[Marinir] [KCM] Teroris Internasional Terlibat Penyerangan Pos
Brimob
Yap Hong Gie
ouwehoer at centrin.net.id
Tue Jun 14 06:18:58 CEST 2005
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/14/daerah/1817224.htm
Nusantara
Selasa, 14 Juni 2005
Teroris Internasional Terlibat Penyerangan Pos Brimob
Ambon, Kompas - Pelaku penyerangan Pos Brigade Mobil di Desa Lokki, Piru,
Seram Bagian Barat, Maluku, pada 16 Mei termasuk dalam jaringan kelompok
teroris internasional. Dugaan itu didasari hasil penyelidikan polisi
terhadap sebagian tersangka yang sudah ditangkap.
Sebagian tersangka pelaku juga diketahui terlibat dalam sejumlah peristiwa
peledakan bom di beberapa daerah lain di Indonesia. Selain itu, senjata dan
amunisi yang digunakan kelompok penyerang tersebut tidak terdapat di
Indonesia.
Kepala Kepolisian Daerah Maluku Brigjen (Pol) Adityawarman dalam pertemuan
dengan sejumlah tokoh agama dan pemuda di Markas Polda Maluku di Ambon,
Senin (13/6), mengatakan, kelompok penyerang Pos Brimob di Lokki termasuk
dalam jaringan kelompok teroris internasional. Mereka telah ada di Maluku
2-5 tahun lalu dan bergabung dengan komunitas masyarakat setempat dengan
memanfaatkan konflik di Maluku.
"Banyak di antara pelaku bukanlah penduduk lokal, tetapi dari luar daerah
yang berasal dari kelompok radikal yang mencita-citakan Negara Islam
Indonesia," kata Adityawarman. Mereka di Maluku merupakan kepanjangan
tangan jaringan teroris internasional.
Sebagian anggota penyerang Pos Brimob asal Kalimantan Timur di Lokki juga
terlibat dalam kasus penembakan di Karaoke Villa Ambon, penembakan Kapal
Motor Lai-lai 7 di Perairan Buru Selatan, dan penembakan warga sipil di
Wamkana, Buru Selatan. Mereka adalah kelompok orang-orang terlatih, bahkan
sebagian di antaranya pernah dilatih di Moro, Filipina Selatan.
Beberapa pelaku di antaranya juga pernah terlibat dalam sejumlah kasus
peledakan bom di Indonesia, seperti kasus bom di Cimanggis, yaitu NM, dan
kasus bom Bali yaitu UB. Pelaku ternyata juga berkaitan dengan Kelompok
Berty Coker (Cowok Keren) yang juga melakukan sejumlah teror dan provokasi
di Maluku.
Meskipun demikian, Adityawarman enggan menjelaskan siapa aktor di balik
kelompok- kelompok itu. Menurut dia, kelompok yang bermain dalam aksi teror
merupakan kelompok kecil yang diistilahkan Adityawarman sebagai "busa".
Kelompok itu didukung dan dipelihara oleh kelompok yang kedudukannya lebih
tinggi, yaitu "radikal lokal" dan kelompok "radikal" yang memiliki jaringan
luas.
Keterlibatan orang luar Maluku dalam sejumlah aksi di Maluku juga diketahui
dari jenis bom dan senjata yang digunakan. Menurut Adityawarman, dari sisa
sirkuit dan detonator bom yang ditemukan, diyakini bom tersebut bukan dibuat
oleh orang Maluku, tetapi oleh orang luar Maluku.
Motif
Senjata yang digunakan, lanjut Adityawarman, biasanya selalu diduga berasal
dari Gudang Senjata Polda Maluku di Tantui yang dijebol massa ketika
konflik. Namun, dari kondisi amunisi yang sebagian besar masih baru,
terutama jenis SS1 dan jenis yang tidak digunakan di Indonesia, seperti M16
tipe tertentu, dipastikan bahwa sebagian senjata itu dipasok dari luar
Maluku. Beberapa senjata dari pelaku empat aksi teror yang berhasil
diamankan polisi ternyata dipasok dari Filipina.
Adityawarman mengakui, pihaknya hingga saat ini belum mengetahui motif di
balik penyerangan Pos Brimob di Lokki. Walaupun demikian, Adityawarman
mencurigai bahwa penyerangan itu dilakukan karena mereka merasa terganggu
dengan kehadiran polisi di daerah tersebut. (mzw)
More information about the Marinir
mailing list