[Karawang] [Nasional] Masalah Islam dan Terorisme (1)

karawang@polarhome.com karawang@polarhome.com
Mon Nov 25 01:26:27 2002


-----------------------------------------------------------------------
Mailing List "NASIONAL"
Diskusi bebas untuk semua orang yang mempunyai perhatian terhadap
Kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
-----------------------------------------------------------------------
BERSATU KITA TEGUH, BERCERAI KITA RUNTUH
-----------------------------------------------------------------------
Jawa Pos
Senin, 25 Nov 2002

Masalah Islam dan Terorisme (1)
Kesalehan Radikal Atau Profetik
Oleh Abdul Munir Mulkhan

Radikalisme disertai kekerasan akan semakin meluas ketika muncul kepercayaan
mileniaris tentang janji-janji surgawi. Inilah bagian ketiga tulisan tentang
radikalisme dalam Islam yang ditulis dosen pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga
Jogjakarta, Abdul Munir Mulkhan.

Keberagamaan yang bersumber dari doktrin yang disusun pada era skolastik
paling rentan dalam setiap perubahan sosial yang semakin cepat dan sering
terperangkap radikalisme disertai kekerasan. Kedamaian Islam dan cinta kasih
Katolik atau Protestan lebih banyak tampil dalam situasi stabil sepanjang
tafsir pemeluk agama itu sendiri. Di dalam situasi kritis, paham yang
berbeda dan pemeluk agama lain mudah ditempatkan sebagai ancaman.
Radikalisme disertai kekerasan sering muncul dalam situasi seperti ini, di
mana kesalehan keagamaan dipandang berada dalam ancaman dari segala penjuru.

Radikalisme disertai kekerasan akan semakin meluas ketika muncul kepercayaan
mileniaris tentang janji-janji surgawi di masa depan yang hanya
diperuntukkan mereka yang saleh. Radikalisme kemudian berubah menjadi
gerakan revolusioner yang dengan segera hendak mengubah keadaan sepanjang
keyakinan dan pemahaman pendukungnya sendiri. Gerakan revolusioner ini
biasanya akan menampilkan tokoh karismatik yang diyakini memperoleh mandat
dari sumber kekuatan supernatural. Sepanjang krisis yang muncul belum
teratasi, radikalisme disertai kekerasan yang membagi dunia secara hitam dan
putih lebih menarik simpati orang-orang yang kehilangan harapan.

Dalam setiap perubahan besar, akibat bencana alam atau modernisasi
industrial dan pergantian kekuasaan yang mengusung nilai-nilai baru,
radikalisme pemeluk agama besar dunia lebih mudah terpancing. Bentuk dan
pola radikalisme muncul beragam dari yang mentahbiskan diri sebagai pembawa
panji keselamatan melalui berbagai aksi dan tindak kekerasan menghancurkan
semua yang berbeda dan lain dari dirinya. Sebagian lagi memilih uzlah atau
mengisolasi diri agar tak tercemar dosa. Kelompok penengah biasanya lahir
membaiat diri sebagai pemegang amanah bagi pelurusan tatanan sosial yang
dekaden melalui aksi-aksi yang lebih persuasif.

Ketiga kelompok tersebut -dalam penelitian Bryan R. Wilson di negeri dan
bangsa berkembang yang sedang bergolak- memiliki pandangan berbeda terhadap
situasi sosial yang mereka hadapi dan bagaimana mereka mengambil peran.
Gejala serupa bisa dilihat dari laporan penelitian Karl D. Jackson tentang
gerakan pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, seperti halnya pemberontakan
kaum petani Banten terhadap pemerintah kolonial di akhir abad ke-19 dalam
laporan penelitian Sartono Kartodirdjo. Fenomena ini pulalah yang muncul ke
permukaan bersamaan dengan keruntuhan Orde Baru di bawah pemerintahan
Soeharto pada 21 Mei 1998 lalu.

Gejala sosial tersebut di atas bukan hanya muncul dan dialami komunitas
muslim, tetapi juga dialami komunitas pemeluk semua agama dan setiap
masyarakat yang mengalami suatu perubahan besar. Namun, yang banyak kurang
disadari adalah bahwa radikalisme selalu merupakan reaksi yang segera pudar
begitu krisis usai atau elite baru karismatik telah lahir dan menyelesaikan
tugasnya. Muncullah kemudian suatu tatanan baru dalam sistem nilai yang
terlembaga dan sistem serta aturan secara relatif berlaku.

Di sisi lain, krisis tersebut di atas akan menimbulkan sikap saling curiga,
pudarnya kepercayaan sosial, dan konflik berkepanjangan tanpa ujung pangkal.
Dalam situasi ini, setiap pihak berusaha bertahan dan memperkuat diri dengan
doktrin dan nilai-nilai lama yang pernah berlaku efektif. Muncullah gerakan
revivalisme romantik yang dengan mudah mereproduksi nilai-nilai dan ajaran
agama dari kitab suci sebagai referensi tindakan sesuai tafsirnya sendiri.
Di sini, beberapa doktrin yang sebelumnya kehilangan makna, kini dicoba
dihidupkan kembali.

Dalam khazanah Islam, teks hadits: "man ra-a minkum munkaran fayughoyyirhu
biyadihi, wa man lam yastathi’u fabilisa-nihi, wa man lam yastathi’u
fabiqalbihi, fadza-lika adl’a-ful i-ma-ni" merupakan salah satu sumber
doktrin favorit selain doktrin jihad dan mati syahid. Secara umum hadits itu
berarti: "barang siapa melihat kemungkaran hendaklah memberantas dengan
tangan atau kekuatan, jika tidak mampu maka dengan perkataan, jika tidak
mampu maka dengan hati, dan itulah pertanda selemah-lemah iman." Tindakan
atau keadaan yang tergolong munkar, maksiat, atau tak islami meliputi segala
sesuatu yang tidak sesuai agama atau paham islamnya seseorang. Memberantas
dengan tangan atau kekuatan bisa berarti dengan kekerasan seperti merusak
tempat atau memukul pelaku perjudian dan pelacuran, minuman keras, dan
hal-hal maksiat lainnya. Mereka yang tidak memberantas dengan kekerasan akan
tergolong orang yang imannya lemah atau kurang taat pada ajaran Islam.

Penguasa politik yang paham Islamnya, paham Katolik, atau Protestannya
berbeda, apalagi agamanya berbeda, mudah ditempatkan sebagai kemungkaran dan
maksiat yang wajib dihancurkan, diberantas, bahkan dimakzulkan. Kebijakan
politik penguasa yang demikian itu dengan gampang ditempatkan sebagai
ancaman bagi kelestarian keyakinan agama seperti ancaman dari perbedaan
agama dan paham keagamaan. Karena itulah, kekerasan atas nama agama atau
Tuhan selalu muncul di sepanjang sejarah bangsa-bangsa di dunia seperti di
Irlandia Utara, Inggris, dan di negeri ini sejak DI/TII hingga Komando
Jihad. Terlepas apakah gejala itu muncul akibat rekayasa pihak intelijen
atau kekuatan yang tak menyukai Islam atau agama lain. Namun, rekayasa itu
hanya berhasil sepanjang secara internal ada potensi yang mendukungnya.
(Bersambung)





-------------------------------------------------------------
Info & Arsip Milis Nasional: http://www.munindo.brd.de/milis/
Nasional Subscribers: http://mail2.factsoft.de/mailman/roster/national
Netetiket: http://www.munindo.brd.de/milis/netetiket.html
Nasional-m: http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-m/
Nasional-a:  http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-a/
Nasional-e:  http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-e/
------------------Mailing List Nasional------------------