[Marinir] O QUAM BONUM ET IUCUNDUM HABITARE FRATRES IN UNUM OLEH MICHAEL U. PURNAMA.

Yap Hong Gie ouwehoer at centrin.net.id
Tue Dec 27 09:50:23 CET 2005


From: Michael Utama
To: yusma at cbn.net.id ; Rev.FR Francis Taufik Zen ; hongky zein ;
yunnis at yahoo.com ; ypaioi at cbn.net.id ; Yopie ; Yoeda ; ybagyo at hotmail.com ;
YapHongGie ; wmaramis at radiosalvatore.co.id ; Witdarmono ; Willy Tjen ;
William Rahardja ; Bob Widyahartono ; Sutrisna Widjaja ; Gunawan Widjaja
Sent: Tuesday, December 27, 2005 2:04 PM
Subject: O QUAM BONUM ET IUCUNDUM HABITARE FRATRES IN UNUM OLEH MICHAEL
UTAMA PURNAMA.


                   O QUAM BONUM ET IUCUNDUM HABITARE FRATRES IN UNUM
             (BETAPA BAIK DAN INDAHNYA HIDUP BAGAIKAN SAUDARA-MSM.133,1)

Deus Humanissimus...........istilah Mgr Suharyo untuk Natal disegenap
penjuru tanah air kita sudah berjalan dengan baik, mulus, khidmat, damai dan
amat menyejukkan. Segenap umat Kristiani sampai dipelosok-pelosok nusantara
dapat merayakan baik Misa/Kebaktian Malam maupun pagi hari dengan rasa aman
dan tentram berkat pengamanan yang ketat dari aparat keamanan negara terpadu
POLRI dan TNI.
Dan yang amat mengharukan adalah partisipasi yang tulus dan murni dari para
Banser (Barisan Ansor) dibawah komando Syaifullah Yusuf dan Garda Bangsanya
PKB  dalam mengamankan HUT Deus Humanissimus.

Bahkan lima tahun yang lalu seorang Banser telah menjadi martir korban
ledakan bom disalah satu Gereja di Mojokerto!
Din Syamsuddin sebagai Ketua Umum Mohamadyah bahkan menginstruksikan kepada
segenap jajaran umat Mohamadyah dipersada Indonesia untuk mengfasilitasi
tempat-tempat pertemuan ataupun gedung sekolah Mohamadyah untuk digunakan
sebagai tempat ibadat Natal bagi umat kristiani dimana diperlukan.
Bukankah kesemuanya ini menunjukkan semangat solidaritas,semangat gotong
royong dan semangat Bhineka Tunggal Ika yang luar biasa?
Deo gratias.... Terima kasih seribu dan bravo POLRI, TNI, BANSER, GARDA
BANGSA, NAHDATUL ULAMA dan MOHAMADYAH. Semoga damai Natal ini berlanjut
dimalam Tahun Baru 2006 dan seterusnya dibumi Indonesia yang mulai
"sejuk"........................

Kita harus bangga bahwa habitus bangsa kita yang terdalam dan hakiki  adalah
cinta perdamaian,anti kekerasan dan punya toleransi dan semangat gotong
royong yang tinggi serta beradab. Nilai-nilai humaniora dan moral yang luhur
ini harus kita lestarikan menjadi habitus baru bagi generasi muda Indonesia
yang menjadi generasi penerus bangsa kita dimasa mendatang.

Ucapan selamat dan bahagia Natal nampaknya sudah mulai membudaya dan tak
asing lagi dinyatakan oleh umat muslimin terhadap umat kristiani yang
merayakannya baik langsung maupun via EMAILS, SMS dan Kartu-kartu ucapan
selamat NATAL.
Saling mengucapkan selamat dikalangan umat berbeda agama sungguh amat
bernilai tinggi bobot religiusnya dan menunjukkan kebesaran jiwa kita
sebagai saudara sebangsa dan setanah air dalam wadah NKRI yang berlandaskan
UUD45 dan PANCASILA. Bukankah meskipun kita berbeda agama, suku dan ras,
kita adalah satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa.
Habitus semacam ini perlu kita tumbuh kembangkan dan sosialisasikan seluas
mungkin.

Kedepan kita umat beragama bisa bergandeng tangan dan bekerja sama dalam
memperjuangkan nilai-nilai humaniora yang universal. Setiap agama seyogianya
memerangi Korupsi Kolusi Nepotisme yang merupakan sumber bencana nasional
yang dahsyat, penyulut dekadensi moral, dehumanisasi, keserakahan, ketidak
adilan,"l'exploitation de l'homme par l'homme" (eksploitasi manusia oleh
manusia) serta porak-porandanya tatanan kehidupan sosial- ekonomi dan
politik negara kita.

Sebagai insan beriman kita harus memberantas sampai akar-akarnya secara
konsisten dan konsekuen "NARKOBA"yang merusak dan menghancurkan masa kini
dan masa depan generasi muda kita.Modus operandi semacam ini pernah
diterapkan oleh kaum kolonialis di Tiongkok terhadap generasi muda Cina
semacam upaya "genocide" pada jaman Perang Candu!
Bukankah L'HISTOIRE SE REPET (Sejarah bisa terulang kembali)?

Umat beragama harus bisa jadi "duta-duta perdamaian" didaerah-daerah yang
rawan konflik seperti Ambon, Poso, Palu, Papua, Aceh dan lain-lainnya.
Agama bukan merupakan "candu bagi masyarakat" seperti dikatakan Karl
Marx....... sebaliknya agama adalah"penyelamat bagi masyarakat".

Kita harus bersama-sama menanggulangi "para penderita HIV/AIDS" dan
mencari"causa-ultimanya" serta mencari solusi-solusi nya secara tuntas dan
lugas.
Kita harus galakkan empati dan solidaritas terhadap masyarakat penderita
busung lapar dan mereka yang kelaparan dimana saja mereka berada, baik di
Lombok, Nusa Tenggara Timur, Papua etc.
Kepedulian tinggi terhadap pendidikan "anak-anak jalanan" yang makin marak
kita jumpai dipelbagai kota besar.
Atensi dan uluran kasih nyata pada anak-anak cacat mental, tuna rungu, tuna
grahita, anak-anak kebutuhan khusus (AUTIS) etc perlu kita ejawantahkan
sebagai ekspresi penghayatan iman kita.

Panti-panti asuhan dan panti-panti Jompo sering menjadi target aktivitas
sosial-karitatif pada hari natal, Idul-Fitri dan hari-hari raya keagamaan
dan aliran kepercayaan. Namun yang jarang dikunjungi adalah para penghuni
Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) dan Rutan (Rumah Tahanan)..... padahal
merekapun haus akan kasih dan perhatian serta perlu ditampung kembali dalam
masyarakat pasca mereka bebas.

Sebagai pengusaha-pengusaha yang beriman kita wajib hukumnya untuk
memperlakukan karyawan kita secara manusiawi, adil dan tidak memPHK karyawan
kita secara semena-mena. Kita perlu menciptakan usaha-usaha kecil-menengah
untuk menampung para penganggur dan para korban PHK.

Para agamawan perlu memikirkan dan mencari solusi untuk merehabilitir para
tuna-susila yang terpaksa memenuhi kebutuhan seksual "para pria pelacur"
karena tuntutan ekonomi, yang ingin bertobat dan kembali kejalan yang benar
untuk keluar dari "Circulus-vitiosus" (lingkaran setan kehidupan) mereka.

Sebenarnya bilamana kita betul-betul mau menghayati dan melakukan ajaran
amal-bakti agama kita masing-masing,masih banyak sekali karya-karya
kemanusiaan yang universal dan sosial-karitatif yang dapat kita lakukan
dibumi Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai ke Jayapura.

Pertanyaannya sekarang apakah kita mau melayani dan memenuhi panggilan dari
Tuhan Allah kita untuk memanusiakan manusia Indonesia dengan spiritualitas o
quam bonum et iucundum habitare fratres in unum?!?

"Memanusiakan Manusia"
Michael Utama Purnama
Domba Mas Group



More information about the Marinir mailing list