[Marinir] AS Ancaman Terbesar bagi Keamanan Global

Hong Gie marinir@polarhome.com
Tue, 4 Nov 2003 15:59:02 +0700


----- Original Message ----- 
From: "Tangkisan Letug" <tletug@yahoo.com>
To: <national@mail2.factsoft.de>
Sent: Tuesday, November 04, 2003 3:07 PM
Subject: [Nasional] AS Ancaman Terbesar Keamanan Global
-----------------------------------------------------------------------
Mailing List "NASIONAL"
-----------------------------------------------------------------------

AS Ancaman Terbesar bagi Keamanan Global

Oleh Jenderal Andrei Nikolayev 
(Sumber: Sinar Harapan, 3 November 2003)

PENTINGNYA rincian mendalam dan diskursus terbuka
seputar hubungan Rusia-Pakta Pertahanan Atlantik Utara
(NATO) dapat menjawab pertanyaan penting seputar Pakta
Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Pendukung pendapat
terhadap saya mengatakan,"Kita tak perlu naik kereta
ini karena relnya menuju perang dingin." Pihak yang
menentang saya selalu bertanya: "Kompartemen mana yang
Anda pilih?" Kelas pertama atau kelas dua? 
Sebelum perluasan tingkat pertama, NATO mempunyai 20
staf angkatan darat, 35 divisi, 100 brigade, 1,5 juta
pasukan, 4.500 pesawat tempur, 2.000 heli bersenjata,
500 kapal perang, 14.000 tank, 23.000 artileri dan
mortir. Masuknya Hungaria, Polandia dan Republik
Czechnya menambah kekuatan NATO dengan 45 brigade,
300.000 pasukan, 500 pesawat tempur dan 50 kapal
perang. Pasukan yang jumlahnya lebih besar daripada
angkatan perang Rusia ditebarkan di wilayah barat,
persisnya di negara-negara Baltik. Bandar udara NATO
ini melayani semua jenis pesawat dan tak seorang pun
tahu kalau mereka sebarkan senjata nuklir. Wilayah
Rusia dari Murmansk hingga Astrakhan di sepanjang
Volga sudah berada dalam jangkauan penerbangan taktis
NATO. Ini data militer-politik. Dan di sinilah letak
dinamikanya. 
Skala dan dinamika latihan militer berkembang secara
konsisten. Instansi militer melakukan latihan dalam
operasi klasik di tingkat awal strategi perang,
pertahanan dan serangan strategis. Jumlah latihan
meningkat dari 600 kali di tahun 1997, 670 kali
(1998), 720 (1999), 806 (2000) dan 820 (2001). 

Ambil Fungsi PBB 
Ada juga peningkatan dramatis dalam jumlah latihan
manajemen krisis. Dalam latihan itu, para prajurit
menjalani latihan di tempat terpencil, menyerang
sarana elektronis milik musuh, menghancurkan sistem
kontrol negara dan ekonomi serta memberi dukungan
kepada negara dan tokoh bersahabat. Opini publik
diputarbalikkan dari masalah yang sebenarnya.
Jawabannya sederhana: itu dilakukan untuk
menyelamatkan mereka dari tanggung jawab sebagai pihak
pertama melancarkan perang hingga berakhirnya Perang
Dunia II, 1945. 
Kita berusaha memberi nilai substanstif terhadap
gagasan NATO untuk menciptakan komando khusus yang
beroperasi secara khusus pula di seluruh dunia. Dengan
kata lain, mereka ingin mengambil alih fungsi
kepolisian PBB. 
Semua orang tahu bahwa NATO adalah sebuah organisasi
yang bukan hanya dikelola tatapi dikuasai oleh AS yang
memerlukan NATO untuk dapat menopang dominasi AS di
luar Eropa. Dalam situasi ini, Rusia, meski
berpandangan sangat realistis terhadap NATO, sudah
mengambil langkah yang jauh dalam menghadapi ini. Pada
Mei 1997, Rusia dan NATO menandatangani Akta Pembinaan
Hubungan Saling Menguntungkan Dalam Kerjasama dan
Keamanan. Kerjasama itu merupakan basis bagi
pembentukan Dewan Bersama Permanen yang berurusan
dengan masalah keamanan bersama. 
Sebuah analisis tentang hasil kolaborasi NATO-Rusia
menunjukkan bahwa Rusia punya alasan untuk percaya
bahwa Rusia bisa kerja sama dan sangat berhasil dalam
bidang itu. Namun, kini, kerja sama sudah menjadi
sesuatu yang sangat rutin dan bukan sebagai suatu
kerja sesungguhnya. Kepentingan bersama Rusia-NATO tak
lagi mencakup proses dan kejadian baru, seperti perang
Irak, meski peperangan itu bukan menyangkut
kepentingan AS, Inggris dan Irak semata, tetapi
seluruh dunia. Konsekuensi strategisnya dapat
berakibat buruk bagi situasi dunia, membuat perang
global menjadi nyata. Tak satu negara, termasuk AS
sekali pun, dapat terhindar dari perang global. Di
masa lalu, lautan Pasifik dan Atlantik luput dari
amukan perang. Tetapi di era globalisasi sekarang ini,
kemungkinan itu sudah menjadi sangat tipis. 
Rusia tak boleh tersenyum dan tunduk kepada kebijakan
militer AS. Rusia harus cegah bahaya yang ditularkan
AS bagi dunia, termasuk rakyat AS. 
Kita harus mengatakan ini secara terbuka dan kritis.
Di abad ke-20, orang Eropa menderita dari tragedi yang
dipicu oleh teknologi Hitler untuk menguasai dunia.
Banyak bangsa berharap agar bahaya itu bisa
menghilang. Sayang sekali, bahaya tetap mengancam. 
Rusia dan NATO tidak bisa mempengaruhi dan tak harus
demikian demi masa depan Eropa dan dunia. Kita belajar
mencapai suatu kesepakatan untuk saling tukar delegasi
dan seluruh batalion serta petugas keselamatan bersama
di laut. Namun, ada rincian, sekalipun penting.
Sayangnya, kita belum mencapai kesepakatan dalam
masalah utama yakni menyingkirkan perang dari
kehidupan umat manusia. 
Kerja sama Rusia-NATO belum menjamin suatu gebrakan
dalam terciptanya Eropa yang baru, terutama sistem
keamanan Eropa. Kemungkinan intelektual dan
organisasional dari anggota parlemen belum sepenuhnya
dikerahkan untuk memerangi terorisme. Peran militer
dalam perjuangan ini dilihat sebagai solusi absolut,
sementara instrumen lain yang dapat secara efektif
mempengaruhi penyebab daripada akibat terorisme sudah
disepelekan. 

Skema Interaksi Baru 
Saya kira Rusia dan NATO harus fokus pada kerjasama
ini: 
Pertama: kerja sama dalam menjaga perdamaian dan
mencari solusi dari situasi krisis. Interaksi yang
paling mungkin adalah dalam mempersiapkan logistik
bagi pasukan penjaga perdamaian. Para ahli Rusia bisa
membahas tentang penggunaan transportasi dan
organisasi transportasi di NATO, standardisasi dan
penggunakan istilah dan batasan dari pasokan bahan
teknis. Kedua, kerja sama dalam menjaga keselamatan
awak kapal selam (ada program khusus).Ketiga, kerja
sama dalam bidang sistem ABM nonstrategis. Secara
khusus, Rusia menyarankan untuk membentuk pasukan
gabungan dan analisis yang komprehensif senjata
nuklir. 

Penulis adalah Jenderal Angkatan Darat Rusia, Ketua
Komisi Pertahanan Duma. 

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0311/03/opi02.html