[Nasional-m] pernyatan KWI

Benny Susetyo, Pr nasional-m@polarhome.com
Sun Feb 2 16:24:03 2003


Kepada Yth.
Para Bapak Uskup Agung, Para Bapak Uskup dan Umat Katolik
Di Indonesia

Berkat Tuhan:

    Kita semua tahu bahwa pada hari-hari ini perhatian seluruh dunia
tertuju pada rencana serangan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Amerika
Serikat ke Irak.

    Nampaiknya dunia terbagi dua. Kelompok pertama membenarkan perang
dengan berpendapat bahwa masih dapat ada perang yang adil. Kelompok kedua
mendasarkan sikap dan tindakannya pada usaha untuk menciptakan perdamaian.
Bagi kelompok kedua ini teori perang adil, yang menjadi dasar pandangan
kelompok pertama, sudah dipandang usang, antara lain karena dengan adanya
senjata nuklir dan kemungkinan penggunaannya, perang di zaman ini tidak
dapat lagi dipandang adil.

    Di samping maraknya diskusi mengenai perang itu, memuncaklah ketegangan
antara dua kenyataan berikuti: Di satu pihak, Irak dituduh memiliki senjata
pemusnah massal. Laporan International Atomic Energy Agency (IAEA)
menyatakan bahwa Irak pada tahap ini tidak lagi memiliki kemampuan untuk
mengembangkan senjata nuklir.  Oleh karenanya sekarang ini Dewan Keamanan
PBB sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang tugas Tim Inspeksi PBB itu.
 Namun di lain pihak, pemerintah Amerika Serikat terus menggelar kekuatan.
Misalnya, sekarang ini 65 000 pasukan Amerika Serikat sudah berada di
kawasan Teluk. Mereka masih berusaha menambah jumlah itu sampai menjadi 120
000 dan Inggris telah mengirimkan pasukannya sebesar 26 000. Markas besar
pengendali operasi militer sudah siap di Qatar, demikian juga pangkalan
Angkatan Udara Amerika Serikat di Turki, Kuwait,Bahrain, Arab Saudi, Uni
Emirat Arab dan Oman. Kecuali itu Jordan dan Syria telah memberikan izin
pesawat Angkatan Udara Amerika Serikat.untuk melintasi wilayahnya.

Perhatian kita tertuju pada korban, baik sebagai akibat keputusan politik
yang lalu maupun korban yang akan datang kalau penyerangan itu dilakukan.
Korban itu adalah warga masyarakat yang adalah manusia, ciptaan Allah yang
dirusak oleh perang. Menurut iman kita, manusia adalah Citra Allah sendiri.
Dirusaknya Citra Allah adalah sebuah bentuk tidak dihormatinya Allah. Atas
dasar inilah kita menentang perang dan menganjurkan perdamaian. Kita
mengatakan dengan tegas bahwa menolak perang yang direncanakan oleh
pemerintah Amerika Serikat. Sikap yang sama juga menjadi sikap kita
terhadap pemerintah Irak. Kita dengan tegas meminta agar pemerintah Irak
menjadi pelindung dan penjamin rasa aman bagi rakyatnya.

Perhatian pada para korban dan juga sikap iman seperti yang diungkapkan
oleh Vatikan, oleh Konferensi Uskup Amerika, Canada, Jerman, Malaysia,
Singapura dan Brunei mendorong kami untuk mengajak anda semua bersama
seluruh umat untuk berdoa mohon perdamaian bagi Irak dan sekitarnya.
Sebagai ungkapan kebersamaan kita, marilah kita berdoa untuk ujud tersebut
dalam Perayaan Ekaristi pada Hari Minggu tanggal 9 Februari, 2003.

Bersama ini kami lampirkan surat yang telah kami sampaikan kepada
Konferensi Waligereja di Irak

Akhirnya, atas perhatian yang diberikan, kami mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 31 Januari 2003



Yulius Kardinal Darmaatmadja   (Ketua Presidium)

Uskup Agung I. Suharyo (Sekretaris Jendral)

===========================================


KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA
(BISHOPS' CONFERENCE OF INDONESIA)
JALAN CUT MUTIAH 10
JAKARTA 10340
INDONESIA


----------------------------------------------------------------------------
----

Dear President of the Bishops' Conference of Iraq,

Peace of Christ!

Of all the predicaments that are causing so much pain and suffering to
people of the world, our hearts are deeply moved and concerned with the
plight of the people of Iraq during this time of imminent threat of war.

We, the Bishops' Conference of Indonesia, are writing this letter to convey
to you and the Iraqi people our deepest concerns of your pain and suffering
and our sincere prayers of hope for a new dawn of peace to reign in your
country.

We are firmed on our judgment and position that, as a principle, war is
never a solution.  War only aggravates suffering and perpetuates hatred.
War costs human lives.  It is contrary to our belief on the sacredness of
human life which God bestows upon us.

In various occasions when our opinion has been solicited by the people and
the press about our position regarding the US threat of war, we have always
expressed consistently our objection to war solution.  That is also the
same position we have vis à vis the Iraqi government. We implore the Iraqi
government to protect and guarantee the life and security of Iraqi people.

We pray that world and country leaders be given the wisdom and the
compassion not to recourse to war as a solution, but instead let the
prolonged suffering of the people be an impetus for searching  a peaceful
means to solve conflicts.

To express our unity and sympathy with you during this crucial time, we
would like to inform you hereby that on Sunday, 9 February 2003 the
Bishops' Conference of Indonesia will ask Indonesian Catholics in all
thirty-five dioceses that make up the Conference to hold a National Day or
Prayer for the People of Iraq with the intention that the people of Iraq be
granted peace they deserve.

Finally, please accept our cordial greeting in the name of the Lord Jesus
Christ, the Prince of Peace.

 Jakarta, January 31, 2003


Julius Cardinal Darmaatmadja, S.J.
President


Archbishop Ignatius Suharyo
General Secretary