[Nasional] Re: [GMNI] Golput tidak bercelana?

donny gmni@polarhome.com
Tue Jan 13 10:36:00 2004


--0-1532252030-1073986506=:3123
Content-Type: text/plain; charset=us-ascii

saya pikir logika yang dikemukakan kawan-kawan dengan memberikan contoh "beli celana" atau "nonton bola" tidak bisa dijustifikasikan terhadap keberadaan GOLPUT ataupun kampanye GOLPUT. 
 
Alasan yang dikemukakan hendra (GmnI Balikpapan) tentang GOLPUT dengan analogi "sama saja dengan tidak bercelana" sulit dirasionalisasi . Karena celana kita bolong maka harus beli celana. Jika seperti itu saya pun bisa beranalogi, bagaimana jika celana yang dibeli itu menggigit kemaluan kita? bisa nggak punya kemaluan lagi kita nanti!
 
Yang jelas, menurut pendapat saya, untuk saat ini kampanye GOLPUT sangat penting bagi pendidikan politik masyarakat. Kampanye GOLPUT akan memberikan sekian pencerdasan dan pengkritisan bagi masyarakat terhadap Parpol, Capres/Cawapres.
 
Kampanye GOLPUT bagi saya adalah bagian dari demokrasi. Justru salah besar jika kemudian itu diartikan apolitis dan ademokrasi. Justru sebaliknya, kampanye GOLPUT (saat ini) adalah bagian penting dari proses demokrasi yang berlangsung sebagai kekuatan kontrol dan penyeimbang bagi kekuatan-kekuatan partai.
 
Kampanye GOLPUT justru berupaya menyelamatkan kualitas Pemilu 2004. Dan kampanye GOLPUT ini justru lebih efektif daripada mendirikan Lembaga Pemantau Pemilu dengan meminta dana dari founding luar negeri.
 
Lontaran mas Hinu yang menyuruh membuat partai politik sendiri yang tidak ikut Pemilu bagi saya tidak masalah jika masalahnya menyangkut ketidak percayaan kita terhadap Pemilu 2004 (dan menyangkut strategi kedepan). Tetapi masalahnya bukan itu, kita sepakat Pemilu 2004 adalah bagian dari proses demokrasi dan kedaulatan rakyat. Dan varian Pemilu seperti fenomena GOLPUT saat ini justru harus ditangkap dan diorganisir untuk menjadi media kontrol terhadap partai politik yang selalu memperalat konstituennya. 
 
Ini adalah salah satu cara, bukan strategi,  karena hanya mengupas pentingnya GOLPUT terhadap Pemilu 2004. Bisa jadi nanti di masa pemilu bukan GOLPUT cara yang dipakai sebagai pendidikan politik, bisa cara lain... entahlah kawan2 pasti pikirkan itu.
 
Jika harus mendirikan parpol sendiri yang nggak ikut Pemilu, saya sepakat aja (mas Hinu), tetapi ini harus bener2 dipikirkan karena menyangkut strategi. Toh, jika GmnI dilihat dari asas dan asas perjuangan sebenarnya kita nggak perlu mendirikan parpol sendiri.
 

---------------------------------
Do you Yahoo!?
Yahoo! Hotjobs: Enter the "Signing Bonus" Sweepstakes
--0-1532252030-1073986506=:3123
Content-Type: text/html; charset=us-ascii

<DIV>saya pikir logika yang dikemukakan kawan-kawan dengan memberikan contoh "beli celana" atau "nonton bola" tidak bisa dijustifikasikan terhadap keberadaan GOLPUT ataupun kampanye GOLPUT. </DIV>
<DIV>&nbsp;</DIV>
<DIV>Alasan yang dikemukakan hendra (GmnI Balikpapan) tentang GOLPUT dengan analogi "sama saja dengan tidak bercelana" sulit dirasionalisasi . Karena celana kita bolong maka harus beli celana.&nbsp;Jika seperti itu saya pun bisa beranalogi, bagaimana jika celana yang dibeli itu menggigit kemaluan kita? bisa nggak punya kemaluan lagi kita nanti!</DIV>
<DIV>&nbsp;</DIV>
<DIV>Yang jelas, menurut pendapat saya, untuk saat ini kampanye GOLPUT sangat penting bagi pendidikan politik masyarakat. Kampanye GOLPUT akan memberikan sekian pencerdasan dan pengkritisan bagi masyarakat terhadap Parpol, Capres/Cawapres.</DIV>
<DIV>&nbsp;</DIV>
<DIV>Kampanye GOLPUT bagi saya adalah bagian dari demokrasi. Justru salah besar jika kemudian itu diartikan apolitis dan ademokrasi. Justru sebaliknya, kampanye GOLPUT (saat ini) adalah bagian penting dari proses demokrasi yang berlangsung sebagai kekuatan kontrol dan penyeimbang bagi kekuatan-kekuatan partai.</DIV>
<DIV>&nbsp;</DIV>
<DIV>Kampanye GOLPUT justru berupaya menyelamatkan kualitas Pemilu 2004. Dan kampanye GOLPUT ini justru lebih efektif daripada&nbsp;mendirikan Lembaga Pemantau Pemilu dengan meminta dana dari founding luar negeri.</DIV>
<DIV>&nbsp;</DIV>
<DIV>Lontaran mas Hinu yang menyuruh membuat partai politik sendiri yang tidak ikut Pemilu bagi saya tidak masalah jika masalahnya menyangkut ketidak percayaan kita terhadap Pemilu 2004 (dan menyangkut strategi kedepan). Tetapi masalahnya bukan itu, kita sepakat Pemilu 2004 adalah bagian dari proses demokrasi dan kedaulatan rakyat. Dan varian Pemilu seperti fenomena GOLPUT saat ini justru harus ditangkap dan diorganisir untuk menjadi media kontrol terhadap partai politik yang selalu memperalat konstituennya. </DIV>
<DIV>&nbsp;</DIV>
<DIV>Ini adalah salah satu cara, bukan strategi,  karena hanya mengupas pentingnya GOLPUT terhadap Pemilu 2004. Bisa jadi nanti di masa pemilu bukan GOLPUT cara yang dipakai sebagai pendidikan politik, bisa cara lain... entahlah kawan2 pasti pikirkan itu.</DIV>
<DIV>&nbsp;</DIV>
<DIV>Jika harus mendirikan parpol sendiri yang nggak ikut Pemilu, saya sepakat aja (mas Hinu), tetapi ini harus bener2 dipikirkan karena menyangkut strategi. Toh, jika GmnI dilihat dari asas dan asas perjuangan sebenarnya kita nggak perlu mendirikan parpol sendiri.</DIV>
<BLOCKQUOTE class=replbq style="BORDER-LEFT: #1010ff 2px solid; MARGIN-LEFT: 5px; PADDING-LEFT: 5px">&nbsp;</BLOCKQUOTE><p><hr SIZE=1>
Do you Yahoo!?<br>
Yahoo! Hotjobs: <a href="http://pa.yahoo.com/*http://us.rd.yahoo.com/hotjobs/mail_footer_email/evt=21482/*http://hotjobs.sweepstakes.yahoo.com/signingbonus">Enter the "Signing Bonus" Sweepstakes</a>
--0-1532252030-1073986506=:3123--