[Marinir] Ketika TNI kembali jadi berita
ouwehoer at centrin.net.id
ouwehoer at centrin.net.id
Sun Oct 3 19:38:21 CEST 2004
Bung Nugroho dan rekan-rekan milis Yth.,
Saya juga baca berita ini disalah satu harian, menyedihkan sekali memang.
Kalau boleh membuat penilaian bedasarkan beritanya; mulai dari kepangkatan
ybs (prajurit kepala), modus pencurian, lokasi rumah yang didesa yang
dibobolnya, barang-dan uang yang dicurinya, maka saya mengambil kesimpulan
bahwa hal murni masalah himpitan ekonomi.
Mau dibina se-mantap apapun kalau kesejahteraan perajurit kita yang gaji dan
uang lauk-pauknya hanya cukup untuk bertahan hidup 2 minggu, tidak akan
menyelesaikan masalah, khususnya bagi para perajurit yang sudah berkeluarga
dan tinggal di luar Kesatrian.
Kadang-kadang memang ironis masyarakat kita menyikapi kriminal, kalau
pencuri teri seperti ini mendapat perlakuan dan exposure seperti ini, tetapi
kalau pembobol Bank sebesar trilyunen rupiah, mereka seolah-olah dianggap
telah melakukan suatu "prestasi" yang hebat.
Kasus pembobolan BNI sebesar Rp 1,7 triliun oleh Adrian Woworuntu cs., yang
tadinya dikenai tuduhan tindak pidana korupsi, dialihkan menjadi pelanggaran
UU Money Laundering (pencucian uang), yang pemeriksaannya jauh lebih rumit
dan ancaman hukumannya jauh lebih ringan.
Saya juga dengar dalam waktu dekat akan meledak berita skandal pembobolan
BRI (?) sebesar Rp.3 trilyun dan pembobolan bank Rp.5trilyun (lupa bank
mana), yang melibatkan elit penguasa papan atas.
Mari kita berharap pemerintah yang baru bersama dengan seluruh komponen
masyarakat akan melakukan perubahan yang membawa bangsa ini lebih
bermartabat dan sejahtera.
Wassalam, yhg.
----- Original Message -----
From: Nugroho Dwi Priyohadi
To: marinir at polarhome.com
Sent: Saturday, October 02, 2004 7:02 PM
Subject: [Marinir] Ketika TNI kembali jadi berita
Salam, Pak Hong Gie dan peserta milist marinir..
berikut kutipan berita, saya hanya ngelus dada, sedih dan prihatin. Bisa
jadi karena memang bakat kriminal, bisa pula karena kejepit. Salah
pembinaan, atau salah pelaku? Ataukah memang kesejahteraan TNI, khususnya
bintara dan tamtama harus dievaluasi ulang?
Pelaku dan korban adalah saudara kita, kapankah kita terbebas dari himpitan
ekonomi, atau kapankah kita bisa melihat orang kecil tersenyum lega tanpa
harus menjadi pelaku kriminalitas, atau justru menjadi korban ketidakadilan
ekonomi pembangunan?
Wassalam
nugdp
More information about the Marinir
mailing list