[Marinir] [SP] Awas Teror Via E-mail

Yap Hong Gie ouwehoer at centrin.net.id
Sat Dec 3 08:58:14 CET 2005


Walaupun contra informasi ini sudah agak basi, namun ada pepatah Sunda yang
mengatakan "better late than never" ...


http://www.suarapembaruan.com/News/2005/12/04/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY
Last modified: 2/12/05
Awas Teror Via E-mail

"Please inform family members to be careful after Lebaran. Kejadiannya mirip
kerusuhan Mei '98 tapi dgn cara lain. menurut mereka dlm 6 bln ini akan
terjadi, dan kalau situasi nya ngga terken-dali, maka tentara akan ambil
kendali..."

Pembaruan/Fuska Sani Evani/Jurnasyanto Sukarno
SITUS TERORIS - Sebuah situs yang berisi uraian dan misi visi kelompok
teroris, menarik minat para pengguna internet. Sementara e-mail yang berisi
informasi menakutkan juga banyak beredar.

emikian antara lain isi sebuah surat elektronik (e-mail) yang muncul sejak
sekitar sebulan lalu, beberapa saat setelah pemerintah menaikkan harga bahan
bakar minyak. Bisa ditebak, e-mail itu meruyak cepat. Tak heran bila
kemudian sejumlah wartawan mengeluh karena ditanya kanan-kiri seputar
kebenaran isi e-mail.
Apalagi pada bagian lain disebutkan: "...untuk issue bom akan terjadi di 12
titik di Jakarta, terutama mall sudah dan akan diincar. Kesimpulannya
situasi politik disini lagi rawan banget, dan yg tahu ngga banyak. Info ini
sangat akurat karena dari orang dlm".
Pesan-pesan semacam ini tentu saja menjadi teror tersendiri bagi mereka yang
kecil nyali. Sebagian lagi menganggap informasi itu bisa positif tapi bisa
juga menjadi counter productive.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol I Ketut Untung Yoga Ana
mengatakan, kabar atau isu yang beredar bisa saja melalui layanan pesan
singkat, website, atau e-mail. "Isu tentang adanya kemungkinan kerusuhan
masal atau ancaman teror bom semacam itu menjadi masukan bagi polisi. Aparat
Polda Metro Jaya sendiri bertugas menganalisis kebenaran isu itu," ujar
Untung Yoga Ana.

Polisi, kata Untung, tidak sekedar menganalisis. Mereka juga mengawalinya
dengan mencari data dan fakta terkait di lapangan. Bila apa yang dikabarkan
via pesan singkat atau e-mail ternyata menunjukkan tanda-tanda kebenaran,
pimpinan Polri akan diberi masukan untuk mengambil sikap.
Sejauh ini, dalam aspek pencegahan untuk mengurangi atau meniadakan risiko,
polisi sudah melakukan tindakan ekstra. Ada tindakan yang bisa dilihat
secara kasat mata oleh masyarakat yakni penjagaan berlapis terhadap objek
yang ditengarai jadi sasaran serangan. Pengamanan itu dilakukan baik oleh
personel pengamanan internal yang dimiliki objek bersangkutan atau
pengamanan luar, dalam hal ini aparat kepolisian.
Selain itu terdapat pengamanan yang bersifat tertutup. "Karena kita perlu
mengimbangi cara bertindak dan teknologi yang dipakai oleh para pelaku
teror. Nah, apabila suatu ketika ancaman itu menjadi realitas, kita sudah
ada antisipasinya. Sebab, salah satu ciri teror bom adalah sulit
diprediksi," kata Untung Yoga Ana.

Model e-mail atau layanan pesan singkat itu di satu sisi bisa menjadi sebuah
teror. Bukankah teror berarti menciptakan ketakutan atau kengrian oleh
seseorang atau golongan. Apakah polisi akan melacak siapa pengirim atau
sumber informasi bila informasi yang dimaksud hanya rekaan belaka?
Menurut Untung Yoga Ana, sifat kejahatan maya sulit dilacak. "Peralatan
polisi belum sampai, memang harus dipersiapkan secara benar. Tapi kita tahu,
ada pakar yang menguasai bidang itu. Jajaran Polda Metro Jaya bekerjasama
dengan para pakar itu. Misalnya sebuah situs dibuat di mana, beredar ke
wilayah mana saja, itu sudah bisa diketahui secara tepat. Tapi tentang siapa
orangnya akan sulit karena bisa dibikin di mana saja. Perbincangan per
telepon, misalnya, itu kan tidak bisa langsung terlacak orangnya siapa,"
kata dia.

Berbeda dengan kabar via internet yang beredar mulai pertengahan November
ini. Isinya tak tanggung-tanggung yakni soal adanya ancaman penembakan dan
pelemparan granat di jalan-jalan tertentu di Jakarta oleh kelompok radikal
tertentu. Salah satu sasarannya adalah di Jalan HR Rasuna Said sekitar
Kedubes Australia, Gedung Setiabudi, Mega Kuningan dan Mal Ambassador.
Target spesifik mereka adalah tempat berkumpul orang asing, waktu sekitar
jam makan siang. Informasi itu tambah meyakinkan karena disertai peta lokasi
termasuk pangkalan ojek sekalipun.
Berbeda dengan e-mail sebelumnya, kali ini ada nama pengirim atau pihak yang
bisa dihubungi perihal "ancaman penembakan dan penggaranatan" itu.

Ancaman
Adalah Ridha, karyawan sebuah perusahaan pertambangan yang berkantor di
kawasan Kuningan, yang mengaku mengirim e-mail tersebut. Ketakutan atau
tanda tanya para penerima surat elektronik itu tergambar pada banyaknya
orang yang meneleponnya.
"Saya sampai nggak ingat lagi berapa banyak telepon masuk, tapi tetap saya
jawab," kata Ridha kepada Pembaruan.
Informasi "ancaman" itu bukan bikinan Ridha. Perusahaan tempatnya bekerja
kebetulan merupakan klien dari sebuah perusahaan jasa security and bussines
intelegence. Yang terakhir inilah yang memberikan advisory ke perusahaan
Ridha.
"Saya bertugas memberikan informasi kepada lingkup terbatas di kantor berupa
e-mail karena itulah di bawah berita itu saya cantumkan nomor ekstension dan
nomor ponsel saya," kata Ridha yang sempat ditelepon polisi.

Ancaman lewat e-mail, layanan pesan singkat, atau website, menurut Untung
Yoga Ana, ditangani oleh unit yang berbeda-beda. Hal yang menyangkut dengan
keamanan negara ditangani Satuan Keamanan Negara, menyangkut penculikan
ditangani Satuan Kejahatan dan Kekerasan, dan teror politis ditangani oleh
Detasemen 88/Anti-Teror.
"Sedangkan Satuan Cyber Crime bertugas mengungkap kejahatan berbasiskan
teknologi, seperti kejahatan perbankan, Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan
sebagainya. Tapi ini kemudian jadi pendukung bagi kegiatan-kegiatan Polri,
khususnya kejahatan di dunia maya. Ini pendekatan sarananya, bahwa mereka
menggunakan dunia maya. Lembaga Cyber Crime ini ditempatkan di Direktorat
Reserse Kriminal Khusus, karena dianggap sebagai salah satu new dimension of
crime," ujar Untung.

Yang pasti, masyarakat diminta agar tidak terpancing atau merasa terteror
oleh kabar-kabar yang belum tentu benar itu. Sebaiknya, warga langsung
menanyakan kebenarannya kepada aparat kepolisian.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Firman Gani mengakui ancaman teror masih ada.
Namun, operasi-operasi di lingkungan Polda Metro Jaya untuk mengamankan
perayaan Natal dan Tahun Baru telah mulai dilakukan.
"Polisi bisa dapat bukti dokumen (teroris, Red), menguak strategi dan
mengungkap jaringannya, tetapi tentu mereka akan melakukan operasi bahwa
eksistensi mereka tetap ada. Ini yang harus diwaspadai, khususnya pada malam
Natal dan Tahun Baru," ujar Firman Gani.

Tidak ada rencana untuk menetapkan lokasi-lokasi tertentu sebagai lokasi
yang harus diwaspadai karena akan jadi sasaran, misalkan di sekolah asing,
dll. Sebab langkah seperti ini tidak profesional.
"Kita harus tingkatkan aktivitas intelijen. Sweeping tetap dilakukan. Tapi
pemberantasan kejahatan dengan sweeping adalah langkah yang tidak modern,"
tambahnya.
(E-9/A-15)





More information about the Marinir mailing list