[Nasional-m] Amrozis Akui Pelaku Bom Bali

nasional-m@polarhome.com nasional-m@polarhome.com
Thu, 07 Nov 2002 00:21:19 +0100


Kamis, 7 November 2002
http://www.suaramerdeka.com/harian/0211/07/nas1.htm

Amrozis Akui Pelaku Bom Bali

Lima Orang Diperiksa Intensif

JAKARTA-Setelah ditangkap dan diperiksa Tim Investigasi Mabes Polri, orang
yang dicurigai sebagai tersangka peledakan di Bali, Amrozis akhirnya mengaku
telah mengebom Sari Club dan Paddy`s Kafe di Legian Kuta, Bali. Sebagaimana
dikutip SCTV semalam, Amrozis juga mengakui pernah berada di Thailand dan
Malaysia serta memiliki kedekatan dengan Abu Bakar Ba`asyir.

Selain sebagai pelaku pengeboman di Bali, Amrozis juga diketahui terkait
dengan kasus peledakan yang terjadi pada malam Natal 2000 dan diduga terkait
dengan kasus peledakan di Atrium Senen, beberapa waktu silam. Sebelumnya,
Amrozis ditangkap di Pondok Pesantren Al-Islam di kawasan Solo Kuro, Desa
Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur.

Sebelum ditangkap, belasan polisi yang dipimpin Brigadir Jenderal Goris Mere
mengepung pesantren selama dua hari dua malam. Pengungkapan pengakuan
Amrozis bermula saat polisi menemukan sebuah Mitsubishi Colt L-300, yang
hancur berkeping-keping di depan Sari Club, sesaat setelah peledakan.

Tersangka sebagai pemilik keenam dari mobil tersebut mengaku membeli
kendaraan itu dari Annas pada Juni 2002, melalui perantara bernama Brongga.
Saat itu, Amrozis membayar pembelian mobil dengan mata uang dolar Amerika
Serikat, bukan rupiah.

Pengakuan itu diperkuat dengan keterangan yang sama dari Annas, yang
sebelumnya membeli Mitsubishi L-300 dari Aumah Yudi, pemilik Bengkel Loka
Jaya di Bali. Dari keterangan Annas itu polisi menyimpulkan, Amrozis menerima
dana dari luar negeri serta terkait dengan jaringan teroris internasional.

Penggeledahan

Penangkapan Amrozis berdasarkan upaya polisi dalam mengembangkan
penyelidikan terhadap keberadaan mobil Mitsubishi Colt L300, yang digunakan
pelaku saat peledakan. Tim Forensik Mabes Polri menggeledah sebuah rumah
yang diduga milik Amrozis di kawasan Paciran, Lamongan, Jatim yang dimulai
sejak Rabu (6/11) pukul 10.00 WIB.

Dalam penggeledahan ditemukan sejumlah dokumen, termasuk dua paspor milik
istri dan ibunya. Polisi juga mendapati sejumlah tiket pesawat Garuda jurusan
Singapura. Menurut istrinya, mereka memang pernah berkunjung ke Singapura
menemui saudaranya yang bekerja di sana.

Selain itu, polisi juga menemukan dua buku mengenai jihad di Bosnia dan
perjuangan mujahidin di Filipina. Termasuk sejumlah majalah Islam yang
memuat artikel mengenai perlawanan kaum muslim di berbagai negara.

Kendati demikian, penyidik belum memastikan keterkaitan hal itu dengan
pemikiran Amrozis yang ditangkap kemarin, karena diduga kuat sebagai
tersangka pengebom di Bali.

Setelah menggeledah rumah Amrozis, polisi segera menyebar di sekitar lokasi.
Mereka mencurigai sebuah bengkel motor di belakang kediaman Amrozis. Polisi
pun mengambil beberapa sampel sidik jari yang menempel di sejumlah bahan
metal di bengkel tersebut.

Meski polisi menangkap Amrozis, ibu kandungnya, Tariyem, mengaku tak
mengetahui penangkapan terhadap anaknya itu. Tariyem mengaku perhatiannya
tercurah kepada suaminya yang saat ini menderita sakit.

Kepala Dispenum Mabes Polri Kombes Pol Prasetyo mengakui, saat ini Polri
sedang melakukan sejumlah penangkapan terhadap orang-orang yang diduga
terlibat peledakan bom di Kuta, Bali, pada Sabtu (12/10) lalu. Langkah itu
diambil setelah Polri mempublikasikan tiga sketsa tersangka pelaku peledakan
bom itu.

Polri telah menerima banyak masukan dari masyarakat tentang orang-orang
yang mereka temui mirip dengan sketsa itu. ''Di berbagai daerah sudah ada
upaya melakukan pencarian, identifikasi, dan pemeriksaan yang mirip dengan
sketsa tersebut. Tentang hal ini, diserahkan kepada tiap-tiap polda,'' katanya.

Meski sampai saat ini Prasetyo bersikukuh belum ada tersangka sebenarnya
dalam kasus ini, dirinya membenarkan ada lima orang yang diperiksa secara
intensif terkait dengan kasus itu.

''Masih belum bisa disimpulkan, apakah mereka sebagai pelaku atau otak dari
kasus itu. Tetapi memang kami sedang melakukan pemeriksaan secara intensif
terhadap lima orang dari banyak orang yang kami curigai,'' jelasnya.

Lebih lanjut dia menolak menjelaskan soal penangkapan beberapa orang
berinisial Amz, Yudi, dan Abdul Manan alias CD. Alasannya, dirinya belum
menerima konfirmasi dari tim investigasi di Bali.

Kendati begitu, sumber di Mabes Polri menyebutkan mobil L-300 tahun 1981
yang dipakai untuk meletakkan bom di Legian itu sudah dipindahta-ngankan
sampai delapan kali.

Salah seorang yang pernah menjadi pemiliknya disebut-sebut pernah mengikuti
pelatihan militer di Afghanistan selama tiga tahun. Orang itu diduga satu
angkatan dalam pelatihan itu dengan tersangka kasus bom Natal 2000 yang
sudah ditangkap di Bandung setahun lalu.

Praduga Tak Bersalah

Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Makbul Padmanagara saat diminta
konfirmasi membantah telah memeriksa seorang tersangka bom Bali. Namun,
setelah dikatakan bahwa Kapolri yang memberi tahu, Kapolda Metro Jaya baru
membenarkannya.

Sikap mulai tertutup dalam kasus peledakan bom Bali ini, menurut Prasetyo,
dalam upaya menghindari terjadinya hal yang tidak diinginkan, khususnya
menyangkut asas praduga tidak bersalah. ''Hingga saat ini, baru lima orang yang
diperiksa intensif di sejumlah polda. Sejauh ini orang-orang tersebut belum
dapat disimpulkan, apakah mereka adalah pelaku. Masih dalam
pendalaman-pendalaman,'' katanya.

Polda yang dimaksud sedang menangani kasus bom Bali, di antaranya Polda
Bali, Polda Sumatera Utara, dan Polda Metro Jaya. Ditanya soal penangkapan
Amz (Amrozy), pemilik mobil L-300 yang memuat bom dan meledak di Sari Club
Bali, Prasetyo mengatakan, ''Saya belum tahu Amrozy. Saya tidak mau
menyebarkan berita yang belum jelas.''

Dia kemudian malah menuturkan, penanganan kasus bom Bali dilakukan secara
bertahap. Pertama, mengungkap jenis bahan peledak, juga termasuk memeriksa
saksi dan identifikasi calon-calon tersangka.

Kedua, dilakukan penangkapan terhadap orang-orang yang dianggap terlibat
bom Bali. Ketiga, dilakukan pengungkapan jaringan, apakah jaringan kelompok
luar negeri atau dalam negeri.

''Untuk saat sekarang, pihak kepolisian telah melampaui tahap pertama. Kita
masuk ke tahap kedua, yakni menangkap dan mengungkap orang-orang yang
diduga pelaku. Namun asas praduga tak bersalah membuat kita tak bisa
memberitahukannya dulu kepada publik,'' jelasnya.

Tiga Ditangkap

Sementara itu, tim investigasi gabungan kasus bom Bali bekerja sama dengan
jajaran Polda di Jawa berhasil menangkap tiga orang terkait kasus peledakan
bom di Legian, Kuta, 12 Oktober lalu. Dua di antaranya ditangkap di wilayah
Jawa Timur, dan seorang lainnya diringkus di daerah Jakarta.

Brigjen Pol Drs Edward Aritonang, kepala penerangan tim investigasi kasus bom
Bali di Denpasar, Rabu, membenarkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan
Polda setempat, telah meringkus ketiga orang yang seluruhnya warga Indonesia
itu.

Namun, kata dia, pihaknya belum dapat menyimpulkan, apakah mereka
benar-benar terlibat atas aksi peledakan di Legian Kuta, atau tidak, karena
segalanya masih dalam pemeriksaan intensif.

''Ketiga orang itu kini masih dalam pemeriksaan intensif tim investigasi, dengan
mengambil tempat di markas kedua Polda tersebut, yakni Metro Jaya dan Polda
Jatim,'' kata Edward yang tidak bersedia memerinci identitas tangkapannya.

Menurut dia, mereka yang ditangkap dan diperiksa itu, selain ada yang
me-ngacu pada wajah mirip dengan sketsa tersangka pelaku pengeboman yang
telah dipublikasikan, juga berdasarkan pada barang bukti dan keterangan saksi.

Selain tiga orang itu, pihaknya kini juga memeriksa tujuh warga lain, yang
dicurigai sebagai tersangka pelaku aksi yang telah merenggut sedikitnya 185
korban tewas dan lebih dari 300 orang luka-luka. Dengan demikian, selama tiga
hari ini petugas telah memeriksa secara intensif terhadap sepuluh orang yang
dicurigai. ''Jadi, baru kita curigai, sehingga belum dapat dikategorikan sebagai
tersangka pelaku,'' ucapnya.

Ditanya asal daerah orang-orang yang telah ditangkap itu, Edward yang juga
Wakadiv Humas Polri menyebutkan, seluruhnya berasal dari Pulau Jawa.
Mengenai orang yang ditangkap di Jawa Timur terkait dengan dugaan yang
bersangkutan adalah pemilik mobil L-300 yang dipakai mengangkut bom ke
tempat kejadian, Edward tidak bersedia mengungkapkannya.

''Kita tidak bisa menjelaskannya, karena itu sudah menyangkut materi penyidikan,''
tambahnya.

Menurut dia, masalah mobil L-300 yang ''bangkainya'' ditemukan di lokasi
kejadian setelah diduga dipakai mengangkut bom, sesungguhnya masih dalam
penelitian secara laboratoriun forensik. Selain itu, penelitian atas mobil yang
tanpa nomor rangka, apalagi nomor polisi itu, juga melibatkan ahli kendaraan
bermotor yang sengaja didatangkan dari perusahaan yang memproduksi mobil
tersebut.

''Itu semua dilakukan untuk mengungkap misteri mobil, termasuk tahun
pembuatannya,'' kata Edward, seraya menambahkan, diharapkan si pemilik
mobil dapat dilacak.

Sementara itu, Kapolda Jatim Irjen Pol Heru Susanto membenarkan Tim
Gabungan telah menangkap Amz, seseorang yang diduga ada kemungkinan
terlibat kasus peledakan bom di Bali, di Kecamatan Paciran, Lamongan, pada
Selasa (5/11).

''Saya menerima laporan dari tim gabungan yang terdiri atas Mabes Polri, Tim
Polda Jatim, dan Tim Polda Bali itu kemarin sore. Saat ini, orang tersebut
diperiksa di wilayah Jatim,'' katanya di Mapolda Jatim, Rabu.

Mantan Wakpolda Jatim itu menjelaskan, seseorang yang diduga pelaku itu
bernama Amz (30) dan saat ini dia diperiksa di wilayah Polda Jatim, karena
dicurigai sebagai pemilik terakhir mobil L-300 yang diperkirakan digunakan untuk
meledakkan bom di Bali.

Upacara

Sementara itu, Pemprov Bali melakukan persiapan secara matang terhadap
rencana mengundang dua orang dari masing-masing keluarga korban tragedi
''Malam Minggu Kelabu'', yang berasal dari 20 negara maupun dari berbagai
daerah di Indonesia. Mereka diundang untuk menyaksikan dan mengikuti
kegiatan ritual ''Pemarisuda Karipun Baya''.

''Persiapan sedang dilakukan secara matang, baik oleh Pemprov Bali maupun
dukungan dari Departemen Luar negeri,'' kata Gubernur Bali Drs Dewa Beratha,
di Denpasar, Rabu.

Selesai menerima komponen pariwisata dari Taiwan dan Singapura, Gubernur
menjelaskan, pihak penerbangan Garuda dan Qantas serta sejumlah hotel yang
terhimpun dalam wadah BPD PHRI Bali sanggup mensponsori undangan dari
mancanegara tersebut.

''Pihak penerbangan membantu transportasi dari negara masing-masing ke Bali
dan sebaliknya, pihak hotel menyediakan tempat penginapan, restoran
menyediakan makanan, dan BPW mengatur perjalanan wisata di Bali,'' katanya.

Dukungan dari semua pihak itu akan sangat memudahkan dalam mengundang
keluarga korban ledakan bom untuk menyaksikan kegiatan ritual yang disebut
''Pemarisuda Karipu Baya'', yakni menyucikan alam semesta Dewata secara
niskala (batiniah), khususnya lokasi bekas ledakan bom yang dianggap ''leteh''
(kotor).

Ritual yang akan dilakukan di lokasi yang sempat jatuh korban ratusan orang
tewas dan luka-luka di Legian, Kuta, itu rencananya dilaksanakan 15 November
mendatang.

Wakil Gubernur Bali I Gusti Bagus Alit Putra menambahkan, biaya pelaksanaan
upacara yang nilainya tidak kecil itu ditanggung secara swadaya oleh
masyarakat dan Pemprov Bali berikut Pemkab dan Pemkot.

Sejak meletusnya tragedi ''Malam Minggu Kelabu'', masyarakat Bali yang
sebagian besar beragama Hindu menganggap lokasi bekas ledakan bom menjadi
daerah yang ''leteh'', sehubungan dengan banyaknya jatuh korban. Alit Putra
mengatakan, melalui upacara Pemarisuda Karipu Baya, masyarakat Bali tidak
lagi menganggap Bali, khususnya lokasi ledakan bom, kotor secara niskala.

Kegiatan ritual yang tentu sangat unik dan menarik bagi masyarakat dunia,
sekaligus diharapkan mampu memulihkan citra Bali sebagai daerah kunjungan
wisata yang sempat ''dikotori'' aksi teroris pada 12 Oktober lalu.

''Jadi, upacara ritual Pemarisuda Karipu Baya tidak hanya bermakna
membersihkan lokasi bekas ledakan bom dari ''kotoran niskala'', sekaligus
kotoran akibat kekejaman tangan-tangan teroris,'' ujar Wagub bersemangat.

Dianggap kotor, sehubungan dengan jatuhnya 185 korban jiwa dan 325 luka-luka
akibat ledakan bom yang dasyat, sekaligus meruntuhkan 450 bangunan dan 20
mobil dan enam sepeda motor serta memutus jaringan telepon, listrik, dan pipa
PDAM.

Alit Putra bersama Gubernur Bali Drs Dewa Beratha dan Muspida di Bali yang
hampir tidak sempat istirahat sejak insiden itu meletus menambahkan, berbagai
upaya dan terobosan dilakukan untuk memulihkan citra pariwisata Bali.

Pelaksanaan kegiatan ritual yang melibatkan ribuan orang dan tokoh umat lintas
agama di Bali, sekaligus merupakan terobosan, mengingat pariwisata Bali
menjadi tumpuan harapan sebagian besar masyarakat Pulau Dewata. Berbagai
kalangan di Bali mempunyai optimisme yang tinggi bahwa pariwisata Bali akan
bangkit pascatragedi, meski memerlukan kerja keras semua pihak.

Dorongan untuk membangkitkan kembali pariwisata Bali juga datang dari dunia
internasional, bahkan sekitar 25 duta besar mengungkapkan hal itu langsung
kepada Gubernur Bali. (bu,ant-64t)