[Nasional-m] Pelajaran Dari Jakarta

Ambon nasional-m@polarhome.com
Fri Feb 7 02:12:08 2003


Bajermasin Post

Pelajaran Dari Jakarta

Dua hari belakangan ini kita disuguhi berita dari media massa, sebagian
wilayah di Jakarta tergenang banjir. Penyebabnya selain curah hujan yang
tinggi akhir-akhir ini, juga sarana saluran pematusan (drainase) tidak
berfungsi sebagaimana mestinya.

Dari situasi dan kondisi kota kosmopolitan Jakarta, kita harus banyak
belajar bagaimana menata dan mengembangkan Banjarmasin di masa depan. Jangan
sampai ‘pengalaman pahit’ Jakarta juga terjadi di kota tercinta kita.

Berbicara soal curah hujan yang tinggi, kita memang tidak bisa berbuat
banyak. Tetapi setidaknya ada beberapa hal yang harus selalu menjadi titik
perhatian kita menghadapi kondisi demikian. Salah satu diantaranya adalah
pemeliharaan kelestarian hutan di sekitar kita. Sebagaimana diketahui
bersama, salah satu fungsi akar-akar pepohonan di hutan selain menahan
erosi, juga menahan air menjadi daerah resapan. Apabila hutan kita lestari
niscaya daerah di sekitarnya terpelihara dari bencana seperti longsor
ataupun banjir.

Contoh keadaan yang memprihatinkan sudah sering dijumpai. Rusaknya
pegunungan Meratus, maka kota-kota di DAS yang berhulu di pegunungan itu
menerima akibatnya. Barabai salah satu kota yang harus menerima kenyataan,
menerima kiriman banjir. Bahkan siklus banjir besar yang dulunya panjang
sampai puluhan tahun, kini hampir setiap tahun Kota Apam ini calap. Sehingga
pemerintah harus menyediakan dana besar untuk menanggulangi kondisi seperti
itu.

Kondisi seperti itu sangat mungkin terjadi di kota Banjarmasin. Meski tidak
berada di bawah atau kaki pegunungan, kota Seribu Sungai ini justru lebih
banyak peluang menjadi tempat ‘bertumpuknya’ air dari segala penjuru. Kota
Banjarmasin yang ditinjau dari topografinya, terletak di dataran rendah,
jelas jadi tempat genangan. Ditambah lagi dari arah lautan, pasangnya air
laut menambah tinggi permukaan air di kota ini.

Melihat keadaan alam yang demikian, kita sebagai manusia yang diciptakan
Allah sebagai makhluk yang mulia, tentu tidak akan tinggal diam dan tidak
membuat kerusakan-kerusakan yang mengakibatkan timbulnya bencana. Kita harus
menjaga kelestarian hutan di sekitar wilayah ini.

Selain itu kita harus menjaga sarana drainase yang ada di kota tercinta ini.
Jangan sampai contoh kota Jakarta yang terendam banjir salah satu sebabnya
adalah tidak berfungsinya sarana drainase. Warga kota harus menyadari bahwa
saluran air, got, riol bahkan sungai bukannya tempat sampah! Yang sering
dijumpai, warga belum punya kesadaran atas hal ini, dengan seenaknya
membuang sampah ke saluran drainase. Sedikit demi sedikit tumpukan sampah
itu akan menyumbat saluran dan mengakibatkan kalau hujan deras sebentar
saja, airnya menggenang pada bagian yang rendah. Keadaan seperti itu sudah
terjadi di kota Banjarmasin, kalau tidak segera diatasi maka apa yang
terjadi di Jakarta juga akan terjadi di Banjarmasin.

Sekali lagi marilah kita berbuat bijaksana untuk menghidari bencana. Mari
kita pelihara alam pemberian Allah SWT ini demi kesejahteraan kita bersama.
Kemudian juga kita pelihara sarana drainase di kota ini. Buanglah sampah
pada tempatnya, bukan ke saluran drainase. Jangan sampai muncul istilah yang
tidak mengenakkan yang menyebutkan Banjarmasin punya tempat sampah hampir di
seluruh wilayah kota karena warganya menjadikan saluran drainase sebagai
tempat sampah. Ingat bahaya banjir selalu mengancam!

 updated: Kamis, Februari 06, 2003 11:57:58