[Karawang] [Fwd: [Nasional] RONDANG ERLINA MARPAUNG : JEJAK JEJAK KENANGAN ( 1
)]
karawang@polarhome.com
karawang@polarhome.com
Sun Feb 2 23:25:24 2003
-------- Original Message --------
Betreff: [Nasional] RONDANG ERLINA MARPAUNG : JEJAK JEJAK KENANGAN ( 1 )
Datum: Sat, 1 Feb 2003 20:11:23 +0100
Von: "NYALA BACEH" <nyala@swipnet.se>
Rückantwort: national@mail2.factsoft.de
An: <national@mail2.factsoft.de>
-----------------------------------------------------------------------
Mailing List "NASIONAL"
Diskusi bebas untuk semua orang yang mempunyai perhatian terhadap
Kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
-----------------------------------------------------------------------
BERSATU KITA TEGUH, BERCERAI KITA RUNTUH
-----------------------------------------------------------------------
JEJAK JEJAK KENANGAN ( l )
(0leh: Rondang Erlina Marpaung)
TIBA-TIBA aku tersentak dari tidurku. Seruan-seruan itu masih terngiang-
ngiang di telingaku ,seolah aku berada di lapangan olahraga Senayan Jakarta :
- Hidup Bung Karno! Hidup Bung Karno!" Gelombang massa dari berbagai
aliran, anak-anak muda, anak anak remaja dari berbagai sekolah dan universitas,
berkumpul - berbaur menjadi satu - memperingati dan merayakan Hari
Kebangkitan Nasional. Siapa nyana akan terlintas di kepala manusia-manusia
Indonesia bahwa saat ini tahun 2001 tanggal 6 Juni Bung Karno genap berusia
100 tahun. Hatiku bergetar, aku tidak lagi bisa tidur, aku gelisah , aku
berpikir
dan aku ingin berteriak kepadamu Indonesia dan kepada dunia dan bagi siapa
saja yang bisa mendengarkan:
-Dengarlah , ceritaku. Bung Karno pada zaman genenerasiku punya
arti
yang penting dan bersejarah dan ia tak akan mungkin kembali lagi. Sebuah
kenangan berbunga-bunga tentang sebuah era yang telah melahirkan sebuah
kenangan emas bagi anak-anak remaja, angkatan muda. Hari Sumpah Pemuda di
lapangan Ikada, beliau berdiri dekat podium bagaikan seorang bapak, penuh kasih
sayang menatap kami, anak-anak SMP , SMA dan Mahasiswa. Suaranya lantang
berseru : - Ingatlah, anak-anakku. Kalian adalah generasi penerus bangsa.
Gantungkan cita-citamu setinggi bintang di langit ..!" Atau pada saat penurunan
bendera sang Saka Merah Putih pada sore hari dalam memperingati hari kemer-
dekaan 17 Agustus. Dengan penuh perhatian beliau mendengarkan kami menguman-
dangkan lagu-lagu kemerdekaan al. "Satu Nusa Satu Bangsa", "Berkibarlah
Benderaku". Koor dipimpin oleh Pak Soedjasmin ( dosen Akademi Seni
Musik di Jokja, dosen ini kemudian ditarik ke Polri Pusat Jakarta - memimpin
orkes musik kepolisian dan koor). Bung Karno nampak senyum gembira ,
beliau berkata pada kami: - Bagus anak-anakku, terima kasih.
Belajarlah baik-baik anak-anakku, nasib ibu pertiwi ada di tangan kalian ..".
Dan sementara itu dari jendela samping Istana Merdeka , tampak Megawati yang
masih kecil bersama -sama saudara-saudaranya menyaksikan kami menyanyi
- koor -mengumandangkan lagu-lagu kebangsaan..... dan bendera
Sang Saka pun turunperlahan-lahan dari tiang bendera peninggalan VOC..
Kami anak-anak dari berbagai umur , berbagai tingkat pendidikan berkecimpung
dalam berbagai kegiatan sastra dan seni. Kami haus ilmu. Betapa tidak! Bung
Karno dalam pidatonya bercerita: ...Aku membaca buku Karl Marx, aku
membaca buku penyair terkenal, aku membaca buku filosof terkenal . --- dan aku
berbicara dengan mereka...!" Aku terkesima, aku menjadi kutu buku, demikian
juga teman-temanku. Kata-kata Bung Karno telah menghipnoptis kami generasi muda.
Berbagai perpustakaan ada di mana-mana dan membuka kedua pintu bagi kami.
Anak-anak memilih sendiri buku apa yang mereka sukai.
TERBACA olehku sebuah buku saku tentang Hitler. Dia banyak membunuh
orang Jahudi di kamp-kamp. Orang-orang Jahudi kelaparan, menangkap tikus
dari tumpukan sampah yang menggunung di kamp konsentrasi itu.. Langsung
mereka menangkap - menyobek dan memakannya hidup-hidup. Mulut-mulut
orang-orang Jahudi yang menyantap tikus hidup itu berlumuran darah segar tikus.
Santapan istimewa. Dan daging tikus itu telah memperpanjang hidup mereka untuk
sementara. Wajah mereka senyum ceria. Kemudian di Swedia aku pernah
mendengar dari seorang rekan Swedia bahwa di Jerman ada penelitian tentang
Hitler.
Sampai di mana penelitian itu tidak jelas, tapi ada analisis permulaan bahwa
Hitler
sendiri adalah orang Jahudi. Mengapa dia membenci dan membasmi orang Jahudi.
Karena masa kanak-kanaknyalah yang membantai dia menjadi buas. Bapanya
selalu memukuli dia. Dan apapun yang dia lakukan selalu salah kata bapanya.
Dan ibunya tidak berani membela dan melindungi Hitler anak kandung yang
sangat disayanginya. Kemudian dalam perjalanan hidupnya, Hitler menyimpan
dendam dan membenci orang-orang Jahudi - karena orang-orang Jahudi tak
ada satupun yang membela dia ..
BAHASA Indonesia itu memang bagus dan indah menurut pendapatku. Aku menyukai
dan memperhatikan bahasa Indonesia ketika aku duduk di Sekolah Dasar kelas tiga.
Ibu guru sering bercerita di depan kelas dan kemudian satu persatu kami dapat
giliran untuk bercerita di depan kelas dengan cerita pilihan sendiri dan harus
menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Ibu guru juga memberi pelajaran tentang
arti perumpamaan dan peribahasa yang menurut pendapatku sangat hebat..
Setelah Bu Guru menjelaskan arti peri bahasa itu, kami semua disuruh menulis
sebuah
karangan tentang peribahasa yang sudah dijelaskan oleh guru. Salah satu di
antaranya adalah "Jika takut dilimbur pasang, jangan berumah di tepi pantai".
Pribahasa ini memberi semangat bagiku -merupakan filsafat hidup dan cemeti
dalam melanjutkan dan mengembangkan karier yang sudah kutempuh. hingga kini.
Kelas empat sekolah dasar aku punya geng membaca (begitu aku menyebutnya)
bersama teman- temanku Yuliette Situmorang dan Tien Tobing. Kami bertiga
saling menceritakan buku apa yang kami baca. Kalau sedang libur kami
berkirim-kiriman surat dengan menggunakan nama samaran menurut nama
tokoh dalam buku yang kami baca.
Bapaku juga ikut-ikut meningkatkan bahasa Indonesianya. Aku berdebat dengan
bapaku soal bahasa Indonesia. Aku pulang dari sekolah langsung melayangkan
sebuah pertanyaan pada ayahku : Pa, kuda itu melompat-lompat dengan kaki
belakangnya, dan kaki depannya mengais-ngais sambil mengeluarkan suara,apa
amanya itu? Kuda...!" Dengan penuh perhatian aku memandang padanya.
Ayahku langsung menjawab : - Kuda berkerinjat..!" - Salah, jawabku,
guru bilang kuda itu meringkik !" - Berkerinjat..jat..jat, kan boleh juga",
jawab ayahku lagi. - Tidak", jawabku, salah, itu bukan bahasa Indonesia...!
Pada suatu hari ayahku pulang membawa sebuah buku yang besar dan tebal
tentang peristiwa peristiwa di Indonesia dalam bahasa Belanda. Besar dan
tebalnya seperti sebuah ensiklopeadi. Buku itu bapa beli dari pasar Loak.
Aku tak tahu bahasa Belanda - aku hanya membalik-balik dan meneliti
foto-fotonya. Yang menarik bagiku foto kepala-kepala manusia dijejerkan
dalam sebuah rak. Menurut ayahku, ini orang Dayak yang melakukannya.
Ini kepala-kepala musuh-musuh orang Dayak. Orang-orang luar yang datang
ke wilayah mereka selalu bikin susah dan mengganggu orang Dayak. Tak
ada pilihan lain bagi mereka , musuh-musuh ini mereka hantam dan kepalanya
dipenggal. Kemudian ada lagi sebuah foto yang menarik - gunung Krakatau
meletus, foto diambil dari udara. Aku teringat seorang nenek yang aku panggil
Mbah tinggal di seberang jalan. Usianya hampir 100 tahun, pikirannya
masih jelas. Sudah lumpuh tapi dia masih mengobati orang dengan menjampi
air yang berisi bola karet hitam sebesar telur ayam. Lalu pasien terutama
anak-anak kecil yang diserang astma atau batuk-batuk berat meminum air itu.
Mbah duduk di beranda rumah, lalu aku cerita padanya:
Mbah..mbah ada foto gunung Krakatau meletus. Bapak
baru membeli sebuah buku.." Jawab Mbah : - Waaah mbah masih ingat.
Waktu itu Mbah masih kecil sekali . Kota Betawi (Jakarta) hitaaam sekali..
gelaap!"
Kelas lima sekolah dasar bacaanku makin menggila. Tidak terkejar lagi oleh
teman2ku. Aku suka membaca biografi orang-orang terkenal dan aku pikir waktu
itu orang-orang ini punya keistimewaan yang luar biasa. Membaca karya-karya
pengarang Indonesia terkenal tahun 30-an. Buku-buku sejarah. Mengerti tidak
mengerti aku baca terus sampai selesai. Buku-buku tersebut punya karakter yang
kuat serta perpaduan bahasa yang puitis dan justru di situlah letak
keindahannya.
Dalam pelajaran mengarang di sekolah, guru memberi angka yang terbaik untukku,
sambil memberi kritik dan tersenyum : Pembukaannya sudah baik ,kata pak guru .
Pagi hari ketika matahari terbit di sebelah Barat..Matahari tidak terbit di
sebelah
Barat. Seharusnya begini, kata pak guru lagi .... Pagi hari ... ketika matahari
terbit di sebelah Timur......".
Juni 2001
Stockholm SWEDEN
musim panas.
-------------------------------------------------------------
Info & Arsip Milis Nasional: http://www.munindo.brd.de/milis/
Anggota Nasional: http://mail2.factsoft.de/mailman/roster/national
Netetiket: http://www.munindo.brd.de/milis/netetiket.html
Nasional-m: http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-m/
Nasional-a: http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-a/
Nasional-e: http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-e/
------------------Mailing List Nasional------------------