[Nasional-m] Awas, Ada Itikad Tak Suci Bargaining Kasus Akbar

panca nasional-m@polarhome.com
Sat Sep 7 17:20:59 2002


Awas, Ada Itikad Tak Suci Bargaining Kasus Akbar
Reporter : Aulia Andri

detikcom - Jakarta, Mengapa fraksi-fraksi di DPR tak juga bertindak
cepat menyusul vonis 3 tahun Akbar Tandjung? Jawabnya, ternyata tengah
ada proses bargaining alias tawar-menawar. Tapi awas, bargaining ini
didasari bukan atas itikad yang suci.

Warning ini diungkapkan pengamat politik asal UI, Fachry Ali. Dengan
adanya bargaining itu, maka kursi ketua DPR akan tetap di tangan Akbar.
Lobi serupa juga dilakukan untuk mempertahankan kursi ketua umum Partai
Golkar.

“Kita melihat Golkar masih bisa bermain dengan lobi-lobi, kemungkinan
besar kedudukan Bang Akbar sebagai Ketua DPR masih tetap bertahan. Hal
ini terjadi karena ada tawar-menawar di antara mereka dan ini bukan
didasari itikad yabg suci, tapi merupakan kesempatan membagi kekusaaan,”
urai Fachry usai menjadi pembicara dalam Live Interactive “Mengamati
Nuansa Non Yuridis Pengadilan” Radio Trijaya FM di Cafe Mario’s Place,
Menteng Plasa, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/9/2002).

“Kalau kita lihat pada catatan sebelumnya, tawar-menawar ini akan
terjadi, apalagi Partai Golkar adalah kelompok lobi yang paling lihai.
Kita menyaksikan Golkar berhasil bebas dari beberapa kali jerat,” imbuh
Fachry  memperkuat analisisnya.

Akbar sendiri ogah lengser karena alasan kekuasaan. “Tanpa kedudukan
politik, akan sulit bagi Akbar untuk terus bertahan dan memobilisasi
kekuasaan,” analisis Fachry.

Sedangkan terhadap dukungan DPD-DPD Golkar agar Akbar tetap memimpin DPR
dan Golkar, Fachry menyatakan bahwa dukungan itu merupakan reaksi
politik dari para pendukung Akbar.

“Kesan saya orang-orang Golkar dan Akbar sendiri menganggap persoalan
ini lebih bernuansa politik ketimbang hukum. Kalau kita lihat ada
konsolidasi yang kuat di Golkar, ini merupakan reaksi politik, bukan
hukum,” kata Fachry.

(nrl)