[Marinir] [KCM] Kronologis Bentrokan Mahasiswa UMI dan Polisi

Hong Gie ouwehoer at centrin.net.id
Sun May 2 08:48:01 CEST 2004


http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2004/bulan/05/tgl/02/tim
e/115217/idnews/138548/idkanal/10

detikNews
Minggu, 02/05/2004 11:52
Kapolri Copot Kapolda Sulsel
Reporter: Luhur Hertanto

detikcom - Jakarta,
Penyerbuan Universitas Muslim Indonesia (UMI) makan korban. Kapolda Sulsel
Irjen Yusuf Manggarani dicopot dari jabatannya. Penggantinya adalah Irjen
Saleh Saaf.

Demikian disampaikan oleh Kapolri Jenderal Da'i Bachtiar dalam jumpa pers di
Rupatama, Mabes Polri, Jl.Trunojoyo 3, Jaksel, Minggu (2/4/2004) siang. Dai
menyatakan, penggantian itu dilakukan setelah dia melaporkan peristiwa
kekerasan di UMI pada Sabtu malam pada Presiden Megawati.

"Ibu Presiden berpesan agar Kapolda juga diberi sanksi," kata Da'i. Begitu
mendapat pesan dari bosnya, Kapolri langsung menggelar rapat Dewan Kebijakan
Tinggi (Wanjakti) Polri pada Minggu pagi tadi.

"Hasil rapat Wanjakt adalah mencopot Kapolda Sulsel Irjen Yusuf Manggarabani
dan penggantinya sudah Anda kenal yaitu Irjen Saleh Saaf," urai Da'i.(nrl)

Baca juga:

Komisi I DPR Usulkan Pemotongan Anggaran Polri
Suasana Fakultas Teknik UMI Bak Film Horor
Mahasiswa UMI Kembali Tutup Jalan dan Bakar Ban Bekas
PNBK Minta Kapolri Tindak Pelaku Kekerasan di Makassar

---------------------------------------------------------------

http://www.tempointeraktif.com

Kapolri Copot Kapolda Sulawesi Selatan
Minggu, 02 Mei 2004 | 13:21 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:
Buntut dari peristiwa penganiayaan puluhan mahasiswa Universitas Muslim
Indonesia oleh aparat kepolisian Makassar, Kapolda Sulsel Irjenpol Yusuf
Manggabarani dicopot. Soal ini diumumkan oleh Kapolri Jendral POlisi Da'i
Bachtiar dalam konferensi pers di Mabes Polri Jakarta, Minggu (2/5) siang.

Menurut Da'i, Yusuf dicopot berdasarkan keputusan Dewan Kebijakan Tinggi
(Wanjakti) Polri tadi pagi, setelah adanya arahan dari Presiden Megawati
Sukarnoputri tadi malam, yang meminta agar Kapolda diberi sanksi atas
terjadinya peristiwa itu.

Presiden, menurut Da'i mendukung langkah Polri untuk melakukan pemeriksaan
dan memberikan sanksi tegas terhadap anggota-anggotanya yang terlibat dalam
peristiwa itu, dan akan mengirimkan tim dari Jakarta yang dipimpin oleh
Wakil Kepala Pusat Profesi Komisaris Besar Mustofa yang bertugas menyelidiki
peristiwa itu.

Pencopotan Kapolda itu dilakuan menyusul pencopotan terhadap Kapolwiltabes
Komisaris Besar Polisi Drs H Yose Rizal, Kapolres Makassar Timur Ajun
Komisaris Besar Polisi Eko Supriyanto, dan Kapolsekta Panakukkang Ajun
Komisi Polisi Parambungan tadi malam.

Irjen Polisi Saleh Sa'af ditugaskan untuk menggantikan posisi Kapolda Sulsel
yang kosong. "Irjenpol Yusuf Manggabarani ditarik ke Mabes Polri, untuk
digantikan oleh pejabat Kapolda baru yaitu Irjenpol Drs Saleh Sa'af," kata
Da'i. Namun, Da'i belum menentukan posisi baru Yusuf di Mabes Polri karena
rotasi itu akan dikaji secara mendalam belakangan.

Seperti Presidan Megawati, Da'i juga menyatakan keprihatinannya dan meminta
maaf kepada Mahasiswa yang menjadi korban, juga kepada Pimpinan Universitas.
Da'i menilai perilaku aparatnya di lapangan adalah perilaku yang berlebihan
dan telah menyimpang dari aturan yang berlaku. "Oleh karena itu hal itu
harus dipertanggungjawabkan," katanya.

Selain itu, Da'i mengatakan bahwa langkah pencopotan yang diambil Polri
merupaka wujud dari penerapan kebijakan Reward and Punnishment (Penghargaan
dan Sanksi) terhadap para anggotanya di lapangan. Polri juga mengatakan
bahwa upaya untuk menuju citra polisi lebih sebagai pengayom masyarakat
sudah dilakukan dengan latihan-latihan yang mendatangkan ahli-ahli dari luar
negeri, walaupun kejadian di lapangan berkata lain. Upaya lainnya adalah
mengganti senapan serbu Polri menjadi senapan laras produksi PT Pindad.

Peristiwa berdarah itu sendiri berawal dari aksi solidaritas Mahasiswa
Universitas Muslim Indonesia yang meminta agar 25 mahasiswa yang ditahan
oleh polisi karena melakukan aksi menentang militerisme dalam panggung
politik di kantor KPU, Sabtu (1/5). Aksi solidaritas mahasiswa UMI kemudian
berlanjut pada penyanderaan anggota polisi dari Polwiltabes Makassar bernama
Briptu Sudirman yang sedang pulang bertugas dan melintas di depan kampus
mereka.

Penyanderaan Sudirman mengakibatkan penyerangan polisi ke dalam Kampus dan
berakibat terjadinya penganiayaan polisi kepada Mahasiswa yang ada di dalam
kampus. Sampai saat ini, menurut laporan resmi kepolisian, 65 mahasiswa yang
juga mengalami luka-luka akibat penganiayaan, masih ditahan. Seorang
mahasiswa mengalami luka tembak di paha kanannya.

Indra Darmawan - Tempo News Room

---------------------------------------------------------------

http://www.kompas.co.id/utama/news/0405/01/215152.htm

Updated: Sabtu, 01 Mei 2004, 21:51 WIB NASIONAL

Kronologis Bentrokan Mahasiswa UMI dan Polisi
Makassar, Sabtu

Berita Terkait:
. Kapolri Berhentikan Kapolwiltabes Makassar
. Bentrok dengan Polisi, Dua Mahasiswa UMI Luka Tembak

Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol. Drs. Jusuf Manggabarani kepada pers di
Makassar, Sabtu (1/5) malam, membeberkan kronologis terjadinya bentrokan
antara aparat kepolisian dengan mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI)
di Makassar berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan polisi di lapangan.

Kapolda yang didampingi Irwasda Kombes Pol. Eddy Mulyadi, Kapolwiltabes
Makassar, Kombes Pol. Jose Rizal dan Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol.
Andi Nurman Thahir mengatakan, pada hari Sabtu (1/5) pukul  15.00 WITA
terjadi bentrokan fisik antara mahasiswa UMI dengan anggota Polres Makassar
Timur yang mengakibatkan puluhan mahasiswa luka kena pukul dan satu orang
luka tembak.

Peristiwa itu bermula saat sekitar pukul 11.00 Wita, mahasiswa UMI yang
berjumlah sekitar 20 orang melakukan aksi unjuk rasa di depan kampus UMI Jl.
Urip Sumoharjo yang dipimpin oleh Mukhlis Ananda (BEM Fakultas Teknik) dan
Fahrijal Rahim dengan orasi memprotes tindakan aparat keamanan atas
penangkapan Abu Bakar Ba'asyir di Jakarta, namun pelaksaan aksi itu tetap
berjalan aman dan lancar.

Sekitar pukul 13.00 WITA mahasiswa yang sedang melaksanakan aksi unjuk rasa
tersebut menyandera Briptu Sudirman, anggota Patmor Polwiltabes Makassar,
pada saat ia pulang kantor dan melewati Jl. Urip Sumoharjo. Mahasiswa
membawa masuk Sudirman ke dalam kampus bersama sepeda motornya lalu
dimasukkan ke dalam sebuah ruangan dan dikunci dari luar.

Sekitar pukul 13.45 WITA, di depan kampus UMI, di tempat yang sama saat
menangkap' Briptu Sudirman, mahasiswa juga menahan Bripda Jerry, anggota
Perintis Polresta Makassar Barat yang berboncengan dengan Briptu Ronald,
anggota Reskrim Polresta Makassar Barat, untuk disandera oleh mahasiswa
namun ia melawan dengan mencabut sangkur sehingga mahasiswa mundur kemudian
melempari kedua anggota polisi tersebut.

Akhirnya, kata Kapolda, timbulah konflik yang berlanjut dengan saling
melempar dan menyerang. Tidak lama kemudian datanglah Pelaksana Harian (Plh)
Kapolsekta Panakukang AKP Parambungan untuk melakukan negosiasi dengan
mahasiswa dan Pembantu Rektor III UMI Herlambang Basri, namun mahasiswa
tetap melakukan pelemparan kepada petugas.

Petugas kemudian mulai melepas tembakan peringatan tetapi tidak dihiraukan
mahasiswa sehingga konflik berlanjut. Kemudian AKP Parambungan meminta
bantuan petugas dan Polresta Makassar Timur.

Sekitar pukul 14.45 WITA, Iptu Erwanto, Kanit Jaitkaor Polresta Makassar
Timur, bersama anggota perintis Polresta bersangkutan tiba di TKP dan
langsung mengeluarkan tembakan peringatan dan mengejar mahasiswa sampai ke
dalam kampus.

Sekitar pukul 15.00 WITA, Kapolresta Makassar Timur bersama Wakapolresta,
Kabag Ops, dan beberapa perwira Polresta tiba di TKP dan masuk ke dalam
kampus untuk mengkoordinasikan masalah ini dengan pihak dosen  namun gagal
karena mahasiswa terus melakukan pelemparan. Aparat kemudian terus melepas
tembakan peringatan sambil menyerbu ke dalam kampus dan berhasil menangkap
sejumlah mahasiswa yang melakukan pelemparan kepada petugas.

Akibat kejadian tersebut, kata Kapolda, sekitar 65 orang mahasiswa ditangkap
dan mengalami luka-luka serta satu orang mahasiswa kena luka tembak pada
bagian paha sebelah kanan bernama Saiful, mahasiswa Fakultas Teknik.

Penyerbuan ke dalam kampus berhenti setelah Kapolwiltabes tiba di TKP dan
mengambil alih komando di lapangan dan anggota Briptu Sudirman yang
disandera ditemukan.

Motif dan latarbelakang kejadian tersebut diawali dengan penangkapan sekitar
25 mahasiswa Front Perlawanan Militer (FPM) dan Forum Mahasiswa Islam
Demokrat di KPU Provinsi Sulsel pada saat melakukan aksi unjuk rasa Sabtu
pagi pulul 11.45 WITA oleh anggota Polresta Makassar Timur.

Para mahasiswa itu ditangkap, kata Kapolda, karena dalam orasinya mereka
menolak militer di pentas perpolitikan nasional dan membakar baju seragam
TNI sehingga terjadi konflik antara petugas dan mahasiswa. Dari kejadian
tersebut, mahasiswa yang mengetahui temannya ditangkap menjadi semakin marah
dan kembali ke kampus bergabung dengan temannya yang sedang unjuk rasa di
UMI.

Kapolda Manggabarani mengatakan petugas merangsek masuk kampus untuk menekan
mahasiswa agar membebaskan Briptu Sudirman yang disandera di pondok Mapala
yang berada di belakang kampus.

Namun Kapolda juga mengakui bahwa ada kesalahan prosedur yang dilakukan
aparatnya dan tindakan mereka kurang profesional, sehingga 21 anggota kini
diperiksa oleh Irwasda Sulsel. Sementara itu,  Kapolwiltabes Makassar,
Kapolresta Makassar Timur, dan Plh Kapolsek Panakukan dinon aktifkan dari
jabatan mereka mulai Sabtu malam atas perintah Kapolri. (Ant/mbk)

-----------------------------------------------




More information about the Marinir mailing list