[Karawang] [Nasional] Agama bukan Alat Manipulasi

karawang@polarhome.com karawang@polarhome.com
Mon Sep 16 23:24:04 2002


-----------------------------------------------------------------------
Mailing List "NASIONAL"
Diskusi bebas untuk semua orang yang mempunyai perhatian terhadap
eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
-----------------------------------------------------------------------
STOP Exodus TKI !!  STOP Exodus bangsa kita  !!   STOP Exodus TKI !!
-----------------------------------------------------------------------
Agama bukan Alat Manipulasi

KONON di negara-negara Barat banyak orang meninggalkan agama resmi yang
diatur secara institusi formal. Pada mulanya harapan mereka agama dijadikan
sumber kekuatan untuk melayani dan membina manusia menjadi manusia yang
berkualitas. Dengan demikian mereka dapat membina hidup bahagia secara
individu dan harmonis dalam kebersamaannya di masyarakat. Dalam
kenyataannya banyak orang kecewa karena institusi agama itu dijadikan alat
untuk menguasai dan memanipulasi manusia.

Agama seharusnya dapat dijadikan kekuatan untuk memberikan kesejukan rohani
kepada pemeluknya. Dengan kesejukan rohani itu manusia dapat menata
hidupnya di dunia ini menjadi semakin baik dan lebih mulia. Meskipun banyak
yang meninggalkan agama resmi, mereka tetap percaya pada Tuhan.
Kepercayaannya kepada Tuhan itu secara individu dijadikan kekuatan untuk
didayagunakan menopang hidupnya untuk berbuat nyata, saling menolong dengan
sesama mengatasi berbagai persoalan hidup.

Agama sebagai karunia Tuhan jangan dijadikan media untuk menguasai dan
memanipulasi umat penganut. Oknum-oknum yang menguasai institusi agama itu
janganlah bagaikan penguasa untuk menjadikan paradigmanya sendiri sebagai
sesuatu yang paling benar. Lebih-lebih dalam ajaran Hindu menyediakan
banyak pilihan untuk mengembangkan kepercayaan dan bhaktinya kepada Tuhan.
Institusi agama hanya sebagai mediator dan fasilitator dalam kehidupan
beragama. Agama sebagai sabda Tuhan memiliki dimensi yang tidak terbatas.
Umat harus dijamin kemerdekaannya untuk menjangkau dimensi yang sangat luas
dari sabda Tuhan itu sesuai dengan kemampuan masing-masing umat. Jangan ada
oknum di jajaran institusi agama sepertinya lebih pintar dari Tuhan. Para
pemimpin di institusi agama hendaknya memfasilitasi agar umat menemukan
sendiri jalan yang paling pas bagi dirinya dalam pendakian spiritualnya.
Pilihan umat mungkin saja ada yang berbeda dengan pilihan jalan spiritual
pemimpin institusi agama yang bersangkutan. Dalam hal ini pimpinan
institusi agama harus merasa bangga dan merasa berhasil karena telah mampu
memfasilitasi umat menemukan sendiri jalan yang dianggap paling cocok
dengan dirinya.

Pilihan jalan spiritual yang ditempuh oleh pemimpin institusi agama jangan
dipompakan kepada umat. Karena bukan itu fungsi institusi agama diadakan.
Janganlah kehendak pemimpin itu direkayasa sebagai kehendak agama. Pemimpin
agama itu hendaknya membeberkan secara jujur semua jalan spiritual yang
ditunjukkan oleh kitab suci. Selanjutnya umat diberikan kemerdekaan untuk
memilihnya. Janganlah menggunakan institusi agama untuk mereka yasa selera
spiritual penguasa agar diikuti oleh umat tidak berdasarkan kemurnian hati
nuraninya. Karena ada kalanya institusi agama dijadikan alat untuk membina
pengikut agar oknum penguasa itu merasa punya banyak pengikut untuk
melanggengkan kekuasaannya. Bagi mereka yang mengikuti selera penguasa itu
akan mendapat berbagai fasilitas yang dikuasai oleh sang penguasa. Cara
membina kehidupan beragama seperti itu dapat menghilangkan semangat umat
untuk mendaya gunakan ajaran agamanya menemukan jalan hidup yang lapang
menuju pantai bahagia.

Kalau agama yang dianut tidak memberikan mereka jalan yang lapang maka
agama akan dirasakan sebagai beban hidup yang memberatkan. Kalaupun mereka
kelihatannya beragama namun hal itu dilakukan hanya untuk mendapatkan akses
sosial semata. Institusi yang memiliki akses menangani kehidupan beragama,
baik institusi pemerintah maupun yang nonpemerintah hendaknya jangan
menjadikan institusi itu sebagai alat untuk menguasai umat agar beragama
menurut kehendak pribadi pemegang institusi tersebut. Bahkan sebaliknya
kehendak institusi itu adalah sebagai wujud dari kehendak umat. Dalam kitab
Arthasastra dinyatakan bahwa kehendak rakyatlah hendaknya menjadi kehendak
pemimpin. Hal ini wajib dilakukan untuk tetap menjaga agar jangan umat
meninggalkan agama resmi yang diatur secara institusional formal.

Umat jangan dibuat takut karena kekuasaan institusi. Karena pada hakekatnya
institusi agama itulah sebagai alat untuk melayani umat mewujudkan aspirasi
spiritualnya dalam kehidupan ini. Meskipun umat tetap berada dalam koridor
institusi agama, institusi agama itu bukan sebagai penghalang bagi umat,
bahkan justru sebagai alat untuk melindungi kemerdekaannya beragama.
Sesuatu yang didapatkan karena pilihan sendiri jauh lebih dapat memberikan
kebahagiaan dari pada disuapi oleh orang lain. Lebih-lebih menyangkut
masalah kerohanian yang tentunya sangat sulit untuk diseragamkan. 

(Bali Post, Selasa, 17 September 2002)
-------------------------------------------------------------
Info & Arsip Milis Nasional: http://www.munindo.brd.de/milis/
Nasional Subscribers: http://mail2.factsoft.de/mailman/roster/national
Netetiket: http://www.munindo.brd.de/milis/netetiket.html
Nasional-m: http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-m/
Nasional-a: http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-a/
Nasional-f:http://www.polarhome.com/mailman/listinfo/nasional-f
------------------Mailing List Nasional----------------------