<DIV><BR>Jawaban untuk Kawan Andre Yuen<BR>
<BLOCKQUOTE class=replbq style="PADDING-LEFT: 5px; MARGIN-LEFT: 5px; BORDER-LEFT: #1010ff 2px solid">
<P>tidak dipungkiri lagi bahwa sistem perekonomian negara ini sudah terintegrasi penuh kepada sistem global, kita selama ini hanya pura-pura percaya kepada kemadirian bangsa, padahal negara indonesia yang paling liberal dalam kebijakan moneter maupun ekonomi makronya. sentilan saudara Yuen bahwa ngapain kita impor BBM padahal kita memiliki SDA migas yang melimpaaah?</P>
<P>pertanyaan menarik...... isu yang tersedia di media adalah eksplorasi migas selama ini tidak memenuhi daya dukung industri di Indonesia, sehingga untuk menutup kekurangan itu harus lewat impor. kebetulan juga indonesia menjadi salah satu anggota OPEC yang menjadi forum internasional untuk arisan minyak. kapasitas produksi pertamina sangaat rendah sehingga kita perlu memanggil investor untuk "membantu" eksplorasi minyak mentah di Indonesia. industri pengolahan minyak mentah di aceh yang terbesar di Indonesia rupa-rupanya bukan diperuntukkan untuk kebutuhan konsumsi masyarakat indonesia namun untuk ekspor industri ke jepang. sehingga ketika ada bencana tsunami kemaren Jepanglah yang berani memberikan bantuan gratis sebesar 500 miliar dollar. jumlah yang sangat memukau untuk negara yang pernah menjajah sepanjang sejarah hidupnya.</P>
<P>sedangkan untuk kebutuhan dalam negeri pemerintah lebih memilih impor dari negara-negara timur tengah, minyak kita disukai jepang karena kandungannya lebih baik dari yang di timurrr tengah. pertanyaan yang perlu dipertajam lagi adalah kenapa pertamina tidak bersedia menambah kapasitas produksinya? </P>
<P>ini yang menjadi isu baru tentang kontroversi UU migas 2004 dimana kita secara legal mengundang orang asing untuk membawa pulang minyak kita ke negerinya. ini yang menjadi masalah, namun rupanya sedikit yang peduli tentang hal ini</P>
<P>permasalahan subsidi itu tidak menjadi masalah, karena sebenarnya APBN tidak terganggu sama sekali dengan beban subsidi itu subsidi adalah selisih harga antara patokan harga domestik dengan harga interrnasional, margin harga itu ditutupi oleh keuntungan kita menjual minyak mentah ke OPEC. jadi beban anggaran darimana?</P>
<P>malah yang mendapat subsidi paling besar adalah bos-bos pemilik bank-bank rekapitulasi. jumlahnya mencapai 400 T rupiah. trus sampai sekarang belum dikembalikan... edan kan......</P>
<P>Candra Irawan (Jogjakarta)<BR><BR>__________________________________ <BR>Do you Yahoo!? <BR>The all-new My Yahoo! - Get yours free! <BR>http://my.yahoo.com <BR><BR><BR>_______________________________________________<BR>GMNI mailing list<BR>GMNI@polarhome.com<BR>http://www.polarhome.com/mailman/listinfo/gmni<BR></P></BLOCKQUOTE></DIV><p>
<hr size=1>Do you Yahoo!?<br>
<a href="http://us.rd.yahoo.com/mail_us/taglines/security/*http://promotions.yahoo.com/new_mail/static/protection.html">Yahoo! Mail</a> - You care about security. So do we.