[Nasional-m] Mengapa Kecelakaan Lalu Lintas Terus Terjadi

Ambon nasional-m@polarhome.com
Tue, 10 Dec 2002 21:10:05 +0100


Suara Merdeka
Rabu, 11 Desember 2002  Tajuk Rencana

Mengapa Kecelakaan Lalu Lintas Terus Terjadi

- Kecelakaan lalu lintas terutama di darat begitu banyak terjadi selama
kurun waktu terakhir ini. Lebih-lebih menjelang, pada saat, dan setelah Idul
Fitri. Peningkatan arus mudik melalui darat, laut, maupun udara terjadi
cukup tajam. Kepadatan di jalur-jalur lalu lintas serta kemacetan terjadi di
mana-mana sebagai bagian dari warna-warni Lebaran. Tetapi mengapa harus
tetap terjadi kecelakaan yang begitu beruntun. Tidak mampukah kita belajar
dari kesalahan masa lalu. Belajar dari kecerobohan yang dilakukan orang
lain, agar terhindar dari kecelakaan. Mungkin ada yang menjawab, di negara
maju yang katanya sudah serba canggih saja masih ada kecelakaan. Lebih-lebih
di negara sedang berkembang yang serba terbatas kondisinya. Baik menyangkut
peralatan maupun sumber daya manusia.


- Alasan seperti itu tidaklah tepat dikemukakan, karena itu berarti pasrah
dan menyerah. Atau menganggap kecelakaan sebagai hal yang lumrah sesuai
dengan suratan takdir. Benar bila dikatakan di negara maju seperti Amerika
Serikat atau Jepang saja bisa terjadi kecelakaan di jalan raya atau jalur
kereta api. Tetapi berapa kali dalam setahun. Bandingkan dengan kita atau di
negara-negara sedang berkembang lainnya seperti India yang berkali-kali
mengalami kecelakaan kereta api yang merenggut ratusan nyawa manusia,
sehingga peristiwa semacam itu sudah menjadi berita biasa. Bandingkan pula
tentang penyebabnya. Apakah benar-benar di luar jangkauan kemampuan manusia
ataukah hanya disebabkan oleh hal-hal sepele. Jadi, benar-benar karena
adanya kelalaian atau ketidakdisiplinan.


- Yang terakhir kecelakaan terjadi di perlintasan kereta api di Kecamatan
Prembun Kebumen yang memakan korban tujuh orang tewas dan puluhan lainnya
luka-luka. Kecelakaan tak terhindarkan ketika KA Argo Dwipangga menabrak
sebuah kendaraan boks yang melintang di rel KA setelah sebelumnya menabrak
jembatan. Rangkaian gerbong terguling sehingga korban berjatuhan. Selain
korban manusia, berapa kerugian materiil yang harus diderita PT Kereta Api
Indonesia. Dan berapa kali kecelakaan serupa terjadi. Berapa kali pintu
lintasan KA tak berfungsi dengan baik atau bahkan tak ada, sehingga memakan
banyak korban. Jadi, itulah yang ingin dipertanyakan. Mengapa kembali
terulang dan terus terulang. Apakah peristiwa yang lalu-lalu tidak cukup
memberi pelajaran, sehingga kita lebih berhati-hati.

- Data tentang kecelakaan lalu lintas yang terjadi selama arus mudik cukup
memberikan gambaran yang memprihatinkan. Tercatat sejumlah 63 kecelakaan
yang dilaporkan ke Posko Lebaran Departemen Perhubungan hingga sekarang.
Kecelakaan itu menelan korban 23 orang tewas, 56 luka berat, dan 113 luka
ringan. Belum termasuk kecelakaan kereta api di Prembun Kebumen. Juga masih
dimungkinkan adanya kecelakaan yang belum dilaporkan. Ruas jalan tol
Jakarta-Cikampek menduduki peringkat tertinggi dengan 21 kecelakaan,
sedangkan ruas jalan tol Jagorawi mencatat 12 kecelakaan. Terjadi penurunan
jumlah kecelakaan di luar jalan tol dibandingkan dengan tahun lalu. Meskipun
demikian, secara total masih terjadi peningkatan karena jumlah kecelakaan
yang terjadi di jalan tol mengalami kenaikan hampir 50 persen.


- Justru fakta itulah yang mengingatkan kembali tentang dominannya faktor
kecerobohan dan kelalaian manusia. Bukankah kita telah mengetahui,
mengemudikan kendaraan di jalan tol memerlukan kehati-hatian yang lebih
dibandingkan dengan jalan biasa mengingat kecepatan relatif tinggi. Mulai
dari kesiapan kelaikan kendaraan seperti ban, rem, sampai dengan saat
mengemudikan haruslah dalam kondisi yang prima. Sedikit kesalahan atau
kecerobohan bisa berakibat fatal. Tidak hanya di jalan tol, sebab di
jalan-jalan raya pada umumnya ancaman kecelakaan tidak kalah tingginya.
Sebagian ditentukan oleh kelalaian manusia, namun sebagian lain juga
diakibatkan oleh kurangnya tanda lalu lintas atau kerusakan jalan yang tak
segera diperbaiki. Keadaan makin rawan bila mengemudikan kendaraan pada
malam hari.


- Memang dibandingkan dengan jumlah manusia yang beraktivitas di jalan raya
jumlah korban itu relatif kecil. Tetapi tetaplah perlu dipikirkan bagaimana
caranya mengurangi jumlah kecelakaan. Terutama yang terjadi hanya karena
faktor kelalaian yang tidak perlu terjadi. Penyesalan di kemudian hari
tidaklah banyak berarti. Juga mesti diingat seringkali kerugian yang
diderita jauh lebih besar dari kecelakaan itu sendiri. Misalnya karena ada
kemacetan lalu lintas atau terganggunya jadwal perjalanan angkutan umum.
Peristiwa kecelakaan bisa diakibatkan oleh technical error, namun sebagian
besar karena human error. Sedangkan faktor kesalahan manusia terkait dengan
banyak hal. Apa yang terjadi di jalan raya bisa jadi bagian dari dampak
peristiwa sebelumnya. Sekali lagi langkah preventif amatlah penting.