[Marinir] Gimana nihh mas Hong Gie? RM.Danardono

Yap Hong Gie ouwehoer at centrin.net.id
Thu May 19 05:19:41 CEST 2005


(kutipan):
"mas Hong Gie kan dekat dengan aparat? Mbok ditanyaken tuhh, siapa sih yang
iseng?"
-------------------------------------

Wah, Mas Danardono memojokan dan memberikan beban yang berat sekaliiiii...
Bahwasanya saya sering menulis tentang TNI yang diartikan membela TNI, belum
tentu saya dekat dengan aparat TNI atau sebaliknya.
Bahwasanya saya kenal dengan satu-dua orang perajurit bukan berarti saya
dekat dengan institusi TNI.
Saya juga merasa dekat dengan Anda secara spritual, namun itu bukan berarti
bahwa kita sehari-hari harus bergaul atau bekerja sama, bukan?

Karena secara UU sudah ada pemisahan jelas antara aparat Kepolisian dan TNI,
maka asumsi saya yang Sampeyan maksudkan dengan "aparat" yang diserang
disini adalah aparat Kepolisian (Brimob).

Jaman sekarang amat sulit untuk menyimpulkan siapa yang "iseng", sebelum ada
pernyataan resmi dari otoritas, siapa pelakunya.
Saya juga tidak menolak kemungkinan keterlibatan oknum-oknum TNI organik
setempat, tetapi mungkin sekali juga adalah kelompok masyarakat sipil yang
terlatih, seperti Laskar Jihad, Laskar Kristus dll.
Orang-orang "berbadan tegap, berambut cepak" bisa juga Laskar "ABCD"
(Abri Bukan Cepak Doang).

Kalau melihat peralatan dan persenjataan yang "warna-warni", terus terang
saya ragu pelakunya adalah aparat TNI.
Senjata AK-47 dan MK-3, bukan senjata organik TNI, sedangkan Jenggel dan
US-Karaben adalah persenjataan tua sekali, yang hanya masih digunakan oleh
kelompok gerilyawan dan separatis.

Tetapi anehnya berita di media memuat penyataan resmi dari pihak Kepolisian,
seperti terlampir dibawah ini.

Wassalam, yhg.
-----------------


http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=171969
Kamis, 19 Mei 2005,

Dua Polisi Dibekuk Di Ambon
Terkait Penyerbuan Brimob, Polda Tolak Ungkap Identitas

AMBON - Meski sudah menangkap sejumlah tersangka, polisi masih menolak
mengungkapkan identitas orang-orang yang telah diringkus. Juga peran mereka
dalam aksi penyerbuan pos Brimob di Desa Lokki, Kecamatan Piru, Kabupaten
Seram Bagian Barat (SBB) beberapa hari lalu.

Kabid Humas Polda Maluku Kompol Endro Prasetyo, ketika ditanya wartawan
kemarin mengatakan belum bisa menyebutkan identitas lengkap dan pelaku yang
sudah ditahan polisi. Alasannya, saat ini petugas Brimob dan tim Detasemen
88 Polda Maluku masih mengejar pelaku lain. Termasuk aktor utama di balik
aksi penyerbuan yang menewaskan lima anggota Brimob, seorang warga, dan
seorang lagi dari pihak penyerang itu.

"Kami tidak dapat menyebutkannya karena dapat dibaca oleh tersangka lain.
Makanya kami tertutup. Sebab, mereka juga akan terus memonitor kerja kami
melalui pemberitaan di media massa," dalih Endro.

Dari catatan koran ini, sedikitnya 9 orang sudah ditangkap menyusul insiden
penyerang pos jaga pasukan elite polisi itu. Mereka adalah tiga orang yang
disangka ikut membantu mengantarkan pelaku sebelum dan sesudah penyerangan.
Kemudian, 6 orang yang diduga kuat terlibat langsung aksi penyerangan.
Selain itu, dua oknum polisi berinisial IP dan ST disebut-sebut ikut ditahan
di Polda Maluku.

Kedua polisi itu terlibat penyerangan pos Brimob? "Saya belum tahu soal itu.
Sejauh ini informasi tersebut belum saya peroleh," aku Endro. Penangkapan
dua polisi ini menguatkan spekulasi yang beredar di masyarakat bahwa
penyerangan dilakukan oleh orang-orang profesional dan terlatih menggunakan
senjata api.

Menurut Endro, pemeriksaan terhadap orang-orang yang kini ditahan juga
dikembangkan ke beberapa aksi penyerangan lainnya. Seperti peristiwa
penembakan di Vila Karaoke di Hatiwe Besar belum lama ini dan penembakan
KM Lai-lai VII beberapa waktu lalu.

"Jadi, selain kasus (penyerangan Brimob) ini, penyidikan dikembangkan ke
kasus penembakan di Vila Karaoke. Karena, ada di antara para pelaku juga
melakukan penembakan di lokasi tersebut," ungkap perwira polisi dengan
melati satu di pundaknya itu.

Dari pengakuan mereka, lanjut Endro, ada yang ikut penyerangan di Desa
Lokki, tapi tidak ikut saat penyerangan ke Vila Karaoke. Juga, ada di antara
mereka mengaku ikut aksi penembakan kapal Lai-lai.

Mengenai motif penembakan terhadap anggota Brimob BKO ini, kata Endro,
untuk sementara ini adalah untuk mengacaukan situasi di Maluku.
Untuk saat ini, Endro mengaku belum mengetahui aktor intelektual di balik
aksi penyerangan pos Brimob pukul 03.00 WIT itu. Adakah kelompok
yang menggerakkan mereka?
Endro mengatakan masih menunggu hasil pemeriksaan.

Pada bagian lain, Endro menjelaskan, pada Selasa (17/5) malam telah
dilakukan
penyisiran di satu titik di Kota Ambon. Polisi menemukan berbagai jenis
senjata api berikut amunisinya. Di antaranya, satu pucuk jenis M16, dua
SKS, satu Mouser, dua US Karabine, dan satu pucuk Stand Machine.

Sebelumnya, polisi menemukan 6 tas pinggang berisi beragam amunisi. Di
antaranya, 507 butir jenis MK 3, 249 butir jenis jungle, 169 butir AK 47, 81
butir Mouser, dan 242 butir US Karabine. Juga ditemukan satu jaket doreng
dengan bercak darah. "Senjata lain yang digunakan pelaku juga masih terus
kita cari," ujarnya. Senjata api dan amunisi yang ditemukan polisi itu
diduga milik para penyerang pos Brimob. Mereka membuangnya di kolong
selokan dan di hutan usai menjalankan aksinya. (jpnn)



From: "Ambon" <sea at ...>
Date: Wed May 18, 2005  4:22 pm
Subject: Seorang Penyerang Diduga Polisi sea at ...
 Send Email
http://www.indomedia.com/bpost/052005/19/nusantara/nusa1.htm

Seorang Penyerang Diduga Polisi
Ambon, BPost

IP, satu dari tujuh pelaku penyerangan pos Brimob di Desa Loki, Seram Bagian
Barat, Maluku yang berhasil ditangkap, diduga anggota Kepolisian Daerah
Maluku. Namun, hingga kemarin (18/5) sore pihak Polda Maluku belum
memberikan komentar berkaitan keterlibatan oknum polisi tersebut.
Kabid Humas Polda Maluku Kompol, Endro Prasetyo juga enggan memberikan
komentarnya. Dia hanya membenarkan ada beberapa pelaku yang sudah diringkus
pihaknya.

Begitu juga Kadit Reskrim Polda Maluku Kompol Bambang Hermanu juga menolak
memberikan informasi. "Wah saya belum dapat memastikannya. Maaf nanti saja,
saya masih rapat," ujarnya saat dihubungi. Bambang hanya memastikan hingga
kini pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap para penyerang lainnya.
Empat dari tujuh pelaku diidentifikasi berinisial D, warga Kebun Cengkih
Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, OP (warga Tanah Lapang Kecil Kecamatan
Nusaniwe), FT (warga Desa Batu Merah Kecamatan Sirimau), dan IP yang diduga
anggota Kepolisian Daerah Maluku. Sementara tiga pelaku lainnya hingga tadi
malam, belum diketahui identitasnya.

Kapolda Maluku, Brigjen Aditya Warman, di Ambon, Rabu, mengatakan, para
pelaku tengah disidik intensif guna mengungkapkan alasan penyerangan ke pos
Brimob di Desa Loki saat 14 personil bertugas di sana.
Menurutnya, lima personil Brimob yang meninggal adalah Brigadir Ronny
Susanto, Brigadir Hasanuddin, Brigadir Teguh Aristianto, Briptu Slamet
Harianto dan Bharada Damanik.

Satu anggota penyerang tewas yang turut diotopsi di rumah sakit Bhayangkari
Tantui, Ambon yakni Abdullah dan warga sipli dari Desa Loki, Simon Petrus
Sarpally. Kapolda juga mengatakan, penyidikan intensif diarahkan juga untuk
mengungkapkan siapa dalang di balik penyerangan.
Penyerangan terhadap pos polisi dilakukan di saat pemerintah tengah
menetapkan kebijakan untuk mengembalikan warga setempat ke daerah asal
karena mengungsi akibat tragedi kemanusiaan, sejak 19 Januari 1999 lalu.
"Kami berterima kasih kepada tiga saksi yang bersedia mengungkapkan
ciri-ciri maupun modus kerja dari para pelaku yang diidentifikasikan di
mulai dari Desa Katapang Kabupaten SBB hingga ke Dusun Waitomo Pulau Ambon
Kabupaten Maluku Tengah, selanjutnya ke Durian Patah dan pusat Kota Ambon,"
ujarnya.

Kapolda belum dapat menjelaskan, hasil penyidikan awal terhadap pelaku yang
merupakan orang luar daerah Maluku, kecuali OP. "Siapa pun dalang di balik
penyerangan yang menewaskan lima personil Brimob akan dikejar hingga ke
liang lahat guna mempertangggung jawabkan perbuatan biadab tersebut,"
katanya,
Kapolda juga memastikan senjata yang digunakan para pelaklu adalah standar
organik bersama munisi dalam jumlah ribuan.
"Kami telah mengamankan amunisi maupun peralatan pelaku, baik di Desa Loki
maupun yang ditemukan di kawasan Leihitu dan Kota Ambon sebagai barang bukti
untuk diproses secara hukum," tambahnya.
Suasana duka masih menyelimuti markas komando Brimob Polda Maluku pada
kawasan Tantui atas, kecamatan Sirimau, Kota Ambon yang sejak Senin
pagi(16/5) mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang.dtc/ant



From: "Ambon" <sea at ...>
Date: Wed May 18, 2005  5:16 pm
Subject: Kelompok Sipil yang Terlatih sea at ...
 Send Email
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0505/19/daerah/1760991.htm

Penyerang Pos Brimob di Maluku
Kelompok Sipil yang Terlatih

Ambon, Kompas - Sejumlah tersangka pelaku penyerangan pos keamanan yang
dijaga Satuan Brigade Mobil di Dusun Wailisa, Desa Lokki, Seram Bagian
Barat, dipastikan terlibat dalam sejumlah aksi teror dan penyerangan lainnya
di Maluku. Mereka berasal dari kelompok terlatih dengan jaringan yang
tersebar di sejumlah daerah di Provinsi Maluku.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Maluku Komisaris Endro Prasetyo di
Ambon, Rabu (18/5), mengatakan, sebagian anggota kelompok penyerang pos
Brimob Kaltim di Dusun Wailisa, Senin lalu, juga terlibat sejumlah aksi
teror lainnya di daerah itu. Aksi itu antara lain kasus penembakan di
Karaoke Vila, Desa Hative Besar, Kota Ambon, 15 Februari 2005, dan
penembakan Kapal Motor Lai-lai VII di Perairan Leksula, Buru Selatan, awal
Februari 2005.

Anggota kelompok penyerangan itu, kata Prasetyo, berada dalam satu jaringan
yang tersebar di berbagai daerah. Namun, tidak setiap anggota kelompok
penyerangan di satu tempat juga terlibat dalam penyerangan di tempat lain.
Mereka yang ada dalam kelompok ini adalah orang-orang sipil terlatih yang
mampu menggunakan senjata standar. Mereka berasal dari berbagai daerah di
Indonesia, di antaranya dari Jawa, Sumatera, serta dari Maluku. Kelompok itu
melakukan pelatihan khusus di tempat-tempat tertentu.
Meski demikian, Prasetyo enggan menyebutkan kelompok mana yang terlibat
dalam penyerangan tersebut, termasuk apakah mereka termasuk
kelompok-kelompok perjuangan yang terlibat selama konflik di Ambon beberapa
tahun silam. Kelompok itu melakukan sejumlah teror untuk membuat situasi dan
kondisi Maluku tidak aman.

"Hasil penyidikan sampai sejauh ini belum mengarah kepada kelompok tertentu.
Saat pemeriksaan sudah selesai kita akan ketahui semuanya, termasuk siapa
yang melatih mereka sehingga bisa menggunakan senjata," katanya.
Prasetyo juga membantah jika senjata yang digunakan kelompok penyerang ini
berasal dari negara lain. Senjata yang digunakan kelompok penyerang berasal
dari gudang senjata Polda Maluku yang dibobol saat terjadi konflik, Juni
2000. Hingga kini sebagian senjata yang hilang itu belum ditemukan kembali.
"Senjata yang kami temukan di tempat kejadian perkara yang berasal dari
jenis MK-3, SKS, US-Karabin, dan AK-47 memang pernah kami (Polda
Maluku) miliki pada tahun 1999," ungkap Prasetyo.

Mengenai keterlibatan anggota kepolisian sendiri maupun aparat keamanan dari
satuan lain, menurut Prasetyo hingga kini belum ada bukti yang mengarah
kepada mereka.
Prasetyo juga enggan menyebutkan jumlah tersangka pelaku penyerangan yang
sudah ditangkap. Demikian pula terhadap pelaku penembakan di Karaoke Vila
yang sebagian sudah tertangkap dan terkait dengan kasus penyerangan pos
Brimob Kaltim itu. Namun ia memastikan beberapa pelaku sudah ditangkap dan
masih dilakukan pengembangan.

"Saya tidak bisa menyebutkan dulu jumlah dan identitas pelaku karena masih
harus dilakukan penyidikan secara tuntas," katanya. Pemeriksaan pelaku kasus
penyerangan itu dilakukan di Markas Polda Maluku, sedangkan tersangka yang
diduga terlibat dalam penyerangan Karaoke Vila yang menewaskan dua orang itu
akan dilakukan di Markas Polres Ambon dan Pulau-pulau Lease.
Mengenai saksi, Prasetyo mengatakan, hingga Rabu siang telah diperiksa 10
orang. Status saksi dapat saja berubah menjadi tersangka jika ditemukan
keterlibatan mereka dalam sejumlah aksi teror.
"Mereka (saksi) sering diteror oleh kelompok ini, juga keluarga mereka,"
kata Prasetyo.

Terorisme
Sementara itu, sekitar 50 mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa
Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Ambon dan Senat Mahasiswa Universitas
Kristen Indonesia Maluku menggelar unjuk rasa di halaman Polda Maluku, Rabu
sore. Para mahasiswa menilai penyerangan pos Brimob itu merupakan ulah
teroris. Tindakan itu dinilai sebagai perbuatan biadab dan merupakan bentuk
perlawanan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mahasiswa juga menolak dan menentang segala aksi teror dan gerakan separatis
di Maluku. Aksi yang dilakukan kelompok teroris itu hanya memperkeruh
stabilitas keamanan di daerah. Karena itu, para mahasiswa mendesak Kepala
Polda Maluku Brigjen (Pol) Adityawarman mengusut kasus-kasus teror yang
terjadi di Maluku secara arif dan bijaksana.(mzw)



====================
From: "RM Danardono HADINOTO" <rm_danardono at ...>
Date: Wed May 18, 2005  8:31 am Msg# 54707
Subject: Gimana nihh mas Hong Gie? rm_danardono

Kalau baca berita ini, kita jadi bingung. Aparat saja tak mampu
pertahankan diri, bagaimana kalau penduduk sipil yang di-obrak abrik?

Sebagian berita berbunyi:
-------------------
"Dalam penelusuran itu polisi menemukan ribuan amunisi berbagai jenis
dan sejumlah perbekalan milik kelompok penyerang. Deni Hermana
mengatakan, barang bukti itu ditemukan di hutan di daerah Durian
Patah, Desa Hunuth, Teluk Ambon Bagula, Kota Ambon.

Barang bukti yang ditemukan antara lain tujuh buah tas pinggang yang
masing-masing berisi sedikitnya 150 amunisi, sebo atau tutup kepala
warna hitam, biru tua, dan hijau lumut, sebuah tas punggung,
binokuler, enam magasin, sebilah belati, serta tiga bom rakitan. Juga
ditemukan satu pak biskuit, sebungkus mi instan, sebungkus sagu ubi
kayu, satu jaket tebal merah, serta satu baju warna biru dengan motif
kotak-kotak. Amunisi yang ditemukan itu berasal dari jenis AK-47,
Jenggel, MK-3, SS-1, dan US-Karaben.."

-------------------
Na, ini kelihatannya kelompok sipil atau tentara (istilah
cantiknya "oknum")? mas Hong Gie kan dekat dengan aparat? Mbok
ditanyaken tuhh, siapa sih yang iseng?

Salam bingung

Danardono



More information about the Marinir mailing list