[Marinir] [tempoint'f] Presiden: Otonomi Khusus Solusi Final Konflik Aceh

YapHongGie ouwehoer at centrin.net.id
Thu Feb 24 17:13:46 CET 2005


http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2005/02/24/brk,20050224-55,id.htm
l

Nasional
Presiden: Otonomi Khusus Solusi Final Konflik Aceh
Kamis, 24 Pebruari 2005 | 20:07 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan
kembali sikap pemerintah soal opsi bagi penyelesaian konflik di Nanggroe
Aceh Darussaalam. "Sudah jelas solusi final untuk Aceh adalah otonomi
khusus. Dan saya memberikan kesempatan untuk itu," kata Presiden kepada
wartawan, yang ditemui usai menerima dua wartawan Metro TV yang sempat
diculik kelompok bersenjata di Irak, Meutya Hafid dan Budiyanto, di Istana
Negara, jakarta, Kamis (24/2).

Presiden juga yakin, dunia luar mendukung Aceh tetap
tetap menjadi bagian dari Indonesia. "Dunia pun
tidak ada yang mendukung lepasnya Aceh dari Indonesia," kata Presiden.

Menurut Presiden, pertemuan di Helsinki yang
berlangsung kali ini adalah pertemuan informal kedua.
Pertama, kata Presiden, Indonesia bersedia melanjutkan
pertemuan informal itu apabila agendanya jelas, yaitu pengakhiran konflik,
berdasarkan otonomi khusus dan hal-hal lain yang berkaitan dengan itu.

Kedua, kata Presiden, pemerintah bersedia meneruskan
perundingan apabila pihak Gerakan Aceh Merdeka menaati agenda yang telah
ditetapkan bersama. "Awalnya memang alot. Ini terjadi dimanapun juga. Tidak
bisa sekali
pertemuan menghasilkan sesuatu yang diharapkan," tambahnya.

Pihaknya mendapat laporan terus menerus bahwa
perkembangannya makin positif. Dalam arti, sudah
membahas lebih serius makna otonomi khusus, pengakhiran konflik, amnesti dan
bagaimana mereka dapat hidup kembali sesuai hak-hak yang dimiliki. "Saya
terus terang ingin betul konflik Aceh yang berlangsung 29 tahun ini bisa
segera diakhiri," tandasnya.

Abdul Manan
-------------------------

http://www.liputan6.com/fullnews/96338.html

24/02/0523:10 WIB
Kasus Aceh
Presiden SBY: Perundingan Helsinki Berkembang Positif

24/2/2005 19:54 - Perwakilan GAM yang mau membahas lebih serius makna dari
Otsus dianggap sebuah perkembangan positif dari pertemuan Helsinki,
Finlandia. Pemerintah belum menyetujui tawaran yang diajukan GAM.

Liputan6.com, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan
perundingan informal antara pemerintah dan Gerakan Aceh Merdeka di Helsinki,
Finlandia, berkembang positif. Pemerintah tetap akan mengupayakan dialog
dalam kerangka Otonomi Khusus (Otsus), bukan pada bentuk pemerintahan
sendiri seperti yang diminta GAM. "Awalnya memang alot. Tidak bisa sekali
pertemuan menghasilkan sesuatu yang diharapkan," jelas Presiden SBY di
Jakarta, Kamis (24/2).

SBY menjelaskan, perkembangan positif yang dimaksud di antaranya perwakilan
GAM sudah mau membahas lebih serius makna dari Otsus bagi Nanggroe Aceh
Darussalam. Mereka juga membicarakan teknis pengakhiran konflik, amnesti,
dan pengembalian hak jika nanti mereka hidup bersama lagi dengan masyarakat
Aceh.

Seperti diberitakan, perwakilan GAM menolak istilah Otsus dan lebih memilih
pemahaman self government atau pelaksanaan pemerintahan sendiri. Istilah
Otsus dinilai lebih bersifat ke "status quo". GAM juga meminta pembagian
sumber daya alam di Tanah Rencong ditentukan warga Aceh dan tidak ada sistem
audit seperti selama ini dilakukan pemerintah pusat [baca: Tawaran GAM Akan
Dibahas Pemerintah].

Tak kalah penting, GAM meminta penyelidikan pelanggaran hak asasi manusia
dilakukan badan internasional yang independen. Tiga tawaran lainnya adalah
pembebasan juru runding GAM, gencatan senjata dan pembubaran kelompok milisi
yang ada di Tanah Rencong.(DEN/Zulkarnaen dan Taufik Maru)




More information about the Marinir mailing list