[Karawang] [Nasional] Imam Akui Pelaku Pengeboman di Bali
karawang@polarhome.com
karawang@polarhome.com
Fri Nov 22 23:48:02 2002
-----------------------------------------------------------------------
Mailing List "NASIONAL"
Diskusi bebas untuk semua orang yang mempunyai perhatian terhadap
Kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
-----------------------------------------------------------------------
BERSATU KITA TEGUH, BERCERAI KITA RUNTUH
-----------------------------------------------------------------------
Rekan-rekan Yth.,
Dengan keluarnya berita ini saya sangat berharap, para Redaksi Media beserta
para wartawannya yang selama ini men-DONGENG ttg. segala teori konspirasi BOM
BALI untuk meminta maaf kepada Rakyat Indonesia.
Media bukan tempat DONGENG dan dimana MORAL kalian ??????
Inilah ulah para Wartawan kita yang tidak pernah sekolah Journalismus.
salam perjuangan
akang
Sabtu, 23 November 2002
Imam Akui Pelaku Pengeboman di Bali
Dana Peledakan dari Merampok Toko Emas
JAKARTA - Banyak hasil yang diperoleh dari pemeriksaan awal Abdul Aziz (35)
alias Imam Samudera alias Kudama yang ditangkap di Pelabuhan Merak, Serang,
Banteng, Kamis (21/11). Di antaranya, dia mengakui terlibat dalam peledakan bom
Bali, bom malam Natal tahun 2000, bom di Plaza Atrium Senen.
Dia juga mengaku kenal dengan Amrozi dan Dulmatin (perancang bom). Namun hanya
satu yang dia tak sebutkan namanya, yaitu Abu Bakar Ba'asyir.
Hal itu diungkapkan Kapolri Jenderal Pol Da'i Bachtiar, Jumat kemarin, saat
mendatangi Mapolres Cilegon sekaligus memeriksa tersangka Imam Samudera. ''Imam
Samudera mengakui dirinya bertanggung jawab atas bom Bali. Dia juga mengaku
kenal dengan Amrozi, tersangka bom Bali. Tugas Samudera adalah mengatur lokasi
dan waktu pengeboman,'' jelasnya kepada puluhan wartawan media cetak dan
elektronik.
Seusai keterangan pers Kapolri, wartawan diminta keluar dari aula karena petugas
akan mempertemukan dengan Imam Samudera. Namun ternyata pertemuan hanya
berlangsung sekitar 20 detik, dan berlangsung tanpa tanya jawab.
Pertemuan Imam Samudera dengan para wartawan terjadi hanya dalam hitungan detik.
Begitu keluar dari pintu aula, puluhan pewarta foto belum sempat memotret
tiba-tiba terdengar teriakan "Allahu Akbar", dari adik Imam Samudera, Lulu
Jamaluddin.
Teriakan takbir dari Lulu Jamaluddin tersebut, langsung disambut Imam Samudera
yang ada di dalam aula. Keadaan sempat tegang, sehingga polisi menarik Imam
Samudera kembali ke dalam ruang Mapolres Cilegon.
Abdul Aziz yang mengenakan kaos biru dongker dengan gambar bintang dalam kotak
putih dan celana panjang warna krem, tampak tenang ketika masuk aula. Namun,
tiba-tiba terlihat tegang saat mendengar pekik Allahu akbar dari adiknya.
Kejadian tersebut sempat membuat kesal puluhan wartawan karena tidak diberikan
kesempatan untuk bertanya kepada Imam Samudera. Ketika para wartawan bertanya
kepada Lulu Jamaluddin apakah benar orang tersebut adalah kakaknya, tanpa
berkomentar, Lulu hanya menganggukkan kepalanya.
Disebutkan Kapolri yang mengutip keterangan Imam Samudera, setelah melakukan
pengeboman gereja di Jakarta pada malam Natal 2000, Samudera pergi ke Malaysia.
Lalu tahun 2002 kembali lagi ke Indonesia. ''Dia berniat melakukan jihad lagi.
Selama di Malaysia, dia berkomunikasi dengan berbagai orang dan bertemu dengan
Amrozi.
Sebelumnya juga pernah bertemu dengan Amrozi di Malaysia,'' jelas Kapolri.
Setelah kejadian bom Bali, pada hari Minggu (13/10) pukul 01.00 WITA, Samudera
pulang ke Surabaya. Dari Banyuwangi ke Surabaya naik kereta. Dan selama dalam
perjalanan, Samudera sering singgah ke warnet untuk berkomunikasi dengan
pemimpinnya dan orang yang punya pandangan yang sama.
''Tapi dia belum menyebutkan siapa. Kemudian dia pergi ke Banten dengan rencana
pergi ke Palembang,'' papar Da'i. Seperti diketahui, di Banten itulah Samudera
kemudian tertangkap.
''Kata temannya, di Palembang ada tempat yang aman. Rencananya, dari Palembang
dia mau ke Malaysia, tapi setelah situasi aman,'' jelas Da'i yang mantan Kapolda
Jatim ini.
Perakit Bom Bali
Di samping itu, Imam Samudera juga menjelaskan rekannya yang bernama Dulmatin
alias Amar Usman. Menurutnya, Dulmatin yang punya nama asli Joko Pitono itu
dikatakan sebagai perakit bom Bali.
''Pembagian tugasnya adalah Amrozi membeli mobil dan bahan-bahan. Dia (Samudera)
juga kenal dengan Dulmatin yang bertugas untuk merakit bom. Idris yang mengurus
akomodasi di Bali. Ali Imron sebagai korlapnya,'' ungkap Kapolri.
Dulmatin diketahui beralamat di Pemalang, Jateng. Dia dikenal jago elektronik
sejak SMP. Polisi menuduh dia sebagai peledak bom dengan detonator SMS
handphone.
Lebih lanjut dipaparkan Da'i, sesuai dengan pengakuan Samudera, bom yang ada di
Paddy's, Legian, Bali, diletakkan oleh Iqbal. Iqbal menjadi korban bom di
Paddy's. ''Tak menutup kemungkinan sengaja Iqbal melakukan itu sebagai bom bunuh
diri,'' katanya.
Sedangkan tugas Samudera adalah menyurvei lokasi dan waktu pengeboman. ''Dia
mengaku bertanggung jawab atas bom Bali dan itu adalah bom mobil, tapi teknisnya
bagaimana dia tidak tahu,'' kata Da'i.
Sedangkan bom yang meledak di Renon, lanjut Da'i, Samudera mengaku tidak tahu.
''Dia hanya tahu yang di Paddy's dan Sari Club. Dia bilang mungkin itu (bom di
Renon) teknis pengembangan di lapangan,'' katanya.
Sedangkan mengenai bahan peledaknya, Imam Samudera tak tahu persis. ''Imam hanya
tahu bahannya TNT yang dibawa Amrozi, sedangkan bahan lainnya secara terperinci
dia mengaku tidak tahu.''
Nama Ba'asyir
Imam memberikan penjelasan kepada tim penyidik dalam pemeriksaan awal di
Mapolres Cilegon, tapi dia tidak menyebut-nyebut nama pimpinan Majelis Mujahidin
Indonesia (MMI)
Abu Bakar Ba'asyir. ''Dia hanya sering berkomunikasi dengan para pemimpin yang
punya niat sama, tapi dia tidak menyebut nama Abu Bakar Ba'asyir.''
''Dia belum mau cerita siapa pun selain Jabir. Dan memang itulah tokoh yang
sangat diikuti dia,'' katanya. Seperti diketahui, Jabir adalah pelaku pengeboman
di Bandung pada
malam Natal 2000. Jabir juga tewas dalam pengeboman tersebut.
Menurut Kapolri, pengakuan Imam Samudera disampaikan kepada dirinya tanpa ada
tekanan dari polisi. ''Ini wawancara saya dengan Abdul Aziz (nama asli Imam
Samudera), karena saya bukan penyidik. Dan hasil pemeriksaan Abdul Aziz sama
dengan Amrozi,''jelasnya.
Buronan Malaysia
Sementara itu, Ketua Tim Investigasi Bom Bali Irjen Pol I Made Mangku Pastika
mengatakan, Iman Samudera yang merupakan dalang dari aksi peledakan bom di
Legian Kuta, juga tercatat sebagai buronan polisi Malaysia. ''Imam Samudera
menjadi buronan polisi Malaysia setelah diduga terlibat dalam beberapa aksi
kejahatan, termasuk teror di negeri jiran itu,'' katanya.
Barang bukti yang disita dari Imam, kata Pastika, antara lain berupa sebuah
paspor baru atas nama Faiz Yunzar, yang diduga nama lain dari Abdul Azis.
''Paspor dengan nama palsu itu, diduga akan dipakai Abdul Azis untuk kabur ke
luar negeri. Namun sebelum niatnya terlaksana, dia keburu ditangkap petugas di
Merak, Banten,'' ungkap Pastika.
Ditanya tentang daerah atau kantor tempat paspor palsu itu diterbitkan, Pastika
tidak bersedia mengungkapkan karena masih harus dirahasiakan terkait dengan
kepentingan penyelidikan. Namun, dari sumber Suara Merdeka diperoleh informasi,
paspor tersebut dikeluarkan oleh Kantor Imigrasi Pekanbaru.
Mengenai laptop yang katanya sering dijinjing Imam, Pastika mengatakan, masih
dalam upaya pencarian petugas. ''Kita belum berhasil menyita laptop itu.''
Mantan Kapolda NTT dan Irian Jaya itu menduga, jika laptop milik Imam bisa
disita, diduga akan dapat diperoleh banyak informasi tentang aksi kejahatan yang
dia lakukan selama ini bersama kawan-kawannya.
Karena itu, tim investigasi akan berupaya keras untuk dapat menyita perangkat
elektronik milik pria kelahiran Serang itu. ''Untuk pengusutan lebih lanjut,
Imam Samudera kini masih
ditahan di Mabes Polri Jakarta, dan belum ada kepastian tentang kapan dibawa ke
Bali.''
Hasil Rampokan
Sementara itu, mengenai dana peledakan bom Bali, Imam mengakui, dana itu
diperoleh dari hasil rampokan toko emas di Serang. ''Dana bom Bali diperoleh
Samudera dengan cara merampok toko emas di Serang. Tapi dia bilang bukan
merampok, hanya mencari dana. Tapi itu kan bahasa dia, kalau bahasa polisi ya
merampok,'' ungkap
Kapolri.
Menurutnya, toko emas yang dirampok adalah Toko Emas Lita di Serang. Perampokan
terjadi awal Oktober lalu. Imam sebelum meledakkan bom Bali mengajak Rauf dan
Yudi serta dua orang lainnya melakukan perampokan dengan cara meledakkan sebuah
bom low explosive di depan toko tersebut.
Dari toko itu, mereka merampok 6 kg emas senilai Rp 400 juta. Hasil rampokan itu
diserahkan ke Imam Samudera. Imam membawa uang itu ke Bali ditemani Yudi pada 9
Oktober. Rauf dan Yudi sudah ditangkap di Serang pada Selasa dan Rabu minggu
ini.
Samudera Menghilang
Setelah diwawancarai Kapolri, Imam Samudera tiba-tiba menghilang. Kemungkinan
dia dipindahkan dari Polres Cilegon. Namun belum diketahui ke mana otak bom Bali
itu ditempatkan.
''Tadi keluar lewat pintu belakang, dibawa mobil Kijang. Carlo Tewu ada,''
ungkap seorang petugas di Mapolres Cilegon. Carlo Tewu adalah perwira Polda
Metro Jaya yang juga
mengurusi penyelidikan bom Bali.
Kemungkinan Imam Samudera dibawa ke Mabes Polri untuk selanjutnya bisa juga
dibawa ke Polda Bali untuk pengembangan pemeriksaan dengan sejumlah tersangka
lainnya, termasuk Amrozi.
Namun Waka Divisi Humas Polri Brigjen Edward Aritonang menyatakan, Imam Samudera
belum akan dibawa ke Mabes Polri atau ke Polda Bali dalam waktu dekat ini.
Sebab, pria yang memiliki nama alias Kudama masih dibutuhkan polisi untuk
mencari tersangka lain
dan melakukan penyelidikan tempat-tempat yang pernah disinggahi sebelum
ditangkap.
''Yang bersangkutan masih sangat dibutuhkan untuk mengembangkan kasus ini,
seperti mencari tersangka lain. Makanya masih dibutuhkan keberadaannya di
Banten,''ungkapnya.
Hal senada juga dikatakan Pastika, tersangka Imam akan dibawa ke Mapolda Bali
Kamis pekan depan, namun singgah dulu di Mabes Polri.
Benar Abdul Aziz
Sementara itu, keluarga Abdul Aziz alias Imam Samudera makin penasaran dengan
keberadaan orang yang ditangkap polisi yang diklaim sebagai Samudera. ''Kami
cuma ingin memastikan, benarkah dia itu Abdul Aziz.''
Demikian disampaikan kuasa hukum keluarga Samudera, Qadar Faisal kepada wartawan
di Mapolwil Banten sebelum bertemu dengan Imam di Mapolres Cilegon.
Rasa penasaran keluarga Samudera bukan tanpa alasan. Sebab, polisi bersikap
rahasia dan misterius. Wajah orang yang ditangkap yang diklaim sebagai Samudera
belum pernah diperlihatkan. Bahkan sekarang, lokasi penahanan masih jadi tanda
tanya besar.
''Kami hanya ingin mengecek saja. Saya sudah berusaha menghubungi polisi agar
bisa bertemu dengan Abdul Aziz (nama asli Imam Samudera). Tapi hingga saat ini
belum ada jawaban,'' keluh Qadar.
Namun pada siang harinya, Qadar Faisal yang didampingi Lulu Jamaludin, adik
kandung Abdul Aziz, sempat terkejut setelah polisi memperlihatkan tersangka itu
dari balik jendela kepada puluhan wartawan yang juga penasaran ingin melihat
wajah Imam Samudera.
''Sekitar lima menit Lulu menatap dari kejauhan, dan dia mengatakan benar bahwa
lelaki itu adalah kakaknya. Dia sempat kaget karena tidak menyangka (kakaknya)
menjadi tersangka kasus peledakan bom di Bali,'' ungkap Qadar yang sudah secara
resmi menjadi pengacara Imam Samudera.
Ungkap Pelaku
Sementara itu, Wakil Presiden Hamzah Haz berharap dengan ditangkapnya Imam
Samudera akan menjadi kunci untuk mengungkap keberadaan Jamaah Islamiyah (JI) di
Indonesia dan siapa sesungguhnya pelaku peledakan bom Bali. Sebab, selama ini
Samudera diduga sebagai aktor utama di balik peledakan bom 12 Oktober yang
menewaskan lebih dari 80 orang.
Hamzah yang dicegat usai memimpin rapat DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
di Jakarta, Jumat (22/11), menyambut baik ditangkapnya Samudera di Merak, Jawa
Barat, Kamis (21/11) petang. Secara pribadi dia menyampaikan penghargaan kepada
polisi yang berhasil menangkap orang yang disebut-sebut sebagai dalang peledakan
bom Bali dan bom malam Natal 2000 tersebut.
''Kita berikan appreciate pada kepolisian yang telah berhasil menangkap Imam
Samudera. Peranan Imam ini sangat penting sekali. Diharapkan dari tertangkapnya
Samudera dapat mengungkap jaringan-jaringan yang memang berkaitan dengan Jamaah
Islamiyah. Itu yang perlu,'' ujarnya.
Walaupun demikian, dia mengingatkan, tugas polisi hanya sampai pada tahap
penyelidikan dan penyidikan. Salah-benarnya nanti akan terbukti di pengadilan.
''Karena selama ini yang dianggap menjadi aktornya adalah Samudera, maka dengan
tertangkapnya dia, kita pegang kuncinya,'' tandas Hamzah.
Hanya 80 Persen
Sementara itu, Ketua MPR Amien Rais menyatakan 80 persen percaya bahwa pelaku
pemboman di Legian, Kuta, Bali adalah Imam Samudera yang saat ini telah
ditangkap polisi. "Delapan puluh persen saya percaya, tetapi sisanya
skeptisisme," kata Amien Rais menjawab pers usai membuka seminar ekonomi di
Gedung MPR/DPR, Jumat.
Ia mengatakan, sikap skeptis perlu ditekankan agar polisi betul-betul
bersungguh-sungguh karena tugas polisi itu juga berat. "Coba bayangkan kalau
setiap pemboman mulai dari Poso, Jakarta, hingga Medan tidak pernah ketemu
pelakunya, nah sekarang ini mudah sekali," katanya sambil berharap segera dapat
dilakukan pengusutan terhadap
pelaku peledakan bom Bali yang keji dan biadab itu.
"Sekarang jangan berburuk sangka pada polisi. Yang perlu diminta adalah agar
Kapolri betul-betul transparan dalam penyelidikan ini, publik harus diberi hak
informasi sepenuhnya," kata Amin menegaskan.
Fitnah
Sementara, mantan Kepala Badan Koordinasi Intelijen Nasional (Ka Bakin), Letjen
(purn) Zaeni Ashar (ZA) Maulani, menilai peledakan bom di Legian, Kuta, Bali, 12
Oktober lalu merupakan bentuk fitnah dari negara lain. Bertujuan untuk
mengingatkan Indonesia bahwa di negeri ini ada teroris.
Selain itu untuk memaksa Indonesia bersikap tegas terhadap gerakan terorisme.
Juga untuk mendesak Indonesia masuk organisasi bangsa-bangsa untuk memerangi
teroris internasional. Sementara itu Amerika Serikat, menurut tokoh yang lahir 6
Januari 1939 itu, menganggap kaum teroris adalah ormas-ormas Islam yang
fundamentalis.
Tujuan lain dilakukannya pengeboman untuk mengukuhkan pengaruh dan kekuasaan AS
di Indonesia. Ternyata, kata dia, melalui stimulasi peledakan bom di Bali itu
pancingan AS berhasil. Terbukti saat ini banyak pejabat yang mengeluarkan
pernyataan bahwa di negara
kita ada teroris.
Padahal sebelumnya pejabat Indonesia menyatakan bahwa di Indonesia tidak ada
teroris maupun jaringan Al Qaedah. Sebagai bukti lain keberhasilan teror bom
Bali, pemimpin Pondok Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Ustaz Abu Bakar
Ba'asyir ditangkap.
Kecuali itu beberapa pondok pesantren juga diobok-obok.
''Ini semua untuk memfitnah kita. Karena sebenarnya Islam melarang umatnya
membunuh orang lain,'' tegasnya. ZA Maulani memaparkan hal itu ketika memberi
ceramah umum tentang terorisme di Auditorium Universitas Muhammadiyah Purworejo
(UMP), Kamis ((21/11).
Tinggal di Australia
Sementara itu, Pemerintah Australia Jumat kemarin menyatakan, seorang pria
Indonesia yang punya kaitan dengan kelompok militan Jamaah Islamiyah (JI) kini
tinggal di Australia.
Philip Ruddock, juru bicara Kementerian Imigrasi, mengatakan, sepuluh orang yang
punya kaitan dengan kelompok radikal Asia Tenggara tersebut meminta suaka pada
1990-an lantaran mereka akan dihukum di Indonesia, tetapi sembilan ditolak dan
seorang diterima tinggal di Australia. Orang itu diberi jaminan tempat tinggal
permanen dan hidup di Australia secara sah.
Beberapa saat sebelumnya Pemerintah Australia menyatakan, dua dari pencari suaka
yang gagal itu masih berkeliaran di Australia. Mereka telah melebihi batas waktu
visa dan sedang dicari oleh para petugas Imigrasi Australia.
Namun Ruddock kemudian mengatakan, catatan yang ada menunjukkan semua kecuali
salah seorang dari sepuluh orang tersebut telah meninggalkan Australia antara
1997 dan 2001.
''Petugas telah memeriksa semua nama dan menegaskan hanya satu orang yang tetap
tinggal di Australia. Orang itu punya visa tinggal,'' kata juru bicara tersebut
pada Reuters.
Bulan lalu Australia memasukkan JI ke dalam daftar ''organisasi teroris''
terlarang. Setiap aktivitas melatih, mendanai, merekrut, atau menjadi anggota
kelompok tersebut dikategorikan sebagai tindakan kriminal.
Kelompok itu, yang diyakini punya kaitan dengan jaringan Al Qaedah pimpinan
Usamah bin Ladin, diduga terlibat dalam pengeboman Bali 12 Oktober.
Ruddock mengatakan, pria itu tidak memperoleh status suaka, tetapi dikualifikasi
mendapat ''amnesti tak resmi'' karena mempunyai kemampuan dasar, termasuk
kemampuan berbahasa Inggris.
Dia mengatakan, ada kemungkinan Imigrasi mendeportasi pria tersebut jika dia
dipandang berisiko bagi keamanan Australia. ''Penilaian buruk dari segi keamanan
dapat mengarah pada pembatalan status kependudukannya, namun itu bukan wewenang
kami,''kata dia.
Organisasi Intelijen dan Keamanan Australia (ASIO) bertugas menilai apakah
seseorang yang tinggal di Australia berbahaya bagi keamanan.
Menlu Alexander Downer mengatakan, Australia masih khawatir jangan-jangan ada
orang-orang Jamaah Islamiyah yang tinggal di Australia.
''Kami tetap khawatir beberapa orang yang tinggal di Australia punya hubungan
dengan Jamaah Islamiyah dan melalui Jamaah Islamiyah juga mungkin berhubungan
dengan Al Qaedah,'' kata dia kepada wartawan.(bu,A20,ant,yon,rtr-ben-16,60,52t)
Copyright© 1996 SUARA MERDEKA
-------------------------------------------------------------
Info & Arsip Milis Nasional: http://www.munindo.brd.de/milis/
Nasional Subscribers: http://mail2.factsoft.de/mailman/roster/national
Netetiket: http://www.munindo.brd.de/milis/netetiket.html
Nasional-m: http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-m/
Nasional-a: http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-a/
Nasional-e: http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-e/
------------------Mailing List Nasional------------------