[Marinir] TNI Tidak Akan Kembali Berpolitik

Yap Hong Gie marinir@polarhome.com
Fri, 3 Oct 2003 11:50:06 +0700


Jumat, 03 Oktober 2003
Berita: TNI Tidak Akan Kembali Berpolitik

TNI tidak akan pernah kembali berpolitik praktis, dan karena itu adalah
ilusi belaka jika ada pemikiran bahwa TNI akan kembali ke gelanggang
politik. Hal itu dikatakan Direktur Jendral Strategi Pertahanan, Departemen
Pertahanan (Dephan), Mayjen TNI Sudrajat, kepada pers di Jakarta, Kamis
(2/9).

"Saya kira ada pemikiran dan pendapat bahwa di alam reformasi seperti
sekarang, ada yang menilai ketidaksiapan sipil. Ada yang menganggap karena
itu tentara akan kembali (berpolitik). Saya kira itu hanya ilusi-ilusi
politik," kata Sudrajat.

Sebelumnya, dalam seminar bertajuk "Profesionalisme Militer dalam Negara
Demokrasi Modern" di Gedung Lemhanas Jakarta, Kamis (2/9), pakar militer Dr
Salim Said dan aktivis HAM Munir mengklaim otoritas sipil tidak siap
merumuskan posisi TNI dalam kehidupan nasional, dan dalam keperluan menata
hubungan sipil-militer. Situasi ini dikhawatirkan akan mendorong turunnya
lagi TNI ke gelanggang politik nasional.

Sudrajat menilai adanya kekhawatiran akan berpolitiknya lagi TNI adalah
karena ketidaksabaran menunggu hasil sebuah perubahan sehingga orang sering
mengingat masa lalu, dan ingin kembali ke era itu, karena lebih tertib, aman
dan damai.

"Kadang-kadang kita menyalahkan ada orang sipil tidak mampu (sehingga muncul
pemikiran) sebaiknya militer di depan (sipil). Saya kira itu adalah
ilusi-ilusi politik yang mesti kita hindarkan," katanya.

Ia membenarkan memang di hampir sepanjang riwayat Republik ini, TNI
senantiasa ikut campur dalam pergulatan politik nasional, tetapi setelah era
reformasi bangsa Indonesia telah memutuskan bahwa TNI tidak usah lagi
berpolitik.

Meski begitu, kata Sudrajat, paradigma baru itu seharusnya tidak menciptakan
dikotomi sipil dan militer sehingga membatasi partisipasi TNI dalam
kehidupan nasional karena pada dasarnya kekuasaan sipil tidak harus dipegang
orang sipil. "Siapa pun bisa, tentara bisa memegang kekuasaan sipil kalau
dipilih oleh rakyat dan sepanjang orangnya mampu," kata Sudrajat.

Mengenai klaim sementara kalangan bahwa para pemimpin sipil tidak mampu
menata hubungan sipil - militer dan mendudukkan posisi militer dalam
kehidupan nasional, Sudrajat menjamin bahwa TNI tak akan menganggapnya
sebagai peluang. "Bagi TNI yang penting adalah tetap menjadi tentara
profesional sehingga tak ada pernah melihat 'wah' ini ada satu peluang bagi
TNI untuk bekerja di luar struktur TNI," katanya menandaskan.

Sebaliknya, TNI mengharapkan siapa pun yang tengah menyiapkan diri menjadi
pemimpin nasional, untuk bersiap-siap belajar dengan baik menjadi pemimpin
yang kuat dan bermoral baik. Sudrajat juga mempertegas komitmen TNI untuk
tetap mendukung supremasi sipil karena bagaimana pun TNI turut andil dalam
proses reformasi yang menghasilkan keperluan untuk memperkuat posisi sipil
dalam perpolitikan nasional.

"Saya kira tentara adalah agen reformasi, sebuah institusi yang
mempromosikan demokrasi. Tentara akan senang melihat orang-orang di luar
tentara memiliki kemampuan dalam mengelola negeri ini," katanya.

Ia juga menjamin TNI tidak mau menafsirkan sendiri situasi-situasi yang
berkembang dalam kehidupan nasional termasuk pada proses suksesi, bahkan TNI
akan netral karena ketidakberpihakan penting untuk stabilitas nasional.

Sumber : Kompas.co.id