[Apakabar] T.K. Pak Konsul RI di Johor, tapi kalau saya pendatang haram bagaimana .......

abdul rojak apakabar@polarhome.com
Thu, 30 Oct 2003 02:41:56 +0000


Seingat masyarakat Indon di Malaysia (begitu istilah media Malaysia utk 
menyebut Indonesia), Konsulat Johor belum dinaikkan tarafnya menjadi 
Konsulat Jenderal. (sebagaimana diberitakan harian Malaysia Berita Barian 
Harian 29/10) tetapi apa memang sudah d-iupgrade. Bagus juga kalau begitu.

Pertama-tama "tahniah"-lah untuk Pak Maryadi H atas komunikasi dengan 
masyarakat Indon di Malaysia yang memberitahukan supaya agar segera 
mendaftar sebagai "pencoblos" untuk tanggal 5 April tahun depan. 
Rasa-rasanya "ibu-pejabat" alias KBRI Kuala Lumpur malah belum 
memberitahukan soal ini atau masyarakat yang tidak tahu kalaupun KBRI-nya 
sudah memberitahu namun karena jarang beli surat kabar sehingga memang tidak 
tahu. Maklum ada anggota masyarakat Indon di Malaysia ini membeli surat 
kabar juga membeli "barang mewah" Daripada untuk membeli surat kabar lebih 
baik untuk membeli "nasi lemak" untuk sarapan tiap pagi. Begitulah 
selentingan yang terdengar.

Kembali ke soal pendaftaran pemilu. Anggota masyarakat Indon di Malaysia 
sebetulnya jauh-jauh hari kepingin mendaftar dan didaftar.Jika didaftar ini 
tidak akan menimbulkan masalah karena petugas Pemilu dari Konsulat akan 
mendatangi mereka ini. Namun apabila harus mendaftar ada satu masalah 
penting yang harus pihak Konsulat harus segera memperhatikannya dan 
mengambil tindakan segera yang tepat.

Sebagaimana diketahui tidak semua WNI di Malaysia adalah memiliki dokumen 
lengkap. Walaupun setelah adanya beberapa kali pemutihan namun masih ada 
saja WNI yang berstatus pendatang haram, tidak memiliki dokumen yang 
dianggap sah oleh pemerintah Malaysia tentang keberadaanya di negara ini.
Bagaimanapun juga mereka ini walaupun pendatang haram sekalipun adalah WNI. 
Berhak untuk nyoblos.

Namun beberapa hari yang lalu seorang anggota masyarakat nyelethuk dengan 
bilang :" Tapi kalau saya seorang pendatang haram bagaimana saya mau datang 
ke Konsulat. Saya takut nanti dijalan saya ditangkap oleh polisi terus di 
masukkan camp tahanan". Pertanyaan lumrah bagi WNI pendatang haram ini dan 
si dia gethol sekali untuk nyoblos kali ini karena katakanlah ini kali 
pertama baginya untui nyoblos.

Beerpuluh-puluh ribu WNI berstatus demikian di negara bagian Johor dsk. ini. 
Apakah Pak Konsul sudah mengantisipasi keadaan ini. Mereka tentu lebih baik 
tidak nyoblos daripada hanya untuk mendaftar saja (belum sampai pergi di 
hari H nyoblos) sudah ditangkap "Polis" Malaysia.

Apabila para WNI pendatang haram ini didatangi oleh petugas Pemilu Konsulat, 
mereka akan selamat. Namun masih ada perkara lainnya yaitu bagaimana mereka 
datang ke Konsulat di hari H-nya nyoblos toch masih menanggung resiko untuk 
ditangkap. Undi melalui pos. Koq rasanya masih juga tidak ada jaminan ketika 
nantinya ngeposkan itu si undi di tengah jalan bakalan tidak ditangkap 
polis.

Apakah gara-gara begini pemerintah tidka bisa mensukseskan pemilu di 
perwakilan-perwakilannya di Malaysia (Kota Kinabalu, Kuching, Kuala Lumpur 
dsk, dan Penang dsk)

Bagaimana masalah-masalah ini diselesaikan oleh Bapak-Bapak Konsul dan KUAI 
di Kuala Lumpur. apakah sudah diantisipasi?

Atau kembali ke pemikiran cara orde baru dulu yaitu bodoh amat nikh. kalau 
mau nyoblos ya tergantung ente-ente semua caranya mendaftar dan datang. Atau 
begitu remehkah masalah pemilu ini sehingga ajakan untuk mendaftar saja 
"bagaikan melepas batuk di tangga". Pokoknya asal sudah diberitahukan. Namun 
dengan sikap begini pihak Perwakilan RI di Malaysia akankah berharap bahwa 
pemilu 2004 akan sukses. Tentu saja non-sense, bukan!

Ada ceritera lain yang menarik dari salah satu anggota masyarakat Indon di 
Kuala Lumpur. Sang anggota menegarai adanya rasa apatis beberapa pejabat di 
KBRI-nya apabila "merasa" kena kritikan melalui tulisan di internet ini. 
Komenatarnya :"Ada tulisan apalagi in". Seolah-olah Pejabat ini (yang 
biasanya berhubungan dengan keluhan WNI di negara tetangga ini) agar selama 
dia bertugas di KBRI jangan
lah ada kritikan. Kasihan rupanya pejabat bermental "orde baru" di zaman 
"orde reformasi" inimasih  ada juga yang bercokol di KBRI. Anggota 
masyarakat ini hanya berpesan bahwa tanpa kritikan bagaimana Republik ini 
akan menjadi baik. Kalau tak mau dikritik ya pulang saja... atau minta 
dipercepat kepulangannya.

Salam

Abdul Rojak






29Oktober 2003

Warga Indon diminta daftar

JOHOR BAHRU: Kira-kira 200,000 warga Indonesia yang bekerja atau 
bermastautin di empat negeri di negara ini, diminta mendaftarkan diri untuk 
pemilihan umum (Pemilu) atau pilihan raya republik itu yang diadakan 5 April 
tahun depan.


Konsul Jeneral Republik Indonesia di sini, Maryadi Hadisuwiryo, berkata 
rakyat republik itu di Pahang, Negeri Sembilan, Melaka dan Johor perlu 
mendaftarkan diri di pejabat konsulat bagi membolehkan mereka mengundi.

Beliau berkata, pihaknya sedang melakukan kerja mengumpul data rakyat 
Indonesia yang berada di keempat-empat negeri terbabit sama ada kerana 
bekerja, belajar atau urusan lain, yang memenuhi syarat sebagai pengundi.

“Untuk pertanyaan lanjut, warga Indonesia boleh menghubungi talian 
07-2212000, 07-2223396 dan 07-2229301 atau melalui faksimili 07-2248309,” 
katanya.

_________________________________________________________________
The new MSN 8: smart spam protection and 2 months FREE*  
http://join.msn.com/?page=features/junkmail