[pdiperjuangan] Class struggle: Pakars vs Kusirs
Olga nebo Sylvie Gondokusumo
pdiperjuangan@polarhome.com
Thu Aug 22 06:12:04 2002
Sungguhlah menyenangkan ketika dalam kegalauan selama menanggulangi akibat
banjir di Eropa Tengah kini ujug-ujug dunia maya made-in
RI sempat mencuatkan sebuah penemuan ilmu kemasyarakatan yang brand new:
munculnya klas pakar yang sedang memeras keringat, tentu
sambil menikmati capuchino atau mungkin bir Aussie disejumlah café serta
pub, untuk mencerahkan mayoritas penduduk, yang kebanyakan berpendidikan
dasar dan menengah, namun koq ya terus menerus bermental dan berkapasitas
kusir. Mentally retarded?
Kita lebih baik "lari" dari Marx, karena klas disini dimaksudkan sekedar
sebagai kelompokan, jadi bukan dengan kriteria pemilikan serta
penggunaan alat produksi. Tunggu dulu, Bung! Bukankah para pakar yg ber
PhD-PhD itu menguasai knowhow, iptek juga dalam bidang
humanoria. Dan ini juga sangat adidaya untuk penguasaan secara menyeluruh
pada klas cap kusir yang terkadang SD pun tidak rampung?
Nah, ketika sang Begawan sampai muak, mual dan amit-amit semoga tidak sampai
muntah, walau tidak bermaksud vulgar, mulai dengan
pencerahan bhw sebuah litbang koq sampai berani bersilang pendapat dengan
seorang PAKAR dari negeri diatas angin, yang cukup panjang
musim-musim dinginnya (winters), maka bergulirlah penemuan tentang
l´exploitation des kusirs par des pakars itu. Padahal ´kan PhD-PhD itu
terutama diprodusir di negeri-negeri Anglo-Saxon, yang sangat kebetulan,
hanya betul-betul kebetulan lho, juga main suppliers bagi militer kita. WOW,
militer! Militarisme? Militer? (Supply and demand of soft-knowhow and
military hardware, WAH!)
Mikirin tentang pertentangan klas yang aktual itu, maka mungkin ada yang
ingat dengan Herbert Marcus dengan ulasannya di tahun 60an tentang
MANIPULASI. Disegala bidang. Nah, ini yg terkini: the manipulators dan the
manipulated. Klas-klas lagi! Yang sanggup memanipulasi
mayoritas penduduk (atau rakyat, supaya kedengaran "progresif") tentu saja
mereka yg punya DANA, untuk dapat membeli know-how, ter-masuk "know-howers"
untuk dimanfaatkan bagi penguasaan the ruled, and unruly majority oleh the
ruling few.
Ketakberdayaan klas kusir itu semakin lama semakin eksplisit sekaitan dengan
globalisasi mondial karena klas pakar semakin canggih menguasai serta
menggunakan KATA, yang menurut Václav Havel, intelektual yang sudah 9 tahun
nangkring di kursi presiden Rep. Ceko itu, sanggup diubah menjadi kekuatan
yang maha nggegirisi, baik dalam pengertian positif, maupun negatif,
terserah sudut pandangnya.
Kendati begitu, tak ada yang lain yang dapat kita serukan kepada klas kusir
yang malang itu, selain parafrase teriakan usang:
KAUM KUSIR SEDUNIA, BERSATULAH !!! ANDA SEMUA HANYA DAPAT KEHILANGAN
MENTAL KUSIR ANDA SEMATA !!!
Semoga setelah membaca ini para pakar dan kusir tidak usah sakit hati
berulam jantung.
Wassalam, Bismo DG