[Nasional-a] [Nasional] Re: Bangga menjadi dan memiliki Indonesia #2--> Tulisan Ki Sondong Mandali

admin nasional-a@polarhome.com
Mon Aug 12 16:13:34 2002


Datum: Sun, 11 Aug 2002 22:32:57 +0900
Von: "Ki Denggleng Pagelaran" <fukuoka@indo.net.id>
Rückantwort: national@mail2.factsoft.de
-----------------------------------------------------------------------
Mailing List "NASIONAL"
Diskusi bebas untuk semua orang yang mempunyai perhatian terhadap
eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
-----------------------------------------------------------------------

INDONESIA TAMANSARINYA DUNIA

Saudara-saudaraku yang cinta Indonesia.

Barangkali Anda sependapat denganku kalau Indonesia bisa menjadi
tamansarinya dunia sebagaimana pernah dikumandangkan Bung Karno ?

Marilah kita tengok sejenak sejarah budaya yang kita miliki.  Bangsa
Nusantara hidup di untaian kepulauan yang ribuan jumlahnya.  Terletak di
Khatulistiwa yang hutannya lebat.  Maka masuk akal kalau Bangsa Nusantara
sejak dahulu adalah orang bahari.  Alasannya, antar kelompok masyarakat
berhubungan melalui laut dan punya sumber bahan pembuat kapal (kayu) yang
melimpah.  Dengan demikian maka orang-orang dari kepulauan Nusantara
(Indonesia) adalah penjelajah lautan ke segala penjuru.  Para leluhur kita
itu yang mendatangi dan bergaul dengan berbagai bangsa lain di dunia. Bukan
sebaliknya wilayah Nusantara yang dibanjiri pendatang sebagaimana
terdoktrinkan selama ini.  Masalahnya sumberdaya manusia laut adalah orang
bangsa kita. Sumberdaya alam penyedia bahan untuk perahu juga ada pada kita.
Kalau toh kemudian ada bangsa India dan Asia Selatan bermigrasi ke
Indonesia, itu karena ikut perahu-perahu dari Indonesia.  Mungkin untuk
urusan perdagangan dan mungkin pula karena pembauran perkawinan.

Dengan migrasi semacam itulah agama Hindu dan Buda ratusan tahun yang lalu
masuk Indonesia.  Namun sebenarnya waktu itu di Indonesia bukan suatu gzero
zone budayah. Dengan demikian terjadi interaksi antar budaya yang begitu
indah dan damai.  Tidak mudah menentukan budaya India mengkoptasi budaya
Nusantara atau sebaliknya. Bukti peninggalan sejarah berupa candi-candi
menunjukkan hal tersebut. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa sejak jaman
kunonya dulu leluhur orang Indonesia toleran dan welcome saja terhadap
masuknya budaya lain.  Agama Hindu di- gNusantarah-kan tanpa kehilangan
citra Hindunya.  Agama Buda juga di-gNusantarah-kan dengan damai-damai
saja.

Suatu monumen penuh misteri ada di kompleks candi Prambanan.  Mengapa bisa
terjadi Candi Hindu (Jonggrang) dan Candi Buda (Sewu) berada dalam satu
kompleks percandian. Juga suatu misteri sejarah mengapa kejayaan Hindu dan
Buda yang mewariskan candi-candi yang megah gagah tersebut bisa lenyap
begitu saja.  Konon ceritanya karena bencana alam.  Tetapi sungguh tak habis
dimengerti ketika diadakan penggalian arkeologi tak ada ditemukan kerangka
manusia dan binatang maupun harta karun sebagaimana umumnya situs-situs
arkeologi di Mesir, Cina, Persia, atau Meksiko/Brasil.

Konon ceritanya (menurut sebagian penekun spiritual Jawa) di jaman kuno
(purwa) Nusantara (Jawa) pernah mencapai suatu peradaban yang begitu tinggi
(Aji Saka-Ki Wungkuk sampai Prabu Watu Gunung).  Oleh kehendak Sang Hyang
Wenang jaman itu akan ditutup di moksakan.  Prabu Watu Gunung bertikut
isteri dan anaknya (30) dinaikkan ke alam kamukswan menjadi nama wuku.
Sedang rakyatnya oleh Ki Semar (kaum spiritualis Kejawen mempercayai kalau
Pulau Jawa dijaga dan diayomi oleh Semar) diminta kepada Sang Hyang Wenang
untuk diperbolehkan diselamatkan dari penutupan jaman itu.  Permintaan itu
diluluskan, maka seluruh manusia dan binatang digaibkan (dijadikan mahluk
halus/lelembut) yang masih menghuni alam gaib (lelembut) Jawa dan
sekitarnya. Raja-raja kecil jaman purwa menjadi pemuka lelembut di wilayah
masing-masing.  Termasuk diantaranya Nyai Ratu Kidul yang konon kemudian
ditugasi Ki Semar untuk menyimpan harta pusaka yang ikut dibawa ke alam gaib
itu.  Konon jumlah harta pusaka itu kini mencapai jumlah dua pertiga harta
dunia. Kebenaran cerita tersebut, wallahu alam.

Hanya saja, memang sampai saat ini ada misteri tak terungkap tentang Pulau
Jawa.  Pulaunya tak seberapa besar namun menampung sekitar 60% penduduk
Indonesia.  Juga menjadi pensuply beras nasional sampai 70%.  Konon pula ada
hasil pemotretan bumi lewat satelit yang menunjukkan cahaya lain penuh
misteri Pulau Jawa dibanding bagian bumi yang lain.

Abad ke VIII saat kejayaan Sriwijaya di Indonesia.  Para pedagang dari
Nusantara banyak yang sampai ke Timur Tengah.  Sebagaimana kita ketahui
bahwa di kawasan Timur Tengah waktu itu begitu marak peperangan antar
bangsa.  Pemenang akan berkuasa dan yang kalah dijadikan budak untuk
membangun Istana. (Lihat tayangan Discovery Chanel di TPI itu lho !}.  Dalam
suasana penuh peperangan sangat mungkin mempengaruhi sebagian masyarakat
yang suka kedamaian menyingkir.  Diantara mereka ada yang kemudian ikut
kapal-kapal Sriwijaya dan berimigrasi ke Nusantara.  Eksodus besar-besaran
orang Arab/Persia ke Indonesia terjadi ketika Perang Salib dan kemudian
disusul penghancuran Baghdad oleh tentara Jengis Khan.  Maka tersebarlah
Agama Islam di Indonesia.

Karena orang Indonesia sudah punya dasar religius maka Agama Islam diterima
dengan damai.  Orang Indonesia yang religius membutuhkan tuntunan cara
manembah.  Dan Agama Islam memberikan tuntunan itu dengan gampang dan intens
(sehari 5 kali).  Maka meski sebenarnya tak begitu dimengerti arti kata-kata
bacaan sholat, orang Indonesia menjalani dengan tekun. (Aneh kan ?).

Selanjutnya terjadi juga suatu interaksi budaya Indonesia dengan Islam yang
hingga kini masih berlanjut.  Salah satu produk interaksi itu adanya tradisi
mudik saat lebaran.  Bayangkan secara alamiah ada kegiatan demikian banyak
umat manusia di tanah airnya sendiri.  Suatu kegiatan ekonomi yang luar
biasa hebat. Ada distribusi modal dari pusat-pusat ekonomi sampai ke pelosok
desa terpencil sekalipun.  Ribuan bus dan ratusan rangkaian kereta api
terkerahkan.  Angkutan laut harus dibantu kapal perang.  Barangkali hanya
ada di Indonesia saja.  Semua ini tak ada yang merekayasa.  Semua berjalan
secara alamiah.  Maka sungguh fantastis.

Kemampuan Bangsa Indonesia menerima dan bertoleran terhadap masuknya
berbagai budaya termasuk agama, barangkali merupakan salah satu modal
penting yang kita miliki.  Karena itu sudah semestinya rasa toleran tersebut
juga harus bersemayam di sanubari warga bangsa.  Agar dengan demikian
terwujud persatuan nasional Indonesia.  Tercapainya persatuan dan kerukunan
segenap Bangsa Indonesia akan merupakan Monumen Hidup peradaban manusia di
muka bumi.  Ratusan ragam budaya dan hampir semua agama bisa diterima dengan
damai di sini.  Dengan kata indah digambarkan Bung Karno sebagai
tamansarinya dunia.  Untuk itu diperlukan sikap ikhlas dari semua sub etnis
yang ada menjadi Indonesia.  Indonesialah kiblat peleburan diri kita.  Bukan
Eropa, Amerika, Cina, atau Arab.

Ki Sondong Mandali
kisondongmandali@yahoo.com


-------------------------------------------------------------
Info & Arsip Milis Nasional: http://www.munindo.brd.de/milis/
Nasional Subscribers: http://mail2.factsoft.de/mailman/roster/national
Netetiket: http://www.munindo.brd.de/milis/netetiket.html
Nasional-A: http://redhat.polarhome.com/mailman/listinfo/nasional-a
Nasional-f:http://redhat.polarhome.com/mailman/listinfo/nasional-f
------------------Mailing List Nasional----------------------