<!DOCTYPE HTML PUBLIC "-//W3C//DTD HTML 4.0 Transitional//EN">
<HTML><HEAD>
<META http-equiv=Content-Type content="text/html; charset=iso-8859-1">
<META content="MSHTML 6.00.2800.1476" name=GENERATOR>
<STYLE></STYLE>
</HEAD>
<BODY bgColor=#ffffff>
<DIV><FONT face=Arial size=2><STRONG>URL: </STRONG><A
href="http://www.gatra.com/versi_cetak.php?id=52720"
eudora="autourl">http://www.gatra.com/versi_cetak.php?id=52720</A><FONT
face="Times New Roman" size=3> </FONT></FONT></DIV>
<DIV><FONT face=Arial size=2></FONT> </DIV>
<DIV><STRONG><FONT face=Arial size=2>HUKUM & KRIMINALITAS</FONT></STRONG>
<FONT face=arial size=2><B>[ </FONT><FONT face=arial color=#ff0000
size=2>GATRA</FONT><FONT face=arial size=2> Printed Edition
]<BR></B></FONT><BR>Su'eb: Farid Faqih Coba Suap Rp 1 Miliar<BR><BR><FONT
color=#ff0000>Banda Aceh, 1 Februari 2005 19:36<BR></FONT>Kapten Su`eb, pada
pemeriksaan Pomdam Iskandar Muda, mengaku akan disuap oleh tersangka Farid
Faqih, Koordinator LSM Government Watch (Gowa), senilai Rp1 miliar, agar tidak
melaporkan barang bantuan kemanusiaan yang telah dicurinya.<BR><BR>"Farid Faqih
pernah minta tolong saya agar barang bantuan kemanusiaan yang ada di gudangnya
tidak dilaporkan, dan saya akan diberi Rp 1 miliar," katanya, ketika memberikan
keterangan kepada penyidik di Banda Aceh, Selasa.<BR><BR>Kapten Su`eb, anggota
tim kesehatan Mabes TNI AD, diperiksa Lettu CPM Joni K atas kasus pemukulan
Farid Faqih, yang diduga telah melakukan pencurian barang bantuan kemanusiaan
untuk korban gempa bumi dan tsunami di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
(NAD).<BR><BR>Kepada penyidik, Su`eb mengaku menolak tegas tawaran suap
tersebut. Ia merasa dilecehkan, hingga terjadinya pemukulan terhadap Farid
Faqih.<BR><BR>Ia menyebutkan, pada 26 Januari 2005, dirinya sedang menunggu
barang bantuan yang diturunkan dari pesawat Australia di bandara Sultan Iskandar
Muda.<BR><BR>Saat barang-barang itu dikumpulkan di landasan, dan sedang mencari
truk untuk mengangkutnya, ternyata barang tersebut hilang. Setelah dicari,
diketahui barang-barang itu telah sudah dimuat ke dalam dua truk yang dibawa
Farid Faqih --yang mengaku-ngaku telah mendapat perintah dari pimpinan
TNI.<BR><BR>Saat di bandara, Su`eb sempat bertemu Farid Faqih, yang mengaku dari
Gowa dan dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.<BR><BR>Saat ditanyakan
kenapa mengangkut barang tersebut, Farid mengancam agar Su`eb tidak macam-macam,
bahkan menyatakan bisa menurunkan Panglima TNI Jenderal TNI Endriartono Sutarto
serta Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Endang Suwarya dari jabatannya dalam
waktu dua hari. "Gus Dur sendiri saya yang 'menurunkannya'," kata Farid,
sebagaimana diungkapkan Kapten Su`eb .<BR><BR>Barang batuan tersebut tetap
dibawa dua truk milik Front Pembela Islam (FPI) yang dipinjam Farid Faqih. Truk
itu berlari kencang ke arah pintu keluar bandara. Lalu Su`eb minta bantuan
provost TNI AU yang berjaga di gerbang Lanud, untuk segera menghentikan truk
tersebut.<BR><BR>Setelah dilakukan pemeriksaan, Su`eb minta agar barang-barang
bantuan milik TNI diturunkan. Tapi Farid Faqih tetap bersikukuh bahwa barang
tersebut miliknya. "Bahkan Farid Faqih menyatakan 'apa urusanmu'," ujar
Sueb.<BR><BR>Mendengar perkataan Farid, Su`eb mengaku emosi, lalu memukul Farid
di bagian perut, muka dan diakhiri tendangan.<BR><BR>Su`eb mengatakan, sejak
tanggal 24 Januari 2005, ia sudah curiga melihat kelompok Farid Faqih mengambil
barang kemanusiaan yang dibawa ke gudang yang letaknya tak jauh dari bandara
Sultan Iskandar Muda.<BR><BR>"Saya sudah mulai curiga barang bantuan kemanusiaan
itu dicuri Farid sejak tanggal 24 Januari. Apabila kami tanyakan selalu dijawab
bahwa hal ini demi pengamanan, dan ini perintah pimpinan TNI,"
ujarnya.<BR><BR>Mengetahui ada yang tidak beres, Su`eb kemudian melakukan
pemeriksaan ke gudang milik Farid Faqih. Ternyata di dalamnya terdapat tumpukan
barang-barang bantuan kemanusiaan, yang sebagian besar milik
TNI.<BR><BR>Mengetahui hal tersebut, Farid Faqih langsung mengajak damai kepada
Su`eb, agar apa yang telah dilihatnya tidak dilaporkan kepada pimpinan TNI, dan
masalah barang di dua truk tersebut boleh diambil, dan persoalan dianggap
selesai.<BR><BR>"Saat Farid Faqih mengajak damai, saya ditawari uang Rp 1 miliar
agar masalah ini tidak dilaporkan. Tapi saya menolak. Justru tawaran tersebut
yang membuat saya merasa dilecehkan, sehingga saya pukul sekali lagi,"
ujarnya.<BR><BR>Sementara itu, Danpomdam Iskandar Muda, Kol CPM Bakir P kepada
wartawan menyatakan, pihaknya akan tetap memproses hukuman terhadap perbuatan
Kapten Su`eb yang melakukan pemukulan atas Farid Faqih.<BR><BR>Disebutkan,
selain Kapten Su`eb, pihak Pomdam Iskandar Muda hingga kini telah memeriksa
empat orang saksi, masing-masing Kolonel Budi, Letkol Hasbi, Kapten Ngatmin dan
Leo --seorang anggota Gowa.<BR><BR>Pangdam IM Mayjen TNI Endang Suwarya
mempertanyakan, mengapa bantuan untuk dirinya tak kunjung sampai ke Banda
Aceh.<BR><BR><B>Tujuh Miliar<BR></B>Sebelumnya dilaporkan, nilai barang-barang
kemanusiaan dan barang-barang milik TNI yang diduga telah diambil Farid Faqih
tersebut, ditaksir mencapai Rp 7 miliar.<BR><BR>Informasi dari lingkungan Satuan
Tugas TNI untuk Penanggulangan Bencana Aceh, Lanud Sultan Iskandar Muda (SIM),
Banda Aceh menyebutkan, besaran taksiran nilai harga pasar dari barang-barang
yang terdapat di dua gudang yang sudah diakui Farid kepada polisi sebagai
gudangnya.<BR><BR>Nilai harga pasar dari barang tersebut terdiri atas Rp 5,5
miliar yang ditumpuk di gudang Gapensi Blang Bintang, di Desa Krueng Raya, dan
Rp 1,5 miliar yang disimpan di gudang Bulog, yang sebagian rusak akibat gempa 26
Desember 2004, di seberang kuburan massal Lambaro.<BR><BR>Berdasarkan pemantauan
di gudang pertama, Kamis lalu, lebih sepertiga dari gudang yang besarnya seperti
hanggar pesawat terbang di Krueng Raya tersebut berisi barang-barang kemanusiaan
kiriman dari berbagai kota, terutama dari Jakarta (Lanud Halim Perdana
Kusuma).<BR><BR><B>Izin Kapuspen<BR></B>Sementara itu, Sekjen Gowa Andi W
Saputra mengatakan, sebelum kejadian, Farid telah meminta izin kepada Kapuspen
TNI Mayjen TNI Sjafrie Sjamsudin perihal pemindahan barang-barang bantuan yang
diduga cepat rusak bila tidak segera disalurkan.<BR><BR>"Farid berniat untuk
memindahkan bantuan tersebut ke gudang yang telah disewa Gowa, menggunakan
kendaraan ALS," katanya menjelaskan.<BR><BR>Perihal gudang yang ditengarai pihak
aparat sebagai tempat penimbunan bahan bantuan, ia menyebutkan bahwa gudang yang
terletak di Krueng Lingga dan di kantor Dinas Sosial Aceh Besar itu adalah
gudang yang disewa Gowa untuk menampung bantuan-bantuan dari WFP.<BR><BR>Farid,
yang berada di Aceh atas nama LSM Gowa, Param (Pangan untuk Rakyat Miskin) dan
ALS (Aceh Logistic Support), ditangkap Provost TNI AU Lanud SIM, Rabu (26/1)
malam, setelah kedapatan berusaha membawa pergi barang-barang bantuan yang
dikirim dengan pesawat-pesawat Hercules.<BR><BR>Barang-barang yang berada dalam
kedua gudang tersebut berisi berbagai jenis, mulai dari air mineral, mie instan,
obat-obatan, biskuit hingga kompor-kompor gas serta penanak nasi listrik
(<I>rice cooker</I>) dalam jumlah cukup besar. Kompor-kompor gas (Kitchen-Mate)
tersebut adalah barang kiriman untuk Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Endang
Suwarya.<BR><BR>Barang-barang lain, termasuk pula tenda-tenda untuk pengungsi
milik UNHCR (United Nations High Commission for Refugees, Badan PBB urusan
Pengungsi). Tenda-tenda itu berkualitas tinggi dan bertulisan
"UNHCR".<BR><BR>Dari catatan, TNI kehilangan barang-barang berupa 11 dos (330
kaleng) makanan tempur T-1 ABC (tanggal 14/1), dua koli AC (17/1), 23 koli (690
buah) water bag (kantong air) pada tanggal 18-19/1, 20 meja dan kursi lapangan,
satu koli kain loreng TNI (100 meter) dan 70 koli (3.500 buah) kantong tidur
(sleeping bag).<BR><BR>Nilai pasar barang-barang tersebut antara lain untuk
water-bag berkisar 800 juta (nilai kontrak), sleeping bag Rp 900.000 per unit,
kain loreng TNI Rp 150.000 per meter.<BR><BR>Petugas penerima barang Tim
Departemen Kesehatan yang sedang bertugas di Banda Aceh, Benny, Jumat petang
lalu, mendatangi gudang di Krueng Raya berusaha mencari empat ton dari total
sembilan ton barang kiriman dari PT Amerta Indah Otsuka (Pocari Sweat) yang
masih belum jelas keberadaannya.<BR><BR>Tim Depkes yang ditugasi Menteri
Kesehatan Fadillah Supari itu menyatakan telah menemukan kotak-kotak kiriman
obat dari Depkes Jakarta di gudang Farid Faqih lainnya di Lambaro. <B>[TMA,
Ant]</B> <BR><BR><FONT face=arial size=2><B>URL: </B><A
href="http://www.gatra.com/versi_cetak.php?id=52720"
eudora="autourl">http://www.gatra.com/versi_cetak.php?id=52720</A></FONT>
</DIV></BODY></HTML>