[Marinir] Re: Marinir Digest, Vol 7, Issue 5
Hong Gie
ouwehoer at centrin.net.id
Wed Aug 11 20:56:53 CEST 2004
Bung Nugroho Yth,
Anda tidak perlu meminta ijin, karena ini milis kita bersama bahkan dengan
kiriman tulisan Anda ini saya berharap rekan-rekan lain bisa berpartisipasi
aktif berinteraksi.
Pada bulan September 2002, beberapa minggu sebelum bom Bali, saya mengikuti
suatu konferensi selama seminggu di Istambul.
Turki adalah negara yang dikuasai oleh militer, bahkan di sektor
perekonomian pun pihak militer juga masuk. Kebetulan penyelenggara kongres
dan pameran adalah perusahaan Turki yang pemegang saham mayoritasnya adalah
pihak militer.
Polisi di Istambul berkeliaran dengan senjata serbu otomatis, nampak sangat
militeristis.
Mayarakat Turki juga sekali tidak kelihatan terpengaruh ataupun terganggu
dengan razia dan pemeriksaan yang berlangsung dimana-mana.
Di era reformasi ini orang menginginkan perubahan yang begitu drastis
sehingga kadang menjurus radikal atau "over".
Menurut hemat saya pemisahan TNI-POL dilakukan terlalu cepat, tanpa
persiapan yang matang. Kita lihat bahwa kesiapan POL secara mental dan fisik
belum memadai, padahal dukungan dana dan fasilitas dari a.l. AS. luar biasa
besarnya, dimana keputusan politik ini pada akhirnya merugikan masyarakat.
Kalau bicara penyimpangan, seperti pemerasan, pelanggaran HAM dll. justru
sekarang ini banyak sekali dilakukan oleh pihak POL.
Seperti kebijakan "BKO" dimana pihak TNI memback-up POL, adalah suatu
keputusan "banci" yang merupakan kompromistis, karena pihak POL belum siap
menangani masalah-masalah keamanan sipil.
Boleh dikata bahwa saat ini hukum jalan yang berlaku, dimana pihak yang
memiliki massa itu yang berkuasa.
Aksi demo, pemblokiran, penguasaan, pendudukan suatu gedung, jalan atau
lahan sudah merupakan hal yang biasa.
Disini terbukti bahwa aparat hukum yaitu POL tidak mampu dan bisa menguasai
sengketa dan konflik diantara kelompok masyarakat, sehingga, seperti Anda
sebutkan, POL tidak mampu mengatasinya.
Perhatikan apabila terjadi suatu musibah besar seperti banjir atau kemacetan
yang luar biasa, pihak POL menghilang dan sulit dicari. Ini adalah
karakteristik bahwa secara fisik (kuantitas dan kualitas SDMnya) dan mental
(doktrin, intelek, wibawa penguasaan hukum, dll) pihak POL belum siap.
Saya juga tidak ingin menyalahkan secara keseluruhan kepada pihak POL,
karena semua ini adalah hasil keputusan politik yang diambil oleh para elit
politisi, secara drastis dan extrim, sehingga selama massa transisi ini
masyarakatlah yang harus menanggung akibatnya.
Saya tidak ingin masuk kewilayah pertentangan antara "Ambon Demak" dengan
MAR, karena saya kira kita tidak bisa mengenarilisirnya, apalagi akhir-akhir
ini oknum-oknum Baret Ungu juga banyak melakukan pelanggaran.
Demikian uneg-uneg dari pihak saya, mungkin ada rekan-rekan lain yang ingin
menanggapinya.
Wassalam, yhg.
----- Original Message -----
From: Nugroho Dwi Priyohadi
To: marinir at polarhome.com
Sent: Wednesday, August 11, 2004 10:31 PM
Subject: [Marinir] Re: Marinir Digest, Vol 7, Issue 5
Yth. Bapak Hong Gie dan peserta milis...
mohon ijin memberikan tanggapan, marinir memang telah mendapatkan tempat di
rakyat. Saya masih ingat ketika kerusuhan Jakarta Mei 1998, angkatan lain
sibuk berganti baju seperti punya marinir, karena hanya marinir yg diterima
dg hati. Habis yang lain suka mukul sih...,
Meski demikian, saya juga mohon ijin untuk berpendapat. Saya khawatir, kalao
TNI, termasuk marinir, sering masuk ke wilayah sipil dalam pengamanan,
jangan-jangan Indonesia kembali diidentikkan dg negara militer. Maksud hati
menolong polisi, apa daya tampilan marinir sangat empuk dippotret wartawan
luar negeri, dan dikesankan seolah-olah Indonesia dalam posisi darurat
perang.
Memang dilematis. Polisi mungkin kurang berdaya, (lha kok bisa) melawan
organisasi pemuda itu, tapi adakah cara lain yang tidak "menjebak" marinir
masuk ke kawasan sipil?
Kita anggota masyarakat biasa sangat percaya iktikad baik marinir, tapi
pertanyaannya adalah mengapa setiap kasus adanya kekerasan massal, polisi
tidak mampu mengatasinya? Adakah mismanajemen dalam masalah pengamanan,
sehingga setiap kasus harus menghadirkan tentara?
Mana buktinya polisi dilatih anti terorisme, menghadapi aksi kekerasan
kelompok pemuda saja harus memanggil marinir?
Mohon maaf, saya hanya mengeluarkan unek-unek saja, soalnya saya memimpikan
semua TNI bersikap seperti marinir, yg mampu membuat adhem suasana di
masyarakat.
Sekian, salam.
nugdp
More information about the Marinir
mailing list