[Karawang] [Nasional] Selain Bom, Gufron juga Pelajari Buat Racun

karawang@polarhome.com karawang@polarhome.com
Thu Dec 19 01:36:55 2002


-----------------------------------------------------------------------
Mailing List "NASIONAL"
Diskusi bebas untuk semua orang yang mempunyai perhatian terhadap
Kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
-----------------------------------------------------------------------
BERSATU KITA TEGUH, BERCERAI KITA RUNTUH
-----------------------------------------------------------------------
Misteri ''Dokumen Solo'' Terungkap
Selain Bom, Gufron juga Pelajari Buat Racun

Denpasar (Bali Post, Kamis, 19 Desember 2002) -
Sikap pede Tim Investigasi bahwa Ali Gufron dkk. adalah pelaku bom Bali
ternyata di-back up bukti kuat. Salah satunya adalah ''Dokumen Solo''.
Dokumen yang terketik dan terjilid rapi tersebut membeberkan bagaimana
rapinya pengorganisasian kelompok itu. Bahkan, dalam dokumen itu juga memuat
cara-cara membuat bom, penyelamatan diri serta cara-cara membuat racun.
Wakadivhumas Mabes Polri Brigjen Pol. Drs. Edward Aritonang, Rabu (18/12)
kemarin ''membuka'' dan membeberkan ''Dokumen Solo'' itu. Sebuah dokumen
yang dimiliki Mukhlas alias Ali Gufron.

Yang menarik dalam dokumen itu, katanya, selain memuat bagaimana tata cara
membuat senjata, merakit bom, di sana juga tercantum bagaimana membuat
racun. Dalam dokumen itu, juga memuat buku-buku tentang Jamaah Islamiah
(JI), buku-buku tentang kemiliteran, buku tentang laporan kemiliteran dan
topografi suatu daerah serta sejumlah rencana aksi yang akan dilakukannya.
Di sana juga ada gambar sejumlah senjata, gambar-gambar mengenai cara
merakit bom, memasangkannya dengan handphone dan bahan-bahan yang
diperlukan. ''Seperti ini,'' kata Aritonang seraya membuka lembar demi
lembar isi dokumen itu. ''Saya ingin menyampaikan kepada kawan-kawan bahwa
mereka ini bukan orang sembarangan,'' katanya lagi.

Dari dokumen itu, kata Aritonang, jelas sekali bahwa Ali Gufron dkk. yang
kini menjadi tersangka dalam kasus bom Bali tak perlu diragukan
keterlibatannya. Mereka adalah orang-orang profesional, terlatih dan
memiliki organisasi besar. Apa nama organisasinya, Aritonang tak
menyebutkannya. ''Mereka tergabung dalam organisasi yang besar.''
Keyakinan Tim Investigasi, kata Aritonang, makin menjadi manakala residu
yang ditemukan di TKP (Legian, Kuta) ternyata menggunakan bahan yang sama
dengan tata cara pembuatan bom sebagaimana tertuang dalam dokumen itu. Tak
hanya itu, apa yang ditemukan di TKP juga sama dengan bahan peledak (handak)
yang dibeli di Toko Tidar Kimia Surabaya. ''Saya kira keterlibatan mereka
tak perlu diragukan lagi. Tim Investigasi memiliki bukti-bukti yang kuat
yang menyatakan bahwa mereka adalah para pelakunya. Jadi keterlibatan mereka
tak perlu diragukan lagi.''

Selain memuat bagaimana membuat senjata dan bom, dalam dokumen itu juga ada
tata cara pengorganisasian sebuah tim pengeboman. Ada controler, kemudian ke
komander dan pembagian tugas masing-masing, seperti pengumpulan maklumat,
penyedia bahan utama, penyedia bahan samping, pelaksana, pemasang dan
penyedia logistik. Setelah dicocokkan dengan fakta-fakta dan barang bukti
yang ditemukan Tim Investigasi, maka susunan tim pengeboman di Legian, Kuta
bisa dibuat seperti ini: controler-nya adalah Mukhlas alias Ali Gufron,
komandernya Imam Samudra. Selanjutnya, Umar alias Patek dan Umar alias Wayan
sebagai pengumpul maklumat. Amrozy penyedia bahan utama. Masykur sebagai
penyedia bahan samping. Ali Imron dan Iqbal pelaksana. Dulmatin pemasang
bom. Idris dan Maskur penyedia logistik.

Apakah Ali Gufron mengakui bahwa ''Dokumen Solo'' itu sebagai miliknya?
Aritonang membenarkan. ''Dia (Ali Gufron) telah mengakui bahwa dokumen itu
adalah miliknya.''

Ia mengatakan, kalau toh kepemilikan dokumen itu diingkari, polisi memiliki
banyak bukti dan sejumlah saksi yang menerangkan bahwa dokumen yang
ditemukan di Solo itu adalah milik Mukhlas. ''Hanya tiga orang yang
diperbolehkan masuk ke posko tempat dokumen itu disimpan. Salah satunya
adalah Mukhlas.''

Tiga Agenda
Kendati telah menangkap 15 tersangka, kata Aritonang, Tim Investigasi masih
memiliki tiga agenda utama. Pertama, melanjutkan pencarian tersangka yang
sampai sekarang masih buron. Mereka adalah Dulmatin, Idris, Umar alias
Patek, Umar alias Wayan dan Ali Imron. ''Kita masih buru terus,'' katanya.
Kedua, mempersiapkan pemberkasan ke-15 tersangka. Dalam pemberkasan ini,
bisa jadi terpisah-pisah antara tersangka yang satu dan tersangka yang lain,
atau bisa jadi digabung menjadi satu berkas. Ketiga, membuka dan menyelidiki
keterkaitan kasus bom Bali dengan peristiwa peledakan yang ada sebelumnya di
daerah lain, atau peledakan yang akan direncanakan. ''Jadi, tiga agenda itu
yang sedang kami lakukan.''

Menyinggung jumlah jenazah yang berhasil diidentifikasi, Aritonang
mengatakan, telah seluruhnya sebanyak 185 orang. ''Semua jenazah yang masih
berbentuk sudah bisa diidentifikasi,'' katanya. Sementara yang
tercerai-berai masih perlu diteliti dan dicocokkan dengan yang ada di tempat
itu melalui DNA-nya.

Dari jumlah itu yang sudah diambil keluarganya sebanyak 179 orang. Warga
Australia yang paling banyak yaitu mencapai 80 orang, Inggris (23),
Indonesia (29), Amerika Serikat (7), Sewedia (5), Jerman (7), Prancis (4),
Belgia (3), Belanda (4), Taiwan, Italia masing-masing satu orang, Korea (2)
dan lainnya. (047)
-------------------------------------------------------------
Info & Arsip Milis Nasional: http://www.munindo.brd.de/milis/
Nasional Subscribers: http://mail2.factsoft.de/mailman/roster/national
Netetiket: http://www.munindo.brd.de/milis/netetiket.html
Nasional-m: http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-m/
Nasional-a:  http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-a/
Nasional-e:  http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-e/
------------------Mailing List Nasional------------------