[GMNI] GERAKAN MAHASISWA DAN POLITIK

hendra . gmni@polarhome.com
Mon Nov 24 17:00:04 2003


--0-579962629-1069334320=:28325
Content-Type: text/plain; charset=us-ascii

  GERAKAN MAHASISWA DAN POLITIK
 
       Sebagai insan yang berstatus mahasiswa, kita sangat membutuhkan pemahaman yang mendalam mengenai hakikat konspirasi yang direkayasa untuk melawan gerakan-gerakan yang dilakukan mahasiswa. Seperti yang kita ketahui bersama, gerakan mahasiswa merupakan sparing partner pemerintah. Dan mahasiswa merupakan fungsi kontrol kepemerintahan. Jadi mahasiswa harus tetap mengontrol para pemimpin bangsa agar tetap pada koridor yang benar. Sehingga bahtera kita yang namanya Indonesia dapat berlayar menuju pulau cita-cita dengan selamat.
       Krisis kepemimpinan yang terus berlangsung memanggil mahasiswa untuk terus belajar dan bekerja lebih keras agar dapat memberikan alternative kepemimpinan yang lebih demokratis, plural, inklusif, jujur dan adil. Sehingga saat berhadapan dengan gerak globalisasi eksploitatif, mahasiswa berani tampil dan menegakkan kembali martabat bangsa sebelum terlindas oleh roda-roda globalisasi ekonomi yang represif.
       Untuk itulah sebagai mahasiswa kita harus belajar dari dan bersama masyarakat tingkat bawah. Jika Soekarno muda menjadi pejuang penuh semangat bagi rakyat terjajah. Semangat itu tidak terutama didapatkan dibangku kuliah, melainkan dari masyarakat Marhaen. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat, mahasiswa sekarang juga dituntut untuk bersedia membuka diri guna belajar dari dan bersama masyarakat dalam rangka perjuangan bersama demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang lebih baik.
       Namun, kalau hanya itu sajalah belumlah sempurna. Dalam prosesnya gerakan juga membutuhkan sejumlah perangkat taktik politik dalam rangka mencapai seluas-luasnya cita-cita rakyat Indonesia yang adil dan makmur. Memang ada persepsi bahwa yang namanya politik itu kotor. Sebagai mahasiswa janganlah kita menjauhi politik, justru harus kita cermati politik itu. Hal ini semua terjadi karena ketidakadaan kontinuitas nilai dalam masyarakat. Maka dari itu jangan sampai mahasiswa tidak mempunyai nilai untuk mengatakan benar adalah benar dan salah adalah salah.
       Mencermati perkembangan yang ada perbaikan dimasyarakat mutlak dibutuhkan. Perbaikan masyarakat bisa dilakukan dengan perbaikan diri terlebih dahulu. Modal yang paling kokoh adalah akidah yang benar. Itulah ‘bahan bakar’ bagi pergerakan mahasiswa berikutnya.
       Peran mahasiswa sangat signifikan sekali untuk terjun kemasyarakat. Dimana yang akan datang terjadi sirkulasi elit. Calon-calon penggantinya adalah mahasiswa saat ini. Politik tidak selalu berkenaan dengan negara. Politik itu adalah bagaimana mempengaruhi agar orang melakukan keinginan kita. Politik itu ada dimana-mana. Dalam pergaulan sehari-hari, bahkan pergaulan dalam keluarga. Yang jadi persoalan tujuan atau goal yang ingin dicapai. Ini lebih penting ketimbang cara atau seninya. Cara-cara yang tidak baiklah yang menjadikan ‘politik’ itu rusak.
       Ketika kita berinteraksi dengan orang, kita sudah berpolitik. Politik jangan hanya disempitkan artinya pada politik pemerintahan. Yang perlu dihindari adalah sikap berpolitik yang salah. Kalau masyarakat tidak punya kekuatan politik, maka Indonesia akan lemah. Akan diinjak-injak bangsa lain. Jadi, kita sebagai mahasiswa harus memiliki kemampuan berpolitik.
       Mahasiswa adalah motor penggerak, karena mahasiswa mempunyai ideologi dan mahasiswa harus idealis. Jadi setiap ideologi haruslah memiliki stok pemuda atau mahasiswa-mahasiswa yang idealis dan juga handal. Karena mahasiswa itu sifatnya dinamis, selalu menginginkan perubahan. Dan sebagai mahasiswa kita harus bisa berprestasi lebih.
       Kalau ada pandangan sinis seputar politik, mungkin lebih banyak dipengaruhi oleh praktek politik (negara) yang tidak amanah atau tidak baik. Politik itu cara. Politik memang terkait dengan kekuasaan. Kalau kita bicara kekuasaan, kita bicara potensi untuk mengatur. Seruan-seruan moral yang saat ini gencar diteriakkan tidak akan berarti apa-apa kalau tidak ada paksaan yang mengikat. Untuk itulah kita sebagai mahasiswa harus bisa berpolitik, agar kita bisa berkonstribusi lebih.
       Politik bisa dipahami sebagai ‘Who gets what and when’. Siapa mendapatkan apa dan kapan. Lebih dari itu harus dipahami bahwa politik itu adalah sarana atau alat. Politik kerap diartikan sebagai merebut dan mempertahankan kekuasaan. Pengertian sebenarnya bukan hanya itu, tapi harus sangat diperhatikan etika dan tujuannya.
       Sebagai mahasiswa, kita harus menjadi pelopor dan juga penggerak. Mahasiswa harus memberikan warna dan meraih kekuasaan, dan dipergunakan se-amanah mungkin. Seiring dengan itu, sayangnya idealisme pencapaian tujuan baik acapkali menemui halang rintang, terlebih ketika seseorang sudah mencapai kekuasaan.
       Secara jelas harus kita katakan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk melakukan kebaikan dan untuk melakukan keburukkan. Apalagi jalur kekuasaan sangatlah berat. Yang harus dilakukan adalah punya komunitas, punya teman-teman yang selalu memback-up, menasehati, dan mengarahkan kita. Selain itu juga perlu membangun ‘kebesaran kolektif’ bukan kebesaran individu. Dan kebenaran serta kebesaran haruslah diletakkan pada sistem yang benar pula.
       Begitulah,kita sebagai mahasiswa adalah agen perubahan dan motor penggerak konstribusi kita sangat diharapkan oleh rakyat. Bidang garapanya adalah semuanya, dan politik ada didalamnya. Berat ? Memang sangat berat. Tapi sebagai mahasiswa kita tidak boleh menyerah. Maju Terus Pantang Mundur. 

Merdeka...!!!

 

 


---------------------------------
Do you Yahoo!?
Free Pop-Up Blocker - Get it now
--0-579962629-1069334320=:28325
Content-Type: text/html; charset=us-ascii

<DIV>&nbsp;<SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; FONT-SIZE: 18pt; TEXT-DECORATION: none; text-underline: none"><FONT color=#000000 size=2> </FONT>GERAKAN MAHASISWA DAN POLITIK</SPAN><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN"></SPAN></DIV>
<DIV><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN"></SPAN>&nbsp;</DIV>
<DIV><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Sebagai insan yang berstatus mahasiswa, kita sangat membutuhkan pemahaman yang mendalam mengenai hakikat konspirasi yang direkayasa untuk melawan gerakan-gerakan yang dilakukan mahasiswa. Seperti yang kita ketahui bersama, gerakan mahasiswa merupakan <I>sparing partner</I> pemerintah. Dan mahasiswa merupakan fungsi kontrol kepemerintahan. Jadi mahasiswa harus tetap mengontrol para pemimpin bangsa agar tetap pada koridor yang benar. Sehingga bahtera kita yang namanya Indonesia dapat berlayar menuju pulau cita-cita dengan selamat.</SPAN><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN"></SPAN></DIV>
<DIV><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Krisis kepemimpinan yang terus berlangsung memanggil mahasiswa untuk terus belajar dan bekerja lebih keras agar dapat memberikan alternative kepemimpinan yang lebih demokratis, plural, inklusif, jujur dan adil. Sehingga saat berhadapan dengan gerak globalisasi eksploitatif, mahasiswa berani tampil dan menegakkan kembali martabat bangsa sebelum terlindas oleh roda-roda globalisasi ekonomi yang represif.</SPAN><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN"></SPAN></DIV>
<DIV><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Untuk itulah sebagai mahasiswa kita harus belajar dari dan bersama masyarakat tingkat bawah. Jika Soekarno muda menjadi pejuang penuh semangat bagi rakyat terjajah. Semangat itu tidak terutama didapatkan dibangku kuliah, melainkan dari masyarakat Marhaen. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat, mahasiswa sekarang juga dituntut untuk bersedia membuka diri guna belajar dari dan bersama masyarakat dalam rangka perjuangan bersama demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang lebih baik.</SPAN><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN"></SPAN></DIV>
<DIV><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Namun, kalau hanya itu sajalah belumlah sempurna. Dalam prosesnya gerakan juga membutuhkan sejumlah perangkat taktik politik dalam rangka mencapai seluas-luasnya cita-cita rakyat Indonesia yang adil dan makmur. Memang ada persepsi bahwa yang namanya politik itu kotor. Sebagai mahasiswa janganlah kita menjauhi politik, justru harus kita cermati politik itu. Hal ini semua terjadi karena ketidakadaan kontinuitas nilai dalam masyarakat. Maka dari itu jangan sampai mahasiswa tidak mempunyai nilai untuk mengatakan benar adalah benar dan salah adalah salah.</SPAN><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN"></SPAN></DIV>
<DIV><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Mencermati perkembangan yang ada perbaikan dimasyarakat mutlak dibutuhkan. Perbaikan masyarakat bisa dilakukan dengan perbaikan diri terlebih dahulu. Modal yang paling kokoh adalah akidah yang benar. Itulah ‘bahan bakar’ bagi pergerakan mahasiswa berikutnya.</SPAN><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN"></SPAN></DIV>
<DIV><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Peran mahasiswa sangat signifikan sekali untuk terjun kemasyarakat. Dimana yang akan datang terjadi sirkulasi elit. Calon-calon penggantinya adalah mahasiswa saat ini. Politik tidak selalu berkenaan dengan negara. Politik itu adalah bagaimana mempengaruhi agar orang melakukan keinginan kita. Politik itu ada dimana-mana. Dalam pergaulan sehari-hari, bahkan pergaulan dalam keluarga. Yang jadi persoalan tujuan atau <I>goal</I> yang ingin dicapai. Ini lebih penting <I>ketimbang </I>cara atau seninya. Cara-cara yang tidak baiklah yang menjadikan ‘politik’ itu rusak.</SPAN><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN"></SPAN></DIV>
<DIV><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Ketika kita berinteraksi dengan orang, kita sudah berpolitik. Politik jangan hanya disempitkan artinya pada politik pemerintahan. Yang perlu dihindari adalah sikap berpolitik yang salah. Kalau masyarakat tidak punya kekuatan politik, maka Indonesia akan lemah. Akan diinjak-injak bangsa lain. Jadi, kita sebagai mahasiswa harus memiliki kemampuan berpolitik.</SPAN><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN"></SPAN></DIV>
<DIV><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Mahasiswa adalah motor penggerak, karena mahasiswa mempunyai ideologi dan mahasiswa harus idealis. Jadi setiap ideologi haruslah memiliki stok pemuda atau mahasiswa-mahasiswa yang idealis dan juga handal. Karena mahasiswa itu sifatnya dinamis, selalu menginginkan perubahan. Dan sebagai mahasiswa kita harus bisa berprestasi lebih.</SPAN><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN"></SPAN></DIV>
<DIV><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Kalau ada pandangan sinis seputar politik, mungkin lebih banyak dipengaruhi oleh praktek politik (negara) yang tidak amanah atau tidak baik. Politik itu cara. Politik memang terkait dengan kekuasaan. Kalau kita bicara kekuasaan, kita bicara potensi untuk mengatur. Seruan-seruan moral yang saat ini gencar diteriakkan tidak akan berarti apa-apa kalau tidak ada paksaan yang mengikat. Untuk itulah kita sebagai mahasiswa harus bisa berpolitik, agar kita bisa berkonstribusi lebih.</SPAN><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN"></SPAN></DIV>
<DIV><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Politik bisa dipahami sebagai <I>‘Who gets what and when’</I>. Siapa mendapatkan apa dan kapan. Lebih dari itu harus dipahami bahwa politik itu adalah sarana atau alat. Politik kerap diartikan sebagai merebut dan mempertahankan kekuasaan. Pengertian sebenarnya bukan hanya itu, tapi harus sangat diperhatikan etika dan tujuannya.</SPAN><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN"></SPAN></DIV>
<DIV><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Sebagai mahasiswa, kita harus menjadi pelopor dan juga penggerak. Mahasiswa harus memberikan warna dan meraih kekuasaan, dan dipergunakan se-amanah mungkin. Seiring dengan itu, sayangnya idealisme pencapaian tujuan baik acapkali menemui halang rintang, terlebih ketika seseorang sudah mencapai kekuasaan.</SPAN><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN"></SPAN></DIV>
<DIV><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Secara jelas harus kita katakan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk melakukan kebaikan dan untuk melakukan keburukkan. Apalagi jalur kekuasaan sangatlah berat. Yang harus dilakukan adalah punya komunitas, punya teman-teman yang selalu memback-up, menasehati, dan mengarahkan kita. Selain itu juga perlu membangun ‘kebesaran kolektif’ bukan kebesaran individu. Dan kebenaran serta kebesaran haruslah diletakkan pada sistem yang benar pula.</SPAN><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN"></SPAN></DIV>
<DIV><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Begitulah,kita sebagai mahasiswa adalah agen perubahan dan motor penggerak konstribusi kita sangat diharapkan oleh rakyat. Bidang garapanya adalah semuanya, dan politik ada didalamnya. Berat ? Memang sangat berat. Tapi sebagai mahasiswa kita tidak boleh menyerah. Maju Terus Pantang Mundur. </SPAN></DIV>
<P class=MsoBodyText style="TEXT-INDENT: 0.5in"><FONT size=5><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN"><B>Merdeka...!!!</B><?xml:namespace prefix = o ns = "urn:schemas-microsoft-com:office:office" /><o:p></o:p></SPAN></FONT></P>
<P class=MsoBodyText><FONT size=5><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN">&nbsp;<o:p></o:p></SPAN></FONT></P>
<P class=MsoBodyText><SPAN lang=IN style="COLOR: blue; FONT-FAMILY: Tahoma; mso-ansi-language: IN"><SPAN style="mso-spacerun: yes">&nbsp;</SPAN><o:p></o:p></SPAN></P><p><hr SIZE=1>
Do you Yahoo!?<br>
<a href="http://us.rd.yahoo.com/slv/mailtag/*http://companion.yahoo.com/">Free Pop-Up Blocker - Get it now</a>
--0-579962629-1069334320=:28325--