<!DOCTYPE HTML PUBLIC "-//W3C//DTD HTML 4.0 Transitional//EN">
<HTML><HEAD>
<META http-equiv=Content-Type content="text/html; charset=iso-8859-1">
<META content="MSHTML 6.00.2900.2627" name=GENERATOR>
<STYLE></STYLE>
</HEAD>
<BODY bgColor=#ffffff>
<DIV>
<DIV>
<H3><FONT face=Verdana>priyadi's blog<BR></FONT><A href=""><FONT
face=Verdana>http://priyadi.net/archives/2005/05/04/ketika-penerus-informasi-disomasi/</FONT></A></H3>
<H3><FONT face=Verdana>4 May 2005</FONT></H3>
<DIV class=post>
<H4 id=post-346><A title="Permanent Link to Ketika Penerus Informasi Disomasi"
href="" rel=bookmark><FONT face=Verdana color=#003399>Ketika Penerus Informasi
Disomasi</FONT></A></H4>
<DIV class=meta><FONT face=Verdana>Posted under: </FONT>
<UL class=post-categories>
<LI><A title="View all posts in Happening" href="" rel="category tag"><FONT
face=Verdana size=2>Happening</FONT></A><FONT face=Verdana> </FONT>
<LI><A title="View all posts in Opinion" href="" rel="category tag"><FONT
face=Verdana size=2>Opinion</FONT></A></LI></UL><FONT face=Verdana>at 16:07
</FONT></DIV>
<DIV class=entry>
<P><FONT face=Verdana><EM>“Don’t shoot the messenger”</EM>, itu adalah sebuah
ungkapan umum yang menyatakan bahwa pembawa informasi tidak bertanggung jawab
atas isi informasi yang disampaikan. Tapi ternyata ungkapan itu tidak berlaku
untuk </FONT><A href=""><FONT face=Verdana color=#336699>Kompas</FONT></A><FONT
face=Verdana>.</FONT></P>
<P><FONT face=Verdana>Hal ini bermulai dari Basuki Suhardiman yang menerima tiga
buah email dari seseorang yang menamakan dirinya “Satria Kepencet”. Salah satu
email ini menuduh Kompas </FONT><A href=""><FONT face=Verdana
color=#336699>kehilangan objektivitas pers</FONT></A><FONT face=Verdana>.
Email-email ini kemudian diteruskan oleh Basuki ke milis ITB.</FONT></P>
<P><A id=more-346><FONT face=Verdana></FONT></A></P>
<P><FONT face=Verdana>Di milis ITB sendiri, email-email hasil
<EM>forwarding</EM> tersebut tidak mendapat banyak tanggapan. Email pertama
tidak ditanggapi, hanya ada beberapa email hasil ‘pembajakan’ <EM>thread</EM>
yang sama sekali tidak relevan dengan topik utama. Email kedua sama sekali tidak
ditanggapi. Sedangkan pada email ketiga hanya ada lima buah tanggapan. Jadi bisa
dibilang penghuni milis ITB sama sekali tidak tertarik pada email-email
tersebut.</FONT></P>
<P><FONT face=Verdana>Berbeda halnya dengan </FONT><A href=""><FONT face=Verdana
color=#003399>detikcom</FONT></A><FONT face=Verdana>. Setelah mengetahui
informasi tersebut (mungkin dari </FONT><A href=""><FONT face=Verdana
color=#336699>you know who</FONT></A><FONT face=Verdana>), detikcom langsung
membahasnya habis-habisan. Tak kurang ada tiga artikel yang berhubungan dengan
ini:</FONT></P>
<UL>
<LI><A href=""><FONT face=Verdana color=#336699>Kompas, KPU dan Sengatan Tajam
Satria Kepencet di Milis ITB</FONT></A><FONT face=Verdana> </FONT>
<LI><A href=""><FONT face=Verdana color=#336699>Satria Kepencet Tinggalkan
Jejak EW di Milis ITB</FONT></A><FONT face=Verdana> </FONT>
<LI><A href=""><FONT face=Verdana color=#336699>Basuki Suhardiman Didesak
Ungkap Jati Diri Satria Kepencet</FONT></A><FONT face=Verdana> </FONT></LI></UL>
<P><FONT face=Verdana>Kemudian, Kompas pun bereaksi dengan </FONT><A
href=""><FONT face=Verdana color=#336699>menuntut Basuki</FONT></A><FONT
face=Verdana>. Sebuah perbuatan yang sangat aneh, karena yang Basuki lakukan
hanyalah meneruskan pesan ke mailing list internal. Kalaupun ada pihak luar
mailing list yang dapat membaca isi mailing list, maka harus disadari bahwa
pesan tersebut hanya ditujukan ke mailing list tersebut.</FONT></P>
<P><FONT face=Verdana>Jika Kompas berniat untuk menuntut Basuki, maka menurut
saya Kompas juga perlu menutut pihak-pihak lain yang turut serta mendukung
penyebaran pesan tersebut:</FONT></P>
<UL>
<LI><FONT face=Verdana>detikcom yang melakukan pemberitaan </FONT>
<LI><FONT face=Verdana>informan detikcom yang memberitahu detikcom informasi
tersebut </FONT>
<LI><A href=""><FONT face=Verdana
color=#336699>Mail-Archive.com</FONT></A><FONT face=Verdana> karena
meng<EM>hosting</EM> arsip dari milis ITB </FONT>
<LI><FONT face=Verdana>Google </FONT>
<LI><FONT face=Verdana>dan sebagainya </FONT></LI></UL>
<P><FONT face=Verdana>Lucunya, Kompas menuntut permintaan maaf dari Basuki
melalui media massa. Sedangkan Basuki hanya mem<EM>forward</EM>kan email
tersebut ke milis internal. Bukankah jika Basuki dinyatakan bersalah, maka
Basuki hanya perlu meminta maaf pada media yang sama? Atau mungkin Kompas butuh
berita ini untuk meningkatkan omsetnya?</FONT></P>
<P><FONT face=Verdana>Ini adalah tindakan yang sangat konyol dari Kompas. Di
sisi lain, Kompas berkoar-koar mengenai kebebasan pers dan kebebasan
berpendapat. Tetapi di sisi lain Kompas bisa bertindak gegabah seperti ini.
Ironis sekali, terutama melihat artikel </FONT><A href=""><FONT face=Verdana
color=#336699>“Wartawan “Kompas” Tuntut Basuki”</FONT></A><FONT face=Verdana>
ditempatkan secara bersebelahan dengan artikel </FONT><A href=""><FONT
face=Verdana color=#336699>“Terancam, Kebebasan Berekspresi”</FONT></A><FONT
face=Verdana>. Apakah kebebasan berekspresi hanya berlaku untuk media massa
besar? Terlebih lagi yang dilakukan Basuki hanyalah mem<EM>forward</EM> sebuah
pesan yang tidak ditulisnya sendiri.</FONT></P>
<P><FONT face=Verdana>Kompas bisa saja mengatakan bahwa informasi tersebut tidak
benar dan masalah akan selesai. Saya yakin Basuki juga tidak akan
mempersoalkannya kembali. Kompas juga tidak perlu takut reputasinya terancam,
kecuali jika memang informasi yang disampaikan sang “Satria Kepencet” tersebut
memang benar adanya.</FONT></P></DIV></DIV></DIV></DIV></BODY></HTML>