[Nusantara] TNI Kepung Pasukan GAM
gigihnusantaraid
gigihnusantaraid@yahoo.com
Thu Nov 7 06:48:02 2002
TNI Kepung Pasukan GAM
Reporter : Nur Raihan
detikcom - Banda Aceh, Ramadhan belum mempengaruhi situasi dan
kondisi keamanan di Aceh. Saat ini, pasukan Gerakan Aceh Merdeka
(GAM) tengah berhadap-hadapan dengan pasukan TNI yang melakukan
pengepungan di kawasan Paya Cot Trieng Nisam, Aceh Utara yang
berjarak sekitar 350 km timur laut Banda Aceh. Pengepungan tersebut
sudah dilakukan sejak Rabu (6/11/2002) kemarin.
Demikian disampaikan Kapendam Iskandar Muda Kolonel CHB Firdaus
kepada detikcom, Kamis (7/11/2002). "Pengepungan ini adalah kegiatan
rutin biasa setelah kita mendapat laporan bahwa ada banyak aktifitas
GAM di tempat tersebut, apalagi dilaporkan ada banyak orang yang
masuk dengan senjata," jelasnya.
Menurut dia, pengepungan ini dilakukan untuk melindungi masyarakat
dari ancaman GAM. Meski tak dapat dihindari, pengepungan ini juga
turut mengepung masyarakat yang kebetulan berbaur dengan para anggota
GAM yang ada di tempat tersebut.
Sementara itu, juru bicara militer GAM, Sofyan Dawood seperti dikutip
dari Harian Serambi Indonesia Kamis (7/11), mengatakan, mereka yang
terkepung berjumlah sekitar 200 orang termasuk dirinya. Dalam
pengakuannya, Dawood mengatakan, pihaknya saat ini tengah kekurangan
logistik.
Tak hanya itu kata Dawood, beberapa warga yang tewas tertembak
dikatakan tak dapat dievakuasi ke luar kawasan. "Kalau pemerintah RI
benar-benar ingin menyelesaikan masalah Aceh, tarik mundur pasukan,"
pinta Dawood. Saat ini, masyarakat yang masih bisa menyelamatkan diri
mengungsi ke kawasan Masjid Kampung, Keutapang dan Kampung Blang
Crok, Nisam.
Sementara itu, menyinggung tentang keberadaan Sofyan Dawood, sebagai
salah seorang target operasi, Firdaus mengatakan, belum
mengetahui. "Kita belum tahu, apakah ada tokoh GAM seperti yang
disebut-sebut itu di lokasi. Yang jelas kita melakukan pengepungan
jika kita mendapat informasi, dan ini hal yang biasa. Tidak terlalu
istimewa. Yang jelas kita akan melumpuhkan mereka jika mereka tidak
bisa didekati dengan tindakan persuasif," tegasnya.
Firdaus juga mengatakan, bulan Ramdahan bukan berarti TNI tak boleh
melakukan operasi keamanan. Pasalnya kata Fidaus, pasukan TNI
melakukan pencarian terhadap orang-orang yang melakukan pelanggaran
hukum. "Kalau tidak bisa persuasif, ya kita represif," tukasnya.
Bahkan para anggota GAM dikatakannya sempat diimbau dengan alat
pengeras suara untuk menyerahkan diri.
Firdaus juga membantah jika GAM menuding prajuritnya ada yang terluka
bahkan tewas dalam aksi pengepungan ini. "Pasukan kita bergantian
berada di sana," akunya.
Sampai hari ini, tarik ulur persoalan keamanan di Aceh tak juga
menemukan titik terang, meski pemerintahan sudah berganti-ganti,
sejak genderang perdamaian dengan GAM telah dibuka pemerintah
Indonesia di bawah kepresidenan Gus Dur. Tanggal 4 November lalu,
yang seharusnya menjadi tanggal pembicaraan perdamaian antara GAM dan
RI juga batal, karena pembatalan sepihak dari pihak GAM.
Dikatakan dia, pembatalan ini dilakukan GAM, karena pihaknya tak
ingin kembali dibohongi pihak RI. Sayangnya, sang mediator Hendry
Dunant Center, terlihat tak bisa berbuat banyak. (asy)
Print artikel | Kirim ke teman