[Marinir] [SP] Mereka Dihujat, Dicaci & Di Butuhkan

Hong Gie ouwehoer at centrin.net.id
Tue Aug 24 19:52:27 CEST 2004


SUARA PEMBARUAN DAILY
-------------------------------------------------------------------------
Last modified: 23/8/04

SUARA PEMBACA

Mereka Dihujat, Dicaci, dan Di Butuhkan

SAYA tidak tahu bahwa akan jadi tentara. Orangtuaku petani di desa, nenek
moyangku juga petani. Kini 30 tahun sudah pengabdianku kepada tentara,
negara dan bangsa. Tinggal menghitung jari, pensiun.

Saya bangga sampai batas maksimum pengabdian, tidak pernah diadili,
dipenjara! Terima kasih kepada pemerintah negara yang telah memberikan
berderet tanda jasa, tanpa kuminta! Saya hanya bersyukur kepada Allah Yanga
Maha Esa, berterima kasih kepada anak isteriku yang setia mendampingi saya!

Kini sebentar lagi saya sipil! Terbayang dalam lamunanku, betulkah saya
sipil? Diterimakah saya? Kenapa teman-teman "masyarakat sipil" menempatkan
saya dan kawan-kawan dengan penuh curiga?

Terkadang tidak terasa basah menetes air mata ini menerawang kehidupan masa
lalu. Saya penah berhari-hari duduk di lingkungan masyarakat loak (barang
bekas), hanya sekadar mencari mainan anakku yang tak terbeli di toko. Saya
menjual jasa penulisan teman-teman yang sama-sama sekolah untuk sekadar
mencukupi biaya hidup, jualan barang-barang, kadang jadi pembawa acara di
suatu perkawinan.

Saya pernah membayar dokter dengan kartu anggota sebagai jaminan dikala
anakku sakit parah, makan hanya dengan lauk terasi (sewaktu sedang sekolah),
saya mengajar di SMP sebagai guru honor, semua saya lakukan dengan ikhlas
dengan ingin tetap menjunjung kode etik TNI.

Barangkali lebih banyak teman-teman dan prajurit TNI yang lebih berat
cobaannya ketimbang saya. Saya seperti tidak ada ruang gerak di bumi
tercinta ini, bumi yang telah saya bela, seperti mimpi!

Seolah saya nanti hidup di lingkungan masyarakat yang asing, haruskah saya
dan kawan-kawan mantan prajurit menjadi masyarakat yang termajinalisasi di
negeri sendiri?

Tolong.. kawanku, saudara-saudaraku! Janganlah kita terjebak "dikotomi",
marilah kita bangun negara dan bangsa ini dengan hati nurani yang bersih,
jangan saling hujat, memaki, sementara negara ini masih butuh tentara untuk
menjaga, melindungi dan sebagai salah satu elemen bargaining position dengan
bangsa lain di dunia.

A Amir S
Bekasi



More information about the Marinir mailing list