[Karawang] [Nasional] Doktor dari Malaysia Diduga Terlibat Bom Bali

karawang@polarhome.com karawang@polarhome.com
Tue Nov 12 01:36:07 2002


-----------------------------------------------------------------------
Mailing List "NASIONAL"
Diskusi bebas untuk semua orang yang mempunyai perhatian terhadap
Kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
-----------------------------------------------------------------------
BERSATU KITA TEGUH, BERCERAI KITA RUNTUH
-----------------------------------------------------------------------
SUARA PEMBARUAN DAILY
----------------------------------------------------------------------------
----

Doktor dari Malaysia Diduga Terlibat Bom Bali

DENPASAR - Bom yang meledak di Legian, Bali diduga dirakit oleh tiga orang.
Selain Amrozy yang sudah ditangkap dan menjadi tersangka, dua orang lainnya
adalah Imam Samudra, dan seorang lagi bergelar doktor dari Johor, Malaysia.

Sumber Pembaruan di Mabes Polri, Senin (11/11) mengatakan bahwa Imam Samudra
adalah seorang insinyur. Selain diduga terkait dengan sejumlah peledakan di
Jakarta, dia dikenal ahli dalam perakit bom, dan pernah belajar di
Afghanistan. Pihak tim investigasi Bom di Bali menduga kuat dia ikut merakit
yang meledak di Bali.

Seorang lagi adalah warga negara asing, tetapi dia belum dikenal baik oleh
Amrozy. Sekarang pihak kepolisian memburu keduanya. Namun sejauh ini masih
berusaha untuk menelusuri identitas dan keberadaan keduanya.

Menurut sumber itu, Amrozy, yang di kalangan organisasi Jemaah Islamiyah di
Malaysia dikenal dengan panggilan Rozy, mengakui perakit bom ada tiga orang.
Namun seorang yang bergelar doktor itu, tidak diketahui namanya. Imam
Samudra, dalam pengakuan Rozy, menyebutkan bahwa orang itu adalah kawannya
dari Johor, Malaysia.

Pihak kepolisian menduga orang tersebut adalah anggota organisasi Jemaah
Islamiyah di Malaysia, dan mengajar di sebuah universitas di negeri itu.
Untuk pelacakan, pihak kepolisian Indonesia akan meminta Interpol Malaysia
untuk menyelidikan hal itu dan menangkap yang bersangkutan.



Namun pihak juru bicara Tim Investigasi Mabes Polri, Brigjen Pol Drs Edward
Aritonang, yang dihubungi Senin (11/11) mengatakan pihaknya masih mencari
bukti kemungkinan terlibatnya orang asing. Keterangan Amrozy tentang hal itu
masih terus dikembangkan. Yang pasti, kata dia, Amrozy mengakui bahwa
perakit dari bom itu antara lain adalah Ir. Imam Samudra.

Amrozy sendiri, kata Aritonang, memberikan banyak informasi tentang
peledakan bom di Bali. Namun mengenai lokasi pertemuan untuk merencanakan
peledakan ini, dia belum mau menjelaskan secara rinci. Meskipun ada dugaan
hal itu dilakukan di suatu tempat di Solo, Jawa Tengah, pihak penyidik masih
mengumpulkan bukti untuk memastikannya.

"Informasi tersebut, kami sedang klarifikasi," kata Aritonang. Dan
ditambahkan bahwa hal itu juga mengenai dugaan Abu Bakar Ba'asyir ikut
terlibat dalam kasus peledakan di Bali.

Sumber di Polda Bali menyebutkan bahwa Amrozy bersama beberapa temannya,
termasuk adiknya selama berada di Bali sebelum peledakkan di Legian. Mereka
masuk Bali membawa bahan peledak ke Denpasar dari Surabaya pada tanggal 8
Oktober. Bahan peledak tersebut dibawa dengan dua kendaraan, satu di
antaranya mobil Mitsubishi L-300 yang digunakan sebagai bom mobil.

Di Bali kegiatan merakit bom dilakukan di tiga tempat, satu di rumah sewaan
di Jalan Gatot Subroto D-II, kemudian di sebuah losmen di Kota Denpasar, dan
di satu tempat lagi yang tidak dikenal Amrozy. Kemungkinan di kawasan
perumnas.

Tempat terakhir, menurut Amrozy, tidak dia kenal, karena pada waktu tengah
malam, ketika dia datang bersama Imam Samudera. Amrozy juga belum bisa
menjelaskan apakah perakitan di tiga tempat ini, menandakan sebagai tiga
tempat yang diledakkan yaitu di Kafe Sari Club, Peddy's dan kawasan Renon.
Tersangka hanya menyebutkan bahwa dia ikut merakit bom yang dibuat di
kawasan rumah sewaan di Jalan Gatot Subroto.

Mengenai bom yang sudah dirakit itu yang diledakkan di tiga tempat, juga
tidak diketahui dengan pasti siapa yang membawanya. Yang dia ketahui adalah
tiga saudaranya, Muhammad Gufron, Ali Imron, dan Ali Fauzi yang sampai saat
ini masih buron.


Periksa Ba'asyir

Dari Jakarta dilaporkan bahwa pihak kepolisian akan memeriksa pengasuh
pondok pesantren Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Abu Bakar Ba'asyir, berkaitan
dengan pengakuan tersangka Amrozy. Kapolri, Jenderal Da'i Bachtiar,
mengatakan, pemeriksaan itu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan Ketua
Majelis Mujahidin itu dengan Amrozy.

Ditemui sebelum rapat kerja dengan Komisi I DPR, Senin (11/11) Kapolri tidak
banyak berkomentar. Dia mengatakan bahwa sedikitnya tiga dari dua saudara
Amrozy yang diduga terlibat kasus bom Bali diperkirakan masih di wilayah
Jawa Timur. Mereka yang diburu polisi adalah Gufron (kakak kandung Amrozy),
Ali Imron (adik kandung Amrozy), dan Mubaroq Ustadz di Ponpes Al Islam.

Dalam rapat kerja itu Kapolri mengemukakan bahwa kelompok Amrozy telah
melakukan empat kali pertemuan di Solo, sebelum peledakan bom di Bali.
Pertemuan itu terjadi pada awal September 2002. Dan disebutkan sejumlah nama
yang datang dalam pertemuan. Berdasarkan analisis kepolisian, diduga ada
sembilan orang yang terkait peledakan bom di Bali, di antaranya Imam
Samudra.

Kapolri juga mengungkapkan, berdasarkan hasil penyelidikan, bom di Bali
adalah bom bobil yang diledakkanga dengan alat kendali mengunakan telepon
genggam jenis Nokia 5510. Polisi juga menemukan barang bukti di antaranya
sejumlah compact disk (CD) yang berisi data-data yang terkait dengan
aktivitas Amrozy.

"Setelah kami tanyakan ke yang bersangkutan, dia tidak bisa mengelak lagi.
Juga sudah kami cek ulang dengan informasi dari luar negeri, karena Amrozy
sudah beberapa kali pergi ke Singapura, Malaysia, bahkan sampai ke
Thailand," kata Kapolri.

Kapolri juga membantah bahwa penyidikan polisi berdasarkan informasi dari
pihak luar. Hasil itu berdasarkan hasil di lapangan. Berdasarkan analisis
itu, Kapolri mengungkapkan bahwa kelompok Amrozy ini membuat konsep
"Nusantara". Jaringan mereka sampai ke Thailand Selatan, Semenanjung
Malaysia, Filipina, Sulawesi dan Sumatra.

Beberapa dari kelompok ini sudah dikejar aparat kepolisian, namun sebagian
melarikan diri ke luar negeri. Tetapi ada juga yang masih bisa terpantau dan
berada di dalam negeri.

(U-2/137/G-5/O-1)
----------------------------------------------------------------------------
----
Last modified: 11/11/2002

-------------------------------------------------------------
Info & Arsip Milis Nasional: http://www.munindo.brd.de/milis/
Nasional Subscribers: http://mail2.factsoft.de/mailman/roster/national
Netetiket: http://www.munindo.brd.de/milis/netetiket.html
Nasional-m: http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-m/
Nasional-a:  http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-a/
Nasional-e:  http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-e/
------------------Mailing List Nasional------------------