[Karawang] MI: Simbol Kerukunan Umat di Timtim

karawang@polarhome.com karawang@polarhome.com
Sun Nov 17 06:00:13 2002


Masjid An'nur Kampung Alor Simbol Kerukunan Umat di Timtim

    SALAT DI MASJID TUA: Sejumlah jamaah warga Kashmir, Senin, melakukan salat
di masjid tua berusia sekitar 600 tahun. Masjid Jamia tersebut berrada di
Srinagar, ibu kota Kashmir.

UMAT Islam Timor Timur telah bersepakat mengundang dua pemimpin umat Katolik
Timtim, Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo dan Uskup Basilio do Nascimento untuk
buka puasa bersama di Masjid An'nur, kawasan Kampung Alor, Distrik Dili.

PRESIDEN United Islamic Centre of East Timor (Unicet), Muhammad Iqbal Menezes di
Dili, Timtim, Senin, mengatakan hal itu dilakukan sehubungan tekad umat Islam di
negara yang baru itu untuk menjadikan bulan suci Remadhan sebagai bulan
kerukunan dan solidaritas antarumat beragama.

"Kami telah bertekad dan memutuskan mengundang Uskup Belo dan Uskup Basilio
untuk buka puasa bersama di Masjid An'nur Kampung Alor. Semua umat muslim
menyatakan akan ambil bagian secara aktif pada kesempatan itu," katanya.

Dia mengatakan, jadwal pasti buka puasa bersama antara umat Muslim Timtim dengan
dua uskup Gereja Katolik di Timtim itu belum ditetapkan karena sampai hari ini
dua pemimpin agama itu masih berada di luar negeri.

Menurut informasi, Uskup Belo dan Uskup Basilio pada saat ini berada di Vatikan
dalam rangka kunjungan Ad limina yakni sebuah pertemuan antara para uskup dengan
Sri Paus Yohanes Paulus II sebagai bukti kesetiaan uskup kepada pemimpin Gereja
Katolik sedunia.

Dua uskup ini menurut rencana tiba di Timtim pada minggu keempat November. 
Dan diharapan acara buka puasa bersama berlangsung pada satu hari dalam pekan
keempat November.

Seorang tokoh muslim setempat, Hassan Basri, menjelaskan, umat Muslim Timtim
ingin menjadikan buka puasa bersama para pemimpin dan tokoh agama Katolik,
Kristen Protestan dan Budha di Timtim sebagai sebuah tradisi untuk membangun dan
memperkuat semangat solidaritas antarumat beragama.

Dia menjelaskan, penentuan tempat buka puasa yakni di komplek Masjid An'nur itu
sangat tepat karena masjid ini merupakan simbol kerukunan antarumat beragama di
Timtim.

Pada 1944, ketika umat Muslim di Kampung Alor berencana membangun Masjid An'nur,
pemimpin umat Katolik Dioses Dili saat itu Uskup Jaime Garcia Goulart memberikan
sumbangan material bangunan berupa batu bata untuk masjid ini.

Dalam proses pembangunan masjid, lanjutnya Uskup Jaime Goulart sering
menyempatkan diri datang mengunjungi komunitas Islam di sini sekaligus melihat
pekerjaan para tukang bangunan masjid itu.

Kerukunan hidup antarumat beragama ketika itu merupakan pilar kuat bagi
pembinaan kerukunan antarumat beragama khususnya Katolik dengan Islam sampai
hari ini.

Solidaritas Katolik dengan Islam pada 1944 itu dilanjutkan dan dikembangkan oleh
Uskup Belo sejak 1994, yakni pada setiap kesempatan Idul Fitri, Uskup Belo
meluangkan waktu datang ke Masjid An'nur dan bersilaturahmi dengan ko munitas
Islam di sini.

"Sampai kini, umat Muslim sering bertemu Uskup Belo untuk bertukar pikiran
mengenai masalah kerukunan hidup antarumat beragama dan berbagai masalah
pembangunan," katanya.

Dia berharap, dua uskup Timtim bersama para pemimpin Gereja Kristen Protestan
dan pemuka umat Budha dapat memenuhi undangan komunitas Muslim untuk buka puasa
bersama pada minggu keempat November nanti.

* * * * * * *

Pelaksaan ibadah puasa berlangsung damai

Komunitas Islam Timor Timur kini sedang melaksanakan puasa bulan suci Ramadan
dalam suasana aman dan damai tanpa mengalami hambatan berarti seperti yang
dikhawatirkan selama ini.

Hal itu disampaikan Presiden Unicet Muhammad Iqbal Menezes, di Dili, Timtim,
Senin, sehubungan dengan pelaksanaan puasa bulan suci Ramadan oleh umat Islam di
negara yang baru itu.

"Semua orang boleh menyaksikan komunitas Islam di sini dalam melaksanakan puasa
Ramadhan. Kami berpuasa dalam keadaan aman dan tertib padahal sebelum mulai
berpuasa pada 6 November lalu, banyak umat yang khawatir kalau umat Islam di
sini tidak dapat berpuasa secara aman dan damai," katanya.

Dia mengakui, sebelum menapaki bulan suci Ramadan, cukup banyak umat Muslim di
wilayah Kampung Alor, Distrik Dili yang merasa khawatir akan keamanan berpuasa.
Jangan sampai ada oknum tertentu berupaya mengacaukan ibadah puasa umat Muslim
di sini, khususnya ketika umat Islam melaksanakan shalat tarawih.

Namun kenyataannya, setelah beberapa hari berpuasa, umat Islam di sini merasa
ada ketenangan dalam beribadah puasa.

Tarwih tanpa ceramah

Dia menjelaskan, puasa umat Islam di sini tidak disertai ceramah agama pada
malam hari sebagai sebuah tradisi Islam pada bulan suci Ramadan. "Kami hanya
melaksanakan salat tarawih dan setelah itu kembali ke rumah masing-masing,"
katanya.

Umat Islam di Timtim tidak mengadakan ceramah agama karena pertimbangan keamanan
umat setelah pulang dari masjid atau musola pada malam hari.

Ditambahkan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bersama maka
pimpinan umat Islam di sini memutuskan umat Islam hanya melaksanakan salat
tarawih.

Seorang tokoh muslim lainnya, Marlim da Silva mengatakan, pelaksanaan ibadah
puasa umat Islam di sini disesuaikan dengan tradisi berpuasa umat Islam di
Indonesia.

"Dalam melaksanakan puasa, kami menyesuaikan diri dengan saudara-saudara umat
Muslim di Indonesia. Karena itu kami selalu melakukan kontak dengan umat Muslim
di Indonesia agar dapat buka puasa sesuai waktu yang ditetapkan khususnya
mengikuti tanda waktu Indonesia bagian timur," katanya.

Dia menambahkan, ketika menentukan hari pertama puasa umat Islam di Timtim
menyesuaikan diri dengan umat Islam di Indonesia. Dalam hal ini, peranan media
massa televisi dan radio yang disiarkan dari wilayah Indonesia sangat penting
bagi umat Islam di sini untuk menyesuaikan waktu puasa.

Setiap hari umat Muslim di sini menyetel pesawat televisi dan radio untuk
mendengar dan mengetahui tanda waktu dimulainya puasa umat Islam di Indonesia.
Umat Islam di Timtim selalu menyesuaikan diri.

Jumlah umat Islam di Timtim sebanyak 904 jiwa yang terdiri atas 650 jiwa Muslim
kelahiran Timtim. Sedangkan 254 jiwa lainnya berasal dari Indonesia dan
negara-negara lainnya yang bertugas di sini sebagai anggota Misi PBB untuk
Timtim (UN-MISSET). (Ant/OL-01)