[Nasional-m] Enam Investor PT QSAR "Shock" dan Meninggal

Ambon nasional-m@polarhome.com
Sun Aug 25 23:50:23 2002


Pikiran Rakyat
26/08/02

Enam Investor PT QSAR "Shock" dan Meninggal

SUKABUMI, (PR).-
Akibat perbuatan Ramli Araby, Dirut PT Qurnia Subur Alam Raya (QSAR),
menurut informasi, sedikitnya enam investor dikabarkan meninggal secara
mendadak karena shock, seorang investor terkena stroke, seorang lainnya
hilang ingatan dan ketua kelompok investor asal Dumai tak berani pulang ke
kampung halamannya karena harus mempertanggung jawabkan uang anggotanya yang
ditanamkan di perusahaan agribisnis milik Ramli Araby.
Data yang masih harus dikonfirmasikan ini muncul dalam perbincangan "PR"
dengan beberapa investor asal Cimanggis Jakarta, Bogor, Bandung, Purworejo
dan Dumai di Kantor Pusat PT QSAR di Desa Gunungjaya Kec. Cisaat Kab.
Sukabumi, Sabtu (24/8) kemarin. "Kami telah sepakat Senin (26/8) akan
melakukan aksi unjuk rasa dan meminta perlindungan di Gedung DPR/MPR-RI.
Pasalnya, salah satu Wakil Ketua DPR-RI, Tosari Wijaya, terutama istrinya
turut mempromosikan perusahan ini sehingga kami menjadi percaya," ujar
seorang investor dari Cimanggis.
Ihwal enam orang yang tewas, seorang gila, serta seorang lainnya stroke
akibat shock setelah mengetahui QSAR kolaps, menurut pengakuan Sudibyo (56)
investor asal Jakarta, benar-benar merupakan informasi yang bisa
dipertanggungjawabkan. Hanya saja sampai saat ini, nama-nama keenam orang
investor yang meninggal akibat shock masih belum jelas. Demikian pula
seorang investor yang terkena stroke mendadak dan hilang ingatan.
"Rencananya keluarga almarhum yang meninggal akibat shock akan hadir di
DPR-RI pada hari Senin. Mereka akan meminta perlindungan sekaligus
pertanggungjawaban ke pada para wakil rakyat," ujar Sudibyo.
Di Kantor Pusat PT QSAR, sejumlah investor masih tetap berdatangan. Mereka
datang dan pergi. Namun pada umumnya, para investor yang mengaku telah
tertipu QSAR hanya datang untuk duduk dan melihat-lihat situasi, sebagian di
antaranya ada yang pulang dengan membawa beberapa tangkai bunga rose,
anggrek dan beberapa jenis bunga lainnya karena hanya bunga-bunga dan
sayuran itulah yang masih tersisa di kantor tersebut. Sedangkan sejumlah
kendaraan milik QSAR sudah dibawa pulang oleh para investor.
Adapun aset QSAR yang mungkin belum tersentuh, adalah 210 unit rumah tipe
36/120 yang baru dibangun di Kawasan Pasir Bandera Palabuhanratu. Rumah yang
dibangun oleh PT QSAR divisi properti tersebut sampai saat ini, belum
satupun yang dihuni oleh Pegawai Negeri Sipil Kab. Sukabumi. Padahal
rumah-rumah tersebut dibangun dan dicanangkan untuk dijual secara kredit
kepada PNS di lingkungan Pemkab Sukabumi, menyusul ke-pindahan pusat
pemerintahan Kab. Sukabumi dari wilayah Kota Sukabumi di kawasan Jln.
Syamsudin ke Palabuhanratu.
Aparat kepolisian sejak pagi tidak tampak berjaga-jaga di lokasi. Namun
sesuai dengan penjelasan Wakapolres Sukabumi Jumat, sampai hari itu baru ada
tujuh investor yang melapor secara resmi mengenai penipuan yang dilakukan
oleh Ramli Araby.
Percaya karena promosi
Berdasarkan pengakuan seorang ibu rumah tangga asal Cimanggis, Ny. Hj.
Ibrahim, awalnya informasi mengenai PT QSAR diperoleh setelah melihat siaran
TVRI karena secara rutin televisi ini menyiarkan perbincangan mengenai usaha
agri-bisnis yang langsung menampilkan Ramli Araby. Kemudian informasi dari
beberapa teman yang telah menanamkan uang di perusahaan ini, ditambah dengan
promosi gencar yang disampaikan oleh sejumlah petinggi negara yang sempat
datang ke PT QSAR.
Secara kebetulan Ny. Ibrahim memperoleh uang dari pesangon suaminya. Karena
percaya ia datang sendiri menghadap Ramli untuk selanjutnya menanamkan uang
sebesar Rp 39 juta di perusahaan tersebut. "Saya menanamkan uang untuk
jamur, sawi dan madu dengan bagi hasil yang memang sangat menggiurkan. Tapi
sejak uang saya ditanam sampai saat ini, sudah hampir satu tahun tak
sepeserpun uang itu kembali. Padahal uang itu saya peruntukan untuk
membiayai sekolah anak-anak. Modal yang saya tanampun memakai nama anak-anak
saya," kata Ny. Ibrahim.
Malang, uang yang semula dicanangkan untuk biaya kelanjutan pendidikan ini
amblas ditangan QSAR. Ny. Ibrahim yang datang bersama anak-anaknya hanya
mampu memandangi sejumlah bunga yang mulai layu karena tak terurus, serta
bangunan kantor perusahaan yang mulai tidak terurus.
Banyak cerita mengenai duka akibat ulah Ramli Araby. Cerita yang bervariasi
dengan latar belakang yang berbeda. Ada yang sejak awal berspekulasi, namun
tak sedikit pensiunan, korban PHK, ibu rumah tangga yang ditinggal mati
suaminya atau kelompok PNS yang rereongan mengumpulkan uang dan disimpan di
perusahaan ini. Tapi semuanya diduga akan amblas tanpa pandang bulu. Ramli
Araby sendiri sampai saat ini entah berada di mana. Ada yang menyebut di
Yogyakarya bersama istri dan anak-anaknya. Ada yang menyebut kembali ke Aceh
dan tidak menutup kemungkinan kabur ke luar negeri dengan membawa uang
ratusan miliar rupiah milik 6000-an investor. (A-82)***