[Nasional-m] Beras Petani Perlu Disubsidi

Ambon nasional-m@polarhome.com
Thu Oct 3 00:12:04 2002


Suara Merdeka
 Kamis, 3 Oktober 2002 Berita Utama

Beras Petani Perlu Disubsidi

JAKARTA - Seharusnya pemerintah tidak hanya memberikan subsidi untuk gula,
tetapi juga beras yang diproduksi petani. Tegasnya, beras petani perlu
disubsidi, karena petani yang sebagian besar hanya memiliki lahan rata-rata
0,25 hektare atau dikenal dengan petani gurem, belum pernah menikmati
subsidi yang diberikan pemerintah selama ini.
Pemberian subsidi terhadap beras yang diproduksi petani gurem ini sangat
penting, mengingat beberapa saat setelah panen mereka menjadi konsumen
beras. Hal itu dikatakan Direktur Utama (Dirut) PT Dwipa Kreatek Persada
(DKP) Ir Non Saputri, di Jakarta, Rabu petang, menanggapi kebijakan
pemerintah memberikan subsidi bagi gula petani.
Seperti diberitakan, Presiden Megawati Soekarnoputri menyetujui pemberian
subsidi Rp 500 per kilogram (kg) gula yang diproduksi petani. Namun, subsidi
itu hanya sebagai ''pemadam kebakaran'' yang bersifat sementara dan dengan
waktu yang terbatas.
Menurut Putri, panggilan Non Saputri, meski kebijakan itu hanya bersifat
sementara, diharapkan bisa memperbaiki tanaman tebu dan meningkatkan
produktivitas industri gula.
''Saya berharap subsidi gula itu bisa bermanfaat bagi petani tebu,''
ujarnya.
Berbicara masalah subsidi, Putri menjelaskan, agar subsidi khususnya beras
itu dapat dinikmati oleh petani gurem, sistem subsidi yang diterapkan selama
ini perlu diubah. Kalau selama ini subsidi diberikan pada input-nya, perlu
diubah pada out put-nya.
Dengan demikian, menurut dia, subsidi beras yang diberikan pemerintah
benar-benar bisa dinikmati petani yang telah terbukti mampu mewujudkan
swasembada beras di tingkat nasional pada tahun 80-an. Tegasnya, harus
dilakukan perubahan dalam sistem pemberian subsidi ini.
Hal itu mengingat sistem subsidi yang dilaksanakan selama ini tidak mengenai
sasaran. Petani pun tidak menikmati subsidi tersebut. ''Dengan subsidi yang
diberikan di input-nya dan bukan pada out put-nya, yang menikmati bukan
petani melainkan pabrikan,'' jelasnya.
Dia menyimpulkan, yang memperoleh keuntungan dari sistem subsidi seperti itu
pabrik pupuk, karena menerima subsidi berupa harga gas atau dalam bentuk
lain. Karena itu, sistem pemberian subsidi perlu diubah total dengan
memberikan subsidi pada out put-nya.
Bisa Dilakukan
Putri menjelaskan lebih jauh, sistem pemberian subsidi pada out put-nya itu
bisa dilakukan dengan membeli hasil pertanian di atas harga yang berlaku di
pasar. Misalnya, harga tomat di pasaran Rp 1.000 per kilogram, pemerintah
melalui suatu badan tertentu, harus berani membelinya dengan harga Rp 1.200
per kilogramnya.
Demikian juga beras, kalau harga di pasaran misalnya, Rp 2.500 per kilogram,
pemerintah harus berani membeli beras yang diproduksi petani Rp 2.750 - Rp
3.000 per kilogram. Dengan demikian petani benar-benar merasakan subsidi
yang diberikan pemerintah.
Cara pemberian subsidi seperti itu, memang harus dilakukan kalau semua pihak
telah bersepakat ingin mengangkat taraf hidup para petani. Hal ini mengingat
petani selain sebagai produsen, tetapi juga sebagai konsumen.(tri-16k)