[Nasional-f] [das-capital] Fwd: Re: FWD: ITULAH INDONESIA!
enjoy_aje
nasional-f@polarhome.com
Sun Sep 8 11:36:32 2002
--- j a m a l <jamal@i...> wrote: >
> Salam kenal semua,
> Sejak saya rada mulai melek baca, SMP, lalu SMA,
> berujung pada satu hal yg
> tidak mengenakan, bahwa tahu itu menyakitkan. Tapi
> saya harus terus hidup
> dengan semuanya, di negeri yg saya makan berasnya
> dan minum airnya.
>
> Waktu kuliah -di Senirupa ITB, 88-94- sikap saya
> jadi demikian skeptis.
> Sempat terlontar kata2 dari mulut saya [masih ingat
> persis, sehabis lunch
> di kantin pusat, "Ada yang salah dengan negeri
> ini...." Tapi dihibur atau
> 'diomelin' oleh teman saya yg anak jendral [bintang
> dua apa tiga, the
> general now sudah alm], "Ah, ngga usah mikir yg
> macem2, kerjakan saja tugas
> masing2."
>
> Hehe...saya kaget dg ucapannya yg 'profesional' itu,
> tapi juga setengah
> mengiyakan.
>
> Untuk melindungi diri saya dari skeptis dan takut
> depresi akut, saya hanya
> punya jurus lapang dada, dg berusaha meyakinkan diri
> bahwa someday it will
> be better. Saya selalu melihat umur republik ini.
> Ah, masih muda untuk
> sebuah bangsa dan negara. Meskipun orang Viking yg
> pernah diskusi dg saya
> bilang, "Itu bukan alasan...".
>
> The President
> Ketika HMS turun, ada gejolak aneh yg tanpa keburu
> tahu persis, lalu
> ditimpa adat humor saya, "datang juga saatnya..."
> pernah terpikir bahwa
> jangan2 seumur hidup -saya lahir 1967- hanya punya
> satu presiden. Waktu
> itu, yg penting turun. Siapa yg ganti, tidak
> penting. Karena memang tidak
> ada bayangan siapa. 30 tahunan lebih presidennya
> dia, mana bisa melihat
> calon2 lain yg 'qualified'? Lalu BJH. Kejadian
> paling membahagiakan adalah
> ketika BJH mengadakan silaturahmi dengan para
> redaktur media lokal dan
> luar. BJH bicara dalam bahasa Inggris yg cas cis cus
> tapi juga cuek ketika
> lupa satu kata dalam bahasa Inggrisnya dan
> menanyakan pada [orang
> Indonesia] yg hadir. Tanpa sadar, saya berteriak di
> rumah -waktu itu saya
> sendirian- Horeee...presidenku bisa bahasa Inggris!
> Ada harapan besar pada
> BJH. Wajahnya yg lutju dan ekspresif, fresh from
> cabin pesawat, membesarkan
> hati...
>
> Lalu GD. Gus Dur adalah Kyai. Saya pernah di
> pesantren. Meski GD -tentu
> saja- jauh lebih smart dari kyai saya dulu. Ada hawa
> segar juga tertiup.
> Tapi ada yg bilang GD terlalu maju, jauh di depan
> meninggalkan bangsanya.
> Lalu, to know is painful back! di media -sekarang
> saya berusaha tidak baca
> koran/majalah berita- sering aneh dalam
> kesimpangsiuran berita yg tidak
> tahu mana yg benar.
> Cape mentalku. brenti baca berita. seputar indonesia
> atau acara berita tv
> swasta lain yg waktu reformasi begitu saya
> prioritaskan untuk dilihat,
> menjadi tidak menarik lagi. Waktu ada news soal GD
> akan di Sidang
> Istimewakan, ketegangan menjalar di adrenalin saya:
> what would happen next?
>
> Lalu Mega. Kenapa harus Mbak Mega yg melankolis yg
> berada di kondisi RI
> sekarang? pertanyaan saya pastinya subjektif. Waktu
> SMA saya aktifis PDI di
> kampung, pemilu 96. Hanya karena itu partey gurem.
> Keberpihakan pada yg
> lemah seperti naluri. Heran. Ketika peristiwa
> penyerangan kantor PDI, 27
> Juli itu terjadi, saya melintas di atas kereta di
> atas jalan yg banyak
> orang berbaju merah. Saya tidak tahu ada apa.
> Merah, ya PDI. tapi ada apa?
> Paling demo. dan berhenti memikirkannya. Waktu itu
> saya mau pulang ke
> Bandung usai dapat score IELTS di TBC gara2 dapat
> beasiswa satu semester
> untuk belajar desain di Denmark. Sekarang saya tidak
> aktif di mana-mana.
> Dan sejumput rasa lega muncul ketika PDI-P terbanyak
> di pemilu. Meskipun
> jadi keder-ngeri-sedih juga melihat simpatisannya yg
> 'serem-serem' dan
> posko dimana-mana. Pos Hansip ada teman, posko
> pdi-p.
>
> Saya sekarang -dalam rangka lapang dada yg tidak
> bisa lebih lapang lagi-
> biasanya menyanyikan sepotong bait lagu wajib
> 'Indonesia Tanah Airku':
> "ITULAH INDONESIA...."
>
> sempat di media mana, lupa majalah/koran apa dan
> siapa yg nulis, ada yg
> membahas lagu kebangsaan kita. Ya, Indonesia Raya.
> Meskipun ada yg
> mengolok-ngolok, nanti mah, lagu kebangsaan diganti
> dengan Indomie
> seleraku, seperti diiklan TV. Di Indonesia Raya, ada
> 'indonesia tanah
> airku, tanah tumpah darahku...' katanya itu harus
> diubah. 'tanah tumpah
> darahku', artinya -kebetulan muncul sekitar
> peristiwa Ambon kemarin, yang
> menurutnya, tempat kita menumpahkan darah....
>
> ada yg tahu maksud Wage R. Supratman dengan kalimat
> itu?
>
> salam dari bandung
> [where Indonesia begin]
> J
>
------------------------ Yahoo! Groups Sponsor ---------------------~-->
4 DVDs Free +s&p Join Now
http://us.click.yahoo.com/pt6YBB/NXiEAA/MVfIAA/x3XolB/TM
---------------------------------------------------------------------~->
To unsubscribe from this group, send an email to:
das-capital-unsubscribe@yahoogroups.com
Your use of Yahoo! Groups is subject to http://docs.yahoo.com/info/terms/