaum muda</SPAN></B> mampu dan layak untuk diberi tanggung jawab besar. Beberapa contoh di atas seperti HOS Cokroaminoto, KH Mas Mansyur, Ir.Soekarno dan Muh Hatta telah membuktikannya. Tentulah pada jaman ini Indonesia masih memiliki Cokroaminoto-baru, Soekarno-baru, Hatta-baru, Mas Mansyur-baru atau malah melampaui mereka itu semua. </SPAN></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.5in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 20.15pt"><B><SPAN lang=IN style="COLOR: red">Beri Jalan kepada KAUM MUDA Indonesia!!<o:p></o:p></SPAN></B></P>
<P class=MsoNormal style="LINE-HEIGHT: 150%; MARGIN-LEFT: 0.5in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 20.15pt"><B><SPAN lang=IN style="COLOR: red">Biarkan kami MEMIMPIN!!<o:p></o:p></SPAN></B></P>
<P class=MsoNormal style="MARGIN-LEFT: 0.5in; TEXT-ALIGN: justify; TEXT-INDENT: 20.1pt"> </P></DIV></DIV><p>
                <hr size=1>Do you Yahoo!?<br>
<a href="http://us.rd.yahoo.com/mail_us/taglines/10/evt=26231/*http://promotions.yahoo.com/new_mail/static/efficiency.html">New and Improved Yahoo! Mail</a> - Send 10MB messages!