[Nasional-m] Kemampuan Radar TNI AU

Ambon nasional-m@polarhome.com
Thu, 7 Nov 2002 00:27:04 +0100


Kemampuan Radar TNI AU
Berada Di Bawah Normal

Kamis, 7 November 2002
JAKARTA (Suara Karya): Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional
(Kohanudnas) Mersekal Muda Zeky Ambadar mengatakan bahwa kemampuan radar
milik TNI Angkatan Udara saat ini diperkirakan tinggal 80-90 persen dari
kemampuan normal.
Ia juga menjelaskan bahwa TNI AU hingga sekarang baru memiliki 16 unit radar
yang tersebar di beberapa daerah. Beberapa di antaranya sudah tidak
berfungsi alias rusak, sedangkan sebagian besar kondisinya cukup
memprihatinkan.
"Oleh karena itu Mabes TNI AU kini sedang mengupayakan untuk memperbaiki
atau merenovasi radar-radar itu, di samping juga akan membangun beberapa
unit di wilayah timur," kata Marsda Zeky Ambadar kepada Suara Karya di ruang
kerjanya, kemarin.
ke-16 radar TNI AU tersebut, kata dia, masing-masing berada di Sabang,
Sibolga, Dumai, Lhokseumawe, Tanjung Pinang, Ranai, Tanjung Kait, Pemalang,
Ploso, Ngliyep, Balikpapan, Tarakan, Kuandang (Gorontalo), Kupang. Kini juga
sedang diupayakan untuk membangun dua radar untuk wilayah Indonesia Timur
Kosek (Komando Sektor) IV Kohanudnas, yaitu di Pulau Saumlaki dan Biak
Utara.
Mengenai kondisi radar-radar yang dimiliki TNI AU tersebut, Marsda Zeky
Ambadar mengakui bahwa pada umumnya masih bisa berfungsi dengan berbagai
keterbatasan. Dengan anggaran yang sangat terbatas, radar-radar itu
diupayakan untuk dapat beroperasi semaksimal mungkin. "Karena keterbatasan
anggaran tersebut, maka TNI AU juga memanfaatkan radar penerbangan sipil
seperti di Medan dan Tanjung Pinang," ujarnya.
Melihat kondisi radar yang dimiliki TNI AU saat ini, dia menjelaskan bahwa
untuk memenuhi kebutuhan pertahanan udara seluruh Indonesia, juga akan
memanfaatkan radar sipil di daerah lain. Kalau kondisi keuangan sudah
memungkinkan, selain memperbaiki yang sudah ada, juga akan ditambah radar
baru di daerah lain.
Soal tugas-tugas Kohanudnas dalam kondisi negara saat ini, Zeky Ambadar
mengatakan bahwa Kohanudnas makin meningkatkan kewaspadaannya dalam menjaga
keselamatan wilayah udara nasional.
"Selama ini tidak pernah ada pesawat asing yang menyusup ke wilayah
Indonesia. Hanya dalam bulan September lalu, pesawat survey Singapura
melakukan pelanggaran wilayah udara kita, namun semuanya dapat diselesaikan
dengan baik," katanya. (SAT)