[Nasional-a] [Nasional] Fundamentalis Islam Indonesia

nasional-a@polarhome.com nasional-a@polarhome.com
Tue Oct 1 18:00:15 2002


-----------------------------------------------------------------------
Mailing List "NASIONAL"
Diskusi bebas untuk semua orang yang mempunyai perhatian terhadap
eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
-----------------------------------------------------------------------
BERSATU KITA TEGUH, BERCERAI KITA RUNTUH
-----------------------------------------------------------------------
PS : Artikel ini pesanan khusus dari Yusuf Caesar
====================

Fundamentalis Islam Indonesia

oleh : He-Man

Fenomena gerakan fundamentalis di Indonesia mulai
menarik perhatian para era reformasi.Kehadiran mereka
yang seakan-akan tiba-tiba mengejutkan sejumlah pihak.
Kemunculan mereka juga diikuti oleh kemunculan
gerakan-gerakan yang lebih radikal yang menggunakan
media kekerasan (bahkan terorisme) dalam aksi-aksinya

Padahalgerakan fundamentalis di Indonesia sendiri sebetulnya
sudah berkembang sejak akhir tahun 70 an tapi keberadaannya
tersembunyi dan luput dari perhatian masyarakat.Hal ini disebabkan
karena gerakan fundamentalis Islam Indonesia sebagian
besarnya dibangun ala mafia dengan sistim sel terpisah ,
dimana tiap sel walaupun merupakan satu kesatuan tidak
saling mengenal satu sama lainnya.Jadi tidak mengherankan
kalau bahkan para aktifisnya tidak mengenal organisasinya sendiri.

Dalam tulisan ini akan diulas mengenai dua kelompok fundamentalis
terbesar di Indonesia

Gerakan Tarbiyah

Gerakan fundamentalis Islam terbesar di Indonesia adalah
Gerakan Tarbiyah yang bergerak melalui jaringan DKM kampus
dan remaja-remaja masjid.Pada mulanya gerakan ini cenderung moderat
hanya bergerak untuk meramaikan masjid dan membina para remaja ,
tapi pada saat bersamaan gerakan ini juga membina secara
khusus sejumlah aktivis potensial yang direkrut dari masjid
masjid melalui kelompok-kelompok kecil yang dinamakan
usrah yang terdiri dari 8-12 anggota dan dipimpin oleh seorang
mursyid.Pada akhir tahun 80 an dan awal 90 an terjadi perubahan
besar pada gerakan ini dan pertentangan antara kelompok
yang menginginkan dakwah kultural dan tetap pada misi
pembinaan remaja termasuk remaja bermasalah dengan kelompok
yang menginginkan pola pencetakan kader-kader militan (dan
radikal) , pada akhirnya kelompok kedua lah yang menang ,
kemenangan ini juga ditandai dengan perebutan kendali di
masjid Salman ITB pada tahun 1994.

Kelompok ini di era reformasi bermetaforsoris menjadi partai
politik (Partai Keadilan) , gerakan mahasiswa (KAMMI) dan
gerakan perempuan (Salimah).

Salam satu media penyebaran Ide-ide dan doktrin kelompok mereka
adalah melalui penterjemahan buku-buku karya pemimpin radikal
Timur Tengah tersebut.Salah satu penerbit  buku radikal seperti
Gema Insani Press misalnya menjual buku-bukunya dengan
harga sangat murah , pada tahun 1990 harga buku-buku
terbitan penerbit ini dijual dengan harga antara 900 rupiah sampai
5.500 rupiah saja , harga yang sangat terjangkau oleh kantong
mahasiswa dan pelajar yang pas-pasan.Hal ini cukup mengherankan
karena selain pada masa itu pemerintah sedang keras-kerasnya
menindak gerakan ekstrim kanan , penerbitan buku radikal
malahan marak di tanah air tanpa ada tindakan apapun dari
aparat . Selain itu dalam industri buku nasional sendiri mengalami
banyak masalah diantaranya adalah pajak dan PPn berganda yang
diterapkan pada industri buku nasional  menyulitkan penerbit
menjual buku teritannya dengan murah.Tapi penerbit seperti
Gema Insani Press mampu menerbitkan buku dengan harga
sangat murah dengan kualitas sampul , kertas dan cetakan yang
sangat baik , penerbit buku lainnya misal seperti CV Diponegoro
yang juga menerbitkan buku-buku keislaman , mensiasati harga
dengan menurunkan mutu cetakan (sampul , jenis kertas , dan
penjilidannya) , Pustaka Mantiq yang juga menerbitkan buku-buku
dengan ukuran tidak jauh berbeda dengan GIP menjual bukunya
lebih mahal dengan mutu cetakan yang lebih rendah. Selain itu pada
masa itu terjadi tekanan pada penerbit maupun penulis buku-buku
keislaman , bahkan penulis populer seperti Hamka saja buku-bukunya
tiba-tiba menghilang pada tahun 90 an.Selain GIP yang rata-rata
menerbitkan buku-buku ideolog Ikhwanul Muslimin (IM) Mesir ,
penerbit fundamentalis lainnya yang cukup populer adalah Al Islahy
Press yang menerbitkan buku-buku ideolog IM Jordania dan
Rabbani Press yang menerbitkan buku-buku ideolog IM Timur
Tengah.

Selain itu majalah  berhaluan radikal Sabili mampu terbit dengan
jaringan pemasaran yang luas walaupun tanpa SIUPP dalam jangka
waktu yang cukup lama (1987-1994) padahal pada saat itu sebuah
media tanpa SIUPP merupakan sebuah keharaman dimana pihak
penerbitnya bisa berurusan dengan aparat keamanan.Dan
majalah ini juga berharga sangat murah hanya 600 rupiah saja
padahal media seperti ini sangat minim iklan alias hanya mengandalkan
omzet , padahal tidak akan mungkin sebuah media massa bisa hidup
dengan harga jual sangat murah tapi minim iklan .

Melihat betapa murah dan mudahnya ditemukan buku-buku berhaluan
radikal pada era 80-90 an menimbulkan tanda tanya besar.Penerbitan
buku-buku seperti ini pasti memiliki backing yang sangat kuat dan
berpengaruh sehingga tidak terjamah tangan aparat , selain itu juga
pastilah didukung oleh sebuah lembaga fund yang sangat besar dan
kuat sehingga mampu membiayai dan mensubsidi penerbitan dan
penterjemahan buku-buku tersebut.Lembaga seperti ini tidak mungkin
'organisasi induk' mereka di Timur Tengah karena mereka sendiri
mengalami kesulitan di negrinya , tidak mungkin juga negara-negara
petro dollar di Timur Tengah karena paham mereka dimusuhi
pemerintah negara-negara tersebut.Satu-satunya yang mungkin
adalah pemerintah sendiri apalagi dominasi buku-buku Islam radikal
pada era 80-90 an sangat tidak wajar sehingga tanpak jelas ada
tangan-tangan pemerintah yang bermain disini.

Selain itu aksi penyeragaman pola kaderisasi di organisasi dakwah
kampus di Indonesia juga di organisasi-organisasi remaja masjid
berlangsung pada era dimana pemerintah bertindak represif terhadap
gerakan Islam garis keras.Jadi ada kesan bahwa pemerintahlah yang
sebetulnya dibelakang gerakan tarbiyah ini .Pola seperti ini sebetulnya
tidak aneh dan dipraktekkan oleh beberapa negara untuk mengontrol
gerakan-gerakan ekstrim.Melalui study kalangan intelejen di beberapa
negara , penumpasan jaringan ekstrim hanya akan menciptakan ketidak
stabilan karena akan menciptakan kelompok-kelompok baru yang
dengan struktur dan pola organisasi yang beragam dan berbeda
dengan sebelumnya sehingga akan lebih sulit untuk diatasi , karena itulah
pola penumpasan secara keras ini dirubah dengan strategi lunak
dimana kelompok-kelompok ekstrim tersebut dibiarkan tumbuh dan
berkembang bahkan dengan pesat tapi berada dalam kontrol
pemerintah .

Kepemimpinan gerakan tarbiyah sendiri masih gelap.Siapa sebetulnya
ideolog dan pemimpin gerakan ini tidak diketahui bahkan oleh anggotanya
sendiri.Sebagian mengarah kepada bang Imad yang mempelopori
pola pembinaan remaja masjid , tapi gerakan ini tidak berpusat di
Bandung melainkan di Bogor terutama ketika periode pencetakan
kader-kader militan dengan memafaatkan kampus , aksi perebutan
kekuasaan di masjid Salman ITB tahun 1994 sendiri mendapat komando
dari Bogor melalui perantaraan gerombolan Batak.Di Bogor kampus IPB
saat ini bisa dikatakan dikuasai total oleh gerakan ini , kegiatan
"tidak islami" seperti musik diharamkan dilingkungan kampus , selain
itu stand Partai Keadilan selalu ada pada acara penerimaan mahasiswa
baru.Dan yang lebih menguatkan hal ini adalah penunjukkan K.H Didin
dari Bogor sebagai capres dari PK pada pemilu lalu.Selain itu tertangkapnya
Omar al Faruq yang bermukim di Bogor , menguatkan indikasi bahwa
Bogor dan Jogjakarta merupakan basis gerakan radikal Islam di Indonesia.

Penunjukkan orang diluar Partai sebagai Capres ini juga menunjukkan
bahwa PK sebetulnya cuma alat , sementara tokoh-tokohnya tetap
bergerak diluar.Kader pimpinan partai ini cuma dipegang oleh kader
lapisan dua atau tiga dari gerakan bukan oleh para top leadernya .
Pada 'pengadilan' Nurcholis Madjid oleh gerakan radikal Islam di
Taman Ismail Marzuki desember 1993 , presiden PK saat ini yaitu
Hidayat Nur Wahid dikenalkan sebagai kader muda pergerakan
oleh tokoh dari DDII , ini menunjukkan bahwa kedudukannya
masih menjadi kader junior di lingkungan pergerakan dimana diatasnya
masih ada tokoh-tokoh yang lebih berpengaruh yang menyetir
pergerakan dari  balik layar , bahkan bukan tidak mungkin bahwa
yang menyetir itu adalah orang yang berpengaruh pada masa
Orba melalui tangan-tangan intelejennya.

Gerakan Salafy

Gerakan Salafy atau gerakan Wahaby sebetulnya pernah muncul
di Indonesia pada abad 19.Di Minang Kabau kemunculan kelompok
ini menimbulkan perang terbuka dengan kalangan muslim lain
yang tidak sepaham yang dikenal dengan perang Paderi yang
kemudian dimamfaatkan oleh pemerintah kolonial Belanda.

Paham ini dalam versinya yang lebih moderat dianut oleh ormas
keagamaan seperti Persatuan Islam (Persis) yang mempunyai
basis di Bangil dan Bandung.

Pada pertengahan tahun 80 an , kelompok Wahaby radikal mulai
berkembang.Pada mulanya kelompok ini masih menyatu dengan
gerakan Tarbiyah , salah satu ideolog kelompok ini Abu Nida
dikenal juga sebagai tokoh gerakan Tarbiyah pada masa awal ,
dan namanya juga sering muncul di majalah Sabili (versi lama) .
Beberapa tokoh Partai Keadilan sendiri seperti diketahui
beberapa diantaranya adalah alumnus Arab Saudi dan menganut
aliran ini.

Pada awal 90 an , seiring dengan keretakan di tubuh gerakan
Tarbiyan , gerakan Salafy ini ikut memisahkan diri dari
gerakan Tarbiyah dan mendirikan gerakan tersendiri yang
lebih radikal.Tidak seperti kelompok Tarbiyah yang berbasis
di daerah Jawa Barat , kelompok ini mengambil basis di
Jogjakarta.Beberapa pesantren didirikan oleh kelompok ini
di sekitar Jogja dan Solo.

Beberapa tokoh dan anggota Al Irsyad sebuah organisasi warga
keturunan Arab dari golonga masaikh/non sayyid kemudian juga
ikut menggabungkan diri.Seperti diketahui paham Wahaby/Salafy
ini menjadi mazhab resmi di Arab Saudi dan sejumlah negara
Teluk paska keruntuhan kerajaan Turki Ottoman.

Paham Salafy/Wahaby ini menyandarkan pemikirannya pada paham
yang dianut oleh Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab .
Dalam perkembangannya radikalisme yang berkembang di lingkungan
kelompok ini akhirnya memancing keretakan dan konflik horizontal
diantara mereka sendiri.

Dalam tradisi Wahaby dikenal sebuah budaya yang dinamakan mubahalah
atau saling melaknat diantara dua orang/kelompok yang saling berselisih.
Perbedaan pendapat di kalangan ini (bahkan yang kecil sekalipun) seringkali
diselesaikan dengan cara ini.

Puncaknya terjadi pada pertengahan tahun 1995 ketika Ja'far Umar Thalib
bermubahalah dengan syaikh Syarif, dari pondok pesantren al Irsyad Tengaran
yang kemudian diikuti bermubahalahnya Ja'far dengan Abu Nida.

Selain itu keretakan juga terjadi karena faktor ulama rujukan , antara
kelompok
Ja'far yang merujuk pada ulama Saudi dengan Yazid Jawaz yang merujuk pada
mazhab Kuwait.

Seperti Tarbiyah , kelompok Salafy juga menerbitkan buku-buku (tapi
harganya relatif lebih mahal dari buku IM yang murah meriah) juga
majalah , majalah Salafy merupakan corong utama fraksi Ja'far.Tapi
selain itu kelompok ini secara militan juga menggunakan media rekaman
kaset ceramah/pidato tokoh-tokohnya yang disebarkan secara internal
dari tangan ke tangan (dalam lingkungan gerakan) sebagai metode dakwah.
Metode inilah yang sering digunakan untuk saling menjatuhkan antar imam
imam jama'ah mereka , persetruan Ja'far dan Yazid Jawaz diramaikan dengan
peredaran kaset hujatan ayah Ja'far kepada putranya secara bergeriliya
terutama di daerah Jawa Timur.

Kelompok Ja'far dikemudian hari kemudian mendirikan Forum Komunikasi
Ahlus Sunnah wal Jama'ah (FKAWJ) yang terlibat aktif dalam konfik
berdarah di Maluku dan Poso (sulawesi).

Penutup

Selain dua kelompok diatas masih ada beberapa gerakan fundamentalis yang
berkembang di Indonesia seperti Hizbut Tahrir , NII , Majelis Mujahiddien
Indonesia (yang ditengarai punya hubungan dengan Al Qaeda) dll , kebanyakan
kelompok-kelompok ini mendompleng pola pembinaan ala Tarbiyah
yang diterapkan di mayoritas masjid-masjid kampus.Tapi yang pasti
seluruh gerakan fundamentalis ini punya hubungan dengan DDII (Dewan
Dakwah Islamiyah Indonesia) sebuah organisasi Islam radikal yang
merupakan kelanjutan dari Partai Masjumi yang dibubarkan pada masa
Soekarno karena terlibat dalam pemberontakan PRRI/Permesta.Tapi
lebih jauh ada ada indikasi keterlibatan samar militer , intelejen dan
penguasa rezim Orde Baru dalam pergerakan-pergerakan ini.

Tapi yang pasti adalah kelompok-kelompok ini karena terjebak oleh
radikalismenya seringkali menimbulkan bentrok antar mereka sendiri
atau dengan kelompok lain.Kelompok-kelompok ini tidak memiliki
akar di Indonesia , mereka tidak memiliki hubungan dan keterkaitan
apapun dengan kelompok muslim lainnya terutama dengan NU dan
Muhammadiyah dua organisasi Islam terbesar dan paling berpengaruh
di Indonesia.Paham yang dianut mereka adalah paham cangkokan dari
ideolog-ideolog radikal Timur Tengah , hal inilah yang kemudian seringakli
menimbulkan frisksi antara mereka dengan kelompok muslim lain di
Indonesia.Media massa yang dikuasai kelompk fundamentalis seperti
Sabili, Suara Hidayatullah , Media Dakwah , Salafy dll seringkali
terjebak menjadi corong hujatan kasar dan maki-makian terhadap
organisasi Islam lain maupun lembaga-lembaga keislaman yang
berkembang di Indonesia.Iulah sebabnya kelompok macam ini
tidak begitu mendapat dukungan dari ummat muslim di Indonesia.
Partai berhaluan fundamentalis seperti Partai Keadilan pada pemilu
lalu hanya mampu memperoleh 1,7 % suara.Ini menunjukkan bahwa
kelompok-kelompok radikal semacam ini kurang mendapat simpati
dari masyarakat , bahkan sikap permusuhan mereka terhadap kelompok
muslim lain yang tidak sepaham akhirnya seringkali menimbulkan
reaksi balik yang merugikan mereka , seperti pembakaran masjid
As Salafy di Riau beberapa tahun lalu.


-------------------------------------------------------------
Info & Arsip Milis Nasional: http://www.munindo.brd.de/milis/
Nasional Subscribers: http://mail2.factsoft.de/mailman/roster/national
Netetiket: http://www.munindo.brd.de/milis/netetiket.html
Nasional-m: http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-m/
Nasional-a: http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-a/
Nasional-f:http://www.polarhome.com/mailman/listinfo/nasional-f
------------------Mailing List Nasional----------------------