[GMNI] MONCONG PUTIH ATAU MONCONG SENJATA?
Virg mallau
lainkaliaja at yahoo.com
Fri Aug 6 09:34:18 CEST 2004
AS Dukung Capres Dari Militer
@ 60 Ribu Intelijen CIA Disebar Di Indonesia
(Suara Karya, 6 Agustus 2004)
JAKARTA (Suara Karya): Pemilihan presiden secara
langsung yang untuk kali pertama digelar di Indonesia,
tak lepas dari campur tangan Amerika Serikat (AS).
Melalui agen intelijennya, CIA, AS ingin agar presiden
Indonesia mendatang berasal dari purnawirawan militer.
Demikian analisa yang disampaikan pengamat intelijen,
AC Manullang.
Menurut mantan Direktur Badan Koordinasi Intelijen
Negara (Bakin) ini, capres berlatar militer dianggap
mampu menjalankan grand strategy global AS, yaitu
memberantas terorisme. "Sipil dianggap tidak mampu
menindak tegas kelompok Islam radikal, yang oleh
Amerika disebut sebagai geng teroris di Indonesia,"
katanya kepada wartawan di Jakarta, Kamis.
Manullang menambahkan, pada pemilu presiden putaran
pertama lalu, CIA dihadapkan pada dua pilihan yang
imbang, yaitu Jenderal (Purn) Wiranto dan Jenderal
(Purn) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Keduanya
dianggap memahami grand strategy global AS tersebut.
Namun belakangan, sebelum masa pencoblosan 5 Juli
lalu, Wiranto lebih cenderung mendekati kelompok Islam
garis keras. Karena itu, akhirnya CIA mendukung SBY.
"Kenapa Wiranto nggak didukung CIA? Dia itu dekat
dengan kelompok Islam, yang oleh Amerika dicap sebagai
separatis. Kita lihat hasil pemilu di Pesantren
Al-Zaytun, lalu hasil musyarawarah para habib dan kiai
dari FPI dan MMI di Gedung Joeang beberapa pekan
sebelum pemilu presiden. Jelas sekali, mereka menolak
SBY dan mendukung Wiranto. Ini semua dilaporkan
anggota CIA ke CIA Pusat di Amerika. Lalu pimpinan CIA
menginstruksikan agar Wiranto jangan didukung,"
ujarnya.
Dengan demikian, tambah Manullang, siapa yang harus
didukung CIA sudah jelas, karena tinggal satu calon.
Megawati tidak mungkin, karena dianggap telah gagal
menjalankan misi CIA. Amien Rais pasti tidak akan
didukung CIA, karena dianggap salah satu pimpinan
Islam garis keras. Sedang Hamzah Haz, tak pernah masuk
pilihan karena pasti tidak akan menang. "Jadi Amerika
itu sudah mempersiapkan SBY sejak jauh-jauh hari untuk
jadi presiden," katanya.
Ditanya apakah dukungan CIA itu diketahui SBY atau
Jusuf Kalla, Manullang mengatakan, CIA tidak perlu
komunikasi langsung dengan orang yang didukungnya.
Namun, lanjut dia, siapapun yang dinilai mampu
memahami apa yang diinginkan AS dalam menjalankan
misinya, pasti didukung. "Kerja mereka sangat rapi dan
sangat rahasia," kata Manullang.
Doktor sosiologi politik lulusan Universitas Mainz
Jerman ini yakin, sebenarnya siapapun yang didukung
CIA pasti akan memenangkan pemilu di Indonesia. Alasan
dia, kerja AS sangat profesional. Untuk menjalankan
misinya di Indonesia, CIA telah menyusupkan 60 ribu
intelijennya di Indonesia sejak sebelum pemilu
legislatif lalu. Mereka adalah warga Indonesia yang
telah mendapatkan pendidikan intelijen di luar negeri.
Karena itu, keberadaannya sulit dikenali. "Soal ini
kan pernah diakui oleh KSAD Jenderal Ryamizard
Ryacudu, bahwa ada sekitar 60 ribu intelijen asing di
Indonesia," ujarnya.
Lebih lanjut Manullang menilai, siapapun capres yang
didukung CIA pasti akan memenangkan pemilu presiden
putaran kedua. "Siapa yang akan jadi presiden
Indonesia ke depan, sebenarnya namanya sudah ada di
tangan Amerika. Kan mereka yang men-setting. Bahkan
bukan hanya Indonesia, CIA juga berperan dalam suksesi
kepemimpinan nasional di beberapa negara di dunia,"
ujarnya.
Setelah itu, masih menurut Manullang, presiden yang
didukung CIA akan dikendalikan oleh AS. Jika sesudah
terpilih mengkhianati AS, mereka tak segan-segan
menembak mati bahkan menghancurkan negaranya. "Lihat
Osama bin Laden atau Saddam Hussein. Sebelum berkuasa,
mereka kan didukung Amerika. Saat melawan Rusia,
Afghanistan mendapat suplai senjata dari Amerika.
Perusahaan Osama kerja sama dengan Amerika. Karier
politik Saddam hingga dia terpilih jadi presiden, juga
karena dukungan Amerika," ujarnya.
Karena itu, tegas Manullang, siapapun yang jadi
presiden mendatang, rakyat harus bersatu mendukungnya.
"Sebab, hanya persatuan dan kesatuan rakyat yang mampu
membendung misi Amerika di Indonesia. Jangan sampai
Indonesia di-Irak-kan," ujarnya memberi pesan.
Indikasi dukungan AS terhadap salah satu capres,
sebenarnya sejak beberapa waktu lalu sudah muncul ke
permukaan. Amien Rais, kepada pers, pernah mengatakan
kekalahan dirinya dalam pilpres putaran pertama antara
lain karena yang dihadapi adalah kekuatan raksasa.
Ketua Umum PAN itu mengaku memperoleh banyak informasi
otentik bahwa AS membekingi salah satu capres. "Mereka
sudah menjalin kerja sama cukup matang. Saya menyadari
bahwa yang saya hadapi tidak main-main," kata Amien.
(M-1)
http://www.suarakarya.com/
__________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail - 50x more storage than other providers!
http://promotions.yahoo.com/new_mail
More information about the GMNI
mailing list