[Nasional-f] [Fwd: Re: BERKELEY MAFIA DAN EKONOMI INDONESIA]

chctkb nasional-f@polarhome.com
Thu Jan 16 03:12:08 2003


--------------030006000308040005010309
Content-Type: text/plain; charset=Big5
Content-Transfer-Encoding: 7bit



-------- Original Message --------
Subject: Re: BERKELEY MAFIA DAN EKONOMI INDONESIA
Date: Sun, 15 Dec 2002 07:54:47 +0800
From: chctkb <chctkb@netvigator.com>
To: HKSIS <SADAR@net-yan.com> , MSiauw <siauw@wxs.nl> , "Burhan A."
<mannros@hotmail.com> , ensocons@hetnet.nl , IBRAHIM BRAMIJN
<i.bramijn@chello.nl> , "A. Umar Said" <kontak@club-internet.fr> ,
timur@net-up.com , nyala@swipnet.se , Vlami <dwwi.s@telia.com> ,
cari@yahoo.com , metta <metta@indo.net.id> , yuni Harnani
<yuni@worldonline.nl> , axnan@worldonline.nl , diansu@public.nc.jx.cn ,
"rastono >> R" <rastono@email.com> , petruk <petruk@macau.ctm.net> ,
goenawan_mohamad <goenawan_mohamad@hotmail.com> , anton
<anton@ombudsman.or.id>
References: <002b01c2a37e$d281bd80$f07103d2@CHANCT>



    Komentar Pelana Kuda : (15-12-2002)


Artikel Indriajit ini bagus sekali! Secara ringkas padat melukiskan
orba (golkar-abri-berkeley mafia) mendirikan dinasti ekonomi Cendana
yg menjadi alat Burjuasi internasional dalam merampoki kekayaan alam
Indonesia, dan menjadikan Indonesia selama tujuh turunan atau lebih
menjadi sapi perahan mereka, hidup dari belas kasihan "bantuan" IMF.
Dari artikel ini terlukiskan juga apa yg sering dikemukakan oleh Pelana
Kuda bahwa Megawati hakekatnya sudah menjadi tawanan Cendana,
satu persatu pengikut setianya seperti Dimyati Hartono, Eros Jarot,
Sophan Sophian, (dan mungkin Kwik akan menyusul ) meninggalkan
dirinya. Selama Megawati manut saja dgn Cendana, beliau bisa terus
jadi Presiden pada 2004, yg jelas akan dimenangkan oleh Golkar dan
sekutu2nya. Jika Megawati mulai bersikap non kooperatif, jangan
heran Cendana akan mengganti Presiden dgn tokoh lain yg bersedia
menjadi ABS baru (Asal Bapak Senang).

Situasi Indonesia sangat memprihatinkan, namun begitulah kenyataan
kongkritnya. Dewasa ini tak ada satu kekuatan baru yg mampu dalam
tempo pendek (10 sampai 20 tahun menurut ukuran sejarah adalah
tempo pendek) menyembuhkan pasien Indonesia yg sudah menderita
kanker (kantongkering) stadium ke-3 ini. Indonesia tidak akan dibikin
bangkrut, tetap akan di "bantu" oleh IMF, hutang2nya tidak akan ber-
kurang, bahkan akan terus bertambah dari tahun ke tahun. Maunya IMF,
kalau bisa sampai seratus turunan, hutang itu tidak akan lunas terbayar!

Inilah yg disebut nekolim, neo kolonialisme, kolonialisme yg tidak mengi-
rim satu serdadupun seperti sebelum 1950.

Tujuan kolonialisme cuma satu, cari keuntungan se-banyak2nya atas kerugian
negeri yg dijajah. Dengan kebangkitan rakyat AA pada abad ke-20 ini
untuk melepaskan dirinya dari belenggu kolonialisme, burjuasi internasional
menggunakan taktik baru, "menghadiahkan" kemerdekaan kepada negara2
AA, kemudian diajak kerjasama ekonomi, diberikan "bantuan" agar negara2
tersebut se-lama2nya hidup dari belas kasihan kapital monopoli mereka.

Apakah rakyat AA tidak mampu melawan neo kolonialisme ini?

Tentu saja mampu, asal saja memiliki strategi dan taktik yg tepat untuk
berlawan.

Sukarno sebagai The Founding Father bangsa Indonesia sudah berjuang
selama 40 tahun lamanya (terhitung dari berdirinya PNI pada 1927
sampai resminya dicopot jabatan Presidennya pada 1967). Karena
belum berpengalaman, tidak memiliki strategi dan taktik yg tepat,
akhirnya beliau mati dalam rumah tahanan secara tragis. Jasa2 besar
yg tak ternilai harganya dari beliau harus senantiasa dikenangkan oleh
bangsa Indonesia. Namun kesalahan2 seriusnya yg disebabkan oleh
musuhnya (burjuasi internasional) terlalu kuat, dan pengetahuan
politiknya masih taraf Sekolah Dasar menurut standard sejarah dunia,
maka pertarungan babak pertama antara bangsa Indonesia melawan
kapital monopoli internasional berakhir dgn score 0 - 1. Babak
kedua diteruskan oleh Suharto, gawang Indonesia kebobolan lagi,
score menjadi 0 - 2. Babak ketiga, era reformasi yg sedang ber-
langsung tampaknya Indonesia akan kebobolan lagi, dan angka akan
naik menjadi 0 - 3. Terus menerus menelan pil pahit memang tidak
enak. Tapi ini suatu kenyataan yg tidak bisa diubah oleh siapapun,
sebab imbangan kekuatan antara bangsa Indonesia dgn kapital monopoli
yang ditopang oleh persenjataan modern termasuk nuklir sangat besar
perbedaannya.

Apakah kita akan terus menerus menelan pil pahit sampai gawang kita
kebobolan terus sampai 0 -5 bahkan 0 - 10 ? Artinya sampai turunan
ke sepuluh kita masih terus hidup dari belas kasihan IMF?

Setiap warga bangsa Indonesia yang mempunyai harga diri pasti akan
menjawab NO, NO , NO !

Menarik pelajaran pahit dari kekalahan di masa yg lampau adalah satu2
jalan yg tepat untuk menebus kekalahan ini. Menarik pengalaman sejarah
Indonesia maupun sejarah dunia, sangat dibutuhkan kepala dingin dan
memeras otak kita agar berjuang lebih pandai daripada yang sudah2.

KEBERANIAN bangsa Indonesia pada periode 1945-1965, tetap harus
diwarisi. KEARIFAN bangsa Indonesia pada periode 1965-1998 juga
harus diwarisi. Yang kita perlukan sekarang adalah memadukan KEBERANIAN
dgn KEARIFAN, setapak demi setapak, menggalakkan pembangunan
usaha kecil dan menengah (memperkuat kedudukan ekonomi burjuasi
kecil dan burjuasi nasional), belajar kepada pengalaman Singapura, Tai Wan,
Korea Selatan, Malaysia, Thailand, dan RRT. Bagaimana lika liku perjuangan
mereka dalam memadukan keberanian dan kearifan. Jika kita mundur
seratus tahun lagi, belajar kepada semangat orang Jepang dalam menjalankan
Restorasi Meji, yg berhasil mengubah Jepang yug terbelakang menjadi negara
modern yg kaya raya di Asia.

Segala teriakan2 kosong ganyang orba, ganyang konglomerat semuanya
tidak ada gunanya, semuanya cuma memecah belah kekuatan bangsa
Indonesia sendiri. Seluruh bangsa Indonesia, tidak perduli yg kaya atau
yg miskin, yg grass root maupun yg konglomerat, harus bersatu padu
dalam pembangunan ekonomi. Teori perjuangan klas harus dilempar
ke dalam keranjang sampah sejarah, teori kolaborasi klas harus di
kibarkan tinggi2, kolaborasi yg penuh dijelujuri politik BERSATU dan
BERJUANG seperti yg sering dianjurkan oleh Kolom Pelana Kuda.

Kontradiksi antara kepentingan yg kaya dgn yg miskin dalam negeri
harus dipecahkan dgn jalan damai, dgn politik BERSATU dan BERJUANG,
juga kontradiksi antara negeri miskin dgn negeri kaya juga harus dipe-
cahkan dgn jalan damai, dgn politik BERSATU dan BERJUANG. Semuanya
harus memegang teguh prinsip ADIL ,SALING MENGUNTUNGKAN dan
TAHU BATAS.

Keberanian gaya Sukarno dan kearifan gaya Suharto harus kita padukan,
ini adalah kekayaan pengalaman sejarah kemerdekaan Indonesia yg harus
kita warisi.

Diatas segala kekurangan2 dan kesalahan2nya, Sukarno dan kawan2nya
telah mengantarkan kita ke Indonesia yg merdeka secara politik.

Diatas segala kekurangan2 dan kesalahan2nya Suharto dan kawan2nya
telah mengantarkan kita kepada Indonesia yg RELATIF makmur secara
ekonomi. Pendek kata banyak kemajuan2 yg diperoleh selama orba
berkuasa.

Generasi ketiga bangsa Indonesia sedang menghadapi tantangan yg jauh
lebih berat dari pada 2 generasi sebelumnya, meskipun tidak terhindarkan
akan menelan pil pahit 0 -3, jangan putus asah, terus berjuang dan
mengumpulkan kekayan pengalaman politik dan ekonomi. Semoga scor bisa
berobah menjadi
1 -3, 2 -3 dan 3 - 3......... Asal saja kesebelasan Indonesia yg Bhineka
Tunggal
Ika dari sabang sampai merauke ini bersatu pada, saya yakin Indonesia bisa
seperti Jepang, pada suatu hari akan kuat dan makmur negara serta
rakyatnya.

Orang tua yg punya sembilan anakpun tidak sama perkembangannya, ada
yg kaya duluan dan ada yg seumur hidup miskin sengsara, hidup dari belas
kasihan bantuan ekonomi saudara2nya. Dunia yg mempunyai 200 negara
pun demikian juga. Ada yg kaya duluan, dan ada seumur hidup miskin sengsara
hidup dari belas kasihan negara2 kaya2. Indonesia mau masuk ke mana?
Cuma Indonesia yg bersatu pada yg bisa menyelamatkan bangsa Indonesia
dari nasib yg tragis jadi bangsa yg melarat seumur dunia.




HKSIS wrote:

> --- In cari@yahoogroups.com <mailto:cari@yahoogroups.com> , "m.
> indrajit" <muh_indrajit@y <mailto:muh_indrajit@y> ...> wrote:
>
> Team Redaksi Yth.
>
> Mohon artikel saya ini bisa dimuat di Website anda.
>
> Terima kasih.
>
> Wassalam,
>
> Muh. Indrajit
>
> ----------------------------------------------------------------------
>
> BERKELEY MAFIA DAN EKONOMI INDONESIA
>
> Oleh Muh. Indrajit
>
> Ketika Jenderal Soeharto mengambil alih kekuasaan, orientasinya
> sangat berbeda dengan Bung Karno. Bung Karno tidak mempunyai
> perhatian terhadap ekonomi. Bukan hanya itu, tetapi politiknyapun
> dinilai hanya membuat onar saja. Amerika dan Inggris dimusuhi dengan
> slogan Amerika kita Setrika dan Inggris kita linggis. Lantas negara-
> negara tetangga yang comrade in arms dalam memerdekakan bangsanya
> masing-masing dari penjajahan dimusuhi dengan politik ganyang
> Malaysia. Terus mau bikin PBB sendiri yang dinamakan CONEFO atau
> Conference of the New Emerging Forces dan GANEFO yang dinamakan Games
> of New Emerging Forces yang mau menyaingi olimpiade. Setiap hari
> rakyat dimobilisasi untuk mendengarkan pidatonya yang berapi-api,
> sehingga apapun kemauannya mendapat dukungan oleh rakyat. Begitu
> buruk keadaan ekonominya, sehingga kemakmuran dan kesejahteraan porak
> poranda. Maka rakyat diminta makan batu kalau perlu. Pokoknya ngawur.
>
> Karuan saja bahwa Soeharto sebagai penggantinya memberlakukan
> slogan "Eokonomi Yes, Politik No." Obsesinya membangun ekonomi
> memakmurkan rakyatnya. Karena Soeharto (seperti yang dituturkan
> sendiri dalam biografinya) hanya lulusan Sekolah Dasar, dia tidak
> terlampau banyak pengetahuannya. Tetapi sangat cerdas. Seandainya
> diukur IQ-nya dapat dipastikan sangat tinggi. Maka dalam
> perjalanannya sebagai Presiden dia belajar sangat cepat menguasai
> segala permasalahan yang teknokratik sekalipun dengan muatan ilmu
> pengetahuan yang banyak. Namun memahaminya tanpa teori, melainkan
> dengan logika, nalar yang sangat kuat dimilikinya. Maka istilah-
> istilahnya dan cara-cara pendekatannya sederhana, tetapi menyentuh
> esensi yang paling hakiki.
>
> Pola pikirnya sederhana. Kalau mau membangun ekonomi harus ada dua
> faktor. Yang pertama adalah keamanan dan ketenangan, stabilitas
> sosial dan politik. Hanya dalam suasana seperti itulah ekonomi dapat
> dibangun. Tentang stabilitas itu dia mempunyai pengalaman banyak
> karena dia seorang militer. Dan konsepnya juga konsep kemiliteran
> yang paling elementer. Yaitu yang mengganggu keamanan dan ketenangan
> dilibas habis. Indonesia lantas menjadi negara diktatur militer.
> Militer boleh melakukan apa saja asalkan ada stabilitas sosial,
> politik, ketenangan. Militer boleh menculik, boleh membunuh, boleh
> mempenjarakan orang tanpa proses hukum. Pokoknya asal tercapat
> kedamaian. Nilai-nilai kemanusiaan, HAM, demokrasi dan sebagainya
> tidak difahami. Untungnya, orang Indonesia sangat kurang
> pendidikannya, sehingga hal-hal yang abstrak sepert itu juga tidak
> dimiliki. Baginya yang penting aman, cukup sandang, cukup pangan dan
> cukup papan.
>
> Jadi segi keamanannya sudah ada konsepnya yang dijalankan dengan
> sangat konsisten sepanjang kepresidenannya. Eksesnya jelas ada, yaitu
> penyalah gunaan kekuasaan oleh militer yang diberi kuasa begitu
> besar. Maka militer sepanjang zaman Soeharto warga negara kelas
> wahid. Sangat ditakuti dan rata-rata sangat kaya. Tentu bukan
> prajuritnya yang paling bawah, tetapi begitu menjadi perwira menengah
> pasti enak hidupnya, dan yang perwira tinggi sangat enak. Para
> pensiunanannya semuanya menjadi orang-orang berkuasa.
>
> Di negara-negara maju hal seperti ini dikutuk sebagai diktatur
> militer yang bahkan simbolnya Mussolini dan Hitler. Tetapi di
> Indonesia tidak demikian, karena seperti yang digambarkan oleh
> Maslow, kebutuhan manusia yang mulai primitif sampai maju berubah.
> Manusia yang primitif, kebutuhannya hanyalah kebendanaan yang paling
> mendasar yaitu survival fisik. Setelah kemakmurannya meningkat,
> kebutuhannya juga semakin lama semakin nilai-nilai seperti kebebasan
> berserikat, kebebasan menyatakan pendapat dan sebagainya seperti yang
> tercantum dalam Declaration of Independence Amerika Serikat.
>
> Dengan stabilitas sosial politik yang diserahkan kepada militer
> dengan cek mandat blanko seperti ini, ekonominya diserahkan kepada
> yang oleh Soeharto dianggap mengerti. Ketika itu ada Fakultas Ekonomi
> dari Universitas Indonesia yang didirikan oleh Soemitro
> Djojohadikoesoemo. Dia ekonom lulusan sekolah ekonomi di Rotterdam
> yang di Indonesia sudah terkenal, karena sebelumnya, Moh. Hatta juga
> lulusan dari sekolah yang sama, dan ikut memainkan peran penting
> dalam perjuangan kemerdekaan. Dalam benak Soeharto, fakultas ekonomi
> ini yang terbaik. Tidak hanya dalam benak Soeharto, yang ekonom di
> Indonesia hanyalah Soemitro. Itulah sebabnya sampai akhir hayatnya
> seluruh masyarakat Indonesia, terutama persnya menyebutnya begawan
> ekonomi atau Ayatollah ekonomi. Soemitro melahirkan ekonom-ekonom.
> Yang paling menonjol adalah Widjojo Nitisastro. Dia lulusan UI,
> tetapi mengambil doktornya di Amerika Serikat. Dia mempunyai kelompok
> para ekonom muda yang semuanya dari UI. Soeharto menyerahkan
> pembangunan ekonomi kepada kelompok Widjojo secara bongkokan. Kepada
> kelompok ini juga diberikan mandat blanko. Mereka boleh berbuat apa
> saja. Soeharto tidak mengerti apa-apa tentang ekonomi. Maka mereka
> boleh berbuat apa saja, asalkan ekonomi maju, rakyat lebih makmur dan
> seterusnya. Para ekonom ini lulusan UI, tetapi karena yang menaikkan
> Soeharto pada puncak kekuasaan adalah Amerika Serikat, maka segera
> saja pengaruh Amerika sangat kuat. AS langsung saja memberikan segala
> fasilitas kepada Indonesia. Antara lain bea siswa sangat banyak buat
> para ekonom UI ini. Ketika itu kebanyakan belajar lebih lanjut untuk
> memperoleh gelar doktor dari Universitas Berkeley. Karena sudah
> bersahabat sejak mahasiswa tingkat pertama di UI sampai dengan dewasa
> dan menjadi alumni Universitas Berkeley, mereka sangat kompak. Mereka
> bukan saja bersahabat seumur hidupnya, tetapi juga mencari jodoh
> bersama-sama, berweek-end bersama-sama. Itulah sebabnya kompaknya
> lantas seperti membabi buta, dan mereka dengan cara yang sangat halus
> dan canggih juga melakukan korupsi bersama-sama. Bahwa mereka tidak
> bersih baru ketahuan ketika skandal PT Bahana meledak yang nanti akan
> diuraikan lebih lebih lanjut.
>
> Sementara kita kembali pada cetak biru pembangunan ekonomi mereka.
> Kelompok ekonom berkuasa dan berpengaruh sepanjang pemerintah
> Soeharto yang 32 tahun lamanya itu dikenal dengan nama Berkeley
> Mafia. Mereka sangat bangga dengan sebutan Mafia. Ini yang agak aneh.
> Tetapi semangatnya memang semangat Mafia. Barang siapa tidak mau
> menurut kode etik mereka dikucilkan dari apa saja, bahkan dari dunia
> pemikiran ekonomi. Dan yang lebih dahsyat lagi dikucilkan dari
> kekuasaan ekonomi. Maka ekonom-ekonom seperti Rizal Ramli, Sritua
> Arif, Sarbini Somawinata dan masih banyak sekali yang jauh lebih
> pandai dari para ekonom Berkeley Mafia tidak pernah diberi kesempatan
> menduduki jabatan penting dalam jajaran pemerintahan, walaupun yang
> eselon 2 saja.
>
> Walaupun namanya Berkeley Mafia, para anggotanya tidak perlu dari UI
> yang melanjutkan pendidikannya di Universitas Berkeley. Sebaliknya
> banyak ekonom dari UI bukan anggota Berkeley Mafia. Yang tidak pernah
> menginjak UI tetapi jelas anggota Berkeley Mafia adalah Frans Seda,
> Radius Prawiro dan Arifin Siregar. Yang generasi sekarang adalah
> Boediono dan Anggito Abimanyu yang dari Gajah Mada dan untuk jangka
> waktu sangat lama dihina dan dipinggirkan oleh para anggota Berkeley
> Mafia.
>
> Sampai sekarang, tetapi terutama di dunia Barat, mereka sangat
> disanjung. Pada satu penerbitan, ketika pembentukan kabinet tertentu
> oleh Soeharto, wajah-wajah mereka dipasang di lembar cover dari
> majalah Time dengan judul the most qualified cabinet in the world.
> Cover story dari majalah Time memang tentang mereka. Diuraikan satu
> per satu bahwa mereka semuanya adalah Profesor Doktor. Dikatakan oleh
> Time tidak pernah ada dalam sejarah bahwa Menteri-Menteri Ekonomi
> semuanya Profesor Doktor.
>
> Apa sebenarnya blue print mereka yang terkenal itu ? Widjojo sampai
> sekarang masih terkenal sebagai arsitek pembangunan ekonomi
> Indonesia. Kalau Soemitro adalah begawan atau Ayatollah Ekonomi.
>
> Segera setelah Soeharto mengambil kekuasaan dan kabinet terbentuk
> dengan menteri-menteri ekonomi yang semuanya Berkeley Mafia, mereka
> di tahun 1967 langsung mengadakan konperensi di Jenewa yang dipimpin
> oleh dua dari Triumfirat Orde Baru, yaitu Sri Sultan Hamengkubowono
> IX dan Adam Malik. Mereka ini fugur-figur poitiknya, tetapi tidak
> mengerti apa-apa tentang ekonomi. Para teknokrat ekonominya adalah
> Berkeley Mafia itu. Salah seorang terpenting ketika itu adalah Moh.
> Sadli, karena dia Menteri Investasi. Di Jenewa itu mereka berunding
> dengan captains of industries Barat, terutama Amerika Serikat.
> Pimpinan mereka ketika itu adalah David Rockeffeler. Isinya adalah
> paket penjualan negara kepada para investor Barat. Mereka dengan para
> akhli ekonom mereka yang mendikte secara persis apa semua yang harus
> dilakukan oleh Indonesia. Modalnya disediakan oleh banyak negara
> Barat yang bergabung dalam CGGI. Sampai sekarang eksistensinya masih
> kokoh. Namanya yang berubah menjadi CGI.
>
> Politik ekonominya ditentukan seluruhnya oleh akhli-akhli Barat
> dengan bantuan apa saja mesti sukses. Tetapi biaya yang harus dibayar
> adalah bahwa semua yang dikatakan oleh negara-negara pemberi utang
> dituruti 100 %. Dengan demikian dalam waktu singkat hasilnya memang
> menakjubkan.
>
> Utang Indonesia ketika itu hanya US $ 2 milyar, dan sudah tidak dapat
> membayar. Jadi utang luar negeri yang diwariskan oleh Soekarno
> hanyalah US $ 2 milyar. Mestinya IGGI dengan sangat mudah mau
> menghapusnya, tetapi tidak. Yang dilakukan adalah penundaan
> pembayarannya dengan kewajiban pembayaran bunga masih tetap.
> Mengapa ? Supaya merasa utang budi dan supaya Indonesia tidak akan
> bisa keluar dari ketergantungan. Maka bukan hanya yang $ 2 milyar ini
> yang dijadwal ulang, tetapi diberi utang baru berapa saja setiap
> tahunnya supaya langsung terlihat ekonominya beres dibawah
> pengelolaan Berkeley Mafia. Sejak itu sampai sekarang setiap tahunnya
> Indonesia berutang kepada IGGI yang jumlahnya setiap tahunnya naik.
>
> Ekonomi dipompa dengan daya beli yang tidak berasal dari daya beli
> rakyat yang diraup melalui pajak. Jelas ada pajak, tetapi sebagian
> besar dipakai untuk pembiayaan rutin. Jadi utang luar negeri adalah
> dana segar yang tanpa meraup dari rakyat diinjeksikan ke dalam
> perekonomian melalui pembangunan besar-besaran oleh pemerintah.
> Kegiatan ekonomi utama adalah pemerintah. Dengan daya beli yang
> meningkat konsumi meningkat, produksi meningkat, investasi meningkat
> dan seterusnya, sehingga selama Orde Baru pertumbuhan ekonomi rata-
> rata 7 % selama periode yang panjang itu. Menakjubkan. Tetapi
> utangnya juga meningkat terus.
>
> Investasi yang melebihi tabungan dan karena itu dibiayai oleh utang
> luar negeri selalu mengakibatkan defisit dari transaksi berjalan.
> Maka transaksi berjalan selalu defisit. Kekurangan cadangan devisa
> ditutup dengan masuknya modal asing. Jadi defisit dalam current
> account ditutup dengan masuknya modal dalam capital account. Ini
> boleh-boleh saja kalau mengerti batasnya, atau kalau negara stabil
> terus sehingga kemungkinan larinya modal asing nihil. Para teknokrat
> itu nampaknya tidak mengerti. Utang luar negeri setiap tahun ditambah
> terus. Maka kemungkinan melakukan pembayaran dari perolehan devisa
> dari surplus ekspor minus impor negatif. Dengan sendirinya ukuran
> tentang kemampuan membayar utang luar negeri yang dinyatakan dalam
> perbandingan antara perolehan devisa dan pembayarannya dinyatakan
> dengan istilah debt service ratio. Ini adalah perbandingan antara
> perolehan devisa dengan yang harus dipakai untuk membayar utang luar
> negeri yang jatuh tempo. Ukuran yang dianggap aman secara
> internasional adalah 20 %. Tetapi ketika angkanya sudah jauh melampui
> 20 %, para ekonom Berkely Mafia itu berganti ukuran, yaitu jumlah
> utang luar negeri dinyatakan dalam persen dari PDB. Karuan saja terus
> menurun tajam. Berkeley Mafia selalu main-main dengan trik-trik yang
> sifatnya mengelabuhi rakyat. Apakah mereka sengaja jahat ? Saya kira
> tidak. Mereka hanya bodoh saja, dan eksistensinya tergantung pada
> kekuatan asing yang terorganisir rapi. Ada CGI, Bank Dunia, Bank
> Pembangunan Asia, IMF, Paris Club, London Club. Kesemuanya ini
> bersatu mengepung ekonomi Indonesia. Namun Berkeley Mafia dengan
> segala senang hati menyediakan diri. Mereka bahkan menguasai Soeharto
> dengan cara selalu menyuruh kekuatan asing ini yang berbicara keras
> dan menakut-nakuti pak Harto. Karena pak Harto dasarnya memang tidak
> tahu tentang ekonomi, dia nurut saja. Apalagi karena di bawah
> pimpinannya RI mengalami booming ekonomi yang disebut sebagai macan
> Asia dan keajaiban ekonomi. Sebutan ini juga diciptakan oleh kekuatan
> asing yang menina bobokkan Indonesia terhadap bahaya utang luar
> negeri. Seperti dikatakan tadi, bahayanya adalah kalau terjadi
> keguncangan kepercayaan, modal yang demikian besarnya ditanam di
> Indonesia lari mendadak. Nilai rupiah ambruk. Kredit dalam valuta
> asing yang juga sengaja dibuat liberal tanpa kendali banyak yang
> ditanam dalam saham-saham, bukan FDI. Maka larilah modal itu, ambruk
> nilai rupiah dan hancur berantakan perbankannya.
>
> Kekuatan asing lihay. Memang ini yang diinginkan supaya Indonesia
> tidak mampu membayar utangnya, sehingga terpaksa minta penundaan
> pembayarannya. Penundaan pembayaran ini prosesnya sulit, yaitu
> melalui Paris Club. Indonesia dalam zaman reformasi saja sudah tiga
> kali minta pengunduran pembayaran utang karena tidak mampu. Selalu
> diberi, tetapi bunganya tidak boleh. Hanya dalam penjadwalan terakhir
> bunganyapun ditunda pembayarannya. Tetapi tidak dihapus. Bunganya
> menjadi tambahan dari utang pokok, sehingga utangnya menggelembung.
>
> Setelah modal luar negeri lari seperti yang digambarkan tadi,
> dampaknya adalah hancur leburnya nilai rupiah. Banyak utang luar
> negeri membengkak dalam rupiah. Tidak mampu membayar sehingga bank-
> bank hancur. IMF memaksa merekap dengan obligasi pemerintah. Utang
> luar negeri yang tadinya ditabukan selama 32 tahun mendadak
> dipaksakan oleh IMF sampai mendadak sontak nilainya menjadi sama
> besarnya dengan jumlah utang luar negeri.
>
> Dalam kondisi seperti ini, keuangan negara hancur lebur. Anggaran
> negara hanya dapat dibuat kalau ada utang dari luar negeri maupun
> dalam negeri. Utang dalam negeri ada batasnya. Maka ketergantungan
> pada utang luar negeri untuk jangka waktu yang sangat panjang
> kedepannya akan menjadi mutlak.
>
> Kekuatan asing selalu menyediakan uangnya. Tetapi kali ini yang
> menyusun APBN sudah mereka setujui 100 %. Dan setiap tahun kekuatan
> asing memberikan utang secukupnya asalkan RI membuka pintunya untuk
> pertambangan dengan syarat yang sangat merugikan rakyat Indonesia.
> Tahun berikutnya RI harus membuka jasa untuk asing, sehingga
> profesional asing harus boleh berpraktek di sini. Tahun berikutnya
> lagi pelabuhan laut, pelabuhan udara, semua industri vital harus
> dibeli oleh asing. Dalam trend seperti ini, para ekonom anggota
> Berkeley Mafia dan para ekonom yang bangga dekat dengan orang-orang
> bule menyediakan diri untuk menjadi pesuruh-pesuruhnya.
>
> Sekarang gambarannya sudah komplit. Sri Mulyani duduk di kantor pusat
> IMF di Washington DC yang mengajari Indonesia harus diapakan.
> Boediono yang melaksanakan di dalam kabinet Megawati.
>
> Bagaimana portretnya ekonomi Indonesia sekarang ini ? Dalam pidatonya
> dalam rangka memperingati 100 tahun Bung Hatta Kwik Kian Gie
> menggambarkannya sebagai berikut :
>
> "Negara kita yang kaya akan minyak telah menjadi importir netto
> minyak untuk kebutuhan bangsa kita. Negara yang dikaruniai dengan
> hutan yang demikian luas dan lebatnya sehingga menjadikannya negara
> produsen eksportir kayu terbesar di dunia dihadapkan pada hutan-hutan
> yang gundul dan dana reboisasi yang praktis nihil karena dikorup.
> Walaupun telah gundul, masih saja terjadi penebangan liar yang
> diselundupkan ke luar negeri dengan nilai sekitar 2 milyar dollar AS.
> Sumber daya mineral kita dieksploitasi secara tidak bertanggung jawab
> dengan manfaat terbesar jatuh pada kontraktor asing dan kroni
> Indonesianya secara individual. Rakyat yang adalah pemilik dari bumi,
> air dan segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya memperoleh
> manfaat yang sangat minimal.
>
> Ikan kita dicuri oleh kapal-kapal asing yang nilainya diperkirakan
> antara 3 sampai 4 milyar dollar AS. Hampir semua produk pertanian
> diimpor. Pasir kita dicuri dengan nilai yang minimal sekitar 3 milyar
> dollar AS. Republik Indonesia yang demikian besarnya dan sudah 57
> tahun merdeka dibuat lima kali bertekuk lutut harus membebaskan pulau
> Batam dari pengenaan pajak pertambahan nilai setiap kali batas waktu
> untuk diberlakukannya pengenaan PPn sudah mendekat. Semua orang
> menjadikan tidak datangnya investor asing menjadi ancaman untuk semua
> sikap yang sedikit saja mencerminkan pikiran yang mandiri.
>
> Industri-industri yang kita banggakan hanyalah industri manufaktur
> yang sifatnya industri tukang jahit dan perakitan yang bekerja atas
> upah kerja dari para majikan asing dengan laba yang berlipat-lipat
> ganda dari upah atau maakloon yang membuat pemilik industri perakitan
> dan industri penjahitan itu cukup kaya atas penderitaan kaum buruh
> Indonesia seperti yang dapat kita saksikan di film "New Rulers of the
> World" buatan John Pilger. Pembangunan dibiayai dengan utang luar
> negeri melalui organisasi yang bernama IGGI/CGI yang penggunaannya
> diawasi oleh lembaga-lembaga internasional. Sejak tahun 1967 setiap
> tahunnya pemerintah mengemis utang dari IGGI/CGI sambil dimintai
> pertanggungan jawab tentang bagaimana dirinya mengurus Indonesia ?
> Anehnya, setiap tahun mereka bangga kalau utang yang diperoleh
> bertambah. Mereka merasa bangga dapat memberikan pertanggungan jawab
> kepada IGGI ketimbang kepada parlemennya sendiri. Utang dipicu terus
> tanpa kendali sehingga sudah lama pemerintah hanya mampu membayar
> cicilan utang pokok yang jatuh tempo dengan utang baru atau dengan
> cara gali lubang tutup lubang. Sementara ini dilakukan terus, sejak
> tahun 1999 kita sudah tidak mampu membayar cicilan pokok yang jatuh
> tempo. Maka dimintalah penjadwalan kembali. Hal yang sama diulangi di
> tahun 2000 dan lagi di tahun 2002. Kali ini pembayaran bunganya juga
> sudah tidak sanggup dibayar sehingga juga harus ditunda
> pembayarannya. Jumlahnya ditambahkan pada utang pokok yang dengan
> sendirinya juga menggelembung yang mengandung kewajiban pembayaran
> bunga oleh pemerintah.
>
> Bank-bank kita digerogoti oleh para pemiliknya sendiri. Bank yang
> kalah clearing dan harus diskors diselamatkan oleh Bank Indonesia
> dengan menciptakan apa yang dinamakan fasilitas diskonto. Setelah itu
> masih kalah clearing lagi, dan diselamatkan lagi dengan fasilitas
> diskonto ke II. Uang masyarakat yang dipercayakan kepada bank-bank
> dalam negeri dipakai sendiri oleh para pemilik bank untuk mendanai
> pembentukan konglomerat sambil melakukan mark up. Pelanggaran Legal
> Lending Limit dilanggar selama bertahun-tahun dalam jumlah yang
> menghancurkan banknya dengan perlindungan oleh Bank Indonesia
> sendiri. Maka ketika krisis ekonomi melanda Indonesia di akhir tahun
> 1997, terkuaklah betapa bank sudah hancur lebur.
>
> Kepercayaan masyarakat menurun drastis. Rupiah melemah dari Rp. 2.400
> per dollar menjadi Rp. 16.000 per dollar. Dalam kondisi yang seperti
> ini Indonesia yang anggota IMF dan patuh membayar iurannya
> menggunakan haknya untuk minta bantuan.
>
> Kita mengetahui bahwa paket bantuan dari IMF disertai dengan
> conditionalities yang harus dipenuhi oleh pemerintah Indonesia. Namun
> tidak kita perkirakan semula bahwa isinya demikian tidak masuk akal
> dan demikian menekan serta merugikannya. Juga tidak kita perkirakan
> pada awalnya bahwa kehadiran IMF di Indonesia menjadikan semua
> lembaga internasional seperti CGI, Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia
> bersatu padu dalam sikap dan persyaratan di bawah komando IMF. IMF
> mensyaratkan bahwa pemerintah melaksanakan kebijakan dan program yang
> ditentukan olehnya, yang dituangkan dalam Memorandum of Economic and
> Financial Policies (MEFP) atau lebih memasyarakat dengan nama Letter
> of Intent atau LOI.
>
> Bank Dunia setiap tahunnya juga menyusun apa yang dinamakan Country
> Strategy Report tentang Indonesia yang harus dilaksanakan kalau tidak
> mau diisolasi oleh negara-negara CGI yang sampai sekarang setiap
> tahun memberikan pinjaman kepada Indonesia. Justru karena jumlah
> utang keseluruhannya sudah melampaui batas-batas kepantasan dan
> prinsip kesinambungan, untuk sementara dan entah sampai kapan kita
> tidak dapat hidup tanpa berutang terus setiap tahunnya kalau kita
> tidak mau bahwa puluhan juta anak miskin kekurangan gizi dan putus
> sekolah.
>
> Kalau kita baca setiap LOI dan setiap Country Strategy Report serta
> setiap keikut sertaan lembaga-lembaga internasional dalam perumusan
> kebijakan pemerintah, kita tidak dapat melepaskan diri dari kenyataan
> bahwa yang memerintah Indonesia sudah bukan pemerintah Indonesia
> sendiri. Jelas sekali bahwa kita sudah lama merdeka secara politik,
> tetapi sudah kehilangan kedaulatan dan kemandirian dalam mengatur
> diri sendiri."
>
> Kwik Kian Gie adalah teman seperjuangan yang dekat dengan Megawati.
> Yang tidak dapat dimengerti oleh banyak orang adalah mengapa Kwik
> tidak menceriterakan yang diceriterakannya seperti yang dikutip di
> atas ? Mengapa dia membiarkan dirinya dikepung oleh Berkeley Mafia ?
>
> Tidak ada orang yang mengetahui dengan persis. Yang mengetahui agak
> banyak adalah Soetardjo Soerjoguritno. Dia pernah berceritera bahwa
> Kwik dan Laksamana dalam rencana tidak masuk dalam kabinet Mega,
> sehingga yang masuk dalam kabinet dari PDIP hanyalah Prakosa dan
> Jacob Nuwawea. Entah mengapa, akhirnya nama Kwik dan Laksamana
> tercantum juga. Tetapi kedudukan Kwik di tempat pinggiran. Ini
> nampaknya memang design dari kekuatan Berkely Mafia. Di kalangan para
> diplomat memang beredar informasi bahwa Kwik mulutnya besar, tetapi
> tidak perlu diperhatikan sama sekali. Dia sama sekali tidak relevan.
> Dia dipinggirkan oleh Presidennya sendiri, dan dia dipinggirkan oleh
> siapapun juga. Maka jangan membuang-buang waktu berbincang-bincang
> dengan dia. Biarkanlah berteriak-teriak. Toh tidak ada satupun yang
> digubris. Obsesinya terakhir ini adalah obligasi rekap perbankan.
> Tidak ada yang menggubris. Tetapi dia semakin lama semakin gila,
> sehingga kalau begini terus dia akan terkena stroke yang buat Berkely
> Mafia lebih baik lagi.
>
> Entah apa yang pernah diperbuat oleh Kwik terhadap Berkeley Mafia.
> Mereka sengit betul. Ketika Kwik Menko di kabinet Gus Dur, dia sudah
> dijepit dan dihina oleh Dewan Ekonomi Nasional yang semuanya Berkeley
> Mafia. Sekarang dalam kabinet Megawati, Kwik dijepit oleh Frans Seda
> yang dalam PDIP mempunyai kedudukan penting karena dianggap mewakili
> ex Partai Katolik dalam fusi PDIP.
>
> Karakteristik Berkeley Mafia adalah untuk selalu ada dalam kekuasaan.
> Sebenarnya sejak zaman Soekarno tokoh-tokoh Berkeley Mafia mulai
> beraksi. Di zaman itu Widjojo sudah sekretaris dari Ir. Djuanda yang
> menjabat Perdana Menteri, dan Emil Salim sudah anggota dari Komando
> Tertinggi Ekonomi yang terkenal dengan KOTOE. Katanya disertasi
> Widjojo sangat kiri, dan Emil Salim ikut menyusun DEKON. Waktu zaman
> mulai berubah pusat gerakan menjatuhkan Soekarno adalah kampus UI di
> Salemba. Berkeley Mafia juga bermukim di sana. Di sanalah mereka
> berkusak-kusuk bersama-sama dengan para mahaiswa untuk merencanakan
> gerakan turun jalan menjatuhkan Bung Karno dari kekuasaannya. Itu
> diketahui oleh pak Harto dan teman-temannya seperti Liem Bian Koen,
> Cosmas Batubara dan pemimpin mahasiswa lainnya yang setiap hari
> bersama-sama dengan militer turun di jalanan.
>
> Maka Soeharto segera percaya kepada mereka. Pernah terjadi persaingan
> antara CSIS dan Berkeley Mafia. Tetapi CSIS berpengaruh dalam bidang
> politik. Dalam benak pak Harto yang pikirannya simplistik hanya
> mengenal stabilitas dan pembangunan, CSIS termasuk yang harus ikut
> memikirkan stabilitas. Memang berbagai rekayasa penculikan,
> penggarongan dan sebagainya banyak yang berasal dari sana. Maka
> mereka gagal menggantikan posisi Berkeley Mafia dalam bidang ekonomi.
> Tokoh-tokohnya Ali Moertopo dan Sudjono Humardani bukan ekonom. Pak
> Harto tidak percaya bahwa mereka mempunyai kemampuan. CSIS merasa
> mempunyai kemampuan karena merasa cukup mempunyai ekonom yang
> kebanyakan lulusan Eropa dan Australia. Mereka dipinggirkan oleh
> Berkeley Mafia, bahkan tidak dipakai sama sekali. Lagipula, apa
> alasan pak Harto menyingkirkan Berkeley Mafia ? Mereka begitu setia
> menjalankan apa saja. Maka KKN di kalangan pamili dan kerabat pak
> Harto dibiarkan. Bukan hanya dibiarkan, bahkan kadang-kadang diberi
> jalan.
>
> Sejak Habibie ngacau dengan IPTN Berkeley Mafia sudah gerah. Habibie
> tidak dapat dikendalikan oleh mereka karena hubungan yang khusus
> antara pak Harto dan Habibie. Ketika Habibie menjadi Wakil Presiden,
> Berkeley Mafia semakin was-was lagi. Maka mereka mengadakan plot
> pengkhianatan terhadap pak Harto. Kekuatan internasional diajari
> bagaimana caranya menjatuhkan pak Harto. Pak Hartonya ditekan supaya
> mengundang IMF, dan sebelumnya IMF diberi briefing lengkap tentang
> bagaimana mengendalikan Indonesia. Tidak jelas apa kepentingan
> Berkeley Mafia untuk begitu terobsesi selalu berkuasa. Untuk bisa
> tetap berkuasa, sejak awal mereka mengandalkan kekuatan asing. Maka
> kepentingan nasional dikorbankan asal mereka tetap berkuasa. Mereka
> tidak mempunyai ideologi. Mereka hanya cekatan dalam teknik. Maka
> sangat bangga disebut teknokrat. Orang Jerman yang lebih filosofis
> menyebut para akhli seperti ini Fachidiot.
>
> Jadi IMF dipakai untuk menjatuhkan pak Harto, walaupun yang akan naik
> sebagai Presiden bukan mereka. Ini tidak mengapa, karena mereka
> terlampau takut untuk memegang tanggung jawab politik. Mereka hanya
> berani menjadi para pembantu yang menyetir. Jadi dalam benak mereka,
> Habibie dapat dikendalikan. Dan memang benar. Menteri Keuangannya
> yang membawahi BPPN dengan uang ratusan trilyun adalah Bambang
> Subianto yang Berkeley Mafia. Menko EKUIN-nya Ginanjar yang tidak
> masuk dalam lingkaran pertama, tetapi sangat mengagumi Widjojo dan
> Ali Wardhana, Sadli dan seluruh kelompoknya. Don-donnya dari Berkeley
> Mafia juga langsung saja diangkat sebagai para penasihatnya Habibie.
>
> Ketika Habibie jatuh dan digantikan Gus Dur, mereka merasa rawan,
> karena tidak mempunyai siapa-siapa dalam kabinet. Gus Dur merekrut
> para menterinya dari kalangan partai politik. Tetapi Berkeley Mafia
> segera saja membentuk Dewan Ekonomi Nasional, Tim Asistensi Menko
> EKUIN dan macam-macam. Mereka dengan upaya keras juga berhasil
> diangkat menjadi para penasihat Presiden lagi. Kwik Kian Gie sebagai
> Menko EKUIN dijepit dari dua kelompok raksasa. Dari kelompok
> konglomerat jahat yang mengeluarkan banyak uang untuk menekan Gus Dur
> supaya memecatnya. Berkeley Mafia menekannya dengan mobilisasi
> pendapat publik bahwa Kwik goblok, tidak mengerti apa-apa tentang
> ekonomi. Setiap hari Kwik dan Bambang Sudibyo sebagai Menteri
> Keuangan dihujat oleh para pengamat ekonomi. Tetapi Gus Dur tetap
> mempertahankan Kwik. Kwik sendiri yang akhirnya tidak tahan, dan dia
> mengundurkan diri.
>
> Alangkah kecewanya Berkeley Mafia bahwa yang mengganti Kwik adalah
> Rizal Ramli yang bukan Berkeley Mafia, bahkan boleh disebut musuhnya.
> Menteri Keuangannya Priyadi. Langsung saja mereka dihabisi di dunia
> internasional. Rizal Ramli dibenci dan dianggap tidak koperatif
> kepada IMF. Priyadi dihujat karena sebagai bankir saja dinyatakan
> tidak lulus dalam fit and proper test. Gus Dur goyah.
>
> Ketika Gus Dur jatuh diberhentikan oleh MPR, dengan sendirinya
> Megawati sebagai wakil presiden yang naik. Megawati mengambil waktu
> yang cukup lama untuk membentuk kabinet. Apa yang terjadi tidak ada
> orang yang tahu. Ketika Mega mengumumkan kabinetnya ternyata Berkeley
> Mafia berkibar lagi. Menteri Keuangannya Boediono anggota lingkaran
> pertama, manut membabi buta apa saja yang dikatakan oleh para don
> dari Berkeley Mafia dan apa saja yang dikatakan oleh masyarakat
> internasional. Menko-nya juga merupakan misteri. Dia dan keluarganya
> sudah memutuskan tidak mau lagi dalam pemerintahan. Maka dia dalam
> perjalanan ke Malaysia untuk menjadi guru besar di sana ketika
> ditilpun Mega untuk dijadikan Menko EKUIN. Dia segera menerimanya.
> Laksamana Sukardi sudah sejak awal akan nurut apa saja yang
> dikehendaki oleh Amerika dan IMF, tetapi terutama yang dikehendaki
> oleh konglomerat. Konglomerat dengan Berkeley Mafia selalu bersekutu,
> sampai ekonomi hancur lebur seperti sekarang ini.
>
> Tim ekonominya Mega sepenuhnya dikendalikan oleh Berkeley Mafia.
> Menko-nya Dorodjatun sebenarnya tidak masuk dalam Berkeley Mafia.
> Tetapi karena tidak tahu apa-apa kecuali pandai seperti apa yang
> dikatakan oleh orang Amerika egg head, maka dia nglantur saja dan
> akhirnya toh setuju apa saja yang dilakukan oleh Boediono. Boediono
> yang memainkan peran penting. Dia tidak mendengarkan Mega sama
> sekali. Dia mempunyai kabinet sendiri, dan mengendalikan seluruh
> eselon I dan II dari Departemen Keuangan. Berkeley Mafia juga masih
> mengendalikan banyak sekali eselon 1 dan 3 dari semua departemen.
> Sebenarnya masuk akal. Mereka telah memupuk kesetiaan selama 30 tahun
> lebih. Lagipula banyak rahasia KKN yang dipegang oleh para tokoh
> Berkeley Mafia. Jadi mereka takut kalau tidak nurut akan dibongkar.
>
> Apakah Berkeley Mafia korup. Sangat. Yang meledak ke permukaan adalah
> skandal PT Bahana. Lihat siapa nama-namanya !
>
> Yang sekarang kasihan adalah Megawati. Memang bukan dia yang berbuat.
> Sebaliknya, ketika dia dengan PDIP-nya sangat terpuruk, semua
> kebijakan ekonomi selama 30 tahun lebih dibentuk oleh Berkeley Mafia
> yang mengakibatkan kondisi ekonomi hancur-hancuran seperti sekarang
> ini. Tetapi masyarakat tidak mau mengerti. Yang dilihat apakah
> Megawati bisa membenahi atau tidak.
>
> Mega memang dianggap hanya nyonya rumah saja yang tidak mengerti apa-
> apa. Maka sampai sekarangpun tidak ada apa-apa yang merupakan
> kebijakannya. Yang mengherankan adalah mengapa dirinya dibiarkan
> dikepung oleh Berkely Mafia ? Banyak yang mengatakan bahwa dia
> ditekan habis-habisan oleh kekuatan asing yang agennya sangat dekat
> dengan Mega, yaitu Frans Seda. Peran Frans Seda sudah menonjol ketika
> Mega Wapres dan oleh Gus Dur diserahi tugas untuk membenahi ekonomi.
>
> Ketika itu Menko EKUIN Rizal Ramli. Dia harus dijatuhkan dan diganti
> dengan orang-orang Berkeley. Caranya LOI tidak ditandatangani dan
> publik opini dibentuk bahwa karena itu Indonesia akan menderita.
> Terus ada tulisan oleh Sadli di Kompas yang mengisahkan bahwa Frans
> Seda berhasil menghadirkan Widjojo dan Emil Salim dalam sidang
> kabinet. Setelah itu mereka pergi ke kantor perwakilan IMF di
> Jakarta, melakukan pembicaraan dan melakukan pembicaraan per tilpun
> dengan Washington. Setelah itu semuanya beres. Sadli dalam artikel
> itu juga mengatakan :"Wah, Frans Seda, Emil Salim pasti ingat kembali
> akan perannya di tahun-tahun l967."
>
> Rizal Ramli memang jatuh. Tetapi gantinya bukan Berkeley Mafia.
> Gantinya Burhanudin Abdullah. Maka LOI walaupun sudah selesai 100 %
> karena sudah makan waktu 9 bulan tetap tidak ditandatangani. Baru
> ketika Tim Ekonomi Megawati sebagai Presiden terbentuk, langsung saja
> LOI ditandatangani. Tim ekonomi dipuja setinggi langit oleh pers
> nasional maupun pers internasional dan disebut the dream team. Tetapi
> karena rakyat banyak tidak bisa dibohongi terus menerus, hanya dalam
> beberapa bulan saja disebut the dreaming team.
>
> Mega cuek, ekonomi dibuat semakin tergantung pada kekuatan asing, dan
> dia ditakut-takuti terus menerus bahwa kalau tidak mau nurut, rakyat
> akan sengsara. Karena tidak tahu apa-apa, ya nurut saja.
>
> Jadi kalau diringkas, apa yang ditinggalkan oleh Berkeley Mafia ?
> Seperti yang digambarkan oleh Kwik dalam pidatonya mengenang 100
> tahun Bung Hatta. Lebih dari itu pemerintah mendadak disuruh
> menanggung ribuan trilyun rupiah untuk memperbaiki perbankan. Sumber
> daya alam hampir habis, utang tak tertahankan lagi besarnya, depresi
> berkepanjangan dan pengangguran serta kemiskinan semakin menjadi-jadi.
>
> Dalam bidang moral korupsi merebak luar biasa. Korupsi tentunya tidak
> terjadi dalam waktu singkat. Ini adalah proses yang lama. Jelas
> dimulainya dalam zaman Berkeley Mafia berkuasa. Mungkin pada awalnya
> mereka tidak ikut-ikutan korupsi. Tetapi mereka membiarkan karena
> begitu terobsesi harus tetap duduk di puncak kekuasaan. Akhirnya
> mereka ternyata ikut juga korupsi besar-besaran. Tengok skandal MSAA
> yang ditandatangani oleh Bambang Subianto dan Glen Jusuf yang dua-
> duanya Berkeley Mafia. Lihat skandal Bahana yang tokoh-tokohnya Ali
> Wardhana, Rachmat Saleh, Martiono dan sebagainya yang semuanya
> Berkeley Mafia.
>
> Dalam bidang ketergantungan pada luar negeri, Indonesia yang masih
> lemah dipaksa menjalankan Washington Consensus yang berarti liberal
> total. Mengapa ? Supaya selalu tergantung pada luar negeri. Karena
> adanya gerakan anti IMF di seluruh dunia, Mega terpaksa memutuskan
> mengakhirinya pada akhir tahun 2003. Tetapi Collin Powel dalam
> kunjungannya kepada Mega langsung mengatakan kepada pers bahwa AS
> siap menggantikan peran IMF di Indonesia. Siapa lagi yang membisiki
> kalau tidak Berkeley Mafia ?
>
>
> ---------------------------------
> With Yahoo! Mail you can get a bigger mailbox -- choose a size that
> fits your needs
>




--------------030006000308040005010309
Content-Type: text/html; charset=Big5
Content-Transfer-Encoding: 7bit

<html>
<head>
</head>
<body>
<br>
<br>
 -------- Original Message -------- 
<table cellpadding="0" cellspacing="0" border="0">
  <tbody>
    <tr>
      <th valign="Baseline" align="Right" nowrap="">Subject: </th>
      <td>Re: BERKELEY MAFIA DAN EKONOMI INDONESIA</td>
    </tr>
    <tr>
      <th valign="Baseline" align="Right" nowrap="">Date: </th>
      <td>Sun, 15 Dec 2002 07:54:47 +0800</td>
    </tr>
    <tr>
      <th valign="Baseline" align="Right" nowrap="">From: </th>
      <td>chctkb <a class="moz-txt-link-rfc2396E" href="mailto:chctkb@netvigator.com">
&lt;chctkb@netvigator.com&gt;</a>
      </td>
    </tr>
    <tr>
      <th valign="Baseline" align="Right" nowrap="">To: </th>
      <td>HKSIS <a class="moz-txt-link-rfc2396E" href="mailto:SADAR@net-yan.com">
&lt;SADAR@net-yan.com&gt;</a>
, MSiauw <a class="moz-txt-link-rfc2396E" href="mailto:siauw@wxs.nl">&lt;siauw@wxs.nl&gt;</a>
,	"Burhan A." <a class="moz-txt-link-rfc2396E" href="mailto:mannros@hotmail.com">
&lt;mannros@hotmail.com&gt;</a>
, <a class="moz-txt-link-abbreviated" href="mailto:ensocons@hetnet.nl">ensocons@hetnet.nl</a>
,	IBRAHIM BRAMIJN <a class="moz-txt-link-rfc2396E" href="mailto:i.bramijn@chello.nl">
&lt;i.bramijn@chello.nl&gt;</a>
,	"A. Umar Said" <a class="moz-txt-link-rfc2396E" href="mailto:kontak@club-internet.fr">
&lt;kontak@club-internet.fr&gt;</a>
, <a class="moz-txt-link-abbreviated" href="mailto:timur@net-up.com">timur@net-up.com</a>
,	<a class="moz-txt-link-abbreviated" href="mailto:nyala@swipnet.se">nyala@swipnet.se</a>
, Vlami <a class="moz-txt-link-rfc2396E" href="mailto:dwwi.s@telia.com">&lt;dwwi.s@telia.com&gt;</a>
, <a class="moz-txt-link-abbreviated" href="mailto:cari@yahoo.com">cari@yahoo.com</a>
,	metta <a class="moz-txt-link-rfc2396E" href="mailto:metta@indo.net.id">
&lt;metta@indo.net.id&gt;</a>
, yuni Harnani <a class="moz-txt-link-rfc2396E" href="mailto:yuni@worldonline.nl">
&lt;yuni@worldonline.nl&gt;</a>
,	<a class="moz-txt-link-abbreviated" href="mailto:axnan@worldonline.nl">
axnan@worldonline.nl</a>
, <a class="moz-txt-link-abbreviated" href="mailto:diansu@public.nc.jx.cn">
diansu@public.nc.jx.cn</a>
,	"rastono &gt;&gt; R" <a class="moz-txt-link-rfc2396E" href="mailto:rastono@email.com">
&lt;rastono@email.com&gt;</a>
, petruk <a class="moz-txt-link-rfc2396E" href="mailto:petruk@macau.ctm.net">
&lt;petruk@macau.ctm.net&gt;</a>
,	goenawan_mohamad <a class="moz-txt-link-rfc2396E" href="mailto:goenawan_mohamad@hotmail.com">
&lt;goenawan_mohamad@hotmail.com&gt;</a>
,	anton <a class="moz-txt-link-rfc2396E" href="mailto:anton@ombudsman.or.id">
&lt;anton@ombudsman.or.id&gt;</a>
      </td>
    </tr>
    <tr>
      <th valign="Baseline" align="Right" nowrap="">References: </th>
      <td>&lt;002b01c2a37e$d281bd80$f07103d2@CHANCT&gt;</td>
    </tr>
  </tbody>
</table>
<br>
<br>
<h2><b><font color="#ff0000"><font face="Times New Roman, Times, serif">Komentar
 Pelana Kuda : (15-12-2002)</font></font></b></h2>
<br>
  &nbsp; Artikel Indriajit ini bagus sekali! &nbsp;Secara ringkas padat melukiskan
<br>
  orba (golkar-abri-berkeley mafia) mendirikan dinasti ekonomi Cendana<br>
  yg menjadi alat Burjuasi internasional dalam merampoki kekayaan alam<br>
  Indonesia, dan menjadikan Indonesia selama tujuh turunan atau lebih<br>
  menjadi sapi perahan mereka, hidup dari belas kasihan "bantuan" IMF.<br>
  Dari artikel ini terlukiskan juga apa yg sering dikemukakan oleh Pelana<br>
  Kuda bahwa Megawati hakekatnya sudah menjadi tawanan Cendana,<br>
  satu persatu pengikut setianya seperti Dimyati Hartono, Eros Jarot,<br>
  Sophan Sophian, (dan mungkin Kwik akan menyusul ) meninggalkan<br>
  dirinya. &nbsp;Selama Megawati manut saja dgn Cendana, beliau bisa terus <br>
  jadi Presiden pada 2004, yg jelas akan dimenangkan oleh Golkar dan<br>
  sekutu2nya. &nbsp;Jika Megawati mulai bersikap non kooperatif, jangan<br>
  heran Cendana akan mengganti Presiden dgn tokoh lain yg bersedia<br>
  menjadi ABS baru (Asal Bapak Senang). <br>
<br>
  Situasi Indonesia sangat memprihatinkan, namun begitulah kenyataan<br>
  kongkritnya. &nbsp;Dewasa ini tak ada satu kekuatan baru yg mampu dalam<br>
  tempo pendek (10 sampai 20 tahun menurut ukuran sejarah adalah<br>
  tempo pendek) menyembuhkan pasien Indonesia yg sudah menderita <br>
  kanker (kantongkering) stadium ke-3 ini. &nbsp;Indonesia tidak akan dibikin<br>
  bangkrut, tetap akan di "bantu" oleh IMF, hutang2nya tidak akan ber-<br>
  kurang, bahkan akan terus bertambah dari tahun ke tahun. Maunya IMF,<br>
  kalau bisa sampai seratus turunan, hutang itu tidak akan lunas terbayar!<br>
<br>
  Inilah yg disebut nekolim, neo kolonialisme, kolonialisme yg tidak mengi-<br>
  rim satu serdadupun seperti sebelum 1950. <br>
<br>
  Tujuan kolonialisme cuma satu, cari keuntungan se-banyak2nya atas kerugian<br>
  negeri yg dijajah. &nbsp;Dengan kebangkitan rakyat AA pada abad ke-20 ini<br>
  untuk melepaskan dirinya dari belenggu kolonialisme, burjuasi internasional<br>
  menggunakan taktik baru, "menghadiahkan" kemerdekaan kepada negara2<br>
  AA, kemudian diajak kerjasama ekonomi, &nbsp;diberikan "bantuan" agar negara2<br>
  tersebut se-lama2nya hidup dari belas kasihan kapital monopoli mereka.<br>
<br>
  Apakah rakyat AA tidak mampu melawan neo kolonialisme ini?<br>
<br>
  Tentu saja mampu, asal saja memiliki strategi dan taktik yg tepat untuk<br>
  berlawan. <br>
<br>
  Sukarno sebagai The Founding Father bangsa Indonesia sudah berjuang<br>
  selama 40 tahun lamanya (terhitung dari berdirinya PNI pada 1927<br>
  sampai resminya dicopot jabatan Presidennya pada 1967). &nbsp;Karena<br>
  belum berpengalaman, tidak memiliki strategi dan taktik yg tepat,<br>
  akhirnya beliau mati dalam rumah tahanan secara tragis. &nbsp;Jasa2 besar<br>
  yg tak ternilai harganya dari beliau harus senantiasa dikenangkan oleh<br>
  bangsa Indonesia. Namun kesalahan2 seriusnya yg disebabkan oleh<br>
  musuhnya (burjuasi internasional) terlalu kuat, dan &nbsp;pengetahuan<br>
  politiknya masih taraf Sekolah Dasar menurut standard sejarah dunia,<br>
  maka pertarungan babak pertama antara bangsa Indonesia melawan <br>
  kapital monopoli internasional &nbsp;berakhir dgn score 0 - 1. &nbsp;Babak<br>
  kedua diteruskan oleh Suharto, gawang Indonesia kebobolan lagi,<br>
  score menjadi 0 - 2. Babak ketiga, era reformasi yg sedang ber-<br>
  langsung tampaknya Indonesia akan kebobolan lagi, dan angka akan <br>
  naik menjadi &nbsp;0 - 3. &nbsp;Terus menerus menelan pil pahit memang tidak<br>
  enak. Tapi ini suatu kenyataan yg tidak bisa diubah oleh siapapun,<br>
  sebab imbangan kekuatan antara bangsa Indonesia dgn kapital monopoli<br>
  yang ditopang oleh persenjataan modern termasuk nuklir sangat besar<br>
  perbedaannya. <br>
<br>
  Apakah kita akan terus menerus menelan pil pahit sampai gawang kita<br>
  kebobolan terus sampai 0 -5 bahkan &nbsp;0 - 10 ? Artinya sampai turunan<br>
  ke sepuluh kita masih terus hidup dari belas kasihan IMF?<br>
<br>
  Setiap warga bangsa Indonesia yang mempunyai harga diri pasti akan<br>
  menjawab NO, NO , NO !<br>
<br>
  Menarik pelajaran pahit dari kekalahan di masa yg lampau adalah satu2<br>
  jalan yg tepat untuk menebus kekalahan ini. &nbsp;Menarik pengalaman sejarah<br>
  Indonesia maupun sejarah dunia, &nbsp;sangat dibutuhkan kepala dingin dan<br>
  memeras otak kita agar berjuang lebih pandai daripada yang sudah2. <br>
<br>
  KEBERANIAN bangsa Indonesia pada periode 1945-1965, tetap harus<br>
  diwarisi. KEARIFAN &nbsp;bangsa Indonesia pada periode 1965-1998 juga<br>
  harus diwarisi. &nbsp;Yang kita perlukan sekarang adalah memadukan KEBERANIAN<br>
  dgn KEARIFAN, setapak demi setapak, menggalakkan pembangunan<br>
  &nbsp;usaha kecil dan menengah (memperkuat kedudukan ekonomi burjuasi<br>
  kecil dan burjuasi nasional), belajar kepada pengalaman Singapura, Tai
Wan,<br>
  Korea Selatan, Malaysia, Thailand, dan RRT. Bagaimana lika liku perjuangan<br>
  mereka dalam memadukan keberanian dan kearifan. &nbsp;Jika kita mundur<br>
  seratus tahun lagi, belajar kepada semangat orang Jepang dalam menjalankan<br>
  Restorasi Meji, yg berhasil mengubah Jepang yug terbelakang menjadi negara<br>
  modern yg kaya raya di Asia. <br>
<br>
  Segala teriakan2 kosong ganyang orba, ganyang konglomerat semuanya <br>
  tidak ada gunanya, semuanya cuma memecah belah kekuatan bangsa <br>
  Indonesia sendiri. &nbsp;Seluruh bangsa Indonesia, tidak perduli yg kaya atau<br>
  yg miskin, yg grass root maupun yg konglomerat, harus bersatu padu<br>
  dalam pembangunan ekonomi. Teori perjuangan klas harus dilempar <br>
  ke dalam keranjang sampah sejarah, teori kolaborasi klas harus di<br>
  kibarkan tinggi2, kolaborasi yg penuh dijelujuri politik BERSATU dan<br>
  BERJUANG seperti yg sering dianjurkan oleh Kolom Pelana Kuda.<br>
<br>
  Kontradiksi antara kepentingan yg kaya dgn yg miskin dalam negeri<br>
  harus dipecahkan dgn jalan damai, dgn politik BERSATU dan BERJUANG,<br>
  juga kontradiksi antara negeri miskin dgn negeri kaya juga harus dipe-<br>
  cahkan dgn jalan damai, dgn politik BERSATU dan BERJUANG. Semuanya<br>
  harus memegang teguh prinsip ADIL ,SALING MENGUNTUNGKAN &nbsp;dan<br>
  TAHU BATAS. <br>
<br>
  Keberanian gaya Sukarno dan kearifan gaya Suharto harus kita padukan,<br>
  ini adalah kekayaan pengalaman sejarah kemerdekaan Indonesia yg harus<br>
  &nbsp;kita warisi. <br>
<br>
  Diatas segala kekurangan2 dan kesalahan2nya, Sukarno dan kawan2nya<br>
  telah mengantarkan kita ke Indonesia yg merdeka secara politik.<br>
<br>
  Diatas segala kekurangan2 dan kesalahan2nya Suharto dan kawan2nya<br>
  telah mengantarkan kita kepada Indonesia yg&nbsp; RELATIF&nbsp; makmur secara<br>
  ekonomi. &nbsp;Pendek kata banyak kemajuan2 yg diperoleh selama orba<br>
  berkuasa. <br>
<br>
  &nbsp;Generasi ketiga bangsa Indonesia sedang menghadapi tantangan yg jauh <br>
  lebih berat dari pada 2 generasi sebelumnya, meskipun tidak terhindarkan<br>
  akan menelan pil pahit 0 -3, jangan putus asah, terus berjuang dan mengumpulkan
 kekayan pengalaman politik dan ekonomi. &nbsp;Semoga scor bisa berobah menjadi<br>
  1 -3, 2 -3 dan 3 - 3......... &nbsp;Asal saja kesebelasan Indonesia yg Bhineka
 Tunggal<br>
  Ika dari sabang sampai merauke ini bersatu pada, saya yakin Indonesia bisa<br>
  seperti Jepang, pada suatu hari akan kuat dan makmur negara serta rakyatnya.
 <br>
<br>
  Orang tua yg punya sembilan anakpun tidak sama perkembangannya, ada<br>
  yg kaya duluan dan ada yg seumur hidup miskin sengsara, hidup dari belas<br>
  kasihan bantuan ekonomi saudara2nya. &nbsp; Dunia yg mempunyai 200 negara<br>
  pun demikian juga. Ada yg kaya duluan, dan ada seumur hidup miskin sengsara<br>
  hidup dari belas kasihan negara2 kaya2. &nbsp;Indonesia mau masuk ke mana?<br>
  Cuma Indonesia yg bersatu pada yg bisa menyelamatkan bangsa Indonesia<br>
  dari nasib yg tragis jadi bangsa yg melarat seumur dunia.<br>
<br>
<br>
<br>
<br>
  HKSIS wrote:<br>
<blockquote type="cite" cite="mid:002b01c2a37e$d281bd80$f07103d2@CHANCT">
  <meta content="MSHTML 6.00.2716.2200" name="GENERATOR">
  <style></style>
  <div><font face="Bookman Old Style">--- In <a href="mailto:cari@yahoogroups.com">
  cari@yahoogroups.com</a>
  , "m. indrajit"  &lt;<a href="mailto:muh_indrajit@y">muh_indrajit@y</a>
  ...&gt; wrote:<br>
  <br>
  Team  Redaksi Yth.<br>
  <br>
  Mohon artikel saya ini bisa dimuat di Website  anda.<br>
  <br>
  Terima kasih.<br>
  <br>
  Wassalam,<br>
  <br>
  Muh.  Indrajit<br>
  <br>
  ----------------------------------------------------------------------<br>
  <br>
  <strong><font size="4">BERKELEY MAFIA DAN EKONOMI  INDONESIA</font></strong><br>
  &nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;  <br>
  Oleh Muh. Indrajit<br>
  &nbsp;<br>
  Ketika Jenderal Soeharto mengambil alih  kekuasaan, orientasinya <br>
  sangat berbeda dengan Bung Karno. Bung Karno tidak  mempunyai <br>
  perhatian terhadap ekonomi. Bukan hanya itu, tetapi politiknyapun  <br>
  dinilai hanya membuat onar saja. Amerika dan Inggris dimusuhi dengan  <br>
  slogan Amerika kita Setrika dan Inggris kita linggis. Lantas  negara-<br>
  negara tetangga yang comrade in arms dalam memerdekakan bangsanya  <br>
  masing-masing dari penjajahan dimusuhi dengan politik ganyang <br>
  Malaysia.  Terus mau bikin PBB sendiri yang dinamakan CONEFO atau <br>
  Conference of the New  Emerging Forces dan GANEFO yang dinamakan Games
  <br>
  of New Emerging Forces yang  mau menyaingi olimpiade. Setiap hari <br>
  rakyat dimobilisasi untuk mendengarkan  pidatonya yang berapi-api, <br>
  sehingga apapun kemauannya mendapat dukungan oleh  rakyat. Begitu <br>
  buruk keadaan ekonominya, sehingga kemakmuran dan  kesejahteraan porak
  <br>
  poranda. Maka rakyat diminta makan batu kalau perlu.  Pokoknya ngawur.<br>
  <br>
  &nbsp;Karuan saja bahwa Soeharto sebagai penggantinya  memberlakukan <br>
  slogan "Eokonomi Yes, Politik No." Obsesinya membangun ekonomi  <br>
  memakmurkan rakyatnya. Karena Soeharto (seperti yang dituturkan <br>
  sendiri  dalam biografinya) hanya lulusan Sekolah Dasar, dia tidak <br>
  terlampau banyak  pengetahuannya. Tetapi sangat cerdas. Seandainya <br>
  diukur IQ-nya dapat  dipastikan sangat tinggi. Maka dalam <br>
  perjalanannya sebagai Presiden dia  belajar sangat cepat menguasai <br>
  segala permasalahan yang teknokratik  sekalipun dengan muatan ilmu <br>
  pengetahuan yang banyak. Namun memahaminya  tanpa teori, melainkan <br>
  dengan logika, nalar yang sangat kuat dimilikinya.  Maka istilah-<br>
  istilahnya dan cara-cara pendekatannya sederhana, tetapi  menyentuh <br>
  esensi yang paling hakiki.<br>
  <br>
  &nbsp;Pola pikirnya sederhana.  Kalau mau membangun ekonomi harus ada dua <br>
  faktor. Yang pertama adalah  keamanan dan ketenangan, stabilitas <br>
  sosial dan politik. Hanya dalam suasana  seperti itulah ekonomi dapat <br>
  dibangun. Tentang stabilitas itu dia mempunyai  pengalaman banyak <br>
  karena dia seorang militer. Dan konsepnya juga konsep  kemiliteran <br>
  yang paling elementer. Yaitu yang mengganggu keamanan dan  ketenangan <br>
  dilibas habis. Indonesia lantas menjadi negara diktatur militer.  <br>
  Militer boleh melakukan apa saja asalkan ada stabilitas sosial, <br>
  politik,  ketenangan. Militer boleh menculik, boleh membunuh, boleh <br>
  mempenjarakan  orang tanpa proses hukum. Pokoknya asal tercapat <br>
  kedamaian. Nilai-nilai  kemanusiaan, HAM, demokrasi dan sebagainya <br>
  tidak difahami. Untungnya, orang  Indonesia sangat kurang <br>
  pendidikannya, sehingga hal-hal yang abstrak sepert  itu juga tidak <br>
  dimiliki. Baginya yang penting aman, cukup sandang, cukup  pangan dan <br>
  cukup papan.&nbsp;<br>
  <br>
  &nbsp;Jadi segi keamanannya sudah ada  konsepnya yang dijalankan dengan <br>
  sangat konsisten sepanjang kepresidenannya.  Eksesnya jelas ada, yaitu
  <br>
  penyalah gunaan kekuasaan oleh militer yang diberi  kuasa begitu <br>
  besar. Maka militer sepanjang zaman Soeharto warga negara kelas  <br>
  wahid. Sangat ditakuti dan rata-rata sangat kaya. Tentu bukan  <br>
  prajuritnya yang paling bawah, tetapi begitu menjadi perwira menengah 
  <br>
  pasti enak hidupnya, dan yang perwira tinggi sangat enak. Para  <br>
  pensiunanannya semuanya menjadi orang-orang berkuasa.<br>
  <br>
  &nbsp;Di  negara-negara maju hal seperti ini dikutuk sebagai diktatur <br>
  militer yang  bahkan simbolnya Mussolini dan Hitler. Tetapi di <br>
  Indonesia tidak demikian,  karena seperti yang digambarkan oleh <br>
  Maslow, kebutuhan manusia yang mulai  primitif sampai maju berubah. <br>
  Manusia yang primitif, kebutuhannya hanyalah  kebendanaan yang paling <br>
  mendasar yaitu survival fisik. Setelah kemakmurannya  meningkat, <br>
  kebutuhannya juga semakin lama semakin nilai-nilai seperti  kebebasan <br>
  berserikat, kebebasan menyatakan pendapat dan sebagainya seperti  yang
  <br>
  tercantum dalam Declaration of Independence Amerika  Serikat.<br>
  <br>
  &nbsp;Dengan stabilitas sosial politik yang diserahkan kepada  militer <br>
  dengan cek mandat blanko seperti ini, ekonominya diserahkan kepada  <br>
  yang oleh Soeharto dianggap mengerti. Ketika itu ada Fakultas Ekonomi 
  <br>
  dari Universitas Indonesia yang didirikan oleh Soemitro  <br>
  Djojohadikoesoemo. Dia ekonom lulusan sekolah ekonomi di Rotterdam <br>
  yang  di Indonesia sudah terkenal, karena sebelumnya, Moh. Hatta juga <br>
  lulusan dari  sekolah yang sama, dan ikut memainkan peran penting <br>
  dalam perjuangan  kemerdekaan. Dalam benak Soeharto, fakultas ekonomi <br>
  ini yang terbaik. Tidak  hanya dalam benak Soeharto, yang ekonom di <br>
  Indonesia hanyalah Soemitro.  Itulah sebabnya sampai akhir hayatnya <br>
  seluruh masyarakat Indonesia, terutama  persnya menyebutnya begawan <br>
  ekonomi atau Ayatollah ekonomi. Soemitro  melahirkan ekonom-ekonom. <br>
  Yang paling menonjol adalah Widjojo Nitisastro.  Dia lulusan UI, <br>
  tetapi mengambil doktornya di Amerika Serikat. Dia mempunyai  kelompok
  <br>
  para ekonom muda yang semuanya dari UI. Soeharto menyerahkan  <br>
  pembangunan ekonomi kepada kelompok Widjojo secara bongkokan. Kepada  <br>
  kelompok ini juga diberikan mandat blanko. Mereka boleh berbuat apa  <br>
  saja. Soeharto tidak mengerti apa-apa tentang ekonomi. Maka mereka <br>
  boleh  berbuat apa saja, asalkan ekonomi maju, rakyat lebih makmur dan
  <br>
  seterusnya.  Para ekonom ini lulusan UI, tetapi karena yang menaikkan <br>
  Soeharto pada  puncak kekuasaan adalah Amerika Serikat, maka segera <br>
  saja pengaruh Amerika  sangat kuat. AS langsung saja memberikan segala
  <br>
  fasilitas kepada Indonesia.  Antara lain bea siswa sangat banyak buat <br>
  para ekonom UI ini. Ketika itu  kebanyakan belajar lebih lanjut untuk <br>
  memperoleh gelar doktor dari  Universitas Berkeley. Karena sudah <br>
  bersahabat sejak mahasiswa tingkat  pertama di UI sampai dengan dewasa
  <br>
  dan menjadi alumni Universitas Berkeley,  mereka sangat kompak. Mereka
  <br>
  bukan saja bersahabat seumur hidupnya, tetapi  juga mencari jodoh <br>
  bersama-sama, berweek-end bersama-sama. Itulah sebabnya  kompaknya <br>
  lantas seperti membabi buta, dan mereka dengan cara yang sangat  halus
  <br>
  dan canggih juga melakukan korupsi bersama-sama. Bahwa mereka tidak  <br>
  bersih baru ketahuan ketika skandal PT Bahana meledak yang nanti akan 
  <br>
  diuraikan lebih lebih lanjut.<br>
  <br>
  Sementara kita kembali pada cetak biru  pembangunan ekonomi mereka. <br>
  Kelompok ekonom berkuasa dan berpengaruh  sepanjang pemerintah <br>
  Soeharto yang 32 tahun lamanya itu dikenal dengan nama  Berkeley <br>
  Mafia. Mereka sangat bangga dengan sebutan Mafia. Ini yang agak  aneh.
  <br>
  Tetapi semangatnya memang semangat Mafia. Barang siapa tidak mau  <br>
  menurut kode etik mereka dikucilkan dari apa saja, bahkan dari dunia  <br>
  pemikiran ekonomi. Dan yang lebih dahsyat lagi dikucilkan dari <br>
  kekuasaan  ekonomi. Maka ekonom-ekonom seperti Rizal Ramli, Sritua <br>
  Arif, Sarbini  Somawinata dan masih banyak sekali yang jauh lebih <br>
  pandai dari para ekonom  Berkeley Mafia tidak pernah diberi kesempatan
  <br>
  menduduki jabatan penting  dalam jajaran pemerintahan, walaupun yang <br>
  eselon 2 saja. <br>
  <br>
  Walaupun  namanya Berkeley Mafia, para anggotanya tidak perlu dari UI <br>
  yang melanjutkan  pendidikannya di Universitas Berkeley. Sebaliknya <br>
  banyak ekonom dari UI  bukan anggota Berkeley Mafia. Yang tidak pernah
  <br>
  menginjak UI tetapi jelas  anggota Berkeley Mafia adalah Frans Seda, <br>
  Radius Prawiro dan Arifin Siregar.  Yang generasi sekarang adalah <br>
  Boediono dan Anggito Abimanyu yang dari Gajah  Mada dan untuk jangka <br>
  waktu sangat lama dihina dan dipinggirkan oleh para  anggota Berkeley <br>
  Mafia.<br>
  <br>
  Sampai sekarang, tetapi terutama di dunia  Barat, mereka sangat <br>
  disanjung. Pada satu penerbitan, ketika pembentukan  kabinet tertentu <br>
  oleh Soeharto, wajah-wajah mereka dipasang di lembar cover  dari <br>
  majalah Time dengan judul the most qualified cabinet in the world.  <br>
  Cover story dari majalah Time memang tentang mereka. Diuraikan satu <br>
  per  satu bahwa mereka semuanya adalah Profesor Doktor. Dikatakan oleh
  <br>
  Time tidak  pernah ada dalam sejarah bahwa Menteri-Menteri Ekonomi <br>
  semuanya Profesor  Doktor.<br>
  <br>
  Apa sebenarnya blue print mereka yang terkenal itu ? Widjojo  sampai <br>
  sekarang masih terkenal sebagai arsitek pembangunan ekonomi  <br>
  Indonesia. Kalau Soemitro adalah begawan atau Ayatollah  Ekonomi.<br>
  <br>
  &nbsp;Segera setelah Soeharto mengambil kekuasaan dan kabinet  terbentuk <br>
  dengan menteri-menteri ekonomi yang semuanya Berkeley Mafia,  mereka <br>
  di tahun 1967 langsung mengadakan konperensi di Jenewa yang dipimpin  <br>
  oleh dua dari Triumfirat Orde Baru, yaitu Sri Sultan Hamengkubowono <br>
  IX  dan Adam Malik. Mereka ini fugur-figur poitiknya, tetapi tidak <br>
  mengerti  apa-apa tentang ekonomi. Para teknokrat ekonominya adalah <br>
  Berkeley Mafia  itu. Salah seorang terpenting ketika itu adalah Moh. <br>
  Sadli, karena dia  Menteri Investasi. Di Jenewa itu mereka berunding <br>
  dengan captains of  industries Barat, terutama Amerika Serikat. <br>
  Pimpinan mereka ketika itu  adalah David Rockeffeler. Isinya adalah <br>
  paket penjualan negara kepada para  investor Barat. Mereka dengan para
  <br>
  akhli ekonom mereka yang mendikte secara  persis apa semua yang harus <br>
  dilakukan oleh Indonesia. Modalnya disediakan  oleh banyak negara <br>
  Barat yang bergabung dalam CGGI. Sampai sekarang  eksistensinya masih <br>
  kokoh. Namanya yang berubah menjadi CGI.<br>
  <br>
  Politik  ekonominya ditentukan seluruhnya oleh akhli-akhli Barat <br>
  dengan bantuan apa  saja mesti sukses. Tetapi biaya yang harus dibayar
  <br>
  adalah bahwa semua yang  dikatakan oleh negara-negara pemberi utang <br>
  dituruti 100 %. Dengan demikian  dalam waktu singkat hasilnya memang <br>
  menakjubkan.<br>
  <br>
  &nbsp;Utang  Indonesia ketika itu hanya US $ 2 milyar, dan sudah tidak dapat 
  <br>
  membayar.  Jadi utang luar negeri yang diwariskan oleh Soekarno <br>
  hanyalah US $ 2 milyar.  Mestinya IGGI dengan sangat mudah mau <br>
  menghapusnya, tetapi tidak. Yang  dilakukan adalah penundaan <br>
  pembayarannya dengan kewajiban pembayaran bunga  masih tetap. <br>
  Mengapa ? Supaya merasa utang budi dan supaya Indonesia tidak  akan <br>
  bisa keluar dari ketergantungan. Maka bukan hanya yang $ 2 milyar ini 
  <br>
  yang dijadwal ulang, tetapi diberi utang baru berapa saja setiap  <br>
  tahunnya supaya langsung terlihat ekonominya beres dibawah <br>
  pengelolaan  Berkeley Mafia. Sejak itu sampai sekarang setiap tahunnya
  <br>
  Indonesia berutang  kepada IGGI yang jumlahnya setiap tahunnya naik.<br>
  <br>
  Ekonomi dipompa dengan  daya beli yang tidak berasal dari daya beli <br>
  rakyat yang diraup melalui  pajak. Jelas ada pajak, tetapi sebagian <br>
  besar dipakai untuk pembiayaan  rutin. Jadi utang luar negeri adalah <br>
  dana segar yang tanpa meraup dari  rakyat diinjeksikan ke dalam <br>
  perekonomian melalui pembangunan besar-besaran  oleh pemerintah. <br>
  Kegiatan ekonomi utama adalah pemerintah. Dengan daya beli  yang <br>
  meningkat konsumi meningkat, produksi meningkat, investasi meningkat  <br>
  dan seterusnya, sehingga selama Orde Baru pertumbuhan ekonomi rata-<br>
  rata  7 % selama periode yang panjang itu. Menakjubkan. Tetapi <br>
  utangnya juga  meningkat terus.<br>
  <br>
  Investasi yang melebihi tabungan dan karena itu dibiayai  oleh utang <br>
  luar negeri selalu mengakibatkan defisit dari transaksi berjalan.  <br>
  Maka transaksi berjalan selalu defisit. Kekurangan cadangan devisa  <br>
  ditutup dengan masuknya modal asing. Jadi defisit dalam current <br>
  account  ditutup dengan masuknya modal dalam capital account. Ini <br>
  boleh-boleh saja  kalau mengerti batasnya, atau kalau negara stabil <br>
  terus sehingga kemungkinan  larinya modal asing nihil. Para teknokrat <br>
  itu nampaknya tidak mengerti.  Utang luar negeri setiap tahun ditambah
  <br>
  terus. Maka kemungkinan melakukan  pembayaran dari perolehan devisa <br>
  dari surplus ekspor minus impor negatif.  Dengan sendirinya ukuran <br>
  tentang kemampuan membayar utang luar negeri yang  dinyatakan dalam <br>
  perbandingan antara perolehan devisa dan pembayarannya  dinyatakan <br>
  dengan istilah debt service ratio. Ini adalah perbandingan antara  <br>
  perolehan devisa dengan yang harus dipakai untuk membayar utang luar  <br>
  negeri yang jatuh tempo. Ukuran yang dianggap aman secara <br>
  internasional  adalah 20 %. Tetapi ketika angkanya sudah jauh melampui
  <br>
  20 %, para ekonom  Berkely Mafia itu berganti ukuran, yaitu jumlah <br>
  utang luar negeri dinyatakan  dalam persen dari PDB. Karuan saja terus
  <br>
  menurun tajam. Berkeley Mafia  selalu main-main dengan trik-trik yang <br>
  sifatnya mengelabuhi rakyat. Apakah  mereka sengaja jahat ? Saya kira <br>
  tidak. Mereka hanya bodoh saja, dan  eksistensinya tergantung pada <br>
  kekuatan asing yang terorganisir rapi. Ada  CGI, Bank Dunia, Bank <br>
  Pembangunan Asia, IMF, Paris Club, London Club.  Kesemuanya ini <br>
  bersatu mengepung ekonomi Indonesia. Namun Berkeley Mafia  dengan <br>
  segala senang hati menyediakan diri. Mereka bahkan menguasai Soeharto 
  <br>
  dengan cara selalu menyuruh kekuatan asing ini yang berbicara keras <br>
  dan  menakut-nakuti pak Harto. Karena pak Harto dasarnya memang tidak <br>
  tahu  tentang ekonomi, dia nurut saja. Apalagi karena di bawah <br>
  pimpinannya RI  mengalami booming ekonomi yang disebut sebagai macan <br>
  Asia dan keajaiban  ekonomi. Sebutan ini juga diciptakan oleh kekuatan
  <br>
  asing yang menina  bobokkan Indonesia terhadap bahaya utang luar <br>
  negeri. Seperti dikatakan  tadi, bahayanya adalah kalau terjadi <br>
  keguncangan kepercayaan, modal yang  demikian besarnya ditanam di <br>
  Indonesia lari mendadak. Nilai rupiah ambruk.  Kredit dalam valuta <br>
  asing yang juga sengaja dibuat liberal tanpa kendali  banyak yang <br>
  ditanam dalam saham-saham, bukan FDI. Maka larilah modal itu,  ambruk <br>
  nilai rupiah dan hancur berantakan perbankannya.<br>
  <br>
  Kekuatan  asing lihay. Memang ini yang diinginkan supaya Indonesia <br>
  tidak mampu  membayar utangnya, sehingga terpaksa minta penundaan <br>
  pembayarannya.  Penundaan pembayaran ini prosesnya sulit, yaitu <br>
  melalui Paris Club.  Indonesia dalam zaman reformasi saja sudah tiga <br>
  kali minta pengunduran  pembayaran utang karena tidak mampu. Selalu <br>
  diberi, tetapi bunganya tidak  boleh. Hanya dalam penjadwalan terakhir
  <br>
  bunganyapun ditunda pembayarannya.  Tetapi tidak dihapus. Bunganya <br>
  menjadi tambahan dari utang pokok, sehingga  utangnya menggelembung.<br>
  <br>
  Setelah modal luar negeri lari seperti yang  digambarkan tadi, <br>
  dampaknya adalah hancur leburnya nilai rupiah. Banyak  utang luar <br>
  negeri membengkak dalam rupiah. Tidak mampu membayar sehingga  bank-<br>
  bank hancur. IMF memaksa merekap dengan obligasi pemerintah. Utang  <br>
  luar negeri yang tadinya ditabukan selama 32 tahun mendadak <br>
  dipaksakan  oleh IMF sampai mendadak sontak nilainya menjadi sama <br>
  besarnya dengan jumlah  utang luar negeri.<br>
  <br>
  Dalam kondisi seperti ini, keuangan negara hancur  lebur. Anggaran <br>
  negara hanya dapat dibuat kalau ada utang dari luar negeri  maupun <br>
  dalam negeri. Utang dalam negeri ada batasnya. Maka ketergantungan  <br>
  pada utang luar negeri untuk jangka waktu yang sangat panjang <br>
  kedepannya  akan menjadi mutlak.<br>
  <br>
  Kekuatan asing selalu menyediakan uangnya. Tetapi  kali ini yang <br>
  menyusun APBN sudah mereka setujui 100 %. Dan setiap tahun  kekuatan <br>
  asing memberikan utang secukupnya asalkan RI membuka pintunya untuk  <br>
  pertambangan dengan syarat yang sangat merugikan rakyat Indonesia. <br>
  Tahun  berikutnya RI harus membuka jasa untuk asing, sehingga <br>
  profesional asing  harus boleh berpraktek di sini. Tahun berikutnya <br>
  lagi pelabuhan laut,  pelabuhan udara, semua industri vital harus <br>
  dibeli oleh asing. Dalam trend  seperti ini, para ekonom anggota <br>
  Berkeley Mafia dan para ekonom yang bangga  dekat dengan orang-orang <br>
  bule menyediakan diri untuk menjadi  pesuruh-pesuruhnya.<br>
  <br>
  Sekarang gambarannya sudah komplit. Sri Mulyani duduk  di kantor pusat
  <br>
  IMF di Washington DC yang mengajari Indonesia harus  diapakan. <br>
  Boediono yang melaksanakan di dalam kabinet  Megawati.<br>
  <br>
  Bagaimana portretnya ekonomi Indonesia sekarang ini ? Dalam  pidatonya
  <br>
  dalam rangka memperingati 100 tahun Bung Hatta Kwik Kian Gie  <br>
  menggambarkannya sebagai berikut :<br>
  <br>
  "Negara kita yang kaya akan minyak  telah menjadi importir netto <br>
  minyak untuk kebutuhan bangsa kita. Negara yang  dikaruniai dengan <br>
  hutan yang demikian luas dan lebatnya sehingga  menjadikannya negara <br>
  produsen eksportir kayu terbesar di dunia dihadapkan  pada hutan-hutan
  <br>
  yang gundul dan dana reboisasi yang praktis nihil karena  dikorup. <br>
  Walaupun telah gundul, masih saja terjadi penebangan liar yang  <br>
  diselundupkan ke luar negeri dengan nilai sekitar 2 milyar dollar AS. 
  <br>
  Sumber daya mineral kita dieksploitasi secara tidak bertanggung jawab 
  <br>
  dengan manfaat terbesar jatuh pada kontraktor asing dan kroni  <br>
  Indonesianya secara individual. Rakyat yang adalah pemilik dari bumi, 
  <br>
  air dan segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya memperoleh  <br>
  manfaat yang sangat minimal.<br>
  <br>
  Ikan kita dicuri oleh kapal-kapal asing  yang nilainya diperkirakan <br>
  antara 3 sampai 4 milyar dollar AS. Hampir semua  produk pertanian <br>
  diimpor. Pasir kita dicuri dengan nilai yang minimal  sekitar 3 milyar
  <br>
  dollar AS. Republik Indonesia yang demikian besarnya dan  sudah 57 <br>
  tahun merdeka dibuat lima kali bertekuk lutut harus membebaskan  pulau
  <br>
  Batam dari pengenaan pajak pertambahan nilai setiap kali batas waktu  <br>
  untuk diberlakukannya pengenaan PPn&nbsp; sudah mendekat. Semua orang  <br>
  menjadikan tidak datangnya investor asing menjadi ancaman untuk semua 
  <br>
  sikap yang sedikit saja mencerminkan pikiran yang  mandiri.<br>
  <br>
  Industri-industri yang kita banggakan hanyalah industri  manufaktur <br>
  yang sifatnya industri tukang jahit dan perakitan yang bekerja  atas <br>
  upah kerja dari para majikan asing dengan laba yang berlipat-lipat  <br>
  ganda dari upah atau maakloon yang membuat pemilik industri perakitan 
  <br>
  dan industri penjahitan itu cukup kaya atas penderitaan kaum buruh  <br>
  Indonesia seperti yang dapat kita saksikan di film "New Rulers of the 
  <br>
  World" buatan John Pilger. Pembangunan dibiayai dengan utang luar <br>
  negeri  melalui organisasi yang bernama IGGI/CGI yang penggunaannya <br>
  diawasi oleh  lembaga-lembaga internasional. Sejak tahun 1967 setiap <br>
  tahunnya pemerintah  mengemis utang dari IGGI/CGI sambil dimintai <br>
  pertanggungan jawab tentang  bagaimana dirinya mengurus Indonesia ? <br>
  Anehnya, setiap tahun mereka bangga  kalau utang yang diperoleh <br>
  bertambah. Mereka merasa bangga dapat memberikan  pertanggungan jawab <br>
  kepada IGGI ketimbang kepada parlemennya sendiri. Utang  dipicu terus <br>
  tanpa kendali sehingga sudah lama pemerintah hanya mampu  membayar <br>
  cicilan utang pokok yang jatuh tempo dengan utang baru atau dengan  <br>
  cara gali lubang tutup lubang. Sementara ini dilakukan terus, sejak  <br>
  tahun 1999 kita sudah tidak mampu membayar cicilan pokok yang jatuh  <br>
  tempo. Maka dimintalah penjadwalan kembali. Hal yang sama diulangi di 
  <br>
  tahun 2000 dan lagi di tahun 2002. Kali ini pembayaran bunganya juga  <br>
  sudah tidak sanggup dibayar sehingga juga harus ditunda <br>
  pembayarannya.  Jumlahnya ditambahkan pada utang pokok yang dengan <br>
  sendirinya juga  menggelembung&nbsp; yang mengandung kewajiban pembayaran <br>
  bunga oleh  pemerintah.<br>
  <br>
  Bank-bank kita digerogoti oleh para pemiliknya sendiri. Bank  yang <br>
  kalah clearing dan harus diskors diselamatkan oleh Bank Indonesia  <br>
  dengan menciptakan apa yang dinamakan fasilitas diskonto. Setelah itu 
  <br>
  masih kalah clearing lagi, dan diselamatkan lagi dengan fasilitas  <br>
  diskonto ke II. Uang masyarakat yang dipercayakan kepada bank-bank <br>
  dalam  negeri dipakai sendiri oleh para pemilik bank untuk mendanai <br>
  pembentukan  konglomerat sambil melakukan mark up. Pelanggaran Legal <br>
  Lending Limit  dilanggar selama bertahun-tahun dalam jumlah yang <br>
  menghancurkan banknya  dengan perlindungan oleh Bank Indonesia <br>
  sendiri. Maka ketika krisis ekonomi  melanda Indonesia di akhir tahun <br>
  1997, terkuaklah betapa bank sudah hancur  lebur.<br>
  <br>
  Kepercayaan masyarakat menurun drastis. Rupiah melemah dari Rp.  2.400
  <br>
  per dollar menjadi Rp. 16.000 per dollar. Dalam kondisi yang seperti  <br>
  ini Indonesia yang anggota IMF dan patuh membayar iurannya <br>
  menggunakan  haknya untuk minta bantuan.<br>
  <br>
  &nbsp;Kita mengetahui bahwa paket bantuan  dari IMF disertai dengan <br>
  conditionalities yang harus dipenuhi oleh  pemerintah Indonesia. Namun
  <br>
  tidak kita perkirakan semula bahwa isinya  demikian tidak masuk akal <br>
  dan demikian menekan serta merugikannya. Juga  tidak kita perkirakan <br>
  pada awalnya bahwa kehadiran IMF di Indonesia  menjadikan semua <br>
  lembaga internasional seperti CGI, Bank Dunia, Bank  Pembangunan Asia <br>
  bersatu padu dalam sikap dan persyaratan di bawah komando  IMF. IMF <br>
  mensyaratkan bahwa pemerintah melaksanakan kebijakan dan program  yang
  <br>
  ditentukan olehnya, yang dituangkan dalam Memorandum of Economic and  <br>
  Financial Policies (MEFP) atau lebih memasyarakat dengan nama Letter <br>
  of  Intent atau LOI.<br>
  <br>
  Bank Dunia setiap tahunnya juga menyusun apa yang  dinamakan Country <br>
  Strategy Report tentang Indonesia yang harus dilaksanakan  kalau tidak
  <br>
  mau diisolasi oleh negara-negara CGI yang sampai sekarang setiap  <br>
  tahun memberikan pinjaman kepada Indonesia. Justru karena jumlah <br>
  utang  keseluruhannya sudah melampaui batas-batas kepantasan dan <br>
  prinsip  kesinambungan, untuk sementara dan entah sampai kapan kita <br>
  tidak dapat hidup  tanpa berutang terus setiap tahunnya kalau kita <br>
  tidak mau bahwa puluhan juta  anak miskin kekurangan gizi dan putus <br>
  sekolah.<br>
  <br>
  Kalau kita baca setiap  LOI dan setiap Country Strategy Report serta <br>
  setiap keikut sertaan  lembaga-lembaga internasional dalam perumusan <br>
  kebijakan pemerintah, kita  tidak dapat melepaskan diri dari kenyataan
  <br>
  bahwa yang memerintah Indonesia  sudah bukan pemerintah Indonesia <br>
  sendiri. Jelas sekali bahwa kita sudah lama  merdeka secara politik, <br>
  tetapi sudah kehilangan kedaulatan dan kemandirian  dalam mengatur <br>
  diri sendiri."<br>
  <br>
  Kwik Kian Gie adalah teman seperjuangan  yang dekat dengan Megawati. <br>
  Yang tidak dapat dimengerti oleh banyak orang  adalah mengapa Kwik <br>
  tidak menceriterakan yang diceriterakannya seperti yang  dikutip di <br>
  atas ? Mengapa dia membiarkan dirinya dikepung oleh Berkeley  Mafia ?&nbsp;<br>
  <br>
  Tidak ada orang yang mengetahui dengan persis. Yang  mengetahui agak <br>
  banyak adalah Soetardjo Soerjoguritno. Dia pernah  berceritera bahwa <br>
  Kwik dan Laksamana dalam rencana tidak masuk dalam kabinet  Mega, <br>
  sehingga yang masuk dalam kabinet dari PDIP hanyalah Prakosa dan  <br>
  Jacob Nuwawea. Entah mengapa, akhirnya nama Kwik dan Laksamana <br>
  tercantum  juga. Tetapi kedudukan Kwik di tempat pinggiran. Ini <br>
  nampaknya memang design  dari kekuatan Berkely Mafia. Di kalangan para
  <br>
  diplomat memang beredar  informasi bahwa Kwik mulutnya besar, tetapi <br>
  tidak perlu diperhatikan sama  sekali. Dia sama sekali tidak relevan. <br>
  Dia dipinggirkan oleh Presidennya  sendiri, dan dia dipinggirkan oleh <br>
  siapapun juga. Maka jangan membuang-buang  waktu berbincang-bincang <br>
  dengan dia. Biarkanlah berteriak-teriak. Toh tidak  ada satupun yang <br>
  digubris. Obsesinya terakhir ini adalah obligasi rekap  perbankan. <br>
  Tidak ada yang menggubris. Tetapi dia semakin lama semakin gila,  <br>
  sehingga kalau begini terus dia akan terkena stroke yang buat Berkely 
  <br>
  Mafia lebih baik lagi.<br>
  <br>
  Entah apa yang pernah diperbuat oleh Kwik  terhadap Berkeley Mafia. <br>
  Mereka sengit betul. Ketika Kwik Menko di kabinet  Gus Dur, dia sudah <br>
  dijepit dan dihina oleh Dewan Ekonomi Nasional yang  semuanya Berkeley
  <br>
  Mafia. Sekarang dalam kabinet Megawati, Kwik dijepit oleh  Frans Seda <br>
  yang dalam PDIP mempunyai kedudukan penting karena dianggap  mewakili <br>
  ex Partai Katolik dalam fusi PDIP.<br>
  <br>
  Karakteristik Berkeley  Mafia adalah untuk selalu ada dalam kekuasaan.
  <br>
  Sebenarnya sejak zaman  Soekarno tokoh-tokoh Berkeley Mafia mulai <br>
  beraksi. Di zaman itu Widjojo  sudah sekretaris dari Ir. Djuanda yang <br>
  menjabat Perdana Menteri, dan Emil  Salim sudah anggota dari Komando <br>
  Tertinggi Ekonomi yang terkenal dengan  KOTOE. Katanya disertasi <br>
  Widjojo sangat kiri, dan Emil Salim ikut menyusun  DEKON. Waktu zaman <br>
  mulai berubah pusat gerakan menjatuhkan Soekarno adalah  kampus UI di <br>
  Salemba. Berkeley Mafia juga bermukim di sana. Di sanalah  mereka <br>
  berkusak-kusuk bersama-sama dengan para mahaiswa untuk merencanakan  <br>
  gerakan turun jalan menjatuhkan Bung Karno dari kekuasaannya. Itu  <br>
  diketahui oleh pak Harto dan teman-temannya seperti Liem Bian Koen,  <br>
  Cosmas Batubara dan pemimpin mahasiswa lainnya yang setiap hari  <br>
  bersama-sama dengan militer turun di jalanan.<br>
  <br>
  Maka Soeharto segera  percaya kepada mereka. Pernah terjadi persaingan
  <br>
  antara CSIS dan Berkeley  Mafia. Tetapi CSIS berpengaruh dalam bidang <br>
  politik. Dalam benak pak Harto  yang pikirannya simplistik hanya <br>
  mengenal stabilitas dan pembangunan, CSIS  termasuk yang harus ikut <br>
  memikirkan stabilitas. Memang berbagai rekayasa  penculikan, <br>
  penggarongan dan sebagainya banyak yang berasal dari sana. Maka  <br>
  mereka gagal menggantikan posisi Berkeley Mafia dalam bidang ekonomi. 
  <br>
  Tokoh-tokohnya Ali Moertopo dan Sudjono Humardani bukan ekonom. Pak  <br>
  Harto tidak percaya bahwa mereka mempunyai kemampuan. CSIS merasa  <br>
  mempunyai kemampuan karena merasa cukup mempunyai ekonom yang <br>
  kebanyakan  lulusan Eropa dan Australia. Mereka dipinggirkan oleh <br>
  Berkeley Mafia, bahkan  tidak dipakai sama sekali. Lagipula, apa <br>
  alasan pak Harto menyingkirkan  Berkeley Mafia ? Mereka begitu setia <br>
  menjalankan apa saja. Maka KKN di  kalangan pamili dan kerabat pak <br>
  Harto dibiarkan. Bukan hanya dibiarkan,  bahkan kadang-kadang diberi <br>
  jalan. <br>
  <br>
  Sejak Habibie ngacau dengan IPTN  Berkeley Mafia sudah gerah. Habibie <br>
  tidak dapat dikendalikan oleh mereka  karena hubungan yang khusus <br>
  antara pak Harto dan Habibie. Ketika Habibie  menjadi Wakil Presiden, <br>
  Berkeley Mafia semakin was-was lagi. Maka mereka  mengadakan plot <br>
  pengkhianatan terhadap pak Harto. Kekuatan internasional  diajari <br>
  bagaimana caranya menjatuhkan pak Harto. Pak Hartonya ditekan supaya  <br>
  mengundang IMF, dan sebelumnya IMF diberi briefing lengkap tentang  <br>
  bagaimana mengendalikan Indonesia. Tidak jelas apa kepentingan <br>
  Berkeley  Mafia untuk begitu terobsesi selalu berkuasa. Untuk bisa <br>
  tetap berkuasa,  sejak awal mereka mengandalkan kekuatan asing. Maka <br>
  kepentingan nasional  dikorbankan asal mereka tetap berkuasa. Mereka <br>
  tidak mempunyai ideologi.  Mereka hanya cekatan dalam teknik. Maka <br>
  sangat bangga disebut teknokrat.  Orang Jerman yang lebih filosofis <br>
  menyebut para akhli seperti ini  Fachidiot.<br>
  <br>
  Jadi IMF dipakai untuk menjatuhkan pak Harto, walaupun yang  akan naik
  <br>
  sebagai Presiden bukan mereka. Ini tidak mengapa, karena mereka  <br>
  terlampau takut untuk memegang tanggung jawab politik. Mereka hanya  <br>
  berani menjadi para pembantu yang menyetir. Jadi dalam benak mereka,  <br>
  Habibie dapat dikendalikan. Dan memang benar. Menteri Keuangannya <br>
  yang  membawahi BPPN dengan uang ratusan trilyun adalah Bambang <br>
  Subianto yang  Berkeley Mafia. Menko EKUIN-nya Ginanjar yang tidak <br>
  masuk dalam lingkaran  pertama, tetapi sangat mengagumi Widjojo dan <br>
  Ali Wardhana, Sadli dan seluruh  kelompoknya. Don-donnya dari Berkeley
  <br>
  Mafia juga langsung saja diangkat  sebagai para penasihatnya Habibie.<br>
  <br>
  Ketika Habibie jatuh dan digantikan  Gus Dur, mereka merasa rawan, <br>
  karena tidak mempunyai siapa-siapa dalam  kabinet. Gus Dur merekrut <br>
  para menterinya dari kalangan partai politik.  Tetapi Berkeley Mafia <br>
  segera saja membentuk Dewan Ekonomi Nasional, Tim  Asistensi Menko <br>
  EKUIN dan macam-macam. Mereka dengan upaya keras juga  berhasil <br>
  diangkat menjadi para penasihat Presiden lagi. Kwik Kian Gie  sebagai <br>
  Menko EKUIN dijepit dari dua kelompok raksasa. Dari kelompok  <br>
  konglomerat jahat yang mengeluarkan banyak uang untuk menekan Gus Dur 
  <br>
  supaya memecatnya. Berkeley Mafia menekannya dengan mobilisasi <br>
  pendapat  publik bahwa Kwik goblok, tidak mengerti apa-apa tentang <br>
  ekonomi. Setiap  hari Kwik dan Bambang Sudibyo sebagai Menteri <br>
  Keuangan dihujat oleh para  pengamat ekonomi. Tetapi Gus Dur tetap <br>
  mempertahankan Kwik. Kwik sendiri  yang akhirnya tidak tahan, dan dia <br>
  mengundurkan diri.<br>
  <br>
  Alangkah  kecewanya Berkeley Mafia bahwa yang mengganti Kwik adalah <br>
  Rizal Ramli yang  bukan Berkeley Mafia, bahkan boleh disebut musuhnya.
  <br>
  Menteri Keuangannya  Priyadi. Langsung saja mereka dihabisi di dunia <br>
  internasional. Rizal Ramli  dibenci dan dianggap tidak koperatif <br>
  kepada IMF. Priyadi dihujat karena  sebagai bankir saja dinyatakan <br>
  tidak lulus dalam fit and proper test. Gus  Dur goyah.<br>
  <br>
  Ketika Gus Dur jatuh diberhentikan oleh MPR, dengan sendirinya  <br>
  Megawati sebagai wakil presiden yang naik. Megawati mengambil waktu <br>
  yang  cukup lama untuk membentuk kabinet. Apa yang terjadi tidak ada <br>
  orang yang  tahu. Ketika Mega mengumumkan kabinetnya ternyata Berkeley
  <br>
  Mafia berkibar  lagi. Menteri Keuangannya Boediono anggota lingkaran <br>
  pertama, manut membabi  buta apa saja yang dikatakan oleh para don <br>
  dari Berkeley Mafia dan apa saja  yang dikatakan oleh masyarakat <br>
  internasional. Menko-nya juga merupakan  misteri. Dia dan keluarganya <br>
  sudah memutuskan tidak mau lagi dalam  pemerintahan. Maka dia dalam <br>
  perjalanan ke Malaysia untuk menjadi guru besar  di sana ketika <br>
  ditilpun Mega untuk dijadikan Menko EKUIN. Dia segera  menerimanya. <br>
  Laksamana Sukardi sudah sejak awal akan nurut apa saja yang  <br>
  dikehendaki oleh Amerika dan IMF, tetapi terutama yang dikehendaki <br>
  oleh  konglomerat. Konglomerat dengan Berkeley Mafia selalu bersekutu,
  <br>
  sampai  ekonomi hancur lebur seperti sekarang ini.<br>
  <br>
  &nbsp;Tim ekonominya Mega  sepenuhnya dikendalikan oleh Berkeley Mafia. <br>
  Menko-nya Dorodjatun sebenarnya  tidak masuk dalam Berkeley Mafia. <br>
  Tetapi karena tidak tahu apa-apa kecuali  pandai seperti apa yang <br>
  dikatakan oleh orang Amerika egg head, maka dia  nglantur saja dan <br>
  akhirnya toh setuju apa saja yang dilakukan oleh Boediono.  Boediono <br>
  yang memainkan peran penting. Dia tidak mendengarkan Mega sama  <br>
  sekali. Dia mempunyai kabinet sendiri, dan mengendalikan seluruh <br>
  eselon  I dan II dari Departemen Keuangan. Berkeley Mafia juga masih <br>
  mengendalikan  banyak sekali eselon 1 dan 3 dari semua departemen. <br>
  Sebenarnya masuk akal.  Mereka telah memupuk kesetiaan selama 30 tahun
  <br>
  lebih. Lagipula banyak  rahasia KKN yang dipegang oleh para tokoh <br>
  Berkeley Mafia. Jadi mereka takut  kalau tidak nurut akan dibongkar.<br>
  <br>
  Apakah Berkeley Mafia korup. Sangat.  Yang meledak ke permukaan adalah
  <br>
  skandal PT Bahana. Lihat siapa nama-namanya  !<br>
  <br>
  &nbsp;Yang sekarang kasihan adalah Megawati. Memang bukan dia yang  berbuat. 
  <br>
  Sebaliknya, ketika dia dengan PDIP-nya sangat terpuruk, semua  <br>
  kebijakan ekonomi selama 30 tahun lebih dibentuk oleh Berkeley Mafia  <br>
  yang mengakibatkan kondisi ekonomi hancur-hancuran seperti sekarang <br>
  ini.  Tetapi masyarakat tidak mau mengerti. Yang dilihat apakah <br>
  Megawati bisa  membenahi atau tidak.<br>
  <br>
  Mega memang dianggap hanya nyonya rumah saja yang  tidak mengerti apa-<br>
  apa. Maka sampai sekarangpun tidak ada apa-apa yang  merupakan <br>
  kebijakannya. Yang mengherankan adalah mengapa dirinya dibiarkan  <br>
  dikepung oleh Berkely Mafia ? Banyak yang mengatakan bahwa dia <br>
  ditekan  habis-habisan oleh kekuatan asing yang agennya sangat dekat <br>
  dengan Mega,  yaitu Frans Seda. Peran Frans Seda sudah menonjol ketika
  <br>
  Mega Wapres dan  oleh Gus Dur diserahi tugas untuk membenahi ekonomi.<br>
  <br>
  Ketika itu Menko  EKUIN Rizal Ramli. Dia harus dijatuhkan dan diganti <br>
  dengan orang-orang  Berkeley. Caranya LOI tidak ditandatangani dan <br>
  publik opini dibentuk bahwa  karena itu Indonesia akan menderita. <br>
  Terus ada tulisan oleh Sadli di Kompas  yang mengisahkan bahwa Frans <br>
  Seda berhasil menghadirkan Widjojo dan Emil  Salim dalam sidang <br>
  kabinet. Setelah itu mereka pergi ke kantor perwakilan  IMF di <br>
  Jakarta, melakukan pembicaraan dan melakukan pembicaraan per tilpun  <br>
  dengan Washington. Setelah itu semuanya beres. Sadli dalam artikel <br>
  itu  juga mengatakan :"Wah, Frans Seda, Emil Salim pasti ingat kembali
  <br>
  akan  perannya di tahun-tahun l967."<br>
  <br>
  Rizal Ramli memang jatuh. Tetapi gantinya  bukan Berkeley Mafia. <br>
  Gantinya Burhanudin Abdullah. Maka LOI walaupun sudah  selesai 100 % <br>
  karena sudah makan waktu 9 bulan tetap tidak ditandatangani.  Baru <br>
  ketika Tim Ekonomi Megawati sebagai Presiden terbentuk, langsung saja 
  <br>
  LOI ditandatangani. Tim ekonomi dipuja setinggi langit oleh pers  <br>
  nasional maupun pers internasional dan disebut the dream team. Tetapi 
  <br>
  karena rakyat banyak tidak bisa dibohongi terus menerus, hanya dalam  <br>
  beberapa bulan saja disebut the dreaming team.<br>
  <br>
  Mega cuek, ekonomi  dibuat semakin tergantung pada kekuatan asing, dan
  <br>
  dia ditakut-takuti terus  menerus bahwa kalau tidak mau nurut, rakyat <br>
  akan sengsara. Karena tidak tahu  apa-apa, ya nurut saja.<br>
  <br>
  Jadi kalau diringkas, apa yang ditinggalkan oleh  Berkeley Mafia ? <br>
  Seperti yang digambarkan oleh Kwik dalam pidatonya  mengenang 100 <br>
  tahun Bung Hatta. Lebih dari itu pemerintah mendadak disuruh  <br>
  menanggung ribuan trilyun rupiah untuk memperbaiki perbankan. Sumber  <br>
  daya alam hampir habis, utang tak tertahankan lagi besarnya, depresi  <br>
  berkepanjangan dan pengangguran serta kemiskinan semakin  menjadi-jadi.<br>
  <br>
  Dalam bidang moral korupsi merebak luar biasa. Korupsi  tentunya tidak
  <br>
  terjadi dalam waktu singkat. Ini adalah proses yang lama.  Jelas <br>
  dimulainya dalam zaman Berkeley Mafia berkuasa. Mungkin pada awalnya  <br>
  mereka tidak ikut-ikutan korupsi. Tetapi mereka membiarkan karena <br>
  begitu  terobsesi harus tetap duduk di puncak kekuasaan. Akhirnya <br>
  mereka ternyata  ikut juga korupsi besar-besaran. Tengok skandal MSAA <br>
  yang ditandatangani  oleh Bambang Subianto dan Glen Jusuf yang dua-<br>
  duanya Berkeley Mafia. Lihat  skandal Bahana yang tokoh-tokohnya Ali <br>
  Wardhana, Rachmat Saleh, Martiono dan  sebagainya yang semuanya <br>
  Berkeley Mafia.<br>
  <br>
  Dalam bidang ketergantungan  pada luar negeri, Indonesia yang masih <br>
  lemah dipaksa menjalankan Washington  Consensus yang berarti liberal <br>
  total. Mengapa ? Supaya selalu tergantung  pada luar negeri. Karena <br>
  adanya gerakan anti IMF di seluruh dunia, Mega  terpaksa memutuskan <br>
  mengakhirinya pada akhir tahun 2003. Tetapi Collin Powel  dalam <br>
  kunjungannya kepada Mega langsung mengatakan kepada pers bahwa AS  <br>
  siap menggantikan peran IMF di Indonesia. Siapa lagi yang membisiki  <br>
  kalau tidak Berkeley Mafia  ?<br>
  <br>
  <br>
  ---------------------------------<br>
  With Yahoo! Mail you can get a  bigger mailbox -- choose a size that <br>
  fits your  needs<br>
  <br>
  </font></div>
  </blockquote>
  <br>
  <br>
  <br>
  </body>
  </html>

--------------030006000308040005010309--