[pdiperjuangan] Fw: [Nasional] Oktober, AS Cabut Embargo Militer

Olga nebo Sylvie Gondokusumo pdiperjuangan@polarhome.com
Tue Aug 6 09:48:02 2002


----- Original Message -----
From: "akang" <garuda9876@yahoo.com>
To: "nasional" <national@mail2.factsoft.de>
Sent: Saturday, August 03, 2002 12:58 AM
Subject: [Nasional] Oktober, AS Cabut Embargo Militer


> Sabtu, 3 Agustus 2002
>
> Oktober, AS Cabut Embargo Militer
>
> JAKARTA- Pemerintah AS menjanjikan bantuan ekonomi, termasuk bantuan
> militer, senilai 50 juta dolar kepada Pemerintah Indonesia. Selain itu,
> AS mengisyaratkan akan mencabut embargo militer Oktober mendatang.
>
> Hal tersebut terungkap dari pembicaraan Menteri Luar Negeri AS Colin
> Powell dengan Presiden Megawati Soekarnoputri di Istana Negara, Jumat
> (2/8) siang.
> Kedatangan Menlu AS diwarnai kericuhan, karena para pengawalnya tampak
> ketakutan pada banyaknya wartawan yang meliput kunjungan tersebut.
> Seperti menganggap rumah sendiri, mereka mengabaikan Paspampres dan
> meminta wartawan menjauh dari Istana Negara.
>
> Pertemuan antara Mega dan Powell berlangsung setelah Menlu AS itu tiba
> di Istana bersamaan dengan waktu salat Jumat, pukul 12.30. Mereka
> langsung mengadakan pembicaraan dengan diikuti sejumlah menteri.
>
> Ikut dalam pembicaraan, Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, Menko
> Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Menlu Hassan Wirajuda, Menkeh
> dan HAM Yusril Ihza Mahendra, Menhan Matori Abdul Djalil, dan Dubes AS
> Ralph L Boyce yang mendampingi Powell.
>
> Usai bertemu Presiden, Powell mengadakan pertemuan dengan Yudhoyono di
> Kantor Menko Polkam, Jalan Medan Merdeka Barat. Ikut hadir dalam
> pertemuan tersebut Panglima TNI Endriartono Sutarto, Kapolri Da'i
> Bachtiar, Kepala BIN AM Hendropriyono, dan Menhan.
>
> Seperti usai pertemuannya dengan Megawati, dalam jumpa pers selepas
> bertemu Menko Polkam, Powell menjelaskan kunjungannya ke Indonesia
> antara lain untuk berbagi strategi dengan Presiden dan departemen
> terkait.
>
> ''Kami mempertimbangkan proses pembangunan ekonomi harus dilaksanakan
> dan kami memberikan akses bantuan ekonomi, termasuk bantuan militer
> sebesar 50 juta dolar. Bantuan itu akan diberikan secara bertahap.
> Bantuan pada militer ini diberikan agar pihak militer Indonesia mampu
> menghadapi terorisme,''katanya.
>
> Dia yakin bantuan tersebut akan mampu memerangi aksi terorisme, karena
> AS menilai Indonesia adalah salah satu negara yang mau bekerja sama
> dengan AS dan Indonesia juga menyadari terorisme merupakan musuh bersama
> yang mengancam kehidupan masyarakat internasional.
>
> Masalah lain yang dibicarakan adalah berkaitan dengan pendidikan dan
> pelatihan militer, termasuk soal pemberian beasiswa, agar TNI menjadi
> lebih baik. Sedangkan yang paling standar adalah bagaimana TNI menjadi
> institusi yang demokratis di dalam negeri ini sekaligus memulihkan
> citranya.
>
> Sebelumnya Menlu Hassan Wirajuda mengungkapkan embargo militer AS
> terhadap Indonesia akan segera dicabut. Pencabutan akan dilakukan
> Kongres dan Senat Oktober mendatang.
>
> Menurut Menlu, Powell sebetulnya sudah beberapa kali berbicara di
> Kongres soal perlunya embargo militer terhadap Indonesia dicabut.
> Hasilnya ternyata cukup positif, sehingga bisa dipastikan embargo akan
> dicabut pada persidangan Kongres dan Senat Oktober mendatang.
>
> Sementara itu, Kapolri Jenderal Pol Da'i Bachtiar membantah bantuan AS
> itu untuk menekan Indonesia. ''Tidak ada itu,'' tegasnya usai mengikuti
> pertemuan dengan Powell di Kantor Menko Polkam, kemarin.
>
> Demo LSM
>
> Sebelumnya, di tempat terpisah, sejumlah LSM dan kelompok masyarakat
> melakukan aksi demo di depan Kantor Kedubes AS. Mereka menolak Powell
> dan propaganda AS dalam memerangi terorisme.
>
> Demonstran mulai berdatangan pukul 14.00. Kelompok yang pertama datang
> adalah massa dari Gerakan Pemuda Islam (GPI). Jumlahnya tak banyak,
> sekitar 20 orang. Begitu datang, mereka langsung melakukan orasi.
>
> Salah seorang orator menegaskan, jika memusuhi muslim di Palestina,
> Afghanistan, dan Irak, berarti AS memusuhi umat Islam di Indonesia.
> Mereka menolak propaganda AS dalam menggelar perang terhadap terorisme.
>
> Lima menit kemudian datang juga demonstran yang lain. Mereka berasal
> dari Gerakan Perempuan Indonesia, gabungan LSM-LSM perempuan. Jumlahnya
> juga tak banyak, sekitar 20 orang.
>
> Mereka mendesak AS tidak melakukan aksi militerisme yang membabi buta.
> Sejauh ini, kata mereka, sudah banyak kaum perempuan dan anak-anak yang
> telah menjadi korban.
>
> Sejumlah instalasi milik AS di Jakarta seperti Kantor Kedutaan Besar AS
> dan kediaman Duta Besar AS, mendapat penjagaan sangat ketat.Penjagaan
> sangat ketat dilakukan aparat keamanan kedubes dibantu aparat kepolisian
> dengan kekuatan satu SSK.
>
> Pengamanan yang agak ''keterlaluan'' juga terjadi di kediaman Dubes AS
> Ralph L Boyce. Aparat keamanan kedubes meronda setiap menit.
>
> Jangan Intervensi
>
> Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menyampaikan pernyataan
> kepada Powell agar AS tidak melakukan intervensi dalam urusan dalam
> negeri negara lain, termasuk Indonesia.
>
> ''Urusan kita jangan dicampuri. Jadi, kalau AS mau memerangi terorisme
> di Indonesia, serahkan saja pada Pemerintah Indonesia,'' kata Ketua PBNU
> Sholahuddin Wahid (Gus Solah), di Jakarta, Jumat kemarin, saat
> menanggapi rencana pertemuan NU dengan Powell.
>
> Dalam kunjungan dua hari sejak Jumat kemarin, Powell juga dijadwalkan
> bertemu dengan pimpinan NU, Muhammadiyah, dan MUI.
> (A20,bu,tri,di-29,31t)
>
> Copyright© 1996 SUARA MERDEKA
>