[Nasional-m] Hukuman tidak perlu sampai ke Pangdam
Jeffrey Anjasmara
nasional-m@polarhome.com
Wed Oct 2 09:48:11 2002
Membaca pernyataan anggota DPR yang menuntut Pangdam dan Kapolda rasanya
berlebihan. Cukup sampai ke Danyon yang tidak becus menangani pekerjaannya.
Likuidasi Linud-100 terlihat kebijakan yang bagus. Sampai kapanpun orang
akan ingat batalyon ini adalah batalyon pemadatan dan batalyon pembunuh
polisi. Prajurit-prajurit ini sudah menjadi para jurit atau para setan
malam. Tidak layak lagi untuk mempertahankan keberadaan Linud Prajurit Setia
yang ternyata hanya setia kepada bandar ekstasi.
Keresahan beberapa prajurit tentang likuidasi terhadap masa depan anaknya
sangat tidak masuk akal. Mestinya mereka juga resah dengan anak-istri korban
yang mati dan luka-luka. Enak saja mikirin diri sendiri melulu.
Markas batalyon pengganti lebih tepat diletakkan lebih ke arah utara saja.
Tempat tentara adalah di hutan, bukan di kota-kota, apalagi jualan ekstasi.
Anjasmara
----------------------------------------
Wapres: Bersihkan Aparat Pembeking
* KSAD Minta Maaf
kompas/Doty Damayanti
Jakarta, Kompas - Wakil Presiden (Wapres) Hamzah Haz meminta pimpinan TNI
dan Kepolisian RI (Polri) membersihkan para pembeking kejahatan. Ia menilai,
pemicu utama terjadinya baku tembak antar-aparat di Kota Binjai, Kabupaten
Langkat, Sumatera Utara (Sumut), karena aparat menjadi beking pelaku
kejahatan.
"Bersihkan aparat-aparat yang menjadi beking kejahatan. Tindak tegas mereka,
karena itu akan menciptakan ketidakpastian," kata Wapres Hamzah Haz usai
menerima peserta pendidikan dan latihan kepemimpinan Lembaga Administrasi
Negara (LAN) di Istana Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (1/10).
Menurut Hamzah, pimpinan TNI dan Polri mestinya bisa mendeteksi sejak awal
karena kejadian serupa tidak hanya terjadi di Binjai. "Ini adalah kelemahan
kita juga. Pengalaman-pengalaman seperti itu kan sudah ada," papar Hamzah
menyesalkan.
"Masalah utamanya bukan karena ada pemisahan Polri dari TNI, tetapi karena
beking dan membekingi pelaku kejahatan, yang sudah melibatkan kesatuan.
Jadi, ini harus diperhatikan oleh pimpinan mereka sendiri," katanya lagi.
Sementara itu, di Medan, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal
Ryamizard Ryacudu menyampaikan permohonan maaf dan pernyataan belasungkawa
kepada pihak Kepolisian Daerah (Polda) Sumut atas insiden yang terjadi di
Binjai. KSAD juga mengatakan, TNI akan membantu membangun kembali Markas
Brigade Mobil (Brimob) maupun Polres yang porak-poranda akibat serangan
anggota Batalyon Lintas Udara (Linud) 100/Prajurit Setia (bukan Putera
Setia-Red), Minggu malam hingga Senin Pagi.
Ryamizard mengatakan hal itu di Markas Komando Daerah Militer (Kodam) I
Bukit Barisan, Selasa, usai pertemuan dengan Kepala Polda Sumut Irjen
Ansyaad Mbai. Pertemuan yang mendadak itu menindaklanjuti kunjungan KSAD
malam sebelumnya ke Markas Polda Sumut. Namun, KSAD tidak melihat langsung
Markas Brimob maupun Polres Langkat yang menjadi korban penyerbuan.
"Saya menyampaikan rasa belasungkawa karena jatuh korban dari pihak polisi,
selain korban dari tentara dan masyarakat. Saya telah menyampaikan kepada
Kepala Polda, dan Kepala Polri juga sudah tahu, Mapolres yang rusak akan
kami bangun kembali," ujar Ryamizard didampingi Kepala Polda Sumut.
Untuk mengantisipasi agar hal serupa tidak terjadi lagi, Ryamizard mengakui
perlu ada perumusan secara benar mengenai hubungan antara TNI dan Polri.
"Kami yang ada di atas ini tidak pernah ada masalah, apalagi yang satu
angkatan. Yang ada masalah kan yang di bawah itu. Maka untuk mengatasi
masalah ini kita sedang merundingkannya. Kenapa kita tidak bisa seperti
dulu? Bukannya kami tidak setuju TNI dan Polri itu dipisahkan, tetapi ada
hal-hal yang harus diperhatikan dengan perpisahan itu. Dampaknya ya salah
satunya peristiwa semacam ini," papar KSAD.
Disinggung mengenai kemungkinan likuidasi Batalyon Linud 100 Prajurit Setia
akibat insiden itu, KSAD mengatakan, masih akan mempertimbangkan hal itu.
Menurut KSAD, untuk menenangkan situasi pasukan Linud pun bukan pekerjaan
mudah. Setelah melakukan pendekatan pelan-pelan, para prajurit yang masih
memegang senjata karena takut akan aksi balasan dari pihak polisi, telah
bersedia menyerahkan senjatanya.
"Sudah ada jaminan dari Kepala Polda bahwa tidak akan ada tindak balasan.
Oleh karena itu, semalam, Panglima Kodam (Bukit Barisan) beserta para
perwira sudah saya perintahkan untuk tidur di sana untuk menenangkan
situasi. Anggota harus diberi pengertian bahwa enggak ada untungnya
berkelahi. Peristiwa seperti ini malah menyusahkan orang banyak," kata
mantan Panglima Kostrad itu.
Meskipun seluruh anggota Linud 100 telah kembali ke markasnya, KSAD mengakui
masih ada senjata yang hilang dan terus dicari keberadaannya. Berkaitan
dengan situasi yang baru mulai tenang, KSAD mengatakan, belum ada
pemeriksaan terhadap para anggota yang diduga terlibat dalam peristiwa itu.
"Yang jelas hukuman akan dijatuhkan sesuai ketentuan, jika dalam
peraturannya memang hukumannya berat ya harus berat. Kalau memang harus
hukuman mati, ya, dihukum mati," ujarnya.
Untuk menyelidiki kasus tersebut, KSAD mengatakan, pihak TNI dan Polri akan
membentuk tim bersama yang akan menyelesaikan masalah itu secepat mungkin.
"Mungkin butuh waktu dua sampai tiga hari karena ada 600 orang yang harus
diperiksa," ujarnya.
Minta Bantuan
Dalam pembicaraan antara KSAD dengan Kepala Polda sebelum memberikan
keterangan pers yang disaksikan pula oleh Deputi Operasional Polri Mayjen
Dewa Astika, Panglima Kostrad Letjen Bibit Waluyo, dan Komandan Pusat Polisi
Militer (Puspom) Mayjen Sulaiman AB, KSAD sempat mengatakan bahwa pihaknya
akan membayar semua kerugian.
Kepala Polda menanggapi hal itu mengatakan, sebenarnya soal biaya tidak
menjadi masalah bagi mereka. Menurut dia, justru kesediaan para anggota TNI
untuk membangun kembali markas yang telah hancur itulah yang lebih utama.
Selain itu, Kepala Polda juga meminta bantuan pengamanan dari polisi militer
karena sampai hari itu banyak anggota polisi yang belum berani keluar dengan
mengenakan pakaian dinas.
Kepada wartawan dalam kesempatan yang sama, Kepala Polda Sumut mengatakan
kehadiran KSAD yang langsung mengunjungi Markas Polda dan pernyataan maaf
amat menyejukkan. "Saya sudah menyebarluaskan permintaan maaf itu ke seluruh
komandan kompi sampai prajurit kami di bawah," kata Kepala Polda.
Menurut dia, apa yang dilakukan KSAD itu sudah cukup mengobati, termasuk
langkah pembentukan pos bersama dari tim gabungan Polisi Militer dan
Provost. Dalam pembicaraan antara Kepala Polda dan KSAD, Irjen Ansyaad
sempat meminta bantuan untuk menangkap kembali tahanan yang lari dari Polres
karena sebagian besar terlibat kasus narkoba (narkotika dan obat-obatan
berbahaya-Red).
Mengenai kejelasan jumlah dan identitas korban, Kepala Polda mengatakan apa
yang dimuat di media massa sudah benar. Namun, usai acara tahlilan di Markas
Brimob Polda Sumut semalam, Kepala Polda mengatakan, ada penambahan satu
orang. "Setelah kami cek, ada seorang personel Polantas dari Polres Langkat
berpangkat Brigadir, tewas karena tercebur ke sungai dalam peristiwa
penyerbuan itu," katanya.
Korban yang diketahui ber-nama Brigadir Ridwan bin Hayat ini menambah daftar
korban di pihak kepolisian. Empat korban sebelumnya adalah Inspektur Polisi
Dua (Ipda) Tito Y Darma, Bharada Heri Kurniawan, Bharada Marwin dan Briptu
Ilham.
Sedangkan mengenai dua warga sipil yang tewas dalam peristiwa itu, Kepala
Polda menegaskan, prosedur hukum tetap akan diambil seperti biasa. "Kami
akan cari pembunuhnya dan kami ajukan ke pengadilan," ujarnya.
Insiden penyerbuan Markas Polres dan Markas Brimob oleh anggota Batalyon
Linud 100 Prajurit Setia, Minggu malam, amat mengejutkan warga Kota Binjai.
Bulan Juli lalu, juga terjadi bentrokan yang melibatkan oknum Linud dengan
pihak Polsek Tandem Lilir yang berkaitan dengan masalah judi. Dalam
perkembangannya Kota Binjai, yang hanya berjarak 20 kilometer dari Medan,
juga menyimpan masalah kriminalitas yang semakin meningkat, termasuk masalah
perjudian dan narkoba.
Situasi Kota Binjai pasca-insiden penyerbuan itu berangsur-angsur pulih
kembali. Toko-toko di pusat kota yang kemarin tutup, sudah beraktivitas
seperti biasa. Jalan-jalan sudah bersih dari bangkai kendaraan dan
bekas-bekas pertempuran, angkutan umum juga sudah beroperasi normal. Namun,
tidak satu pun polisi terlihat di jalan, hanya ada beberapa petugas Dinas
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) yang mengatur arus lalu lintas.
Meskipun begitu, pihak Kodim Langkat sempat mengamankan sebuah granat nanas
yang ditemukan dalam bungkusan plastik di samping Gedung BRI Baru, Jalan
Jenderal Sudirman, Binjai.
Suasana Markas Polres Langkat yang menjadi korban penyerbuan juga telah
berjalan sebagaimana biasa. Saat Kepala Polda meninjau Markas Polres,
unit-unit pelayanan kepada masyarakat seperti pelayanan permohonan surat
izin mengemudi (SIM) maupun perpanjangan surat tanda nomor kendaraan (STNK)
sudah berjalan seperti biasa.
Sementara situasi Markas Batalyon Linud 100 yang berjarak lebih kurang 10 km
dari Markas Polres juga terlihat telah terkendali. Sampai kemarin sore,
Panglima Kodam Bukit Barisan Mayjen Idris Gassing masih berada di markas
tersebut. Beberapa anggota Linud mengaku khawatir dengan kemungkinan
likuidasi batalyonnya. "Kalau sampai dilikuidasi, anak istri kami makan
apa?" ujar mereka. (M05/MBA/TRA/NIC)
_________________________________________________________________
Chat with friends online, try MSN Messenger: http://messenger.msn.com