[Marinir] [kompas] Saat Desing Peluru Berlalu...
Lucas Ony
lucas_ony at yahoo.com.sg
Fri Nov 18 19:43:52 CET 2005
tambahan sedikit untuk keperluan internal kita saja pak Hong Gie..
kemungkinan besar yang dimaksud dengan AK 56 adalah Type 56 (bukan AK 56).
Type 56 adalah senapan lisensi AK-47 yang dibeli cina dari Rusia. Istilah
lainnya Cina memproduksi assault rifle AK-47 lisensi dengan nama Type 56.
Sama seperti Pindad memproduksi senapan serbu lisensi dari FN FNC lisensi
Belgia dengan nama SS1, atau Enfield Inggris memproduksi submachine gun H&K
MP5A3 lisensi Jerman dengan nama L91A1
maaf ini bukan koreksi kok... hanya sekedar menambahkan supaya kita di sini
tau versi yang betulnya apa ya pak... karena di dunia nyata AK 56 tidak ada
sebenarnya.
Kind regards,
Ony
----- Original Message -----
From: "Yap Hong Gie" <ouwehoer at centrin.net.id>
To: "Posting X-PPI '77-'87" <X-PPI_Se-Eropa77-87 at yahoogroups.com>; "Posting
Wahana-news" <wahana-news at yahoogroups.com>; "Posting Tionghoa-net"
<tionghoa-net at yahoogroups.com>; "Posting Nasional"
<nasional-list at yahoogroups.com>; "Posting Marinir TNI/AL"
<marinir at polarhome.com>; "Posting KIAD" <KIAD at yahoogroups.com>; "Post
IndoUsaMIL" <IndoUsaMil at yahoogroups.com>
Sent: Saturday, November 19, 2005 12:42 AM
Subject: [Marinir] [kompas] Saat Desing Peluru Berlalu...
> http://www.kompas.com/kompas-cetak/0511/18/Politikhukum/2221276.htm
>
> Politik & Hukum
> Jumat, 18 November 2005
> Saat Desing Peluru Berlalu...
>
> Sersan Kepala (Mar) Johanes Suwahyo (33) berjalan terpincang-pincang saat
> menuju ruangan Komandan Batalyon Infanteri Marinir 7 dari Lapangan Apel
> Marinir di Bumi Kesatrian Marinir Cilandak, Jakarta Selatan.
>
> Jo, begitu panggilan anggota Detasemen Jaya Mengkara TNI AL itu,
> tertatih-tatih karena dipanggil Komandan Batalyon Infanteri 7 Letkol Mar
> Bambang Sus, yang awal tahun lalu membawanya bertugas ke Nanggroe Aceh
> Darussalam (NAD).
> Jo sudah bertugas 13 tahun sebagai anggota TNI Angkatan Laut Tanggal 8 Mei
> lalu, tepatnya pukul 09.00, betis kiri Jo ditembak anggota GAM yang
> bersembunyi di langit-langit rumah yang dikepung anggota Marinir di
> Kampung
> Ulee Titi di Seuneudon.
> Dua peluru yang dilepaskan dari AK 56 mereka menembus di bagian betis.
> Sedangkan yang satunya rekoset di bagian tulang sendi. Makanya, selama ini
> saya harus menggunakan tongkat penyangga untuk berjalan. Satu minggu lalu
> tongkat saya lepas. Pen-nya kata dokter baru enam bulan lagi dilepas tutur
> ayah seorang anak itu.
>
> Karena masih ada pen-nya, maka ketika rekan-rekannya Rabu (16/11) lalu
> melakukan terjun payung atau atraksi lainnya di depan para undangan dan
> sesepuh Marinir/KKO, termasuk Ali Sadikin yang selama Orde Baru
> dikucilkan,
> Jo hanya bisa menonton saja. Dokter melarang saya melakukan kegiatan apa
> pun, termasuk lari, sebab dikhawatirkan bisa bengkok kaki saya, katanya.
>
> Saat kejadian menimpa dirinya, Jo sama sekali tidak mengabari istrinya.
> Hanya memang karena ada perasaan tersendiri jadi istri dapat merasakan
> kalau
> ada sesuatu yang tidak beres. Apalagi ketika akan berangkat, saya juga
> sudah
> mengingatkan agar ia tak menelepon saya sedikitnya sepuluh hari, katanya.
> Makanya, tambah Jo, Ketika dia menelepon lebih awal dan saya terima, ia
> sudah langsung curiga.
>
>
> Cacat yang juga diperoleh dari medan laga dialami Agus Santoso (30),
> anggota
> Batalyon Infanteri Marinir 6 asal Malang. Hanya Agus sedikit lebih
> menyedihkan karena mata kanannya sudah divonis dokter tidak bisa terpakai
> lagi setelah terkena pecahan ranjau saat melakukan penyergapan di daerah
> Pidie sekitar pukul 05.30 pada 11 Juni lalu.
> Sedangkan mata kirinya diharapkan masih bisa diselamatkan, dengan catatan
> operasi dan perawatan harus dilakukan di luar negeri. Tadi Kepala Staf TNI
> Angkatan Laut saat memberikan penghargaan juga berjanji akan mengirim saya
> ke Australia agar mata saya masih bisa tertolong, kata Agus yang
> rencananya
> baru akan menikah dengan tambatan hatinya setelah matanya dapat tertolong.
>
>
> Prada (Mar) Heri Kris, yang hingga kini masih tercatat sebagai anggota
> Batalyon Infrantri Marinir 6, juga harus mendapatkan cacat akibat ikut
> serta
> dalam tugas di medan laga. Sebab, setelah tulang kaki kirinya hancur serta
> kaki kanannya tertembak, Mei lalu, praktis sejak lukanya sembuh Heri harus
> menggunakan kursi roda ke mana pun ia suka.
> Saya ke Aceh memang sudah beberapa kali. Mulai tahun 1996 lalu hingga Mei
> tahun ini, ketika kakinya tertembak tiga peluru. Tetapi, sekalipun
> demikian
> saya masih berharap dapat terus bertugas sebagai Marinir karena saya
> bangga
> menjadi Marinir, tutur Heri yang juga memperoleh penghargaan atas
> keberaniannya melaksanakan tugas di NAD.
>
>
> Tentu masih banyak lagi prajurit yang pulang dengan cacat seumur hidup.
> Bahkan, ada yang hanya berkawal nama, seperti Mayor (Mar) Edi yang
> pencarian
> jenazahnya pun membutuhkan waktu lama.
> Tentu setelah memasuki era baru, di mana semua persoalan harus
> diselesaikan
> melalui pembicaraan di atas meja, cacat itu pun akan menjadi kenangan
> tersendiri. Karena, setiap prajurit, Marinir sekalipun, tidak ingin
> mendapatkan
> cacat seumur hidup, apalagi hanya karena berperang dengan darah daging dan
> bangsanya sendiri.
>
> Kebesaran hati para prajurit menerima nasib tentu akan memberikan pesan
> tersendiri kepada mereka yang sedang memegang kekuasaan agar tidak lagi
> memilih kekerasan atau menciptakan konflik untuk menyelesaikan masalah
> sosial. Tetapi, hendaknya mencari cara yang lebih bermartabat dan
> manusiawi.
>
> Selamat Ulang Tahun Marinir....
> (Korano Nicolash LMS)
>
>
> _______________________________________________
> Marinir mailing list
> Marinir at polarhome.com
> http://www.polarhome.com/mailman/listinfo/marinir
>
More information about the Marinir
mailing list