[Nasional-m] TIDAK ADA PRIBUMI DI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Bagian: 1/3

nasional-m@polarhome.com nasional-m@polarhome.com
Wed Feb 19 23:09:07 2003


TIDAK ADA PRIBUMI DI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Bagian: 1/3

http://www.munindo.brd.de/artikel/artikel_04/art04_tidak_ada_pribumi_nkri_1.html

Wed Feb 19 06:05:01 2003


TIDAK ADA PRIBUMI DI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Bagian: 1/3

Oleh : Drs. Eddy Sadeli, SH
Alumni FH-IPK UI jurusan Publisistik 1964
Alumni FH-UI program Praktisi Hukum 1985

Penerbit : Lembaga Penelitan & Pengabdian Masyarakat Tionghoa
di Indonesia Jakarta Barat 11110 - Indonesia

1.  Pendahuluan

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua yang diterbitkan oleh Balai Pustaka -
Departemen Pendidikan dan   Kebudayaan R.I. tertulis definisi Pribumi sebagai
berikut :
-Pribumi         :   n.penghuni asli; berasal dari tempat yang bersangkutan.
-Non Pribumi :   berarti bukan penghuni asli.

Ada kata lain lagi yang mirip dengan kata pribumi dan sering dipergunakan oleh
kaum politisi Indonesia yaitu kata "bumi-putera".
Menurut  Kamus Besar Bahasa Indonesia di atas definisi kata "bumi putera"
sebagai berikut : Bumiputera : n. anak negeri; penduduk asli.

Sedangkan Presiden R.I ke III Prof. Dr. IR. B.J. Habibie dalam pidatonya
dihadapan pemimpin redaksi nasional maupun internasional di Wisma Negara pada
hari Sabtu tanggal 06 Juni 1998 memberikan definisi tentang pribumi dan non
pribumi sebagai berikut :
-  Pribumi adalah tiap WNRI yang committed dan memikirkan nasib bangsa ini,
rakyat ini segala kehidupan kesehariannya.
-  Non Pribumi adalah tiap WNRI yang hanya memikirikan diri sendiri dan tidak
peduli terhadap masalah yang dihadapi bangsanya.

Pak Habibie menghimbau tidak lagi membicarakan pri dan non pri karena Pancasila
yang murni itu tidak mentolerir SARA dalam bentuk apapun juga.
Definisi dari Professor Habibie absurd, merupakan suatu cita-cita karena setiap
WNRI selalu mengaku committed dan memikirkan nasib bangsa ini, rakyat ini dan
segala kehidupan kesehariannya tetapi dalam prakteknya kadang-kadang
bertentangan sama sekali.

Kita kembali kepada definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu Pribumi adalah
penghuni asli.
Timbul pertanyaan :
a.  Siapa penghuni asli di Indonesia ?
b.  Apa ciri-ciri penghuni asli di Indonesia ?


2. Ditinjau dari sudut Agama :

Masyarakat Indonesia mengenal agama dunia antara lain agama Budha, agama Hindu,
agama Islam, agama Katholik, agama Kristen dan lain-lain.  Tidak ada kata-kata
dalam Kitab Suci agama-agama diatas yang menulis kata pribumi dan kata non
pribumi, apalagi membedakan pribumi dan non pribumi.

Tidak ada kata-kata dalam Kitab Suci agama-agama diatas yang menulis dan menilai
mereka berdasarkan amal baktinya di dunia, perbuatan baiknya di dunia bukan dia
pribumi atau dia non pribumi.
Bagi Tuhan Yang Maha Esa semua manusia mempunyai kedudukan sama dan menilai
mereka berdasarkan amal baktinya di dunia, perbuatan baiknya di dunia bukan dia
pribumi atau dia non pribumi.

3. Ditinjau dari sudut Anthropologi:

2.000 tahun sebelum masehi, pulau-pulau di Indonesia kosong melompong, terdapat
emigrasi bangsa-bangsa dari luar.
a.      Ras Negroid : Gelombang perpindahan penduduk yang pertama datang ke
Indonesia adalah Ras Negroid dengan ciri- ciri sebagai berikut : kulit hitam,
tinggi, rambut keriting.
Ras ini datang dari benua Afrika dan sekarang mendiami Irian Jaya.
Kalau orang Irian Jaya berpakaian baju putih dengan jas kemudian berada di Wall
Street-New York-USA, maka jadilah warga black American.
Kalau orang Irian Jaya ditempatkan di Nigeria, maka dia akan menjadi warga
Nigeria.

b.      Ras Wedoid : Gelombang perpindahan penduduk yang kedua yang datang ke
Indonesia adalah Ras Wedoid dengan ciri-ciri sebagai berikut : kulit hitam,
tubuhnya sedang,  ambut keriting.
Ras ini datang dari India bagian  selatan dan sekarang mendiami Kepulauan
Maluku, Timor-Timur, Nusa Tenggara Timur (Kupang).
Kalau orang-orang Maluku, Timor Timur dan Kupang ditempatkan di daerah India
Selatan, Bangladesh atau di Sri Langka maka mereka akan menjadi warga Bangladesh
atau warga Sri Langka.

c.      Melayu Tua :
Gelombang perpindahan penduduk yang ketiga yang datang ke Indonesia adalah
Melayu  Tua dengan ciri-ciri sebagai berikut : kulit sawo matang, tubuh tidak
terlalu tinggi, sedang dan rambut lurus.
Melayu Tua datang dari daerah Tionghoa bagian Selatan yaitu Yunnani Utara
tepatnya dari lembah hulu sungai Yang Tze Kiang, Sikiang, Mekong dan sebagainya
mendiami daerah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera
Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Bali, Nusa
Tenggara Barat, sebagian Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah.

Melayu Tua juga menyebar ke Myanmar (Burma), Thailand, Laos, Kambodia, Vietnam,
Malaysia, Singapore, Filipina, Taiwan dan kepulauan-kepulauan di lautan India
dan lautan Pasific.
Maka itu negara-negara di Asia Tenggara membentuk ASEAN, Association for South
East Asian Nations.

d.      Melayu Muda :
Gelombang  perpindahan penduduk yang ke empat yang datang ke Indonesia adalah
Melayu Muda dengan ciri-ciri sebagai berikut : kulit sawo matang, agak kuning,
tubuh tidak terlalu tinggi, sedang dan rambut lurus.
Sekarang  Melayu Muda ini mendiami Riau, Minangkabau, Palembang, Lampung, Dayak,
Toraja, Manado.

e.      Indo Asia dan Indo Eropa :
Disamping ras Negroid, Wedoid, Melayu Tua dan Melayu Muda yang datang ke
kepulauan Indonesia, pada permulaan Abad Pertama sesudah masehi sampai permulaan
Abad Keduapuluh  datang pula orang-orang Indo Asia dan Indo  Eropa ke Indonesia.

Orang-orang Indo Asia:
Terdiri dari etnis Arab, etnis India, etnis Jepang, etnis Pakistan, etnis
Tionghoa dan lain-lain.
Etnis arab datang dari daerah Yaman Selatan.
Etnis India datang dari daerah Gujarat, Pujabi, Tamil dan lain-lain.
Etnis Tionghoa datang teruatama dari propinsi Kwangtung, Fukien (Hokkian),
Kwangsi dan Yunnan  dengan ciri-ciri sebagai berikut: kulit kuning, mata sipit,
rambut lurus.

Orang-orang Indo Eropa :
Terdiri dari bangsa Belanda, Inggeris, Jerman, Portugal, Spanyol dan lain-lain.
Pada umumnya mereka pernah menjajah negara-negara di kepulauan Nusantara kecuali
bangsa Jerman.


4.  Ditinjau dari sudut Hukum :

a.  Kapan bangsa Indonesia terbentuk ?
Mula-mula istilah yang digunakan untuk menamakan orang-orang yang mendiami
daerah-daerah kerajaan Singasari dan Majapahit adalah Nusantara.

Daerah-daerah kerajaan Singasari dan Majapahit meliputi wilayah yang sekarang
mencakup semenanjung Malaysia, Myanmar, Thailand, negara-negara Indo-China,
kepulauan Nusantara dan Filipina.
Istilah Nusantara diperkenalkan pertama kali oleh Gajah Mada dan dipakai sebagai
dasar konsepsi strategi poleksosbudhankam kerajaan Majapahit.
Nusantara berasal dari kata nusa dan antara (bahasa Jawa Kuno), Nusa bermakna
pulau atau kepulauan, sedangkan Antara  bermakna batas atau keliling. Jadi,
Nusantara bermakna kepulauan yang dibatasi oleh dua lautan besar dan dua dunia. 
Nusantara bukan nama tempat, melainkan konsepsi kewilayahan  Majapahit.
Setelah Indonesia merdeka, konsepsi nusantara ini di adopsi oleh pemerintah era
Orde Baru. Namanya menjadi Wawasan Nusantara dan digunakan sebagai konsepsi yang
menunjukkan wilayah negara kesatuan Republik Indonesia.
Istilah Indonesia untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh seorang Inggris
bernama George Samuel Winsor Earl pada tahun 1850 Masehi.
Pada saat itu ia mengusulkan dua nama alternatif untuk penduduk yang ada di
pulau-pulau India yaitu :
Indonesians dan Melayunesians.

Windsor Earl sendiri lebih cenderung  dengan istilah Melayunesians karena
pengertian itu lebih menunjukkan bangsa yang menetap di Kepulauan India,
sedangkan istilah Indonesians dianggap terlalu luas untuk kepulauan ini.

Istilah Indonesia kemudian dicetuskan lebih lanjut oleh seorang etnolog Inggris
yang bernama Sir James Richardson Logan yang bekerja di Pulau Penang dengan
tulisannya yang dimuat dalam majalah : Journal of the Indian Archipelago and
Eastern Asia 1850. Pada tahun 1894 terbit buku :"Indonesian Order Die Inselin
Des Malayische Archipels" yang ditulis oleh Professor Etnologi Jerman yang
bernama Adolf Bastian.

DR. Mohammad Hatta, proklamator dan wakil Presiden R.I. pertama yang
mempopulerkan istilah Indonesia untuk counter dan mengimbangi istilah Hindia
Belanda yang dipakai oleh pemerintah kolonial Belanda.
Nama Indonesia secara etimologis berasal dari kata indos dan nesos. Indos
(bahasa Yunani) sama dengan Hindia (bahasa Latin) yang bermakna (daerah/tempat
yang disebut) India.  Nesos (bahasa Yunani) bermakna gugusan atau kepulauan.
Jadi, Indonesia  bermakna kepulauan India.

Menurut sejarah, Colombus sesungguhnya berhasrat mencari India (atau Indonesia
itu) untuk mendapatkan rempah-rempah. Akan tetapi karena alur pelayaran yang
salah,  ia malah menuju dan menemukan "benua baru" Amerika yang disangkanya
India. Oleh karena itu orang pribumi disana dinamainya Indian.

Pemuda-pemuda yang bergabung dalam Jong Ambon, Jong Java,  Jonag Minahasa, Jong
Sumatra dan pemuda-pemuda dari daerah-daerah lain pada hari Minggu Wage tanggal
28 Oktober 1928 telah membacakan suatu ikrar yang bersejarah yaitu "Sumpah
Pemuda" yang berbunyi sbb :
-   Kami, putera dan puteri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu,Tanah
Indonesia.
-   Kami, putera-puteri  Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, Bangsa
Indonesia 
-   Kami, putera dan puteri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa
Indonesia.

Pada waktu Sumpah Pemuda dibacakan turut hadil pemuda pemuda golongan Timur
Asing Tionghoa sebagai peninjau Kongres Pemuda yaitu Kwee Thiam Hong, Oey Kay
Siang, John Lauw Tjoan Hok & Tjio Djien Kwie.

Jadi bangsa Indonesia baru terbentuk pada tanggal 28 Oktober 1928, ditinjau dari
segi politik sebelum tanggal itu belum ada bangsa Indonesia atau Kebangsaan
Indonesia, akan tetapi sudah ada orang-orang yang mendiami wilayah kepulauan
nusantara yaitu ras negroid, ras wedoid, Melayu Tua, Melayu Muda, orang-orang
Indo Asia dan orang-orang Indo Eropa termasuk etnis Tionghoa.


b. Kapan Negara  Indonesia terbentuk ?

Pada tanggal 31 Mei 1945 sidang pertama Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Pada tanggal 01 Juni 1945 dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia anggota Soekarno membacakan pidatonya tentang negara yang
akan dibangun.  Pidato ini terkenal dengan nama Lahirnya Pancasila.
Pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno membacakan "Teks Proklamasi"
yang berbunyi sebagai berikut :

"Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan d.l.l. diselenggarakan
dengan cara  seksama dan dengan tempo yang sesingkat-singkatnya".

Jakarta, 17 bulan 8 Agustus  tahun 1945
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno / Hatta


Bersambung ke bag. 2/3