[Nasional-m] Ketua Umum Amallillah jadi TO

akang nasional-m@polarhome.com
Thu Aug 15 16:00:24 2002


Kamis, 15 Agustus 200

Ketua Umum Amallillah jadi TO

Gresik, Surya - Setelah dua kali tak menggubris panggilan Polres Gresik,
Ketua Umum Yayasan Amallillah Jakarta, R Aiyon Suharis Restuningrat,
akhirnya masuk daftar target operasi (TO) dan terancam dijemput paksa.



Kapolres Gresik AKBP Drs Ronni F Sompie SH menegaskan, pihaknya segera
membentuk tim khusus. Tim yang anggotanya terdiri unsur intel dan serse ini
khusus ditugasi menangkap Aiyon.

"Tim ini segera berangkat ke Bekasi yang menjadi Kantor Pusat Amallillah
untuk membawa Aiyon ke Gresik. Kami sudah koordinasi dengan Polres Metro
Bekasi untuk proses penangkapannya nanti," tegas mantan Kabag Resum Polda
Jatim, Rabu (14/8).

Tugas utama tim ini, ujar Kapolres, menangkap Aiyon guna disidik sebagai
tersangka. Karena tugas ini dianggap cukup berat dan banyak tantangannya,
Kapolres tidak memberi batas waktu kepada tim untuk membawa Aiyon.

"Tetapi, lebih cepat tertangkap tentunya lebih baik. Yang terpenting bagi
kami, target utamanya adalah menangkap dan membawa Aiyon ke Gresik,"
katanya.

Aiyon terakhir dipanggil untuk hadir di Mapolres pada Selasa (13/8). Namun,
hingga petang yang bersangkutan tidak muncul, tanpa ada alasan yang jelas.
Bahkan, ketika petugas memberi kelonggaran waktu hingga Rabu (14/8)
kemarin, dia juga belum mau datang.

Polres Gresik menetapkan Aiyon sebagai tersangka kasus dana makmum yang
sedianya cair 27 Juli lalu itu berdasarkan pada pengakuan tiga pengurus
inti DPP Yayasan Amallillah Gresik yang sudah diperiksa sebelumnya. Tiga
pengurus itu KH Abdullah Rochim (penanggung jawab), M Jahudi (ketua) dan
Cholik (wakil ketua). Mereka mengatakan seluruh uang makmum sudah disetor
ke Aiyon selaku ketua umum.

Sementara itu, sebanyak lima kades di Kecamatan Cerme secara bersamaan
diperiksa di ruang penyidik serse Polres Gresik. Kelima kades itu
masing-masing Suparto (Kades Ngembung), Sutikno (Cerme Kidul), Sholeh
(Morowudi), Munawan (Dadap Kuning), dan Suhardi (Gurang Anyar).

Rencananya, seluruh kades di wilayah Kecamatan Cerme juga akan diperiksa.
Namun, untuk tahap pertama baru lima kades, sedangkan kades-kades lainnya
menyusul.

Para kades yang diperiksa ini statusnya sebagai saksi, berkaitan kegiatan
Yayasan Amallillah di wilayah Kecamatan Cerme. Kebetulan makmum di wilayah
Cerme jumlahnya paling banyak, dibanding daerah lain.

Kepada penyidik, para kades rata-rata mengaku tidak tahu persis jumlah
makmum di desanya. Mereka juga tidak tahu persis, bagaimana kegiatan
operasional Yayasan Amallillah di wilayahnya. "Tetapi mereka mengaku tahu
kalau ada warganya yang ikut Yayasan Amallillah," ujar seorang penyidik.

Kediri 120.000 makmum

Di Kediri, Yayasan Amallillah Wilayah DPP 010 DV Kediri (dengan wilayah
kerja meliputi Kabupaten/Kota Kediri, Kabupaten Malang, Kabupaten Blitar,
Kabupaten Jombang dan Madura) berjanji mencairkan dana bantuan kepada
120.431 makmum secara bertahap mulai September hingga akhir tahun 2002.

Setiap makmum yang telah menyetor dana Rp 20.000 dijanjikan menerima
bantuan Rp 24 juta. Seluruh makmum Wilayah DPP 010 Kediri telah menyetor
dana sebesar Rp 2.408.620.000.

Namun, Wali Kota Kediri Drs HA Maschut dan Bupati Kediri Ir H Sutrisno MM
mengimbau masyarakat agar berhati-hati dan tidak begitu saja percaya dengan
janji manis lembaga yang memberikan bantuan dana yang tidak masuk akal itu.

Lewat Kabag Humas Drs HA Zainal Machsoen MSi, bupati menegaskan, akan
mencabut rekomendasi operasional Yayasan Amallillah bila terbukti menipu
para makmum.

"Sampai saat ini masih belum ada laporan dari masyarakat tentang kasus
penipuan Yayasan Amallillah. Tapi, begitu ada laporan, kita akan mencabut
rekomendasi operasionalnya," kata Zainal kemarin.

Wakil Ketua II Yayasan Amallillah DPP 010 DV Kediri, Sutiman mengatakan,
dana bantuan dari yayasan hanya cair bagi DPP yang telah memberikan
pelatihan kepada para makmum.

"Sebelum menerima bantuan, makmum akan mendapat pelatihan. Saat ini,
program persiapan realisasi sudah mencapai 95 persen, sisa 5 persen untuk
teknik pendistribusian pelatihan dan sosial kepada makmum," ujar Sutiman
kepada wartawan, kemarin.

Sutiman mengatakan selama ini media massa telah memojokkan Yayasan
Amallillah dengan memberitakan secara sepihak hal-hal yang buruk saja.
Padahal, banyak juga kegiatan yayasan yang positif. Ia mencontohkan
kegiatan bakti sosial dan khitanan massal DPP 010 DV Kediri beberapa waktu
lalu.

"Tolonglah buat berita yang berimbang. Jangan seolah-olah kita hendak
menipu masyarakat," ujar Sutiman. (san/gos)